SKENARIO 4
MODUL 2.1
NIM : 18109012019
SEMARANG
2019/2020
1
2
DAFTAR ISI
Halaman
Skenario 3 ...................................................................................................................... 1
Dalil ................................................................................................................................ 23
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmat. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan
hidayah-Nya baik iman maupun Islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan laporan
ini yang merupakan tugas mata kuliah Fakultas Kedokteran skenario keempat pada modul 2.1
Penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang turut
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari isi, struktur penulisan dan gaya bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan laporan di kemudian hari.
Demikian semoga laporan ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri.
4
SKENARIO 3
Seorang laki-laki, usia 20 tahun, datang ke tempat praktek Anda untuk berkonsultasi, ketika
sedang berada di dalam sebuah pesawat terbang tiba-tiba merasakan di dalam kedua telinganya
menjadi agak nyeri dan berdenging. Ketika seorang wanita yang duduk di sebelahnya menyapanya,
laki-laki tersebut merasa bahwa suara wanita tersebut terdengar lemah dan kurang jelas padahal
sebelum pesawat lepas landas ia bisa mendengarnya dengan jelas. Setelah itu, pasien merasa sedikit
sempoyongan ketika akan turun dari pesawat. Pasien anda menjadi khawatir, apakah terjadi kelainan
pada struktur dan bentuk pada telinga yang mengakibatkan fungsinya terganggu, atau hantaran suara
didalam pesawat saja yang terganggu.
5
STEP 1
1. Nyeri : suatu sensori yang tidak memyenangkan dan pengalaman emosional yang
6
STEP 2
6. Apakah fungsi telinga hanya sebagai fungsi mendengar atau fungsi keseimbangan saja?
7
STEP 3
1. Daun telinga atau pinna. Rangsangan suara yang masuk ke dalam telinga melewati meatus
akustikus externus – membran tympani – akan di ubah menjadi impuls di nervus
verstibulokolearis – thalamus – kortex serebri ( gyrus temporalis ). Mengumpulkan suara
disalurakan ke gendang telinga dilanjut ke telinga bagian dalam menuju ke sistem saraf pusat .
2. Karena adanya perbedaan tekanan udara pada saat di pesawat dengan tekanan yang berada diluar
pesawat yang mempengaruhi tuba eustachius pada telinga.
3. Bagian luar : daun telinga, helix, lipatan anti helix, anti helix, canalis auitorius externa, lobulus,
lubang kulit preaurikuler, skintag preaurikuler, tragus dan anti tragus. Fossa skafoid, fossa
segitiga, cochasava, meatus akustikus externus.
1. Karena pusat keseimbangan telinga pada vestibularis terganggu karena adanya perubahan
gravitasi.
8
STEP 4
9
STEP 5
6. Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya nyeri telinga ketika terjadi perubahan
ketinggian secara tiba-tiba.
8. Mengetahui dan memahami mekanisme hantaran telinga ketika seseorang tidak memiliki
membran tympani ( jalur lain ).
STEP 6
10
A. Telinga luar:
1. Aurikula/Pinna
2.
Kanal
Auditori luar
(Meatus
Akustikus
Eksternus)
11
3. Kulit tipis, rambut, dan kelenjar sebasea pada kanal meatus eksternus
12
4.Membran Timpani (Gendang Telinga)
B. Telinga Tengah
13
Telinga tengah berbentuk kubus dengan batasan batasan:
14
Tulang tulang pendengaran :
Telinga bagian dalam terlapisi oleh membrane yang disebut membranosa labirin. Struktur telinga
bagian dalam adalah koklea yang terkait erat dengan pendengaran dan utrikulus, sakulus, dan
kanalis semisirkularis.
1. Membranosa labirin
2. Koklea
15
3. Utriculus dan salkulus
4. Kanalis Semisirkularis
16
2. Vaskularisasi telinga luar, tengah dan dalam
Vaskularisasi telinga berasal dari a. labirintin yang merupakan cabang dari a. cerebelaris
anteroinferior. Arteri ini masuk ke meatus akustikus internus dan bercabang menjadi a.
vestibularis anterior dan a. koklearis communis yang kemudian akan bercabang menjadi a.
kohlearis dan a. vestibulokohlearis. Arteri vestibularis anterior memperdarahi n.
vestibularis, urtikulus dan sebagian duktus semisirkularis. Sedangkan a. vestibulokoklearis
sampai di mediolus daerah putaran basal koklea bercabang menjadi cabang terminal
vestibularis dan cabang kohlear.
17
3. Saraf pada telinga
N.Vestibulokohlearis (N.akustikus) yang dibentuk oleh bagian koklear dan vestibular, di dalam
meatus akustikus internus bersatu pada sisi lateral akar N.Fasialis dan masuk batang otak antara
pons dan medula. Sel-sel sensoris vestibularis dipersarafi oleh N.Koklearis dengan ganglion
vestibularis (scarpa) terletak di dasar dari meatus akustikus internus. Sel-sel sensoris pendengaran
dipersarafi N.Koklearis dengan ganglion spiralis corti terletak di modiolus.
