Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Tindak Pidana Korupsi

Ensiklopedia Indonesia disebut korupsi (dari bahasa Latin : corruptio = penyuapan; corruptore =
merusak) gejala di mana para pejabat, badan-badan negara menyalahgunakan wewenang dengan
terjadinya penyuapan, pemalsuan serta ketidak beresan lainnya.
Secara harfiah korupsi merupakan sesuatu yang busuk, jahat dan merusak. Hal ini disebabkan
korupsi memang menyangkut segi moral, sifat dan keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi
atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, faktor
ekonomi dan politik, serta penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah
kekuasaan jabatannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
Sementara itu, menurut hukum di Indonesia, pengertian korupsi adalah perbuatan melawan
hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain, baik perorangan maupun korporasi,
yang dapat merugikan keuangan negara/perekonomian negara. Undang-Undang No. 31 Tahun
1999 tentang Tindak Pidana Korupsi, yang berlaku terhitung mulai tanggal 16 Agustus 1999
yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tujuan
dengan diundangkannya Undang-Undang Korupsi ini sebagaimana dijelaskan dalam konsiderans
menimbang diharapkan dapat memenuhi dan mengantisipasi perkembangan dan kebutuhan
hukum bagi masyarakat dalam rangka mencegah dan memberantas secara lebih efektif setiap
tindak pidana korupsi yang sangat merugikan keuangan, perekonomian negara pada khususnya
serta masyarakat pada umumnya.
Pasal 2, 3 dan 4 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi terdapat 3 istilah hukum yang perlu
diperjelas, yaitu istilah tindak pidana korupsi, keuangan negara dan perekonomian negara. Yang
dimaksud dengan Tindak Pidana Korupsi adalah:
1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.
2. Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
(sesuai Pasal 2 dan 3 UU No. 31 Tahun 1999).
Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli
- Nurdjana (1990). Pengertian korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
“corruptio”, yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama materiil, mental dan hukum.

- Juniadi Suwartojo (1997). Pengertian korupsi adalah tingkah laku atau tindakan seseorang atau
lebih yang melanggar norma-norma yang berlaku dengan menggunakan dan/atau
menyalahgunakan kekuasaan atau kesempatan melalui proses pengadaan, penetapan pungutan
penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa lainnya yang dilakukan pada kegiatan penerimaan
dan/atau pengeluaran uang atau kekayaan, penyimpanan uang atau kekayaan serta dalam
perizinan dan/atau jasa lainnya dengan tujuan keuntungan pribadi atau golongannya sehing
langsung atau tidak langsung merugikan kepentingan dan/atau keuangan negara/masyarakat.
- Haryatmoko. Pengertian korupsi adalah upaya menggunakan kemampuan campur tangan
karena posisinya untuk menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh,uang atau kekayaan
demi kepentingan keuntungan dirinya.
Dalam arti yang luas, pengertian korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan
pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya
korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan
dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang
diresmikan, dan sebagainya.
FAKTOR PENYEBAB TINDAK PIDANA KORUPSI
Ada dua faktor utama penyebab korupsi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal penyebab korupsi adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi seseorang. Hal ini
biasanya ditandari dengan adanya sifat manusia yang dibagi menjadi dua aspek, yaitu:
a. Berdasarkan aspek perilaku individu
- Sifat tamak/rakus
Sifat tamak atau rakus merupakan sifat manusia yang merasa selalu kurang dengan apa yang
telah dimilikinya, atau bisa juga disebut dengan rasa kurang bersyukur. Orang yang tamak
memiliki hasrat untuk menambah harta serta kekayaannya dengan melakukan tindakan yang
merugikan orang lain seperti korupsi.
- Moral yang kurang kuat
Orang yang tidak memiliki moral yang kuat tentunya akan mudah tergoda melakukan perbuatan
korupsi. Salah satu penyebab korupsi ini merupakan tonggak bagi ketahanan diri seseorang
dalam kehidupannya. Bila seseorang memang sudah tidak memiliki moral yang kuat, atau kurang
konsisten bisa menyebabkan mudahnya pengaruh dari luar masuk ke dalam dirinya.
- Gaya hidup yang konsumtif
Gaya hidup tentunya menjadi salah tu penyebab korupsi yang disebabkan oleh faktor eksternal.
Bila seseorang memiliki gaya hidup yang konsumtif dan pendapatannya lebih kecil dari
konsumsinya tersebut, maka hal ini akan menjadi penyebab korupsi. Tentunya hal ini sangat erat
kaitannya dengan pendapatan seseorang.
b. Berdasarkan aspek sosial
Berdasarkan aspek sosial bisa menyebabkan sesorang melakukan tindak korupsi. Hal ini bisa
terjadi karena dorongan dan dukungan dari keluarga, walaupun sifat pribadi seseorang tersebut
tidak ingin melakukannya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan untuk
melakukan korupsi, bukannya memberikan hukuman.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal penyebab korupsi lebih condong terhadap pengaruh dari luar di antaranya bisa
kamu lihat dari beberapa aspek:
- Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Penyebab korupsi dalam aspek ini adalah ketika nilai nilai dalam masyarakat kondusif untuk
terjadinya korupsi. Masyarakat tidak menyadari bahwa yang paling rugi atau korban utama
Ketika adanya korupsi adalah mereka sendiri. Selain itu, masyarakat juga kurang menyadari
kalau mereka sedang terlibat korupsi.
Korupsi tentunya akan bisa dicegah dan diberantas bila ikut aktif dalam agenda pencegahan dan
pemberantasan korupsi tersebut. Untuk itu, diperlukan adanya sosialisasi dan edukasi tentang
kesadaran dalam menanggapi korupsi ini bagi masyarakat.
- Aspek ekonomi
Aspek ekonomi hampir mirip dengan perilaku konsumtif pada faktor internal. Bedanya, disini
lebih ditekankan kepada pendapatan seseorang, bukan kepada sifat konsumtifnya. Dengan
pendapatan yang tidak mencukupi, bisa menjadi penyebab korupsi dilakukan seseorang.
- Aspek politis
Pada aspek politis, korupsi bisa terjadi karena kepentingan politik serta meraih dan
mempertahankan kekuasaan. Biasanya dalam aspek politis ini bisa membentuk rantai rantai
penyebab korupsi yang tidak terputus. Dari seseorang kepada orang lainnya.
- Aspek organisasi
Dalam aspek organisasi, penyebab korupsi bisa terjadi karena beberapa hal, seperti kurang
adanya keteladan kepemimpinan, tidak adanya kultur organisasi yang benar, kurang memadainya
sistem akuntabilitas yang benar, serta kelemahan sistim pengendalian manajemen dan lemahnya
pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai