Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BIOPSIKOLOGI

INDRA VISUAL DAN AUDIOTORI

DISUSUN OLEH

➢ Aigal Akira S. (202310515248)


➢ Ihsan Dwisaputra (202310515251)
➢ Salsabilla Fitriyanti (202310515245)
➢ Vira Khoirunnisa (202310515241)
SISTEM AUDIOTORI

Fungsi sistem auditori adalah memersepsi bunyi atau lebih


tepatnya, persepsi tentang objek objek dan kejadian kejadian
melalui bunyi yg meraka timbulkan .bunyi adalah vibrasi:molekul
molekul udara yg menstimulasi system auditorium.manusia hanya
mendengar vibrasi molekuler antara antara sekitar 20-20.000 hertz.

Bunyi murni (vibrasi gelombang sinus) hanya ada di labotorium dan studio rekaman.dalam
kehidupan nyata,bunyi selalui dikaitkan dengan pola vibrasi komplek.

Komponen komponen gelombang sinus ini menghasilkan bunyi asli bila disatukan.fourier
analysis (analysis fourier) adalah prosedur matematis untuk memperinci gelombang kompleks
menjadi gelombang gelombang sinus yg merupakan komponennya.

Hubungan antara frekuensi frekuensi yg Menyusun bunyi bunyi natural (yg selalu terdiri
atas campuran berbagai frekuensi) dan pitch bunyi semacam itu berhubungan dan frekuensi
dengan frekuensi fundamental (frekuensi tertinggi adalah factor kelipatan tertinggi dari frekuensi
frejuensi yg merupakan sebuah bunyi)sebagai contoh.sebuah bunyi yg merupakan campuran dari
frekuensi frekuensi 100,200 dan 300Hz biasanya memiliki sebuah pitch yg terkait dengan Hz karna
100Hz-lah factor kelipatan tertinggi frekuensi frekuensi tersebut.

( sumber : Buku Biopsikologi, P.J. Pinel halaman, 203-204)


TELINGA

Telinga diilustrasikan dalam gambar 7,5 gelombang bunyi berjalan turun melalui auditory
canal (kanal auditori) dan menyebabkan tympanic mimbram (membrane atau selaput timpanic
atau eadrum (gendang telingan) bergetar.

Organ corti adalah sebagai sebuah gelombang organ corti terdiri atas dua selaput selaput basilar
dan selaput tektorial .

Hair ceiss (sel sel rambut).menempel dibasilar membrane (selaput basilar) dan tectorial membrane
(selaput tektorial) bersandar pada sel sel rambut.

Dari Telinga ke Korteks Audotori Primer

Akson akson masing masing saraf (auditori) bersinepsis di niklei kokhlear ipsilateral,dari
mana banyak proyeksi menghasilkan superior olives dikedua sisi batang otak dilevel yang
sama.Akson akson neuron olivaria berproyeks melalui,lateral lemnicus (lemnicus lateral) ke
inferior colliculi (koliuli inferior)tempat mereka bersipnosis pada neuron neuron yg berproyeksi
ke medial geniculate nuclei (nukeli genikulat media) dalam
talamus yg pada gilorannya berproyeksi ke korteks auditori
primer.

Daerah daerah konteks auditori sekunder diluar sabuk


itu disebut parabeltereas.di duga ada tiga daerah konteks
auditori sekunder apda primer.semua leuron yang ditemui
selama penetrasi mikroelektorda vertikal terhadap konteks
auditori primer (inisialnya penetrasi di sudut – sudut kanan lapisan-lapisan kortikal cenderung
merespon secara optimal bunyi bunyi dalam rentang frekuensi yamng sama kedua seperti kokhlea
korteks auditori diorganisasikan secara tonotoika.setiap daerah dlam konteks auditori primer dan
sekunder tampaknya diorganisasikan berdasarkan frekuensi.

Salah satu alasan bahwa fungsi korteks auditori primer mungkin lebih kompleks dibanding
fungsi korteks visual ditunjukin primer ditunjukan oleh pembandingan terhadap jalur jalur
subkortal kedua system tersebut.mungkin,jaringan subkortikal inilah yang me mediasi sebagai
aspek besar sedehana dalam persepsi auditori,dan membiarkan komponen komponen kortikal
hierrarki auditori men evaluasi property property akustik yang lebih kompleks.
Telah di hipotesiskan bahwa jalan auditori interior lebih terlibat dalam mengidentifikasi dalam
bunyi bunyi,sementara jalan auditori posterior lebih terlibat dalam menemukan bunyi
(di mana) -lihat Hackett & Kaas (2004) dan Scoot (2005).

Sistem-sistem sensori secara tradisional diasumsikan berinteraksi dalam konteks asosiasi


bahkan seperti yang telah anda pelajari sebelimnya,korteks asosiasi biasanya didefinisikan sebagai
daerah-daerah korteks tempat interaksi atau asosiasi tersebut berlangsung .dalam studi-studi
nurofisikologis awal tentang sitem sensori,para peneliti menyelidikan korteks asosiasi dengan
elektroda perekain,karena korteks asosiasi adalah tempat dimana interaksi semacam itu
diasumsiukan terjadi. Studi-studi pencitraan otak fungsional mengonfirmasikan bahwa interaksi-
interaksi sensori memang terjadi dalam korteks asosiasi, tetapi lebih penting mereka berulang kali
menemukan bukti interaksi sensori di Tingkat terendah hieraki korteks sensori yakin, di daerah
korteks sensori primer. Penemuan ini mengubah pemikiran kita tentang interaksi sistem system
sensori. Akan tetapi,para experimenter menggunakan stimuli bunyi yang frekuensi dan pict-nya
berbeda-misalnya dengan menggunakan Teknik mising fundamental-sebagian besar neuron
,auditori lebih merespons perubahan frekuensi daripada pitch.

Efek-efek kerusakan pada sistem auditori

Pertama, studi ini memberikan informasi tentang bagaimana system auditori bekerja
kedua,studi ini dapat menjadi sumber informasi tentang berbagai penyebab dan penanganan
terhadap ketulian klinis.

( sumber : Buku Biopsikologi, P.J. Pinel halaman. 204-209 )


FISIOLOGI PENDENGARAN

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam
bentuk gelombang yang dihantarkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut
menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan memperkuat getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan foramen ovale.

Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan
tinggi karena kompresi (pemampatan) molekul-molekul udara yang berselang-seling dengan daerah-daerah
bertekanan rendah karena penjarangan (rarefaction) molekul tersebut. Setiap alat yang mampu
menghasilkan pola gangguan molekul udara seperti itu adalah sumber suara. Suatu contoh sederhana adalah
garpu tala.

1) Konduksi mekanis Reseptor-reseptor khusus untuk suara terletak di telinga dalam yang
berisi cairan. Dengan demikian, gelombang suara hantaran udara harus disalurkan ke arah
dan dipindahkan ke telinga dalam, dan dalam prosesnya melakukan kompensasi terhadap
berkurangnya energi suara yang terjadi secara alamiah. Terdapat dua mekanisme yang
berkaitan dengan sistem osikuler yang memperkuat tekanan gelombang suara dari udara
menggetarkan cairan di koklea.
➢ Pertama, karena luas permukaan membran timpani jauh lebih besar daripada luas
permukaan jendela oval, terjadi peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja di
membran timpani disalurkan ke jendela oval (tekanan=gaya/satuan luas).
➢ Kedua, efek pengungkit tulang-tulang pendengaran menghasilkan keuntungan
mekanis tambahan. Kedua mekanisme ini bersama-sama meningkatkan gaya yang
timbul pada jendela oval sebesar dua puluh kali lipat dari gelombang suara yang
langsung mengenai jendela oval.

2) Konduksi di cairan Gerakan stapes yang


menyerupai piston terhadap jendela oval
menyebabkan timbulnya gelombang tekanan di
kompartemen atas. Gelombang tekanan di
kompartemen atas dipindahkan melalui
membran vestibularis yang tipis, ke dalam
duktus koklearis, dan kemudian melalui
membran basilaris ke kompartemen bawah,
tempat gelombang tersebut menyebabkan
jendela bundar menonjol ke luar-masuk bergantian.

3) Transduksi Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui sinaps
kimiawi dengan ujung-ujung serat saraf aferen
yang membentuk saraf auditorius (koklearis).
Perubahan bentuk mekanis rambut-rambut
tersebut menyebabkan pembukaan dan penutupan
(secara bergantian) saluran di sel reseptor, yang
menimbulkan perubahan potensial berjenjang di
reseptor, sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan 9 potensial aksi yang
merambat ke otak. Dengan cara ini, gelombang suara di terjemahkan menjadi sinyal saraf
yang dapat dipersepsikan oleh otak sebagai sensasi suara.

( sumber : modul psikologi faal audiotori )


Telinga terdiri dari 3 bagian yaitu Telinga Luar, Telinga Tengah, dan Telinga dalam:

1. Telinga Luar Telinga bagian luar terdiri atas :


• Daun Telinga (Aurikula), terbentuk oleh susunan tulang rawan yang memiliki
bentuk khas dan berfungsi untuk memusatkan gelombang suara yang masuk ke
saluran telinga. Saluran Telinga Luar (Analis Auditoris Eksternal), dalam bagian
ini terdapat kelenjar sudorifera yaitu kelenjar yang dapat menghasilkan serumen
(bahan mirip lilin yang dapat mengeras).
• Serumen ini menjaga telinga agar tidak banyak kotoran dari luar yang masuk ke
dalam, juga dapat menghindari masuknya serangga karena memiliki bau tidak
sedap.
• Gendang Telinga (Membran Timpani), bagian yang berfungsi untuk menangkap
gelombang suara.
2. Telinga Tengah Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara dan menjaga tekanan
udara tetap seimbang. Telinga bagian tengah terdiri atas 3 tulang pendengaran utama yaitu
Martil (Maleus), Landasan (Incus), dan Sanggurdi (Stapes). Tulang–tulang ini
dihubungkan oleh sendi dan saling berhubungan satu sama lain sehingga memungkinkan
tulang–tulang ini dapat bergerak.
3. Telinga Dalam Telinga Dalam terdiri atas bagian tulang dan bagian membran. Telinga
dalam disebut juga sebagai labirin karena bentuknya.

( sumber : modul psikologi faal audiotori )


INDRA VISUAL

System visual tidak sekedar menghasilkan sebuah Salinan internal yg


akurat tentang dunia eksternal tetapi lebih daripada itu.dari gambar
gambar retinal yang sangat kecil,terditorsi,dan terbalik,yg diproyeksi
dai reseptor reseptor visual yg berjejer dibagian belakang
mata,system visual menciptakan sebuah persepsi tiga dimensi yg
sangat akurat dan amat terperinci,bagian yg benar benar penting-dalam hal tertentu bahkan lebih
baik dibanduing realitas eksternal sendiri.

CAHAYA

Cahaya kadang kadang didefinisikan sebagai gelombang energi elegtromagnetik yg panjangnya


antara 380-760 nanometer.tiadak ada yg Istimewa dengan panjangnya gelombang ini kecuali
bahwa system visual manusia meresponsnya. Faktanya beberapa Bintang dapat melihat Panjang
gelombang yg tidak dapat kita lihat.sebagai contoh,ular derik dapat melihat gelombang infra
merah,yg terlalu Panjang untuk dilihat oleh manusia ;hasilnya mereka dapat melihat.

Panjang gelombang dan intensitas adalah dua property Cahaya yg sangat menarik-panjang
gelombang berperan penting dalam persepsi warna, dan intensitas berperan penting dalam persepsi
tentang kontras gelap dan terang (brightness)

PUPIL DAN LENSA


Banyaknya Cahaya yg mencapai retina diatur oleh
Kumpulan jaringan kontraktil yg berbentuk donat yg disebut
iris,yg membuat mata kita memiliki warna khas.Cahaya
memasuki mata melalui pupil,lubang iris.penyesuaian
ukuran pupil sebagai respon terhadap berbagai perubahan
ilustrasi mempresentasikan sebuah kompromi antara
Sensitivity (sensityvitas/kepekaaan) dan Acuity
(kemampuan untuk melihat detail detail objek).
Bila Tingkat iluminasi tinggi dan sensitivitas menjaji tidak penting system visual memanfaatkan
situasi dengan mengonstriksi (mengerutkan atau menciutkan pupi). Akan tetapi,Ketika Tingkat
iluminasi terlalu rendah mengaktifkan reseptor reseptor visual secara adekuat,pupil akan
berdeletasi (melebar)untuk memungkinkan lebih banyak Cahaya masu,sehingga mengorbankan
akuitas dan kedalaman focus.
Hal ini meningkatkan kemampuan lensa untuk merekfraksi (membelokan) Cahaya untuk
mendekatkan objek objek ke focus yg tajam .proses menyesuaikan konfigurasi lensa untuk
memfokuskan gambar pada retina disebut accommodation (Akomodasi).

Duplexity Theory (Teory Dupleksitas) Penglihatan-teory bahwa cones dan rods memediasi jenis
jenis penglihatan yg berbeda.Photopic vision (Penglihatan yg dimediasi oleh cones).Dalam ilusi
yg redup,tidak ada cukup Cahaya untuk membangkitkan reseptor bentuk kerucut (cones)secara
reliabel dan stotopic vision (penglihatan skotopic,penglihatan yg dimesiasi oleh reseptorbentuk
batang [rod])-lah yg mendominasi.Penglihatan scotopic kehilangan detail maupun warna dari
penglihatan fotopik.perbedaan antara penglihatan fotopik dan scotopic Sebagian berasal dari
perbedaan dalam bagaimana kedua sisi “Terhubung”.Outpu beberapa ratus rod dapat
berkonvergensi disebuah sel ganglion retina Tunggal,padahal biasanya sebuah sel ganglion retina
untuk menerima input hanya dari beberapa cones.
Cone dan rod berbeda dalam distribusi di
retina.sebagaimana gambar disamping yg
menggambarkan bahwa difovea tidak terdapat
rod,hanya ada cone.Densitas rod mencapai
maksimum pada temperature 20c dari pusat
fovea.perhatikan bahwa ada lebih banyak rod
dalam nasal hemiretina (setengah dari setiap
retina di sebelah hidung) daripada di temporal
hemiretina.

