Arti pertama kata politik secara etimologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
Polisteia. Polisteia dari kata Polis yang berarti kesatuan masyarakat yang mampu
mengurus dirinya sendiri, atau mampu berdiri sendiri dan teia yang berarti urusan. Jadi,
arti Polisteia adalah suatu urusan yang terkait dengan kesatuan masyarakat yang mampu
mengurus dirinya sendiri. Polis-polis tersebut merupakan kesatuan masyarakat di Yunani
masa lalu.
Arti politik yang kedua, adalah dalam konteks politics. Politics adalah suatu
rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, upaya, cara, dan alat yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu yang dikehendaki. Arti politik yang kedua ini sangat sering
ditemui dalam praktik para pejabat negara. Mereka ada dalam kaitannya dengan
Penggunaan segala jalan, segala cara, dan segala alat untuk mencapai tujuan mereka.
Para pejabat yang cenderung berbuat demikian disebut Politikus.
Sedangkan arti ketiga politik adalah kebijaksanaan atau policy. Policy adalah
penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin
terlaksana suatu usaha cita-cita atau keinginan atau keadaan yang di kehendaki. Jadi
dalam arti kebijaksanaan titik beratnya adalah adanya proses, yaitu penggunaan
pertimbangan, menjamin terlaksananya suatu usaha, dan pencapaian cita-cita yang di
kehendaki. Jadi, Politik dalam artian ini adalah tindakan dari satu individu atau satu
kelompok individu mengenai satu masalah atau keseluruhan masalah dari masyarakat
atau negara dengan menggunakan proses (Lemhanas, 2005). Kebijaksanaan yang sudah
dipertimbangkan dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau
tujuan yang dikehendaki dengan baik. Politik dalam arti ketiga ini seharusnya digunakan
oleh para politikus untuk menuju ke tingkat sebagai negarawan dalam mengabdikan diri
bagi bangsa dan negara. Politics dan policy dapat memiliki hubungan yang erat dan
timbal balik. Politics memberikan asas, prinsip, jalan, arah dan keadaannya, sedangkan
policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, arah tersebut sebaik-
baiknya. Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara
126
melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum
(public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian atau alokasi sumber-sumber
yang ada. Dalam kebijakan umum, pengaturan maupun alokasi sumber-sumber yang ada
memerlukan kekuasaan dan wewenang (authority). Kekuasaan dan wewenang sangat
berperan penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik yang mungkin
muncul dalam proses pencapaian tujuan.
1. Negara
Negara merupakan suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan negara merupakan bentuk
masyarakat dan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang
berdaulat.
2. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah
laku orang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginannya. Dalam arti politik, hal
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kekuasaan itu diperoleh, bagaimana
mempertahankannya, dan bagaimana melaksanakannya.
3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan keputusan
perlu diperhatikan dua hal, yaitu siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa
keputusan itu dibuat. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana
umum. Keputusan yang diambil menyangkut sektor publik dari suatu negara.
4. Kebijakan Umum
Kebijakan (policy) merupakan suatu keputusan yang diambil oleh seorang atau
kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Dasar
pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki beberapa tujuan bersama yang ingin
dicapai secara bersama pula, sehingga perlu ada rencana yang mengikat yang
dirumuskan dalam kebijakan-kebijakan oleh pihak yang berwenang.
127
5. Distribusi
Distribusi atau alokasi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (values) dalam
masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting. Ia harus dibagi secara
adil. Politik membicarakan bagaimana pembagian dan pengalokasian nilai-nilai secara
mengikat.
Strategi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Strategia atau strategos yang berarti “the
art of the General “ atau seni seorang Panglima, atau perang di atas peta, yang biasanya
digunakan dalam peperangan. Umumnya, Panglima yang berpangkat Jenderal
memetakan terlebih dahulu lokasi yang akan dikuasai, teknik, taktik, kriteria, kualitas,
dan jumlah pasukan yang akan dikerahkan dan sebagainya. Setelah perencanaan matang,
baru dilaksanakan penyerangan ke wilayah tersebut. Proses ini mengawali munculnya
penjajahan di masa lalu. Karl von Clausewitz (1780-1931) dalam Lemhannas (2005)
berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan, sedangkan peperangan itu merupakan kelanjutan dari politik.
Dalam abad modern sekarang ini, penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas pada
konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah digunakan secara luas
di segala bidang. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli bidang
militer, akan tetapi sudah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya
merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
128
Strategi Nasional adalah cara melaksanakan Politik Nasional dalam mencapai sasaran
dan tujuan yang ditetapkan oleh Politik Nasional.
Politik Nasional memiliki empat sasaran. Keempat sasarab yang dimkasud adalah
sebagai berikut :
Menurut UUD 1945 Politik dan Strategi Nasional disusun berdasarkan sistem
kenegaraan. Pendapat yang muncul pada tahun 1985 menyatakan bahwa jajaran
129
Pemerintah dan Lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan
“Supra Struktur Politik“, yaitu MPR, DPR, Presiden , MA dan BPK. Sedangkan
badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut “Infra Struktur Politik“ seperti
Partai Politik, Organisasi Kemasyarakatan, Media Massa, dan Kelompok
Kepentingan ( Interest Group).
