Anda di halaman 1dari 31

PRINSIP-

PRINSIP
ANTI
KORUPSI
1
Setelah saudara mempelajari
faktor eksternal penyebab
korupsi, coba saudara
diskusikan prinsip-prinsip apa
saja yang harus ada dalam setiap
kegiatan agar faktor tersebut
dapat diminimalkan atau
diberantas sehingga korupsi
tidak terjadi

48
nt i -
ri ip a
n s
s i p -p
Prin korupsi

49
Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara


aturan dan pelaksanaan kerja
Prinsip akuntabilitas membutuhkan
perangkat pendukung baik berupa:
- Perundang-undangan (de jure) &
- Komitmen & dukungan masyarakat
(de facto)
baik pada level budaya (individu dengan
individu) maupun pada level lembaga. 50
Bagaimana mengukur akuntabilitas?

1. Akuntabilitas harus dapat diukur


dan dipertanggungjawabkan
melalui mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas
pelaksanaan semua kegiatan.
2. Evaluasi atas kinerja
administrasi, proses pelaksanaan,
dampak dan manfaat yang
diperoleh masyarakat baik secara
langsung maupun manfaat jangka
panjang dari sebuah kegiatan.
51
Contoh kegiatan sipenmaru di
Poltekkes. Prinsip akuntabilitas
diwujudkan dengan membuat
pelaporan & pertanggungjawa-ban,
yang tidak hanya diserahkan kepada
Direktur Poltekkes dan Badan PPSDM
Kesehatan, melainkan juga kepada
semua pihak, khususnya kepada
lembaga-lembaga kontrol seperti ItJen
Kemenkes yang membidanginya serta
kepada masyarakat.  

Dan Poltekkes juga mengadakan evaluasi bukan hanya terhadap pelaksanaan


penyelenggaraan kegiatan tersebut, tetapi juga dievaluasi dampak terhadap
kelangsungan PBM, kelulusan, dan masa tunggu bekerja.
◦ 
52
◦ Prinsip akuntabilitas harus mulai
diterapkan oleh mahasiswa dalam
program kegiatan kemahasiswaan


◦ Dengan harapan bahwa integritas atau
kesesuaian antara aturan dengan
pelaksanaan kerja pada diri mahasiswa
dapat semakin ditingkatkan
Transparansi
Transparansi: prinsip yang mengharuskan
semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik.

Transparansi menjadi pintu masuk


sekaligus kontrol bagi seluruh proses
dinamika struktural kelembagaan.

 Dalam bentuk yang paling sederhana,


transparansi mengacu pada keterbukaan
dan kejujuran untuk saling menjunjung
tinggi kepercayaan (trust ) 53
Perlunya keterlibatan masyarakat dalam
proses transparansi:

Proses penganggaran yang bersifat bottom


up, mulai dari perencanaan, implementasi,
laporan pertanggungjawaban dan penilaian
(evaluasi) terhadap kinerja anggaran.
Proses penyusunan kegiatan. Hal ini
terkait pula dengan proses pembahasan
tentang sumber-sumber pendanaan
(anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran
(anggaran belanja).
54
Proses pembahasan tentang pembuatan
rancangan peraturan yang berkaitan dengan
strategi penggalangan dana, mekanisme
pengelolaan kegiatan mulai dari pelaksanaan
tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan
pertanggungjawaban secara teknis.
Proses pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan
yang berkaitan dengan kepentingan publik dan
yang lebih khusus lagi adalah kegiatan yang
diusulkan oleh masyarakat sendiri.
Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan
kegiatan yang dilakukan secara terbuka dan bukan
hanya pertanggungjawaban secara administratif,
tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap out put
kegiatan.
55
Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Implementasi


Kinerja Anggaran
Kontrol Alokasi Sektor,
Out Come Jangka Pendek Masyarakat Pelaksanaan,
& Jangka Panjang serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)

56
Contoh: sipenmaru di Poltekkes
dilaksanakan dengan memperhatikan
5 proses transparansi. Proses
pengganggaran melibatkan peran aktif
jurusan dengan memperhatikan kuota,
daya tampung dan anggaran yang
tersedia, baru dirapatkan untuk
verifikasi tingkat Direktorat sebagai
bahan penyusunan kegiatan, kemudian
dibahas biaya apa saja yang boleh
dipungut oleh masing-masing jurusan
dengan mengacu pada kebijakan yang
berlaku,
Penentuan kelulusan ditetapkan mengacu pada kebijakan yang berlaku. Hasil
kegiatan tersebut dibuat laporan serta dipertanggungjawabkan oleh Direktur
Poltekkes kepada Kepala PPSDM Kesehatan serta diperiksa oleh ItJen Kemenkes
dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
57
Dalam bentuk yg paling sederhana,
keterikatan interaksi antar dua individu atau
lebih mengharuskan adanya transparansi
mengacu pd keterbukaan & kejujuran untuk
saling menjunjung tinggi kepercayaan karena
kepercayaan, keterbukaan, & kejujuran mrpk
modal awal yg sangat berharga bagi mhs
untuk dapat melanjutkan tanggungjawabnya
pd masa kini dan masa mendatang
(Kurniawan, 2010)

Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan


ke 5 proses transparansi tsb dalam kehidupan
sehari-hari, baik sebagai individu maupun
sebagai bagian dari masyarakat, organisasi,
atau institusi.
Kewajaran (Fairness)

Prinsip fairness ditujukan


untuk mencegah terjadinya
manipulasi dalam
penganggaran, baik dalam
bentuk mark up maupun
ketidakwajaran lainnya

