Anda di halaman 1dari 21

PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI

Dosen Pengampu : drg. Resa Ferdina, MARS


MUTHIA AZZAHRA
2010070160001

FRANANDO CATLIN
2010070160005

Kelompok 3
YOLANDA PUTRI
2010070160007
WULANDANI

WINDI ANGGRAINI
2010070160017

AULIA DWINA TASYA


2010070160023
Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai anti korupsi , setiap
individu perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu
akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan.

01 Akuntabilitas
 Akuntabilitas mengacu pada kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.

 Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi
(de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada level
lembaga. Lembaga – lembaga tersebut berperan dalam sektor bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi
antara ketiga sektor.

 Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan
mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban
kepada sejumlah otoritas eksternal. Seseorang yang diberikan jawaban ini haruslah seseorang yang memiliki
legitimasi untuk melakukan pengawasan dan mengharapkan kinerja.

 Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara lain adalah:
- akuntabilitas program
- akuntabilitas proses
- akuntabilitas keuangan
- akuntabilitas outcome
- akuntabilitas hukum
- akuntabilitas politik
Contoh Penerapannya di Lingkungan Kampus

Menyerahkan laporan kegiatan oleh ketua panitia kepada para mahasiswa sehingga
mahasiswa dapat mengetahui kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai atau belum.

Dapat menentukan keputusan dan berpikir bijak dalam keadaan terdesak.

Program-program kegiatan kemahasiswaan harus dibuat dengan mengindahkan


aturan yang berlaku di kampus dan dijalankan sesuai dengan aturan.

Memiliki solidaritas tinggi.


02 Transparansi
 Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik.

 Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses dinamika
struktural kelembagaan.

 Prinsip ini mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi
kepercayaan (trust).
 Dalam prosesnya , transparansi dibagi menjadi lima proses yaitu :

1.) Proses Penganggaran


bersifat bottom up, mulai dari perencanaan,
4.) Proses Pengawasan
implementasi, laporan pertanggungjawaban dan
proses pengawasan dalam pelaksanaan program
penilitian (evaluasi) terhadap kinerja anggaran.
dan proyek pembangunan berkaitan dengan
kepentingan publik dan yang lebih khusus lagi
adalah proye-proyek yang diusulkan oleh
2.) Proses Penyusunan Kegiatan masyarakat sendiri.
terkait dengan proses pembahasan tentang sumber-
sumber pendanaan dan alokasi anggaran.

3.) Proses Pembahasan 5.) Proses Evaluasi


membahas tentang pembuatan rancangan peraturan berlaku terhadap penyelenggaraan proyek
yang berkaitan dengan strategi penggalangan dana, dijalankan secara terbuka dan bukan hanya
mekanisme pengelolaan proyek mulai dari pertanggungjawaban secara administratif, tapi
pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan juga secara teknis dan fisik dari setiap out put
finansial dan pertanggungjawaban secara teknis. kerja-kerja pembangunan.
Contoh Penerapannya di Lingkungan Kampus

Program-program kegiatan Mengikuti semua kegiatan yang telah


kemahasiswaan dan laporan dijadwalkan oleh kampus dan
kegiatannya harus dapat diakses oleh mengerjakan semua tugas in dan out.
seluruh mahasiswa.

Mematuhi semua tata tertib yang Pemberian surat pemberitahuan yang


ada. berisi rincian biaya jika ada kegiatan
membeli barang atau iuran.
03 Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam
penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya.

 Sifat-sifat prinsip kewajaran terdiri dari lima hal penting :


04 Kejujuran
Tidak adanya bias perkiraan penerimaan maupun
02 Fleksibilitas pengeluaran yang disengaja , yang berasal dari pertimbangan
Adanya kebijakan tertentu untuk teknis maupun politis. Kejujuran merupakan bagian dari
efisiensi dan efektifitas. prinsip fairness.

01 Komprehensif dan disiplin. 03 Terprediksi. 05 Informatif


Mempertimbangkan keseluruhan Adanya ketetapan dalam perencanaan atas dasar Adanya sistem informasi pelaporan
aspek, berkesinambungan, taat asas, asas value for money untuk menghindari defisit yang teratur dan informatif sebagai
prinsip pembebanan, pengeluaran dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang dasar penilaiankinerja, kejujuran dan
dan tidak melampui batas (off terprediksi merupakan cerminan dari adanya proses pengambilan keputusan
budget). prinsip fairness didalam proses perencanaan
pembangunan.
Contoh Penerapannya di Lingkungan Kampus

Dalam penyusunan anggaran program kegiatan


kemahasiswaan harus dilakukan secara wajar
dan penuh tanggung jawab.

Ikut memelihara sarana dan


prasarana, kebersihan, ketertiban, dan
keamanan kampus.
Memiliki kualitas moral yang baik dan
selalu jujur dalam berbuat sesuatu
04 Kebijakan
• Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat
merugikan negara dan masyarakat.

• Kebijakan anti korupsi tidak selalu identik dengan Undang-Undang anti-korupsi, namun bisa juga berupa
undang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-
monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol
terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara.

• Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan kultur
kebijakan.

• Kebijakan anti korupsi akan efektif apabila didalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan
persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.

• Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakann yaitu
kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara,dan lembaga permasyarakatan.
Contoh Penerapannya di Lingkungan Kampus

Menerapkan hukuman untuk Mematuhi peraturan- Dalam membuat kebijakan atau Ikut berpatisipasi dalam
mahasiswa dan dosen yang peraturan yang berlaku di aturan main tentang kegiatan pemberantasan korupsi.
terlambat datang ke kampus kampus kemahasiswaan harus
mengindahkan seluruh aturan
dan ketentuan yang berlaku di
kampus.
05 Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul
efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.

Prinsip ini membahas mengenai lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia,


self-evaluating organization, reformasi sistem pengawasan di Indonesia,
problematika pengawasan di Indonesia.
3 bentuk kontrol kebijakan :

Evolusi

Partisipasi Reformasi

Kontrol
Kebijakan
Contoh Penerapannya di Lingkungan Kampus

Melakukan kontrol pada Bersikap rendah hati dan Berperan akif dalam
kegiatan kemahasiswaan, tidak angkuh dalam melakukan tindakan kontrol
mulai dari penyusunan setiap kesempatan. kebijakan ( ikut
program kegiatan, berpatisipasi ) .
pelaksanaan program
kegiatan, sampai dengan
pelaporan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai