PRINSIP-PRINSIP ANTI-KORUPSI
Oleh,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia salah satu negara di ASEAN dengan jumlah penduduk yang banyak,
luas wilayah yang besar dengan berbagai kekayaan sumber daya alam yang melimpah
baik di darat maupun laut. Akan tetapi, pada kenyataannya Negara Indonesia
termasuk salah satu negara termiskin di dunia. Sumber daya alam banyak dikuasai
mengelola sumber daya alam tersebut untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat
pada kenyataannya kalah dengan kepentingan segelintir orang dan kelompok. Para
sungguh tidak pantas, seseorang yang berpendidikan melakukan hal yang seharusnya
tidak boleh dilakukan. Korupsi tidak boleh dilakukan karena akan menimbulkan
kerugian bagi pihak lain, dan hanya memberikan keuntungan kepada pihak yang
pribadi. Bisa dilihat dari salah satu kasus korupsi wisma atlet yang menjerat seseorang
yang merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Sebagai wakil rakyat seharusnya
mengemban baik-baik tugas dan amanah yang telah dipercayakan oleh rakyat. Namun
salah satu cara yang mampu untuk memberikan informasi bagi peserta didik
mengenai korupsi.
antikorupsi di sekolah disisipkan dan di integrasikan pada mata pelajaran yang ada
antara lain Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bimbingan Karir, Bahasa dan
sebagainya. Sedangkan di bangku kuliah di integrasikan pada mata kuliah kode etik.
menjalankan pemerintahan negara Indonesia tidak ada lagi korupsi, seperti yang telah
tahun 2011 telah mengeluarkan model integrasi pendidikan antikorupsi pada mata
pelajaran
pendidikan kewarganegaraan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
penjelasannya. Selain itu untuk melengkapi dan menjalankan tugas dari mata kuliah
Kode Etik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip anti-korupsi
1. Akuntabilitas
jawaban kepada sejumlah otoritas eksternal yang berkaitan dengan kinerja dari
a. Konsistensi (congruence)
dan sangsi.
c. Relevansi (relevance)
Akuntabilitas secara bertahap diharapkan mampu membangun
peningkatan pendidikan, apabila ada sistem umpan balik yang akurat, objektif
2. Transparansi
Salah satu prinsip penting anti korupsi adalah transparansi. Prinsip ini penting
pengawasan, dan proses evaluasi. Proses penganggaran bersifat bottom up, mulai
teknis.
publik, dan yang lebih khusus lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh
masyarakat sendiri. Proses lainnya adalah evaluasi. Proses ini berlaku terhadap
pertanggungjawaban secara admisnistratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari
3. Kewajaran
lainnya. Prinsip kewajaran (Menurut Nanang & Romie, 2011:82) memiliki lima
b. Fleksibilitas
asas value for money untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran
d. Kejujuran
maupun politis.
e. Informatif
4. Kebijakan
Prinsip kebijakan ini diperlukan agar peserta didik mengetahui dan memahami
kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar
Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti
mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat
pelaksana kebijakan, dan 4) kultur kebijakan. Kebijakan anti korupsi akan efektif
apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan
korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas
anti korupsi. Lebih jauh lagi, kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat
5. Kontrol kebijakan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada prinsip ini akan dibahas mengenai
kebijakan baru yang dianggap lebih layak. Sedangkan kebijakan yang berupa
evolusi yaitu mengontrol dan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.
Setelah memahami prinsip yang terakhir ini, mahasiswa di arahkan agar dapat
mahasiswa di mana peran mahasiswa adalah sebagai individu dan juga sebagai
PENUTUP
A. Kesimpulan
bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Prinsip kewajaran terdiri dari lima
hal penting yaitu komprehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Aspek dari
agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk
korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
Hamidah, tjitjik. 2017. Diktat kuliah kode etik psikologi Indonesia. Jakarta