58
lima langkah penegakan prinsip
fairness
1.Komprehensif dan disiplin:
mempertimbangkan keseluruhan aspek,
berkesinambungan, taat asas, prinsip
pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui
batas (off budget).
2. Fleksibilitas: adanya kebijakan tertentu untuk
efisiensi dan efektifitas.
3. Terprediksi: ketetapan dalam perencanaan
atas dasar asas value for money dan menghindari
defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran
yang terprediksi merupakan cerminan dari
adanya prinsip fairness di dalam proses
perencanaan pembangunan.
59
4. Kejujuran : adanya bias perkiraan
penerimaan maupun pengeluaran yang
disengaja, yang berasal dari pertimbangan
teknis maupun politis. Kejujuran bagian
pokok dari prinsip fairness.
5. Informatif : adanya sistem informasi
pelaporan yang teratur dan informatif
sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran
dan proses pengambilan keputusan. Sifat
informatif ciri khas dari kejujuran.

60
Contoh: dalam sipenmaru
dilaksanakan sesuai usulan dari
jurusan, dilakukan verifikasi oleh
direktorat dan seleksi sesuai kriteria.
Penentuan kuota mhs baru yg
diterima sesuai ketentuan, tetapi bila
pendaftar menurun pada saat daftar
ulang atau tidak mencapai kuota yang
sudah ditentukan akan dirapatkan
kembali untuk pengisian kuota yang
belum terpenuhi melalui jalur lain.

Kuota yang belum tercapai diisi dengan pemanggilan calon


mahasiswa cadangan yang sudah disiapkan dari kuota yang
tersedia. Calon mahasiswa yang diterima termasuk cadangan
yang sesuai kriteria, diumumkan secara on line maupun tidak.
61
◦ Prinsip kewajaran bertujuan untuk mencegah
praktek ketidakwajaran/penyimpangan dalam
segala level kehidupan  prinsip kewajaran dapat
menggiring setiap kegiatan khususnya yg berkaitan
dengan penganggaran agar berjalan secara wajar,
jujur, dan sesuai dengan prosedur yg telah
disepakati bersama

◦ Dapat diterapkan oleh mahasiswa agar dapat bersikap lebih


waspada dalam mengatur beberapa aspek kehidupannya
seperti: penganggaran, perkuliahan, sistem belajar, maupun
dalam organisasi & memiliki kualitas moral yg lebih baik
Kebijakan Antikorupsi
 Mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat.
 Tidak selalu identik dengan undang-undang (UU)
antikorupsi, namun bisa berupa UU kebebasan
mengakses informasi, UU desentralisasi, UU anti-
monopoli, maupun lainnya yang dapat
memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus
mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan
anggaran negara oleh para pejabat negara.
62
4 Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

Pembuat
Isi

Kebijakan Antikorupsi

Kultur Pelaksana

63
4 Aspek Kebijakan ….
• Isi kebijakan: Kebijakan antikorupsi akan efektif
apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang
terkait dengan persoalan korupsi.
• Pembuat kebijakan: Kualitas isi kebijakan tergantung
pada kualitas dan integritas pembuatnya.
• Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah dibuat
dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor
penegak kebijakan; yaitu kepolisian, kejaksaan,
pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
• Kultur kebijakan: Eksistensi sebuah kebijakan terkait
dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan
kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-
undang antikorupsi. Lebih jauh kultur kebijakan ini
akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam 64
◦ Contoh: sipenmaru di Poltekkes,
kebijakan/aturan penerimaan mahasiswa baru
yang isinya tergambar dalam aturan-aturan
seleksi penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan
sesuai dengan buku pedoman, dimana pembuat
kebijakan penerimaan mahasiswa baru tersebut
adalah Badan PPSDM Kesehatan, dan apabila
penyelenggaraan tidak sesuai aturan yang
ditetapkan, hal tersebut akan menjadi temuan
ItJen Kemenkes. Seluruh perangkat pelaksana
sipenmaru di Direktorat menjalankan sesuai
dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
65
Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar


kebijakan yang dibuat betul-betul efektif
dan mengeliminasi semua bentuk
korupsi.

66
3 Model Kontrol Kebijakan

a si Evolusi
s ip
r ti
Pa

KEBIJAKAN

Reformasi

67
3 Model Kontrol Kebijakan
 Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan
dengan ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya.
 Evolusi:
Mengontrol dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih layak.
 Reformasi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan
yang dianggap tidak sesuai.
68
Contoh reformasi: jika pelaksanaan ujian
seleksi penerimaan mahasiswa baru aturan
yang berlaku belum efisien. Misalnya uji
tulis menggunakan paper base test masih
terdapat kecurangan, maka penyelenggaraan
selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk
computer base test atau one day service.

69
Perbedaan kontrol
terhadap kebijakan
tergantung pada sistem
yang terbangun. Dalam
sistem demokrasi yang
sudah mapan
(established), kontrol
kebijakan tersebut dapat
dilakukan melalui
partisipasi, evolusi, &
reformasi.
70
71
KERANGKA BERFIKIR PBAK

Kebiasaan Budaya Kebiasaan

Need & Lingk. &


Greedy Sistem

Niat Kesempatan

72
◦Tugas kelompok :
◦Diskusikan salah satu contoh kegiatan
PBM/ penelitian/pengabdian masyarakat
yang menerapkan lima prinsip anti
korupsi, yang meliputi: akuntabilitas,
transparansi, kewajaran, kebijakan, dan
kontrol kebijakan. Apabila belum
diterapkan, bagaimana sebaiknya?
◦ 

73
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai