Anda di halaman 1dari 14

ASSESMENT

(EVALUASI) KINERJA
BERBASIS
KOMPETENSI
Dosen pengampu : Ibu Nurmaines Adhyka, SKM, M.A.R.S.
Mata Kuliah : Anggaran dan Indikator Kinerja
Kelompok 5 :
Yolanda Putri
Wulandani Sevia Etika Ambarsari

Sindy Setia Pratiwi Ryan Pratama Putra


Pokok Pembahasan :
A. Pengertian B. Pengertian
Kompetensi Profasionalisme
C. Dasar-dasar Penilaian Berbasis D. Pengertian Manajemen
Kompetensi Kinerja
A. Pengertian Kompetensi

Spencer, Lyle & Signe (1993) mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik sifat dasar
manusia yang melekat, dapat memprediksikan tingkah laku dan performansi secara luas pada
semua situasi dan kondisi pekerjaan.
Boulter, Dalziel dan Hill, (1996), Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang
memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya.
Jackson et al. (2009), kompetensi merupakan pola pengetahuan, ketrampilan, kemampuan,
perilaku dan karakteristik lainnya yang bisa diukur dan dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan dengan baik.
Saleh et al. (2013) menyebutkan kompetensi sebagai kecakapan, kemampuan dan kewenangan
yang berasal dari kata dalam bahasa inggris “competent”
Seorang yang memilik ikompetensi yang memadai akan memiliki rasa percaya diri dan biasanya
mampu memotivasi dirinya untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya dengan baik.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah karakteristik
dasar yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan di dalam diri seorang individu yang
bermanfaat untuk meraih kinerja yang maksimal dan sekurang-kurangnya terdiri atas dimensi
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan karakteristik pribadi (personal characteristic).
Karakteristik Kompetensi Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi
Menurut Spencer, Lyle & Signe (1993) lima Menurut Zweel (dalam Sholehatusya, 2017),
karateristik kompetensi: terdapat 7 (tujuh) derterminan yang
● Motif mempengaruhi atau membentuk kompetensi yaitu:
● Karakter (trait) ● Kepercayaandannilai
● Konsep diri (self concept) ● Keahlian/Keterampilan
● Pengetahuan (knowledge) ● Pengalaman
● Keterampilan (skill) ● Karakteristik Personal
• ● Motivasi
● Isu-isuemosional
● Intelektual
B.Pengertian Prosesionalisme
Profesionalisme berasal dari bahasa Anglosaxon yang mengandung pengertian kecakapan, keahlian
dan disiplin. Profesionalisme mengandung juga pengertian menjalankan suatu profesi untuk
keuntungan atau sumber penghidupan.
Menurut Siagian (dalam Kurniawan, 2005), profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan
tugas sehingga terlaksana dengan mutu yang baik, waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur
yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan atau masyarakat.
Kamus Webster Amerika menegaskan bahwa profesionalisme adalah suatu tingkah laku, suatu
tujuan atau rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan coraknya (Anoraga, 2009)
“Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme merupakan
sebuah sikap kerja profesional yang tiada lain adalah perilaku karyawan yang
mengacu pada kecakapan, keahlian, dan disiplin dalam bentuk komitmen dari para
anggota suatu profesi yang mendasari tindakan atau aktifitas seseorang yang
merupakan sikap dalam menekuni pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya yang
dikuasai dengan melaksankan aturan-aturan kode etik profesi yang berlaku dalam
hubungannya dengan masyarakat untuk menghasilkan kerja yang terbaik.”
Karekteristik Profesionalisme
Menurut Martin (dalam Kurniawan, 2005) karakteristik profesionalisme aparatur sesuai dengan tuntutan
good governance, diantaranya :
• Equality
• Equity
• Loyality
• Accountability

Dimensi Profesionalisme
Hall, (1986) menyatakan bahwa sikap profesionalisme adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya,
yang dinilai melalui lima dimensi sebagai berikut:
• Pengabdian pada profesi
• Kewajiban social
• Kemandirian
• Keyakinan terhadap profesi
• Hubungan dengan sesama profesi
 
Ciri-Ciri Profesionalisme

Anoraga (2009) dikemukakan beberapa ciri profesionalisme yaitu :


• Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil, sehingga dituntut untuk selalu mencari
peningkatan mutu.
• Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui
pengalaman dan kebiasaan.
• Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai
hasil tercapai.
• Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau
godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.
• Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja
yang tinggi.
 
C. Dasar-dasar Penilaian Berbasis Kompetensi
• Penilaian kinerja merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kualitas kerja SDM yang dimiliki oleh perusahaan.

Rivai dan Basri (2005) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja yang baik harus memenuhi beberapa
syarat sepertiberikut:
1. Reliability, yaitu faktor penilaian harus dapat dipercaya
2. Relevance, yaitu ada kesesuaian antara penilaian dengan tujuan sistem penilaian, ukuran kinerja
harus dihubungkan dengan output riil dari kegiatan yang secara logika itu mungkin.
3. Sensitivity,yaitu beberapa ukuran harus mampu mencerminkan perbedaan antara penampilan
tingkat tinggi dan rendah. Penampilan tersebut harus dapat membedakan dengan teliti tentang
perbedaan kinerja.
4. Practicality, mudah dipahami dan dapat diterapkan secara praktis dan kekurangan data tidak telalu
mengganggu.
 
Pengertian Manajemen Kinerja
Manejemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam
kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan
membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan (Bacal,
1994).
Manajemen kinerja merupakan gaya manajemen yang dasar nya adalah komunikasi terbuka
antara manajer dan karyawan yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baik
dari manajer kepada karyawan maupun sebaliknya (Schwartz, 1999)
Manajemen kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi,
tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan,
standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati (Armstrong, 2004)
Maka dapat dirumuskan bahwa pada dasarnya manajemen kinerja merupakan gaya
manajemen dalam mengelola sumber daya yang berorientasi pada kinerja yang melakukan proses
komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan
strategis serta terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi
 
Proses Manajemen Kinerja
• Masukan.
• Proses
• Keluaran.
• Manfaat.
Thanks

THANKS

Anda mungkin juga menyukai