Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salma Nurviana

No : 25/2032610126
Kelas : 2B D-III Administrasi Bisnis

Contoh Kasus Pelaku Bisnis yang Melanggar Etika Bisnis


Dalam Kegiatan Jual Beli Online di Masa Pandemi
VIRUS Covid-19 terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 hingga sampai saat ini dan belum
diketahui sampai kapan akan berakhir. Pandemi Covid-19 sangat memberikan pengaruh
terhadaap berbagai sektor di dunia. Salah satunya yaitu terhadap perekonomian. Perekonomian
merupakan salah satu aspek yang paling berasa akibatnya. Wabah penyakit ini sangat mengubah
susunan ekonomi dunia yang menyebabkan berhentinya berbagai bidang usaha atau
mengalihkannya kedunia online.

Pada masa pandemi Covid-19 semua aktifitas masyarakat sangat dibatasi, agar tidak menularkan
virus terhadap yang lainnya. Beberapa kebijakan yang diterapkan pemerintah yaitu PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diterapkan pada tahun 2020 dan pada tahun ini
diterapkannya PPKM yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

Dengan penerapan kebijakan ini, banyak bidang usaha atau pelaku bisnis mengalihkan bisnisnya
ke dunia online dan melakukan semua kegiatannya dengan media digital, seperti adanya jual beli
online dengan menggunakan e-commorce seperi Shopee, Lazada, Tokopedia dan beberapa
lainnya.

Kegiatan jual beli online sangat menguntungkan dua belah pihak, baik dari segi produsennya
maupun konsumennya. Terutama keuntungan yang didapatkan konsumen dengan membeli
online adalah dapat berbelanja tanpa harus keluar dari rumah serta dapat mematuhi apa yang
diperintahkan oleh pemerintah.

Etika berbisnis adalah suatu cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan masyarakat.
Etika bisnis yang diterapkan konsumen pada saat pandemi Covid-19 adalah sebagai berikut:
1. Konsumen harus bersabar dalam menunggu responnya produsen
2. Berpikir positif yaitu jangan berpikir aneh kepada penjual atau barang yang diperjualnya
3. Barang yang sudah dibeli harus dikomentari secara jujur
4. Harus memenuhi janji yaitu menyetujui aturan dari produsennya.
5. Konsumen harus melakukan jaga jarak terhadap kurir jika terjadi pemesanan COD
Sedangkan, etika bisnis yang diterapkan produsen pada saat pandemi covid 19 adalah sebagai
berikut:
1. Barang yang dijual harus sesuai dengan keadaan tanpa melakukan kecurangan.
2. Harus fast respon dan ramah terhadap calon konsumen
3. Melakukan pemisahan pesanan dengan kategori yang berbeda peduli terhadap konsumen
4. Bertanggung jawab terhadap apa yang diperjualkan dan siap mendengarkan keluhan atas
barang yang sudah dibeli konsumen tidak sesuai dengan pesanan
5. Menyiapkan barang dengan rapi dan rapat pada saat pembungkusannya

CONTOH KASUS
Pelanggaran Etika Bisnis dimasa Pandemi Terhadap Perdagangan Online
Transaksi perjanjian jual beli online rawan terjadinya penipuan. Ditambah lagi dengan
munculnya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup dan
perilaku masyarakat. Yang awalnya terbiasa melakukan perjanjian jual beli secara tatap muka
(konvensional), kini perjanjian jual beli telah beralih ke perjanjian jual beli secara elektronik atau
online. Sehingga peluang terjadinya masalah penipuan jual beli online bisa semakin meningkat.
Apabila perdagangan online tidak mengindahkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan
serta melanggar berbagai norma dan kode etik bisnis, maka akan menciptakan kebingungan
dikalangan masyarakat yang berakibat fatal pada kekacauan kegiatan dunia bisnis dan ekonomi
Indonesia, terutama jika pelanggaran-pelanggaran etika bisnis dibiarkan terjadi.
Kasus pelanggaran etika bisnis dalam perdagangan online marak terjadi ditengah masyarakat.
Contohnya kasus penipuan perdagangan online yang dilakukan pada 28 Desember 2020 dimana
seorang pengguna Twitter @destynrc yang menjadi korban penipuan perdagangan online oleh
akun grabtoko atas pembelian 2 unit iPhone, masing-masing unit seharga Rp 11,5 juta. Selain itu,
contoh lainnya adalah kasus penipuan perdagangan online yang menimbulkan korban kurang
lebih 400 orang dimana pelaku mendapatkan sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta setiap kali
melakukan penipuan dengan modus lelang sepatu secara online melalui akun media sosial.
Ditambah lagi dengan kasus penipuan perdagangan online yang dialami oleh Heri sebagai
korban penipuan jual-beli tanaman hias seharga Rp 350 ribu oleh akun Ploris Cica melalui akun
Fcebook.
Kesimpulan dari berbagai kasus tersebut adalah kesadaran pelaku usaha dalam menjaga norma
dan kode etik bisnis merupakan hal yang sangat penting, karena jika penerapan etika bisnis
semakin kuat, maka dunia bisnis dapat mendorong ekonomi Indonesia menjadi lebih maju.
Saran saya
1. Konsumen harus mencari informasi yang jelas, lengkap, jujur, dan relevan mengenai
produk dan prosedur transaksi yang dilakukan.
2. Usahakan cari e-commerce yang memiliki ranting bagus. Biasanya e-commerce yang
cukup bagus akan banyak mendapatkan penilaian bagus dari para pembelinya. Jika
memiliki tanggapan positif, sudah bisa dikatakan bahwa e-commerce tersebut memiliki
repuitas baik.
3. Setiap toko memiliki syarat dan ketentuan masing-masing. Baik itu masa garansi,
perjanjian waktu pengembalian dan sebagainya. Dengan mencermati syarat dan ketentuan
yang berlakukan setiap toko, maka kita sudah siap menerima apa yang dijanjikan oleh
penjual.
4. Sebaiknya pilih platform marketplace jika hendak berbelanja secara online. Karena
dengan ini, saat melakukan pembayaran akan ada pihak yang berada ditengah-tengah
antara pembeli dan penjual. Jadi, pembeli tidak langsung mengirim pembayaran ke
penjual. Tetapi ditampung dulu oleh pihak e-commerce, dan baru akan dikirim ke penjual
setelah dipastikan barang tiba dengan selamat.

Anda mungkin juga menyukai