DEMOKRASI INDONESIA
Hampir seluruh negara di dunia meyakini Demokrasi sebagai tolok ukur dari
keabsahan politik. Keyakinan bahwa kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan
Pemerintah menjadi landasan bagi tegaknya sistem politik demokrasi.
Pada saat ini hampir seluruh negara di dunia mengakui, bahwa sistem
pemerintahannya adalah Demokrasi. Hal ini menunjukkan bahwa rakyat diletakkan pada
posisi penting, walaupun secara operasional implikasinya di berbagai negara tidaklah
sama. Tidak ada satu negarapun yang ingin dikatakan bahwa negaranya adalah sebagai
negara yang tidak demokratis atau negara otoriter. Ada sejumlah faktor yang
memengaruhi pelaksanaan demokrasi di suatu negara, antara lain ideologi, latar belakang
sejarah, kondisi sosial budaya, tingkat kemajuan ekonomi dan lain sebagainya.
90
Konsep Demokrasi lahir dari Yunani Kuno yang dipraktekkan dalam hidup
bernegara antara abad ke IV SM s/d abad ke VI M. Demokrasi yang dipraktekkan saat
itu adalah demokrasi langsung. Artinya, hak rakyat untuk membuat keputusan-
keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga negara.
Hal ini dapat dilakukan karena pada saat itu masih berupa negara kota yang
penduduknya hanya sekitar 100.000 (seratus ribu) orang saja, dan tidak seluruh warga
dapat ikut serta dalam pengambilan keputusan-keputusan, karena masih dikurangi
lagi, anak-anak dan wanita, serta para budak yang tidak berhak berpartisipasi dalam
pemerintahan. Pemerintahan di Yunani terdiri atas ratusan Polis. Polis adalah suatu
kesatuan masyarakat yang mampu mencukupi kebutuhan sendiri warganya. Karena
mandiri, Rajapun memberikan layanan informasi menyeluruh kepada segenap warga
Polis melalui Kurir Raja yang selalu bergegas dan berlari berkeliling ke seluruh Polis
untuk menyampaikan warta kerajaan secara berkala. Keadaan tersebut selain
merupakan demokrasi langsung, juga merupakan awal inspirasi olah raga dunia dan
saat ini dilestarikan menjadi Lari Marathon.
1) Tidak ada tempat yang dapat menampung jumlah warga yang cukup banyak
jumlahnya,
3) Hasil persetujuan secara bulat dengan mufakat, sulit dicapai, karena sulit
memungut suara dari jumlah warga yang banyak, dan
Untuk menghindari kesulitan-kesulitan tersebut dan agar hak rakyat tetap sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi, dibentuklah sebuah badan yang disebut Badan
Permusyawaratan Rakyat. Badan inilah yang menjalankan demokrasi. Namun pada
91
prinsipnya, rakyat tetap sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, sehingga mulai
dikenal adanya istilah Demokrasi tidak langsung atau Demokrasi Perwakilan.
Jadi, demokrasi atas dasar penyaluran kehendak rakyat ada dua macam, yaitu :
92
pemerintahan negara itu diawasi oleh rakyat. Dalam negara Demokrasi,
pemerintahan oleh rakyat itu dijalankan oleh sekelompok orang yang disebut
Wakil Rakyat, sebab apabila semua rakyat menjalankan pemerintahan hal itu
tidak mungkin bisa dilakukan. Wakil Rakyat inilah yang akan memilih dan
menentukan Pemerintah Negara sekaligus yang akan mengawasi
penyelenggaraan pemerintahan. Rakyat secara tidak langsung melalui Wakil-
wakilnya membentuk pemerintahan dan mengawasi jalannya Pemerintahan.
Inilah yang disebut dengan istilah demokrasi tidak langsung.
93
Penjelasan dari keempat prinsip yang dimaksud diuraikan sebagai berikut :
a. Persamaan
Prinsip persamaan, setiap orang dianggap sama, tanpa dibeda-bedakan
dalam memperoleh akses dan kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai
dengan potensi dirinya. Semua orang itu sama derajat dan hak-haknya, sehingga
harus diperlakukan sama. Layanan tidak ada keberpihakan, semua diberi
pelayanan sesuai dengan porsinya. Misalnya layanan di suatu lembaga telah
mengharuskan antri dengan baik dan dipanggil sesuai nomor urut, maka prinsip
persamaan sudah dilaksanakan. Contohnya adalah antrian di bank, puskesmas,
poliklinik, layanan di kantor BPJS, kantor Layanan Pajak dan sebagainya
cenderung terlaksana dengan baik (mudah, ramah, cepat) dan selesai dengan
tuntas.
94
d. Fairplay atau Permainan yang Adil
Kalau tidak mau “dicubit” jangan “mencubit” . Ingat hukum sebab akibat,
misalnya :
1) Apabila ada illegal logging, maka balasannya adalah banjir besar.
2) Seseorang yang melakukan kecurangan, meski secara diam-diam, Allah
Maha Mengetahui. Maka suatu ketika perbuatan yang kurang baik akan
mendapat balasan berlipat ganda. Balasan tidak harus kepada yang
bersangkutan , namun bisa menimpa keluarga, orang tua atau keturunannya.
3) Seseorang yang melakukan kebaikan meski sedikit, maka akan dibalas
Allah berlipat ganda pula. Termasuk balasan kebaikan untuk orang tua,
lingkungan, keluarga dan keturunannya.
96
umum yang adil, jujur dan secara berkala. Dalam sistem ini para calon bebas bersaing
untuk memperoleh suara dan semua penduduk dewasa berhak memberikan suaranya.
Sistem politik dewasa ini dibedakan menjadi dua, yaitu sistem politik demokrasi
dan sistem politik non demokrasi. Dalam sistem politik demokrasi, pemerintahan
melaksanakan sistem demokrasi sedangkan yang termasuk ke dalam sistem politik non
demokrasi adalah pemerintahan yang Otoriter, Totaliter, Diktator, Rezim Militer,
Monarki Absolut dan Komunis. Jadi, secara umum dapat dikatakan bahwa prinsip
kediktatoran adalah lawan dari prinsip demokrasi.
Sukarna, dalam Kaelan (2016), menyampaikan gagasan tentang prinsip Sistem Politik
Demokrasi sebagai berikut :
a. Pembagian kekuasaan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif merupakan badan yang
berbeda (tidak berada dalam satu badan),
b. Bentuk Pemerintahan Konstitusional,
c. Pemerintahan berdasar atas hukum,
d. Pemerintahan mayoritas,
e. Musyawarah untuk mufakat,
f. Pemilihan umum yang bebas, jujur dan adil,
g. Multi partai,
h. Manajemen terbuka,
i. Kebebasan pers,
j. Pengakuan terhadap minoritas,
k. Pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia,
l. Peradilan yang bebas dan tidak memihak,
m. Pengawasan terhadap administrasi negara,
n. Kebijakan pemerintah dibuat oleh badan perwakilan,
o. Jaminan atas kebebasan individu dalam batas-batas tertentu,
p. Konstitusi / UUD, dan
q. Penyelesaian masalah secara damai dan musyawarah bukan dengan kompromi.
Kebalikan dari prinsip demokrasi adalah prinsip kediktatoran yang berlaku dalam
sistem politik otoriter/ totaliter (prinsip non demokrasi). Ciri-ciri prinsip ini adalah :
97
a. Pemusatan kekuasaan : Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif menjadi satu,
yang dilaksanakan oleh satu Lembaga,
b. Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusi tetapi berdasarkan kekuasaan,
c. Prinsip negara kekuasaan ditandai dengan supremasi kekuasaan dan ketidaksamaan
di depan hukum,
d. Pembentukan pemerintahan tidak atas dasar musyawarah, akan tetapi melalui
dekrit,
e. Pemilihan umum tidak bebas, tidak demokratis. Pemilihan umum dilaksanakan
hanya untuk memperkuat keabsahan penguasa atau pemerintah negara,
f. Terdapat hanya satu partai (partai yang memonopoli kekuasaan),
g. Manajemen tertutup,
h. Menekan dan tidak mengakui hak minoritas,
i. Tidak adanya kebebasan berpendapat, baik secara individu maupun kelembagaan,
j. Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia,
k. Badan peradilan dapat diintervensi oleh penguasa,
l. Tidak ada kontrol terhadap administrasi maupun birokrasi,
m. Menggunakan kekerasan dalam penyelesaian masalah,
n. Banyak doktrin, dan
o. Tidak ada kebebasaan mengeluarkan pendapat, yang ada hanya rasa takut kepada
penguasa.
98
pandangan hidup demokratis dapat bersandar pada bahan-bahan yang telah berkembang,
baik secara teoretis maupun pengalaman praktis di negara-negara yang demokrasinya
telah mapan. Ada enam norma atau unsur pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat yang
demokratis (A.Ubaedillah dan Abdul Rozak, 2010).
Ketiga adalah cara harus sejalan dengan tujuan. Norma ini menekankan bahwa hidup
demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara harus sejalan dengan tujuan.
Demokrasi pada hakikatnya tidak hanya sebatas pelaksanaan prosedur-prosedur
demokrasi saja (pemilu, aturan-aturan main) tetapi harus dilakukan secara santun dan
beradab, yakni melalui proses demokrasi yang dilakukan tanpa paksaan, tekanan dan
ancaman dari dan oleh siapapun, akan tetapi dilakukan secara suka rela, dialogis dan
saling menguntungkan.