Baik Supra Struktur Politik maupun Infra struktur Politik yang terdapat dalam
sistem Ketatanegaraan, masing-masing saling memengaruhi serta mempunyai
kemampuan untuk mengendalikan pihak lain. Maka dari itu, Supra Struktur Politik
dan Infra Struktur Politik harus dapat bekerjasama dan memiliki kekuatan yang
seimbang. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Visi dan Misi yang dijadikan Politik dan Strategi dalam menjalankan pemerintahan
dan melaksanakan pembangunan adalah selama 5 tahun. Seperti diketahui, sesuai
dengan hasil Amandemen UUD 1945, kedudukan Presiden tidak lagi sebagai
Mandataris MPR, karena Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh
Rakyat. Sebelumnya politik dan strategi nasional mengacu pada Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN) yang ditetapkan oleh MPR.
130
2. Pembagian Kekuasaan
131
dan pemberlakuan UU, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(Perpu), UU, Keputusan Presiden (Kepres).
132
d. Tingkat Penentu Kebijakan Teknis
Kebijakan Teknis meliputi penggarisan dalam satu sektor dari bidang utama
dalam bentuk Prosedur serta Teknis untuk mengimplementasikan rencana,
program dan kegiatan. Wewenang pengeluaran kebijakan teknis ini berada
pada Pimpinan Departemen dan Pimpinan Lembaga Non Departemen.
Isi dan jiwa Kebijakan Teknis ini, harus sesuai dengan kebijakan di atasnya
dan harus bersifat Pengaturan Pelaksanaan baik secara teknis maupun
administratif. Peraturan, Keputusan dan atau Instruksi Direktur Jenderal atau
Pimpinan Lembaga Non Departemen (Kementerian) lazimnya merupakan
Pedoman Pelaksanaan.
133
Daerah dengan Persetujuan DPRD. Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan
Daerah (Perda) Kepala Daerah Tingkat I atau Kepala Daerah Tingkat II.
Ada dua sistem Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 yang meliputi
hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis. Penjelasan kedua sistem tersebut
adalah sebagai berikut.
Pengertian Hukum Dasar meliputi dua macam, yaitu Hukum Dasar tertulis (Undang-
Undang Dasar) dan Hukum Dasar tidak tertulis (Konvensi). Karena sifatnya tertulis
maka rumusan Undang-undang Dasar itu tertulis dan tidak mudah berubah. Menurut
ECS.Wade dalam bukunya “Constitutional Law “ menyatakan, bahwa Undang-
undang Dasar menurut sifat dan fiungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan
kerangka dan tugas-tugas pokok dari Badan-Badan Pemerintahan suatu Negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja Badan-badan tersebut. Jadi, pada prinsipnya
mekanisme dan dasar dari setiap sistem Pemerintahan diatur dalam Undang-undang
Dasar. Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan
menganggapnya sebagai suatu organisasi kekuasaan, maka Undang-undang Dasar
dapat dipandang sebagai Lembaga atau sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana
kekuasaan tersebut dibagi antara Badan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
a. Telah cukup apabila UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat
garis-garis besar instruksi kepada Pemerintah Pusat dan lain-lain penyelenggara
negara untuk menyelnggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial.
b. Sifatnya yang supel (elastis) dimaksudkan, bahwa kita harus senantiasa ingat
bahwa masyarakat itu harus terus berkembang seiring dengan perkembangan
jaman. Sehubungan dengan itu maka jangan kita tergesa-gesa memberikan bentuk
134
kepada pikiran-pikiran yang masih berubah/berkembang. Memang sifat aturan
tertulis itu mengikat, oleh karena itu makin supel sifatnya maka semakin baik,
agar tidak ketinggalan jaman
Sifat Undang-undang Dasar mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Oleh karena sifatnya tertulis, maka rumusannya jelas. Merupakan hukum dasar
positif yang mengikat Pemerintah sebagai penyelenggara negara maupun
mengikat bagi setiap warganegara,
b. Bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan pokok yang setiap kali harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman, serta memuat hak-hak
asasi manusia,
c. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan
harus dilaksanakan secara konstitusional, dan
d. UUD 1945 dalam tertib Hukum Indonesia merupakan Peraturan Hukum
Positif yang tertinggi, disamping itu sebagai alat kontrol terhadap norma-
norma hukum positif yang lebih rendah dalam hierarki tertib hukum di
Indonesia.
Konvensi adalah Hukum Dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun sifatnya
tidak tertulis. Konvensi memiliki sejumlah sifat. Sifat-sifat yang dimaksud adalah :
Apabila Konvensi dikehendaki untuk menjadi aturan tertulis, maka yang berwenang
memutuskannya adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan rumusannya
bukan merupakan suatu hukum dasar setingkat UUD, tetapi hanya sebagai suatu
Ketetapan Majelis saja.
135
Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945 hasil Amandemen
Sistem Pemerintahan Indonesia sesuai dengan UUD 1945 hasil Amandemen, dibagi
atas tujuh kunci pokok. Ketujuh kunci pokok yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas Hukum. Negara Indonesia tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka. Hal ini mengandung arti, bahwa negara
termasuk di dalamnya Pemerintahan dan Lembaga-lembaga Negara lainnya,
dalam melaksanakan tindakan-tindakannya harus dilandasi oleh Peraturan Hukum
atau harus bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
b. Sistem Konstitusional. Pemerintahan berdasarkan atas sistem ini tidak bersifat
absolut (kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan penegasan bahwa
cara pengendalian pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi yang
dengan sendirinya juga oleh ketentuan-ketentuan hukum lain, yang merupakan
produk konstitusional, seperti Ketetapan MPR, Undang-undang dll.
c. Kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
UUD.
d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang tertinggi disamping
MPR dan DPR.
e. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR, namun Presiden harus
mendapatkan persetujuan DPR dalam hal membentuk Undang-undang,
menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
f. Menteri Negara adalah Pembantu Presiden. Menteri Negara tidak
bertanggungjawab kepada DPR tetapi kepada Presiden.
g. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
136