Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEBUDAYAAN ANTI KORUPSI

Dosen Pengampu : Dr. Erpita Yanti, Amd.Keb, SKM,M.Mkes

Disusun Oleh : Wella Wulansari

23334135

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai sumber nilai anti korupsi dibenarkan dengan pernyataan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menegaskan bahwa Pancasila

merupakan sumber nilai anti korupsi. Persoalannya, arah ideology sekarang seperti

di persimpangan jalan. Nilai-nilai lain yang kita anut menjadikan tindak korupsi

merebak kemana-mana.

Korupsi terjadi ketika ada pertemuan dan kesempatan. Nilai-nilai karifan

local semakin ditinggalkan, yang ada nilai-nilai kapitalis, sehingga terdoronglah

seseorang untuk bertindak korupsi. Saatnya Pancasila kembali direvitalisasi sebagai

dasar filsafat Negara bersama sama dengan norma agama.

Nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh

masyarakat Indonesia berbuat baik, sehingga Pancasila dianggap sebagai ideologi

yang bersifat universal karena dalam Pancasila ada nilai-nilai sosialis religious dan

nilai-nilai etis. Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa

Indonesia. Masih banyak orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan tindakan

menyimpang. Oleh karena itu, orang orang tersebut harus dibekali dengan ilmu dan

nilai-nilai yang baik agar terhindar dari tindakan menyimpang.

Benar adanya bahwa korupsi terjadi karena pemahaman kita mengenai

Pancasila masih kurang. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila sila dari

Pancasila namun dalam memaknainya masih kurang sehingga masih banyak

pelanggaran pelanggaran dan penyimpangan penyimpangan yang terjadi di negeri

ini. Hal hal trsebut yang menjadikan Pancasila itu diperlukan sebagai pendidikan

anti korupsi.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan korupsi ?


2. Jelaskan pengertian korupsi menurut para ahli ?
3. Bagaimana upaya yang bisa dilakukan terkait dengan tindakan korupsi?
4. Apa saja jenis tindak pidana korupsi ?
5. Apa sanksi perbuatan korupsi ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian korupsi.


2. Untuk mengetahui pengertian korupsi menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui upaya terkait tindakan korupsi.
4. Untuk mengetahui jenis tindak pidana korupsi.
5. Untuk mengetahui apa saja perbuatan korupsi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi

Kata korupsi berasal dari Bahasa latin corruptio (Fockema Andrea, 1951) atau

corruptus (Webster Student Dictionary, 1960). Selanjutnya, disebutkan pula bahwa

corruptio berasal dari kata corrumpere satu kata dari Bahasa latin yang lebih tua.

Dari Bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris),

“corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda).

Dari segi terminologi, istilah korupsi berasal dari kata “corruption” dalam

Bahasa latin yang berarti kerusakan atau kebobrokan, dan dipakai pula untuk

menunjukkan keadaan atau perbuatan yang busuk.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, korupsi didefinisikan

lebih spesifik lagi yaitu penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara

(perusahaan, organisasi, yayasan, dsb.) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Istilah korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa

Indonesia, adalah “kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan

dan ketidakjujuran” (S. Wojowasito-WJS Poerwadarminta: 1978). Pengertian

lainnya, “perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok,

dan sebagainya” (WJS Poerwadarminta: 1976).

PENGERTIAN KORUPSI MENURUT UNDANG UNDANG

Menurut Undang Undang No. 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi

adalah :
“setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu

karporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang

ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan

negara atau perekonomian negara”

Menurut UU No 24 tahun 1960

“perbuatan seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kehajatan

atau dilakukan dengan menyalahgunakan jabatan atau kedudukan”