Kelima adalah kebebasan nurani, persamaan hak dan kewajiban. Pengakuan akan
kebebasan nurani (freedom of conscience), persamaan hak dan kewajiban bagi semua
(egalitarianism) merupakan norma demokrasi yang harus diintegrasikan dengan sikap
percaya pada itikad baik orang dan kelompok lain. (trust attitude). Norma ini akan
berkembang dengan baik apabila ditopang oleh pandangan positif dan optimis terhadap
sesama. Sebaliknya pandangan negatif dan pesimis terhadap manusia dengan mudah
akan melahirkan sikap dan perilaku curiga dan tidak percaya kepada orang lain. Sikap
dan perilaku ini akan sangat berpotensi melahirkan sikap enggan untuk saling terbuka,
saling berbagi untuk kemaslahatan bersama atau untuk melakukan kompromi dengan
pihak yang berbeda pandangan/pendapat.
Dalam negara demokrasi alat keamanan negara adalah satu-satunya aparat hukum
yang berwenang atas ketertiban umum. Demokrasi tidak datang, tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya, akan tetapi perlu ditanamkan, difahami dan dilaksanakan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berarti bahwa sikap
dan perilaku demokrasi itu harus menjadi pola dan pandangan hidup warganegaranya
dalam kehidupan sehari-hari.
100
7.5 Demokratisasi
Selain kata demokrasi. Dikenal juga istilah demokratisasi, yang berarti penerapan
kaidah-kaidah, aturan-aturan atau prinsip-prinsip demokrasi dalam setiap kegiatan politik
kenegaraan. Tujuan demokratisasi adalah terbentuknya kehidupan politik yang bercirikan
demokrasi. Pengertian demokratisasi merujuk pada proses perubahan menuju pada
sistem pemerintahan yang lebih demokratis.
a. Tahapan dalam Proses Demokratisasi
Ada empat tahap proses demokrasi, yaitu :
b. Ciri-ciri Demokratisasi
Ciri-ciri demokrasi ada tiga, yaitu :
101
3) Proses yang tidak pernah selesai. Demokratisasi merupakan proses yang
berlangsung terus menerus bersinambungan.
a. Toleransi,
b. Kebebasan mengemukakan pendapat,
c. Menghormati perbedaan,
d. Memahami keanekaragaman dalam masyarakat,
e. Terbuka dan komunikasi,
f. Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan,
g. Percaya diri,
h. Mandiri,
i. Saling menghargai,
j. Mampu mengekang diri,
k. Kebersamaan, dan
l. Keseimbangan.
102
3. Nucholis Madjid menyatakan ada tujuh norma atau pandangan hidup demokratis,
yaitu :
Masih banyak lagi pendapat para pakar tentang budaya (kultur) demokratisasi
sesuai dengan para ahli dan sudut pandang masing-masing. Namun, di pahami bahwa
nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi harus menjadi sikap dan perilaku serta
budaya yang dimiliki serta dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
103
Sejalan dengan perkembangan jaman, dengan lahirnya apa yang dikenal dengan
sebutan Orde Baru di tahun 1966. Demokrasi Terpimpin mulai ditinggalkan dan diganti
dengan istilah Demokrasi Pancasila. Ini sesuai dengan tekad Orde Baru untuk
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru dan digantikan dengan Orde
Reformasi pada tahun 1998, dapat diungkap bahwa semboyan Orde Baru, hanyalah
semboyan politik saja. Mengapa dapat dinyatakan demikian? karena dalam praktiknya
tidak bermuara pada pemberdayaan kedaulatan rakyat, melainkan diarahkan demi
memperkuat kedudukan dan melindungi kepentingan-kepentingan segelintir pejabat atau
penguasa saja.
a. Demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang dijiwai dan disemangati
oleh sila-sila Pancasila. Paham Demokrasi Pancasila bersumber pada kepribadian
bangsa dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam ketentuan-
ketentuan sesuai dengan misi dan makna Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945
yang dijabarkan kedalam segenap ketentuan dan peraturan perundang-undangan
pelaksanaannya.
104
Demokrasi sebagai sebuah sistem pemerintahan dari rakyat. Dalam hal ini
rakyat sebagai asal mula kekuasaan negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam
pemerintahan untuk mewujudkan cita-citanya.
Suatu pemerintahan dari rakyat, harus sesuai dengan falsafah hidup rakyatnya
dan falsafah hidup rakyat Indonesia adalah Pancasila. Inilah yang menjadi dasar
falsafah demokrasi di Indonesia. Demokrasi di Indonesia tertuang dalam UUD 1945.
Selain mengakui adanya kebebasan dan persamaan hak demokrasi juga mengakui
adanya perbedaan serta keanekaragaman, mengingat Indonesia adalah Bhineka
Tunggal Ika, berdasar pada moral Persatuan, Ketuhanan dan Kemanusiaan yang adil
dan beradab.
105
warga negara baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pemerintahan
negara. Dalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, akan selalu
ditemui adanya Supra Struktur Politik dan Infra Struktur Politik sebagai komponen
tegaknya demokrasi.
106
b. Ketentuan-ketentuan yang Berkaitan dengan Demokrasi Menurut UUD 1945
Hasil Amandemen 1999 – 2002
1) Konsep Kekuasaan
Kekuasaan ditangan Rakyat : Alinea IV Pembukaan UUD 1945 “…maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu, dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…”
UUD 1945 pasal 1 ayat (2) “…kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilakukan menurut Undang-Undang Dasar…”. Berdasarkan ketentuan tersebut
dikemukakan bahwa dalam negara Republik Indonesia pemegang kekuasaan
tertinggi atau kedaulatan tertinggi adalah di tangan rakyat dan realisasinya
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara. Perlu diketahui bahwa sebelum
Amandemen UUD 1945 dilakukan, pasal ini berbunyi “…kekuasaan tertinggi
dilakukan oleh MPR”.
2) Pembagian Kekuasaan
Pembagian Kekuasaan sebagaimana tercantum dalam UUD 1945, adalah :
a. Kekuasaan Eksekutif didelegasikan kepada Presiden, pasal 4 ayat (1),
b. Kekuasaan Legislatif didelegasikan kepada Presiden, DPRdan DPD, pasal 5
ayat (1), pasal 19 dan pasal 22,
c. Kekuasaan Yudikatif didelegasikan kepada Mahkamah Agung pasal 24
ayat (1), dan
d. Kekuasaan Inspektif atau Pengawasan didelegasikan kepada Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan DPR, pasal 20 a ayat (1), DPR melakukan
pengawasan terhadap Presiden selaku penguasa Eksekutif.
107
dianggap tidak jelas. Pada dasarnya Presiden selaku pemegang kekuasaan
Eksekutif membentuk kelompok penasehat Presiden sesuai dengan kebutuhan.
3) Pembatasan Kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurut UUD 1945, melalui proses atau mekanisme
lima tahunan. Hal ini dapat dilihat dalam :
Pasal 20a ayat (1) berbunyi “…DPR memiliki fungsi pengawasan…” Artinya,
DPR melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dijalankan
oleh Presiden dalam jangka waktu 5 tahun”.
108
4) Konsep Pengambilan Keputusan.
Konsep Pengambilan Keputusan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran III “…Oleh karena itu, sistem
negara yang terbentuk dalam UUD 1945 harus berdasar atas kedaulatan
rakyat dan berdasar atas permusyawaratan perwakilan…”.
b. Keputusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak.
c. Hal ini berarti bahwa keputusan didasarkan pada suatu musyawarah sebagai
asasnya. Artinya keputusan diambil sejauh mungkin diusahakan dengan
musyawarah untuk mencapai mufakat. Namun demikian, apabila mufakat
itu tidak tercapai, maka dimungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan
suara terbanyak.
5) Konsep Partisipasi
Konsep Partisipasi diuraikan dalam tiga pasal, yaitu :
a. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi “…Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
b. Pasal 28 UUD 1945 berbunyi “…Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang”, dan
c. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 berbunyi “...Tiap-tiap warganegara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.
6) Konsep Pengawasan
Uraian atas konsep pengawasan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 … Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan
dilakukan menurut Undang-undang Dasar, artinya : Rakyat memiliki
kekuasaan tertinggi namun dilaksanakan dan didistribusikan berdasarkan
UUD. Sebelum Amandemen, kekuasaan tertinggi adalah MPR, sebagai
penjelmaan kekuasaan rakyat. Dengan adanya Amandemen, kekuasaan
MPR menjadi terbatas yaitu, hanya : mengubah UUD, melantik Presiden
dan Wakil Presiden dan memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden
sesuai masa jabatannya atau apabila melanggar UUD.
109
b. Anggota MPR dipilih melalui Pemilu berarti, setiap anggota MPR juga
menjadi anggota DPR, yang mengawasi tindakan-tindakan Presiden.
Ciri Negara Hukum adalah adanya Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi
yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi
dan kebudayaan. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan atau kekuatan
lain dan tidak memihak. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa
ketentuan hukumnya dapat difahami, dapat dilaksanakan dan aman dalam
melaksanakannya.
110
Negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggungjawab
kepada DPR, tetapi kepada Presiden.
Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas. Artinya, Presiden dan Wakil
Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung. Dengan demikian, dalam sistem
kelembagaan negara, Presiden tidak lagi merupakan Mandataris MPR, bahkan
sejajar dengan DPR dan MPR. Namun demikian, apabila Presiden melanggar
UUD maupun UU, maka MPR dapat melakukan impeachment, atas usul DPR.
111