Anda di halaman 1dari 31

PRINSIP-PRINSIP

ANTI KORUPSI

47
Setelah saudara mempelajari
faktor eksternal penyebab
korupsi, coba saudara
diskusikan prinsip-prinsip apa
saja yang harus ada dalam setiap
kegiatan agar faktor tersebut
dapat diminimalkan atau
diberantas sehingga korupsi tidak
terjadi

48
an t i-
i n s ip
i p - p r
s
Prin korupsi
Transparansi

Akuntabilita
Kewajaran
s
PRINSIP-
PRINSIP
ANTI-
KORUPSI

Kontrol
kebijakan
kebijakan
49
Akuntabilitas

 Akuntabilitas adalah kesesuaian antara


aturan dan pelaksanaan kerja
 Prinsip akuntabilitas membutuhkan
perangkat pendukung baik berupa:
- Perundang-undangan (de jure) &
- Komitmen & dukungan masyarakat
(de facto)
baik pada level budaya (individu
50
Bagaimana mengukur akuntabilitas?

1. Akuntabilitas
harus dapat diukur dan
dipertanggungjawabkan melalui
mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan
semua kegiatan.
2. Evaluasi atas kinerja administrasi,
proses pelaksanaan, dampak dan
manfaat yang diperoleh masyarakat
baik secara langsung maupun manfaat
jangka panjang dari sebuah kegiatan.
51
Contoh kegiatan sipenmaru di Poltekkes.
Prinsip akuntabilitas diwujudkan dengan
membuat pelaporan & pertanggungjawa-
ban, yang tidak hanya diserahkan kepada
Direktur Poltekkes dan Badan PPSDM
Kesehatan, melainkan juga kepada semua
pihak, khususnya kepada lembaga-lembaga
kontrol seperti ItJen Kemenkes yang
membidanginya serta kepada masyarakat.  

Dan Poltekkes juga mengadakan evaluasi bukan hanya


terhadap pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan tersebut,
tetapi juga dievaluasi dampak terhadap kelangsungan
PBM, kelulusan, dan masa tunggu bekerja. 52
Prinsip akuntabilitas harus mulai
diterapkan oleh mahasiswa dalam
program kegiatan kemahasiswaan


Dengan harapan bahwa integritas atau
kesesuaian antara aturan dengan
pelaksanaan kerja pada diri mahasiswa
dapat semakin ditingkatkan
Transparansi
 Transparansi: prinsip yang mengharuskan semua proses
kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik.

Transparansi menjadi pintu masuk


sekaligus kontrol bagi seluruh proses
dinamika struktural kelembagaan.

 Dalam bentuk yang paling sederhana,


transparansi mengacu pada keterbukaan
dan kejujuran untuk saling menjunjung
tinggi kepercayaan (trust ) 53
Perlunya keterlibatan masyarakat dalam
proses transparansi:

 Proses penganggaran yang bersifat


bottom up, mulai dari perencanaan,
implementasi, laporan
pertanggungjawaban dan penilaian
(evaluasi) terhadap kinerja anggaran.
 Proses penyusunan kegiatan. Hal ini
terkait pula dengan proses pembahasan
tentang sumber-sumber pendanaan
(anggaran pendapatan) dan alokasi
54
 Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan yang
berkaitan dengan strategi penggalangan dana, mekanisme pengelolaan
kegiatan mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan
finansial dan pertanggungjawaban secara teknis.

 Proses pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan


kepentingan publik dan yang lebih khusus lagi adalah kegiatan yang
diusulkan oleh masyarakat sendiri.

 Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan secara


terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara administratif, tapi
juga secara teknis dan fisik dari setiap out put kegiatan.

55
Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Implementasi


Kinerja Anggaran
Kontrol Alokasi Sektor,
Out Come Jangka Pendek Masyarakat Pelaksanaan,
& Jangka Panjang serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)

56
Contoh: sipenmaru di Poltekkes dilaksanakan dengan
memperhatikan 5 proses transparansi. Proses
pengganggaran melibatkan peran aktif jurusan dengan
memperhatikan kuota, daya tampung dan anggaran
yang tersedia, baru dirapatkan untuk verifikasi tingkat
Direktorat sebagai bahan penyusunan kegiatan,
kemudian dibahas biaya apa saja yang boleh dipungut
oleh masing-masing jurusan dengan mengacu pada
kebijakan yang berlaku,

Penentuan kelulusan ditetapkan mengacu pada


kebijakan yang berlaku. Hasil kegiatan tersebut dibuat
laporan serta dipertanggungjawabkan oleh Direktur
Poltekkes kepada Kepala PPSDM Kesehatan serta
diperiksa oleh ItJen Kemenkes dan Badan Pemeriksa
57
Dalam bentuk yg paling sederhana, keterikatan
interaksi antar dua individu atau lebih mengharuskan
adanya transparansi mengacu pd keterbukaan &
kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan
karena kepercayaan, keterbukaan, & kejujuran mrpk
modal awal yg sangat berharga bagi mhs untuk dapat
melanjutkan tanggungjawabnya pd masa kini dan
masa mendatang (Kurniawan, 2010)

Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan ke 5


proses transparansi tsb dalam kehidupan sehari-hari,
baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari
masyarakat, organisasi, atau institusi.
Kewajaran (Fairness)

