Anda di halaman 1dari 6

MUTIARA ANGGRAINI

04011281621112
ALPHA 2016

Anatomi Telinga
1. Anatomi telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula), liang telinga (meatus
acusticus eksterna) sampai membran timpani bagian lateral. Daun telinga
terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit yang berfungsi mengumpulkan
gelombang suara, sedangkan liang telinga menghantarkan suara menuju
membrana timpani(Pearce,2008). Liang telinga berbentuk huruf S dengan
panjang 2,5-3 cm. Sepertiga bagian luar terdiri dari tulang rawan yang
banyak mengandung kelenjar serumen dan rambut, sedangkan dua
pertiga bagian dalam terdiri dari tulang dengan sedikit serumen (Lee KJ,
2008).
2. Anatomi telinga tengah
Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari membrana timpani,
cavum timpani, tuba eustachius, dan tulang pendengaran. Bagian atas
membran timpani disebut pars flaksida (membran Shrapnell) yang terdiri
dari dua lapisan,yaitu lapisan luar merupakan lanjutan epitel kulit liang
telinga dan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia. Bagian bawah
membran timpani disebut pars tensa (membran propria) yang memiliki
satu lapisan di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan
sedikit serat elastin (Tortora & Derrickson, 2009).
Tulang pendengaran terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan), dan
stapes (sanggurdi) yang tersusun dari luar ke dalam seperti rantai yang
bersambung dari membrana timpani menuju rongga telinga dalam
(Pearce, 2008). Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani,
maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes
terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea.
Hubungan antara tulang-tulang pendengaran merupakan persendian.
Tuba eustachius menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga
tengah (Soetirto I; Hendarmin H; Bashiruddin J, 2007).
Prosessus mastoideus merupakan bagian tulang temporalis yang terletak
di belakang telinga. Ruang udara yang berada pada bagian atasnya
disebut antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga
telinga tengah. Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah
sampai ke antrum mastoideus yang dapat menyebabkan mastoiditis
(Pearce, 2008).
3. Anatomi telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari dua bagian, yaitu labirin tulang dan labirin
membranosa. Labirin tulang terdiri dari koklea, vestibulum, dan
kanalis semisirkularis, sedangkan labirin membranosa terdiri dari
utrikulus, sakulus, duktus koklearis, dan duktus semi
sirkularis.
Rongga labirin tulang dilapisi oleh lapisan tipis periosteum internal
atau endosteum, dan sebagian besar diisi oleh trabekula (susunannya
menyerupai spons) (Pearce, 2008).
Koklea (rumah siput) berbentuk dua setengah lingkaran. Ujung atau
puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala
vestibuli (sebelah atas) dan skala timpani (sebelah bawah). Diantara
skala vestibuli dan skala timpani terdapat skala media (duktus koklearis)
(Sherwood L., 2001). Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa
dengan konsentrasi K+ 4 mEq/l dan Na+ 139 mEq/l, sedangkan skala
media berisi endolimfa dengan konsentrasi K+ 144 mEq/l dan Na+ 13
mEq/l. Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibuli
disebut membrana vestibularis (Reissners Membrane) sedangkan dasar
skala media adalah membrana basilaris. Pada membran ini terletak
organ corti yang mengandung organel- organel penting untuk
mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ Corti terdiri dari satu
baris sel rambut dalam yang berisi 3000 sel dan tiga baris sel
rambut luar yang berisi 12000 sel. Ujung saraf aferen dan eferen
menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel-sel
rambut terdapat stereosilia yang melekat pada suatu selubung di
atasnya yang cenderung datar, dikenal sebagai membran tektoria.
Membran tektoria disekresi dan disokong oleh suatu panggung yang
terletak di medial disebut sebagai limbus (Lee KJ, 2008).
Nervus auditorius atau saraf pendengaran terdiri dari dua bagian,
yaitu:
nervus vestibular (keseimbangan) dan nervus kokhlear
(pendengaran). Serabut-serabut saraf vestibular bergerak menuju
nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara
pons dan medula oblongata, kemudian menuju cerebelum.
Sedangkan, serabut saraf nervus kokhlear mula-mula dipancarkan
kepada sebuah nukleus khusus yang berada tepat dibelakang
thalamus, kemudian dipancarkan lagi menuju pusat penerima
akhir dalam korteks otak yang terletak pada bagian bawah lobus
temporalis (Pearce, 2008).

Fisiologi Pendengaran
Daun telinga mengumpulkan suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar
kemudian membrana timpani bergetar sewaktu terkena getaran suara. Daerah-
daerah gelombang suara yang bertekanan tinggi dan rendah berselang-seling
menyebabkan gendang telinga yang sangat peka tersebut menekuk keluar
masuk seirama dengan frekuensi gelombang suara. Telinga tengah
memindahkan gerakan bergetar membrana timpani ke cairan di telinga dalam.
Pemindahan ini dipermudah oleh tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, dan
stapes) yang berjalan melintasi telinga tengah. Ketika membrana timpani
bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara, rantai tulang-tulang
tersebut juga bergerak dengan frekuensi yang sama, memindahkan frekuensi
gerakan tersebut dari membrana timpani ke jendela oval. Tekanan di jendela
oval akibat setiap getaran yang dihasilkan menimbulkan gerakan seperti
gelombang pada cairan telinga dalam dengan frekuensi yang sama dengan
frekuensi gelombang suara semula. Namun, diperlukan tekanan yang lebih besar
untuk menggerakkan cairan. Tekanan tambahan ini cukup untuk menyebabkan
pergerakan cairan koklea
Gerakan cairan di dalam perilimfe ditimbulkan oleh getaran jendela oval
mengikuti dua jalur :
(1) gelombang tekanan mendorong perilimfe pada membrana vestibularis ke
depan kemudian mengelilingi helikotrema menuju membrana basilaris yang akan
menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar dan ke dalam rongga telinga
tengah untuk mengkompensasi peningkatan tekanan, dan
(2) jalan pintas dari skala vestibuli melalui membrana basilaris ke skala
timpani. Perbedaan kedua jalur ini adalah transmisi gelombang tekanan melalui
melalui membrana basilaris menyebabkan membran ini bergetar secara sinkron
dengan gelombang tekanan (Tortora dan Derrickson, 2009).
Organ corti menumpang pada membrana basilaris, sehingga sel -sel rambut juga
bergerak naik turun sewaktu membrana basilaris bergetar. Rambut-rambut
tersebut akan membengkok ke depan dan ke belakang sewaktu membrana
basilaris menggeser posisinya pada membran tektorial sehingga menyebabkan
saluran -saluran ion gerbang- mekanis terbuka dan tertutup secara bergantian.
Hal ini mengakibatkan perubahan potensial berjenjang di reseptor, yang
menimbulkan perubahan potensial berjenjang di reseptor, sehingga terjadi
perubahan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak. Gelombang
suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dipersepsikan otak sebagai
sensasi suara (Sherwood L., 2001).

Transduksi Suara

Gelombang

Getaran membrana
Getaran tulang-tulang

Getaran jendela

Gerakan cairan dalam Getaran jendela


koklea bundar

Penghambur Getaran membrana


an energi
(tidak ada
persepsi

Pembengkokan sel-sel rambut


sewaktu pergerakan
membrana basilaris
menyebabkan perubahan
posisi rambut-rambut
tersebut dalam kaitannya
dengan membrana tektorial di

Perubahan potensial
berjenjang (potensial
reseptor) di sel-sel
reseptor

Perubahan kecepatan
pembentukan potensial
aksi yang terbentuk di
saraf auditorius

Perambatan potensial aksi ke


korteks auditorius di lobus
temporalis otak untuk persepsi

Anda mungkin juga menyukai