Anda di halaman 1dari 4

PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI

Muhamad Rafie Alansah Liambo (H1A120184)

Kejahatan tindak pidana korupsi di Indonesia sudah masuk dalam wilayah akut
atau dapat dikatakan sudah pada titik yang sangat nadir. Korupsi dilakukan tidak saja
secara bersama-sama, tapi sudah dilakukan secara sistemik oleh para pihak dengan
harapan untuk memperkaya diri sendiri maupun orang lain. Perbuatan korupsi yang
merajalela, merupakan bentuk perlawanan terhadap hukum yang dilakukan oleh
sebagian komunitas atau sebagian kecil anggota masyarakat tertentu yang berlindung
dibalik kekuasaan atau kewenangan guna kepentingan pribadinya dengan cara
merugikan keuangan negara.
Ketidakberdayaan aparat penegak hukum dalam hal ini membuat semakin
nyata bahwa tindak pidana korupsi harus segera dihentikan. Memulihkan kepercayaan
pada aparat penegak hukum harus segera dilaksanakan. Rasa keinginan yang besar
bagi para penegak hukum harus digelorakan. Adanya korupsi yang sangat luar biasa
ini tentu menghambat keberlangsungan pembangunan di Indonesia. Tindak Pidana
Korupsi sebagai perilaku extra ordinary crime yang mengancam cita-cita negara yang
memerlukan penanganan hukum secara lebih serius, betapa tidak korupsi sudah
dimana-mana melanda masyarakat indonesia dan sudah memasuki semua kalangan,
seperti sudah tidak ada rasa takut, malu serta dosa bagi mereka yang melakukan
kejahatan tindak pidana korupsi.
Artikel yang telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Selasa, 27
Desember 2022 - 16:55 WIB oleh Arie Dwi Satrio dengan judul "149 Orang Jadi
Tersangka Korupsi Sepanjang 2022, KPK: Naik Dibandingkan Tahun Lalu" memberi
gambaran makin meningkatnya kasus korupsi di Indonesia.
“Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) merilis hasil kinerjanya sepanjang
2022. Berdasarkan hasil kinerja KPK di lingkup Direktorat Penindakan, sebanyak 149
orang telah ditetapkan sebagai tersangka dengan berbagai modus kasus korupsi
sepanjang 2022. Dari perkara penyidikan tersebut, KPK telah menetapkan 149 orang
tersangka, atau meningkat 38 tersangka dari tahun sebelumnya".
Menurut penulis beberapa faktor yang jadi penyebab tingginya jumlah korupsi
di indonesia. Faktor internal yakni aspek perilaku individu dan aspek sosial. Sedangkan
dalam aspek eksternal yakni sikap masyarakat itu sendiri terhadap tindak
perilaku koruptif terbilang acuh, aspek ekonomi, aspek politik dan aspek
organisasi. Dengan ini menunjukkan bahwa faktor internal dan eksternal yang
membuat para pelaku korupsi termotivasi. Selain faktor tersebut, tingginya jumlah
kasus korupsi disebabkan oleh penegakan hukum yang lemah.
1. Hukuman Pidana Ringan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang baru saja disahkan DPR RI
menjadi sorotan karena mengatur hukuman tindak pidana korupsi. Ketentuan terkait
tindak pidana korupsi (Tipikor) dicantumkan pada Bagian Ketiga, Pasal 603 hingga
606. Akan tetapi, hukuman penjara maupun denda pada sejumlah pasal tersebut lebih
ringan jika dibanding Undang-Undang (UU) Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Tahun 1999 maupun 2001. Pada produk hukum lain, tindak pidana
memperkaya diri sendiri, diatur dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal 2 ayat (1) UU tersebut menyatakan,
orang yang melawan hukum memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi yang
dapat merugikan negara atau perekonomian negara diancam pidana seumur hidup
atau minimal 4 tahun penjara dan maksimal 20 tahun.
Pelaku juga diancam denda minimal Rp 200 juta dan maksimal Rp 1 miliar.
Tidak hanya itu, ayat (2) pasal ini bahkan menyatakan hukuman mati bisa dijatuhkan
jika perbuatan korupsi tersebut dilakukan pada keadaan tertentu. Dengan Demikian,
ancaman hukuman pada KUHP pada perbuatan korupsi ini lebih ringan, yakni minimal
2 tahun penjara dan maksimal 20 tahun. Minimal denda yang dijatuhkan juga lebih
ringan, yakni hanya Rp 10 juta. UU Pemberantasan Tipikor Sementara itu, pada UU
Tindak Pidana Korupsi, penyalahgunaan wewenang yang mengakibatkan kerugian
negara ini diancam hukuman minimal 1 tahun, maksimal 20 tahun, serta denda
minimal Rp 50 juta dan maksimal Rp 1 miliar.
Pernyataan diatas memberi gambaran makin melemahnya penegakan hukum
di negara kita Indonesia. Solusi yang baik dalam mencegah korupsi adalah hukuman
mati dengan cara membuat beberapa pengecualian. Hukuman tersebut bisa memberi
efek jerah bagi pelakunya. Meskipun kebijakan formulasi hukum pidana mati terhadap
pelaku tindak pidana korupsi di Indonesia saat ini masih meninggalkan kesulitan
dimana masih banyak penolakan terhadap kebijakan tersebut namun dalam
menentukan standar pemidanaan bagi terpidana korupsi yang baik “baik” masih
dipandang belum mampu memberikan efek jera bagi pelakunya.  Penerapan kebijakan
formulasi hukum pidana mati terhadap pelaku tindak pidana korupsi di Indonesia saat
ini juga sesuai dengan berapa kebijakan penegakan hukum di beberapa negara seperti
di negara China, Iran, Pakistan, Arab Saudi, Amerika Serikat dll. Sebenarnya di
Indonesia, kasus korupsi telah mendapatkan ancaman hukuman mati sebagaimana
yang tertuang di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
2. Sistem Pemerintahan
Gejala korupsi kini memasuki area dikedalaman yang hampir tak
terukur. Secara horisontal korupsi menyebar dihampir semua cabang kekuasaan,
baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif. Pada garis vertikal korupsi bertengger di
setiap hirakhi pemerintahan, dari pusat kekuasaan hingga level terendah. Dalam
kasus di Indonesia, sejak reformasi mengalami puncak kelahiran (1998),
korupsi seperti mendapatkan tempat yang layak berkembangbiak. Korupsi yang
selama ini tumbuh berkecambah diranah eksekutif, kini berangsur-angsur
mengalami semacam arisan dari ruang legislatif, yudikatif dan kembali ke
eksekutif.
Kasus viral terkait korupsi dalam birokrasi adalah kasus korupsi yang dilakukan
oleh Gayus Tambunan, seorang pegawai negeri ditjen pajak pada tahun 2010-2011.
Kasus tersebut menjadi tranding topic selama beberapa bulan di negara Indonesia.
Kasus-kasus lain yang menimpah kepala daerah seperti kasus korupsi dan Operasi
Tangkap Tangan (OTT) oleh Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menjadi
kepala daerah pertama yang terseret kasus korupsi dan operasi tangkap tangan (OTT)
KPK. Kader PDI Perjuangan itu terjaring OTT di Rumah Dinas Gubernur Sulawesi
Selatan pada Sabtu, 27 Februari 2021 dini hari, Wali Kota Tanjungbalai, Sumatra Utara
menjadi kepala daerah kedua yang terseret kasus korupsi pada 24 April 2021. Kader
Partai Golkar terbukti dan dinyatakan bersama karena telah menyuap eks Penyidik
KPK AKP Stepanus Robin Pattuju dan advokat bernama Maskur Husain senilai
Rp1,695 miliar, Bupati Nganjuk, Jawa Timur, Novi Rahman Hidayat ditetapkan menjadi
tersangka korupsi pada Senin, 10 Mei 2021 dan Bupati Probolinggo, Jawa Timur Puput
Tantriana Sari dan Anggota DPR dari Partai NasDem, Hasan Aminuddin terjaring OTT
KPK pada Senin, 30 Agustus 2021. Pasangan suami dan istri itu diduga mematok tari
Rp20 juta kepada calon kepala desa di Probolinggo.
Banyaknya kasus-kasus korupsi yang kita lihat baik dimedia online, elektronik
maupun disekitar kita, tidak membuat kita untuk menyerah dan mencegahnya. Salah
satu cara sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan memulai dari diri sendiri
dengan pendekatan spiritual. Dalam dunia birokrasi strategi yang dilakukan dalam
upaya mencegah dan memberantas korupsi adalah dengan cara penguatan
kelembagaan internal birokrasi. Penguatan kelembagaan internal birokrasi dalam
rangka mewujudkan birokrasi yang profesional. Birokrasi profesional harus dijalankan
dengan menerapkan aturan-aturan yang ketat dan pelaksanaanya dikontrol oleh
atasan secara ketat, dan tenaga pelayanan birokrasi harus ditopang oleh orang-orang
yang memiliki kompetensi memadai. Yang selanjutnya penguatan kapasitas sumber
daya manusia untuk mendorong birokrasi diisi oleh orang-orang yang profesional.
Sumber daya manusia yang profesional disini adalah pegawai yang bekerja dengan
pengetahuan dan kompetensi yang memadai dan memiliki integritas yang unggul.
Penguatan kapasitas sumber daya manusia dilakukan melalui profesional
development program dan character building program.

Anda mungkin juga menyukai