 Prinsip fairness
ditujukan untuk
mencegah terjadinya
manipulasi dalam
penganggaran, baik
dalam bentuk mark
up maupun 58
lima langkah penegakan prinsip
fairness
1. Komprehensif dan disiplin: mempertimbangkan
keseluruhan aspek, berkesinambungan, taat asas,
prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak
melampaui batas (off budget).
2. Fleksibilitas: adanya kebijakan tertentu untuk
efisiensi dan efektifitas.
3. Terprediksi: ketetapan dalam perencanaan atas
dasar asas value for money dan menghindari defisit
dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang
terprediksi merupakan cerminan dari adanya prinsip
fairness di dalam proses perencanaan pembangunan.
59
4. Kejujuran : adanya bias perkiraan
penerimaan maupun pengeluaran yang
disengaja, yang berasal dari pertimbangan
teknis maupun politis. Kejujuran bagian
pokok dari prinsip fairness.
5. Informatif : adanya sistem informasi
pelaporan yang teratur dan informatif
sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran
dan proses pengambilan keputusan. Sifat
informatif ciri khas dari kejujuran.

60
Contoh: dalam sipenmaru dilaksanakan
sesuai usulan dari jurusan, dilakukan
verifikasi oleh direktorat dan seleksi sesuai
kriteria. Penentuan kuota mhs baru yg
diterima sesuai ketentuan, tetapi bila
pendaftar menurun pada saat daftar ulang atau
tidak mencapai kuota yang sudah ditentukan
akan dirapatkan kembali untuk pengisian
kuota yang belum terpenuhi melalui jalur lain.

Kuota yang belum tercapai diisi dengan pemanggilan


calon mahasiswa cadangan yang sudah disiapkan dari
kuota yang tersedia. Calon mahasiswa yang diterima
termasuk cadangan yang sesuai kriteria, diumumkan
61
 Prinsip kewajaran bertujuan untuk mencegah praktek
ketidakwajaran/penyimpangan dalam segala level kehidupan 
prinsip kewajaran dapat menggiring setiap kegiatan khususnya yg
berkaitan dengan penganggaran agar berjalan secara wajar, jujur, dan
sesuai dengan prosedur yg telah disepakati bersama

 Dapat diterapkan oleh mahasiswa agar dapat bersikap lebih waspada


dalam mengatur beberapa aspek kehidupannya seperti: penganggaran,
perkuliahan, sistem belajar, maupun dalam organisasi & memiliki
kualitas moral yg lebih baik
Kebijakan Antikorupsi
 Mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat
merugikan negara dan masyarakat.

 Tidak selalu identik dengan undang-undang (UU) antikorupsi, namun bisa


berupa UU kebebasan mengakses informasi, UU desentralisasi, UU anti-
monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan
anggaran negara oleh para pejabat negara.

62
4 Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

Pembuat
Isi

Kebijakan Antikorupsi

Kultur Pelaksana

63
4 Aspek Kebijakan ….
Isikebijakan: Kebijakan antikorupsi akan efektif apabila di
dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan
korupsi.

Pembuat kebijakan: Kualitas isi kebijakan tergantung pada


kualitas dan integritas pembuatnya.

Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah dibuat dapat


berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan;
yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga
pemasyarakatan.

Kultur kebijakan: Eksistensi sebuah kebijakan terkait dengan


nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran
masyarakat terhadap hukum atau undang-undang antikorupsi.
Lebih jauh kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat 64
 Contoh: sipenmaru di Poltekkes, kebijakan/aturan penerimaan
mahasiswa baru yang isinya tergambar dalam aturan-aturan seleksi
penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan sesuai dengan buku
pedoman, dimana pembuat kebijakan penerimaan mahasiswa baru
tersebut adalah Badan PPSDM Kesehatan, dan apabila
penyelenggaraan tidak sesuai aturan yang ditetapkan, hal tersebut akan
menjadi temuan ItJen Kemenkes. Seluruh perangkat pelaksana
sipenmaru di Direktorat menjalankan sesuai dengan aturan-aturan
yang sudah ditentukan.

65
Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar


kebijakan yang dibuat betul-betul
efektif dan mengeliminasi semua
bentuk korupsi.

66
3 Model Kontrol Kebijakan

a si Evolusi
rt i si p
Pa

KEBIJAKAN

Reformasi

67
3 Model Kontrol Kebijakan

Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan
ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya.
 Evolusi:
Mengontrol dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih layak.
 Reformasi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang
dianggap tidak sesuai.
68
Contoh reformasi: jika pelaksanaan ujian
seleksi penerimaan mahasiswa baru aturan
yang berlaku belum efisien. Misalnya uji
tulis menggunakan paper base test masih
terdapat kecurangan, maka penyelenggaraan
selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk
computer base test atau one day service.

69
Perbedaan kontrol
terhadap kebijakan
tergantung pada
sistem yang
terbangun. Dalam
sistem demokrasi
yang sudah mapan
(established), kontrol
kebijakan tersebut
dapat dilakukan
melalui partisipasi, 70
Prinsip-
prinsip anti
korupsi

faktor eksternal
penyebab
korupsi

71
KERANGKA BERFIKIR PBAK

Kebiasaan Budaya Kebiasaan

Need & Lingk. &


Greedy Sistem

Niat Kesempatan

72
Tugas kelompok :
Diskusikan salah satu contoh kegiatan
PBM/ penelitian/pengabdian masyarakat
yang menerapkan lima prinsip anti
korupsi, yang meliputi: akuntabilitas,
transparansi, kewajaran, kebijakan, dan
kontrol kebijakan. Apabila belum
diterapkan, bagaimana sebaiknya?
 

73
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai