Anda di halaman 1dari 12

PRINSIP - PRINSIP ANTI KORUPSI

KELOMPOK 10
Chyta Adelia Septina
Lulu Nurmala
Siti Hamidah

Reguler / Semester : II B / Semester III


PRINSIP - PRINSIP ANTI KORUPSI

Prinsip-prinsip antikorupsi merupakan langkah-langkah


antisipatif yang harus dilakukan agar praktik korupsi dapat
dibendung bahkan diberantas sampai ke akarnya.

Dalam konteks korupsi ada beberapa prinsip yang harus


ditegakkan untuk mencegah faktor eksternal penyebab
terjadinya korupsi, yaitu prinsip akuntabilitas, transparasi,
kewajaran (fairness), dan adanya kebijakan atau aturan main
yang dapat membatasi ruang gerak korupsi serta kontrol
terhadap kebijakan tersebut.
AKUNTABILITAS

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Prinsip


akuntabilitas merupakan pilar penting dalam rangka mencegah terjadinya korupsi.

Untuk mewujudkan prinsip-prinsip akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,


maka dalam pelaksanaannya harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan
melalui:

Mekanisme pelaporan dan penanggungjawaban atas


semua kegiatan yang dilakukan

Pelaporan dan pertanggungjawabkan tidak hanya


diajukan kepada penanggungjawab kegiatan pada
lembaga yang bersangkutan dan Direktorat Jendral
Anggaran Kementerian Keuangan, melainkan kepada
semua pihak khususnya kepada lembaga-lenbaga kontrol
seperti DPR yang membidanginya serta kepada
masyarakat.
Evaluasi

Evaluasi terhadap kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan


manfaat yang diberikan oleh setiap kegiatan kepada masyarakat, baik
manfaat langsung maupun manfaat jangka panjang setelah beberapa
tahun kegiatan itu dilaksanakan.
TRANSPARANSI

Transparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan


dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahuui
oleh publik (Prasojo, 2007).

Proses penganggaran Proses penyusunan kegiatan

Proses penganggaran Proses penyusunan kegiatan


bersifat dari bawah ke atas terkait dengan proses
(bottom up), mulai dari pembahasan tentang sumber-
perencanaan, implementasi, sumber pendanaan (anggaran
laporan pendapatan) dan alokasi
pertanggungjawaban, dan anggaran (anggaran belanja)
penilaian (evaluasi) pada semua tingkatan.
terhadap kinerja anggaran.
Proses pembahasan

Proses pembahasan adalah pembahasan tentang pembuatan rancangan


peraturan yang berkaitan dengan strategi penggalangan dana kegiatan
dalam penetapan retribusi, pajak, serta aturan lain yang terkait dengan
pengangguran pemerintah.
Proses pengawasan

Proses pengawasan tentang cara dan mekanisme


pengelolaan kegiatan mulai dari pelaksanaan tender,
pengerjaan teknis, pelaporan finansial, dan
pertanggungjawaban secara teknis.

Proses evaluasi

Proses evaluasi dilakukan terhadap penyelenggaraan


kegiatan yang dilakukan secara terbuka. Evaluasi harus
dilakukan sebagai pertanggungjawaban secara
administratif, teknis dan fisik dari setiap output kerja
pembangunan.
KEWAJARAN

Prinsip kewajaran (fairness) dimaksudkan untuk mencegah


adanya ketidakwajaran dalam penganggaran, dalam
bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya.

Komperehensif dan disiplin

Mempertimbangkan semua aspek, berkesinambungan, taat


asas, prinsip pembelaan, pengeluaran, dan tidak
melampaui batas (off budget).
Fleksibilitas

Terjadinya kebijakan tertentu untuk


mencapai efisiensi dan efektivitas
(prinsip tak tersangka, perubahan,
penggeseran, dan desentralisasi
manajemen).
Terprediksi

Ketetapan dalam perencanaan berdasarkan asas value for money


dengan tujuan untuk menghindari defisit dalam tahunan anggaran
berjalan.

Kejujuran

Merupakan bagian utama dari prinsip kewajaran. Kejujuran adalah tidak adanya bias
perkiraan penerimaan atau pengeluaran yang disengaja yang berasal dari
pertimbangan teknis maupun politis.

Informatif

Informatif merupakan ciri dari kejujuran. Sistem


informasi pelaporan yang teratur dan informatif
adalah dasar penilaian kinerja, kejujuran, dan
proses pengambilan keputusan.
KEBIJAKAN

Prinsip kebijakan adalah prinsip anti korupsi


yang keempat yang dimaksudkan agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
tentang kebijakan antikorupsi. Kebijakan
berperan untuk mengatur tata interaksi dalam
ranah sosial agar tidak terjadi penyimpangan Isi kebijakan
yang dapat merugikan negara dan masyarakat.

Isi atau konten merupakan komponen


Pembuat kebijakan penting dari sebuah kebijakan.

Pembuat kebijakan adalah hal yang


terkait erat dengan kebijakan anti
korupsi.
Penegakan kebijakan

Kebijakan yang telah dirumuskan akan berfungsi apabila didukung


oleh aktor penegak kebijakan, yaitu Kepolisian, Pengadilan,
Pengacara, dan Lembaga Pemasyarakatan.

Kultur kebijakan

Keberadaan suatu kebijakan memiliki keterkaitan


dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan
kesadaran masyarakat terhadap hukum undang-undang
antikorupsi.
KONTROL KEBIJAKAN

Kontrol kebiajakan adalah upaya agar kebijakan


yang dibuat benar-benar efektif dan menghapus
semua bentuk korupsi. Terdapat tiga model atau
bentuk kontrol terhadap kebijakan pemerintah,
yaitu berupa:

Partisipasi

Kontrol kebijakan bisa berupa


partisipasi yaitu melakukan kontrol
terhadap kebijakan dengan ikut serta
dalam penyusunan dan
pelaksanaannya.
Evolusi

Kontrol kebijakan bisa berupa evolusi


yaitu mengontrol dengan menawarkan
alternatif kebijakan baru yang dianggap
lebih layak. Reformasi

Kontrol kebijakan bisa berupa reformasi yaitu mengontrol


dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.
Substansi dari tiga model tersebut adalah keterlibatan
masyarakat dalam mengontrol kebijakan negara.

Anda mungkin juga menyukai