Anda di halaman 1dari 2

Opini Mengenai Wacana Pemidanaan Hukuman Mati Terhadap Terpidana Korupsi

Alyasa Sabdatama

Hampir setiap hari di media sosial kita melihat isu korupsi yang sangat marak di kalangan
pejabat di indonesia, hal ini seperti sudah menjadi hal yang biasa di dunia politik Indonesia, ini
menunjukan lemah nya hukum nya mengatur tentang korupsi di Indonesia

Tidak sedikit pula masyarakat yang mendesak untuk menghukum terpidana kasus korupsi
dengan hukuman mati karena tindak korupsi tidak hanya merugikan negara namun juga
merugikan seluruh masyarakat negara Indonesia

Hukuman mati korupsi sebenarnya sudah diatur pada Pasal 2 ayat (2) UU No. 31 Tahun 1999
sebagaimana diubah dalam UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi namun sampai sekarang belum ada terpidana korupsi yang di pernah di vonis hukuman
mati

Ini disebabkan lemah nya hukum di indonesia yang mengatur tentang korupsi dan banyak nya
okum pejabat yang melakukan korupsi berdasarkan data ICW, ada 579 kasus korupsi yang
telah ditindak di Indonesia sepanjang 2022 jumlah itu meningkat sebanyak 8,63% dari tahun
lalu yang berjumalah sebanyak 533 kasus

Indonesia seharusnya bisa menerapkan hukuman mati terhadap terpidana korupsi karena
korupsi termasuk tindak pidana kelas berat karena dilakukan secara sistematik, terencana, dan
kompleks yang dilakukan oleh oknum pejabat negara

Akhir-akhir ini banyak terpidana korupsi yang medapat banding atas hukuman mereka sehingga
seolah-olah meringankan hukuman para terpidana kasus korupsi. Oleh karena itu, kita perlu
mencontoh hukum yang terdapat di Negara China yang memberi sanksi kepada terpidana
koruptor yang menurut saya cukup efektif untuk memberi efek jera pada para koruptor

Sejak tahun 2013, Presiden China Xi Jinping sudah memberlakukan hukuman mati pada
terpidana korupsi untuk membasmi koruptor dari semua pejabat dari tingkat tinggi maupun
tingkat rendah. Menurut saya cara ini cukup efektif untuk melawan kasus korupsi yang terjadi di
Indonesia, mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah koruptor yang
banyak.

Akan tetapi, hukuman mati pada koruptor masih sulit dilakukan di Indonesia karena melanggar
HAM, tidak ada korelasinya terhadap efek jera bagi pelaku

Hal ini menjadi dilema pada banyak orang karena jika hukuman mati di anggap efektif untuk
memberantas korupsi namun juga melanggar hak asasi manusia dan adakah cara lain yang
efektif untuk memberantas kasus korupsi yang tidak melibatkan hukuman mati
Sistem hukum yang berlaku di Indonesia masih rentan dan rapuh dalam membuat hukuman
mati terhadap koruptor sulit diberlakukan karena hukuman mati sifatnya irreversible yang mana
tidak bisa ditarik kembali karena sistem peradilan di Indonesia yang masih lemah orang yang
tidak bersalah bisa menanggung hukuman mati tersebut dan bukan pelaku yang sebenarnya.

Meski demikian, ada beberapa orang yang berpendapat bahwa korupsi itu tindak pidana yang
merupakan satu kasus kelas berat dan layak di hukum mati namun, hal itu perlu didukung
dengan perbaikan sistem peradilan yang bersih dan jujur

Menurut pendapat saya, terpidana kasus korupsi memang layak di hukum mati karena korupsi
tidak hanya merugikan negara, dan juga seluruh masyarakat di Indonesia. Namun banyak juga
hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memberi vonis hukuman mati seperti hak asasi
manusia dan apakah terpidana benar-benar bersalah atas dugaan kasus korupsi dan
membenahi sistem pidana di Indonesia yang masih sering kali memberi keringanan hukuman
pada terpidana korupsi

Anda mungkin juga menyukai