KURVA
Hal yg paling penting untuk diingat tentang kurva sensitivitas spectral adalah manusia dan
Binatang yg memiliki cone maupun rod memiliki kedua macam kurva: kurva sensitivitas spectral
fotopik dan kurva sensitivitas spektral skotopik. sensitivitas spectral fotopik manusia dapat
ditetapkan dengan meminta subjek menilai brightness relative dari Panjang gelombang Cahaya yg
berbeda beda , sensitivitas spektral skotopik dapat ditetapkan dengan meminta subjek menilai
brightness relative Panjang gelombang Cahaya yg berbeda beda yg jatuh di pereferi retina dengan
intensitas yg terlalu rendah.
Oleh karena perbedaan sensitivitas spectral fotopik dan skotopik ini,sebuah efek visual menarik
dapat diobservasi selama transisi dari penglihatan fotopik ke skotopik.
Efek Purkinje melihat betapa terangnya bunga bunga berwarna kuning dan merah bila
dibandingkan bunga bunga yg berwarna biru.
( sumber : Buku Biopsikologi, P.J. Pinel )
Eritrosit adalah cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6 µm bikonkavitas
memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel dengan cepat, dengan adanya jarak yang
pendek antara membrane dan isi sel. sel darah merah tidak memiliki nucleus, eritrosit terdiri dari :
membrane luar, hemoglobin dan karbon antidrase. Sedangkan retina adalah lapisan saraf pada mata
yang terdiri atas lapisan serabut, yaitu sel – sel saraf sejumlah batang – batang dan kerucut pada
biji mata terdapat bilik posterior terletak diantara iris dan lensa. Retina mempunyai 3 lapisan
sel ( lapisan depan, tengah, dan belakang ).lapisan belakang berisi 2 macam penerima
foto yang melalui proses trasduksi dengan mengubah gelombang cahaya menjadi sinyal
elektrik. Implus – implus syaraf yang dihasilkan delam sel ganglion keluar dari belakang
mata melalui syaraf optic membawa implus – implus tersebut ke arah otak.

Stimulus

Mata mendeteksi keberadaan sinar. Bagi manusia, sinar adalah pita sempit
spektrum radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik dengan Panjang gelombang
antara 380 dan 760 nm (1 nm = seper-semiliar meter) terlihat oleh manusia.
Warna sinar yang kita persepsi ditentukan oleh tiga dimensi :

➢ Hue
Sinar bergerak dengan kecepatan konstan kira-kira 300.000 kilometer (186.000 mil) per
detik. Dengan demikian bila frekuensi osilasi gelombang berbeda-beda, jarak antara
puncak-puncak gelombang juga akan berbeda-beda, tetapi berbanding terbalik.
Osilasi yang lebih lambat menghasilkan panjang gelombang yang lebih panjang,
sementara yang lebih cepat menghasilkan gelombang yang lebih pendek.

➢ Saturasi
Mengacu pada kemurnian relatif sinar yang sedang dipersepsi.

➢ Kecerahan
Sinar juga dapat bervariasi intensitasnya, yang berkesesuaian dengan dimensi
perseptual kedua sinar.

(modul perkuliahan psikologi faal penglihatan)


Anatomi Sistem Visual
Agar seseorang dapat melihat, citra harus terfokus pada retinanya, lapisan dalam
mata. Citra ini menyebabkan perubahan aktivitas listrik jutaan neuron di retina, yang
menyebabkan pesan-pesan dikirimkan melalui saraf optik ke bagian otak yang lain (retina
dan saraf optik merupakan bagian dari sistem saraf pusat, bukan tepi).
Mata membuat tiga tipe gerakan:
1. Gerak vergensi, adalah gerak kerja sama yang menjaga kedua mata tetap terpaku
pada sasaran yang sama-atau, lebih tepatnya, yang menjaga citra objek sasaran
pada bagian-bagian yang berkesesuaian di kedua retina.
2. Gerak sakadik (Saccade, kata Perancis “tersentak”) yang tersentak-sentak, adalah
memindahkan pandangan mata secara mendadak dari satu titik ke titik yang lain.
3. Gerak mengejar (pursuit movement), gerakan yang dilakukan mata untuk
mempertahankan citra benda bergerak pada fovea.

Pengkodean Informasi Visual di Retina


Penjabaran tentang cara sel-sel retina mengodekan informasi yang mereka terima dari
fotoreseptor.

Pengkodean Terang dan Gelap


Salah satu metode paling penting untuk mempelajari fisiologi system visual adalah
penggunaan mikroelektroda untuk mencatat aktivitas listrik neuron-neuron tunggal.

(modul perkuliahan psikologi faal penglihatan)

Anda mungkin juga menyukai