2.2 Pengertian Korupsi Menurut Beberapa Ahli

 Nurdjana (1990)
Korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu "corruptio", yang berarti
perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang
dari kesucian, melanggar norma-norma agama material, mental dan hukum.
 Juniadi Suwartojo (1997)
Korupsi adalah tingkah laku atau tindakan seseorang atau lebih yang melanggar
norma-norma yang berlaku dengan menggunakan dan/atau menyalahgunakan
kekuasaan atau kesempatan melalui proses pengadaan, penetapan pungutan
penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa lainnya yang dilakukan pada kegiatan
penerimaan dan/atau pengeluaran uang atau kekayaan, penyimpanan uang atau
kekayaan serta dalam perizinan dan/atau jasa lainnya dengan tujuan keuntungan
pribadi atau golongannya sehing langsung atau tidak langsung merugikan kepentingan
dan/atau keuangan negara/masyarakat.
 Haryatmoko
Korupsi adalah upaya menggunakan kemampuan campur tangan karena posisinya
untuk menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh, uang atau kekayaan demi
kepentingan keuntungan dirinya.
 Mubyarto
Korupsi adalah suatu masalah politik lebih daripada ekonomi yang menyentuh
keabsahan atau legitimasi pemerintah di mata generasi muda, kaum elite terdidik, dan
para pegawai pada umumnya. Akibat yang akan ditimbulkan dari korupsi ini yakni
berkurangnya dukungan pada pemerintah dari kelompok elite di tingkat provinsi dan
kabupaten.
 Syed Hussein Alatas
Korupsi adalah subordinasi kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi yang
mencakup pelanggaran norma, tugas, dan kesejahteraan umum, yang diakukan dengan
kerahasiaan, penghianatan, penipuan, dan kemasabodohan dengan akibat yang
diderita oleh rakyat.
 Gunnar Myrdal
Korupsi adalah suatu masalah dalam pemerintahan karena kebiasaan melakukan
penyuapan dan ketidakjujuran membuka jalan membongkar korupsi dan tindakan-
tindakan penghukuman terhadap pelanggar. Tindakan dalam pemberantasan korupsi
umumnya dijadikan pembenar utama terhadap KUP Militer.
 Robert Klitgaard
Korupsi adalah suatu tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi
jabatannya dalam negara, di mana untuk memperoleh keuntungan status atau uang
yang menyangkut diri pribadi atau perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri, atau
dengan melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi.

2.3 Upaya Terkait Tindakan Korupsi

a) Menegakkan hukum secara adil dan konsisten sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan norma-norma lainnya yang berlaku.
b) Penambahan/rekruitmen pegawai sesuai dengan kualifikasi tingkat kebutuhan, baik
dari segi kuantitas maupun kualitas.
c) Optimalisasi fungsi pengawasan atau kontrol, sehingga komponen-komponen tersebut
betul-betul melaksanakan pengawasan secara baik.
d) Adanya penjabaran rumusan perundang-undangan yang jelas, sehingga tidak
menyebabkan kekaburan atau perbedaan persepsi diantara para penegak hukum dalam
menangani kasus korupsi.

2.4 Jenis Tindak Pidana Korupsi

Berikut adalah beberapa jenis tindak pidana korupsi yang umum:


1. Penerimaan suap
Menerima atau meminta sejumlah uang atau hadiah lainnya sebagai imbalan atas
penggunaan wewenang atau pelaksanaan tugas yang seharusnya dilaksanakan secara
obyektif dan adil.
2. Pemberian suap
Memberikan atau menjanjikan sejumlah uang atau hadiah lainnya kepada seorang
pejabat atau pegawai publik dengan harapan mendapatkan keuntungan yang tidak
seharusnya diperoleh.
3. Penyuapan
Memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang bekerja di sektor
swasta agar mereka melanggar kewajiban profesional mereka.
4. Mark-up kontrak
Memanipulasi harga dalam kontrak atau proyek pemerintah dengan cara menaikkan
harga barang atau jasa secara tidak seimbang untuk memperoleh keuntungan pribadi.
5. Penyalahgunaan wewenang
Menggunakan kekuasaan atau wewenang yang diberikan kepada seseorang untuk
kepentingan pribadi atau kelompok dengan merugikan kepentingan publik.
6. Nepotisme
Memberikan keuntungan atau posisi kepada anggota keluarga atau teman dekat tanpa
mempertimbangkan kualifikasi atau merit yang seharusnya.
7. Penggelapan dana publik
Mengalihkan atau menggunakan dana publik untuk kepentingan pribadi atau
kelompok tanpa izin atau persetujuan yang sah.
8. Pencucian uang
Mengubah asal usul uang yang diperoleh secara ilegal menjadi aset yang sah melalui
serangkaian transaksi keuangan yang rumit.
9. Penyalahgunaan anggaran
Menggunakan dana publik untuk tujuan yang tidak sah atau melebihi batas anggaran
yang telah ditetapkan.
10. Penyuapan pemilihan
Memberikan atau menerima suap dalam upaya mempengaruhi hasil pemilihan
umum atau pemilihan internal di organisasi.
2.5 Sanksi Perbuatan Korupsi

Dalam Tindak Pidana Korupsi ada sanksi yang menjerat bagi pelakunya dan telah diatur

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang Peubahan Atas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi.10 Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan dalam Pasal 2

(1) “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri

atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara

paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling

sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah).

(2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam

keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Sanksi dalam Pasal 2 Ayat 2 tersebut diatas

merupakan Pemberian Sanksi atau hukuman seberat-beratnya, hal ini dilakukan untuk

memberi rasa jera bagi koruptor lain serta merupakan bentuk pencegahan korupsi. Namun,

hingga saat ini, Indonesia belum pernah menjatuhkan hukuman mati koruptor. Pada tindak

pidana korupsi, hukuman paling berat adalah vonis seumur hidup. Contoh kasus yang telah

ada di indonesia yang menurut Unsur yang cukup memenuhi dalam Pasal 2 Ayat 2 tersebut

yaitu Kasus Bansos Dana Covid-19 yang dilakukan oleh Juliari Batubara seorang laki-laki

yang lahir di Jakarta pada tanggal 22 Juli 1972 ini merupakan Menteri Sosial yang dilantik

pada tahun 2019, yang kemudian Juliari Batubara ini melakukan perbuatan Korupsi berupa

dana Bansos Covid 19. Dalam Hal ini jika sekilas dilihat dari kasusnya Juliari Batubara

melakukan Tindak Pidana Korupsi yaitu sedang adanya Bencana Dunia dan bisa dikatakan
dalam keadaan tertentu, namun fakta mengatakan lain dipersidangan, Juliari Batubara

dinyatakan bersalah karena diduga kuat melakukan Tindak Pidana Korupsi berupa Suap dan

di Vonis Hukuman selama 12 Tahun Penjara.11 Masyarakat pada saat kejadian tersebut

memang merasa tidak adil dengan vonis yang diberikan oleh Hakim, namun apa boleh buat

vonis tersebut sudah dijatuhkan kepada Juliari Batubara.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dan melanggar kaidah/norma

umum yang berlaku di masyarakat. Praktek korupsi yang meluas di suatu negara

akan merusak dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan bernegara. Indonesia

termasuk Negara yang tingkat korupsinya tinggi di dunia. Banyak faktor yang

menyebabkan tingginya kejahatan korupsi di Indonesia bisa faktor internal juga

faktor eksternal. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya pemberantasan,

pencegahan kejahatan korupsi. Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dengan

menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada masyarakat lewat pendidikan anti korupsi

untuk menumbuhkan karakter kejujuran, dan sikap anti korupsi.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis menyarankan agar para pembaca dan

seluruh masyarakat luas hendaknya memiliki kesadaran untuk tidak melakukan

korupsi, karena selain melanggar hukum, korupsi juga dapat merugikan banyak

orang. Selain itu, masyarakat, pemerintah serta instansi terkait perlu melakukan

kerja sama secara sinergis untuk dapat mengimplementasikan dan menerapkan

pendidikan anti korupsi dan sikap untuk menghindari korupsi sejak dini di segala

aspek kehidupan dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/516845433/Pendidikan-Budaya-Anti-Korupsi-Konsep-
Dasar-Korupsi

https://id.scribd.com/document/492152805/Materi-Jenis-Tindak-Pidana-Korupsi

https://id.scribd.com/document/638805260/Untitled

https://id.scribd.com/document/452210348/Pengertian-Korupsi-Secara-Umum-dock

Anda mungkin juga menyukai