Jaras Pendengaran:
18
Pada gambar terlihat jaras pendengaran utama. Tampak bahwa serat saraf dan
ganglion spiralis Corti memasuki nukleus koklearis dorsalis dan ventralis yang terletak
di bagian atas medula. Disini, semua serat bersinaps, dan neuron tingkat dua berjalan
terutama kesisi yang berlawanan dari batang otak dan berakhir di nukleus olivarius
superior. Beberapa serat tingkat kedua juga berjalan ke nukleus olivarius superior pada
sisi yang sama. Dari nukleus olivarius superior, jaras pendengaran berjalan ke atas
melalui lemniskus lateralis. Sebagian serat berakhir di nukleus lemniskus lateralis, tetapi
sebagian besar melewati nukleus ini dan berjalan terus ke kolikulus inferior, tempat
semua atau hampir semua serat pendengaran bersinaps. Dari sini, jaras berjalan ke
nukleus genikulatum medial, tempat semua serat betul-betul bersinaps. Akhirnya, jaras
berlanjut melalui radiasio auditorius ke korteks auditorik, yang terutama terletak di girus
superior lobus temporalis.
Sinyal dari kedua telinga dihantarkan melalui jaras kedua sisi otak, dengan penghantaran
yang lebih besar pada jaras kontralateral. Pada sekurang-kurangnya tiga tempat di batang
otak, terjadi persilangan antara kedua jaras ini: (1) di korpus trapezoid, (2) di komisura
antara dua inti lemniskus lateralis, dan (3) di komisura yang menghubungkan dua
kolikulus inferior. Banyak serat kolateral dari traktus auditorius berjalan langsung ke
dalam sistem aktivasi retikular di batang otak. Sistem ini menonjol secara difus ke atas
dalam batang otak dan ke bawah ke dalam medula spinalis dan mengaktivasi seluruh
sistem saraf untuk
berespons terhadap bunyi
yang keras.
Kolateral- kolateral lain
menuju ke vermis
serebelum,
yang juga diaktivasi
seketika itu juga jika ada
bunyi keras yang
mendadak.
5. Gambaran mikroskopis
pada telinga
19
20
21
22
6. Mekanisme terjadinya nyeri telinga ketika terjadi perubahan ketinggian secara tiba-tiba
1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG) adalah titik utama pada tubuh yang akan
mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka
tubuh dalam keadaan seimbang. Kemampuan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan dalam berbagai bentuk posisi tubuh sangat dipengaruhi oleh kemampuan tubuh
menjaga Centre of Gravity (COG) untuk tetap
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan
pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah
menentukan derajat stabilitas tubuh.
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan
atau pendukung.
8. Memahami mekanisme hantaran telinga ketika seseorang tidak memiliki membran tympani
( jalur lain )
23
24
25
KESIMPULAN
Pada skenario ini setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan
alam, karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Indera pada manusia
berfungsi sebagai alat bantu manusia dalam beraktivitas. Anatomi pendengaran memiliki alat
indera yang disebut telinga anaotomi telinga perlu diketahui untuk membantu mengatahui
gangguan gangguan pendengaran. Telinga terdiri dari tiga bagian utama yaitu telingan bagian
luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam. Fungsi telinga adalah sebagai pengatur
keseimbangan, dan indera pendengaran.
DALIL
26
َت َوي ُْخ ِر ُج ْٱل َميِّتَ ِمن
ِ ِّص َر َو َمن ي ُْخ ِر ُج ْٱل َح َّى ِمنَ ْٱل َمي
َ ٰ ك ٱل َّس ْم َع َوٱأْل َ ْب
ُ ِض أَ َّمن يَ ْمل
ِ ْقُلْ َمن يَرْ ُزقُ ُكم ِّمنَ ٱل َّس َمٓا ِء َوٱأْل َر
َْٱل َح ِّى َو َمن يُ َدبِّ ُر ٱأْل َ ْم َر ۚ فَ َسيَقُولُونَ ٱهَّلل ُ ۚ فَقُلْ أَفَاَل تَتَّقُون
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah
yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang
mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah
"Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS. Yunus: 31)
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Paulsen, Friedrich dan jens waschke. 2013. Sobotta : Atlas Anatomi manusia. Edisi 23. Jakarta :
EGC
2. Putra RM, Munilson J, Edward Y, Warto N, Rossy R. 2018. Injeksi Kortikosteroid Intratimpani
Sebagai Salvage Therapy pada Pasien Tuli Mendadak. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.
3. Tortora, G.J. 1996.Principle of Anatomy and Physiology. New york : Harper Collins. New york.
1. Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
4. Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, E/9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC Jakarta.
1.
5. Irfan, Muhammad. 2012. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2.
28