Anda di halaman 1dari 12

HUKUMAN MATI

Hukuman mati merupakan salah satu pidana tertua di dunia. Namun,


memasuki abad ke-20, banyak negara yang memutuskan untuk
menghapuskan pidana tersebut sebagai hukuman.
Indonesia menjadi salah satu negara yang masih mempertahankan hukuman
ini. Namun, pelaksanaan hukuman mati telah menuai pro dan kontra sejak
lama.
Kasus 1 :
Berdasarkan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Indonesia
menerapkan hukuman mati bagi para pelaku korupsi. Hal ini tertuang dalam
Pasal 2 Ayat 2 UU tersebut, yang menyatakan tindak pidana korupsi dilakukan
dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Tindak pidana korupsi
yang dimaksud, tertera dalam Ayat 1, adalah perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
Dalam ayat itu disebutkan pula bahwa tindak pidana korupsi dipidana
penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Akan tetapi, sampai saat ini belum ada koruptor di Indonesia yang dihukum
mati.

Dialog 1 :

Mita : dari penjelasan tersebut Saya tidak setuju bila hukuman mati diterapkan
di Indonesia. Karena itu bertentangan dengan HAM (Hak Asasi Manusia) yaitu
hak bebas hidup dan sangat merendahkan manusia.
Tridiana : betul sekali hukuman mati juga melanggar prinsip dan nilai hak asasi
manusia, bukan hanya karena melanggar hak untuk hidup, tetapi juga
menghilangkan hak asasi manusia lainnya, seperti hak untuk tidak disiksa,
diperlakukan kejam dan tidak manusiawi.

Sehrina : Saya menyangkal pernyataan anda, menurut saya hukuman mati


pantas si berlakukan di indonesia, supaya tidak timbul atau muncul penjahat
potensial, sehingga tujuan hukum pidana bisa tercapai dengan baik misal
adanya koruptor, pengedar narkoba, pmebunuhan berencana, teroisme dan
lain sebagainya mereka harus di hukum mati karena dapat merugikan negara.

Diky : Saya juga setuju dengan hukuman mati para koruptor, karena kasus
korupsi di indonesia sangat banyak. Dengan hukuman mati tersebut, koruptor
akan menjadi jera dan indonesia akan terbebaskan dari kasus korupsi

Diky : Negara ini sudah rusak karena korupsi di mana-mana bahkan terjadi para
pihak yang seharusnya bertindak di kasus ini seperti Jaksa hukum dan polisi
hanya hukuman matilah yang dapat memberhentikan kasus korupsi Hakim
harus berani menerapkan hukuman itu karena sudah diatur dalam undang-
undang Nomor 31 tahun 1999.

Mita : dari penjelasan tersebut Saya tidak setuju bila hukuman mati diterapkan
di Indonesia. Karena itu bertentangan dengan HAM (Hak Asasi Manusia) yaitu
hak bebas hidup dan sangat merendahkan manusia.

Tridiana : betul sekali hukuman mati juga melanggar prinsip dan nilai hak asasi
manusia, bukan hanya karena melanggar hak untuk hidup, tetapi juga
menghilangkan hak asasi manusia lainnya, seperti hak untuk tidak disiksa,
diperlakukan kejam dan tidak manusiawi.
Sehrina : Saya menyangkal pernyataan anda, menurut saya hukuman mati
pantas si berlakukan di indonesia, supaya tidak timbul atau muncul penjahat
potensial, sehingga tujuan hukum pidana bisa tercapai dengan baik misal
adanya koruptor, pengedar narkoba, pmebunuhan berencana, teroisme dan
lain sebagainya mereka harus di hukum mati karena dapat merugikan negara.

Diky : Saya juga setuju dengan hukuman mati para koruptor, karena kasus
korupsi di indonesia sangat banyak. Dengan hukuman mati tersebut, koruptor
akan menjadi jera dan indonesia akan terbebaskan dari kasus korupsi

Sara : Negara ini sudah rusak karena korupsi di mana-mana bahkan terjadi para
pihak yang seharusnya bertindak di kasus ini seperti Jaksa hukum dan polisi
hanya hukuman matilah yang dapat memberhentikan kasus korupsi Hakim
harus berani menerapkan hukuman itu karena sudah diatur dalam undang-
undang Nomor 31 tahun 1999.

Mita : maaf menurut saya humuman mati tidak akan menimbulkan efek jera
bagi para koruptor dan belum ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa
hukuman mati dapat memberikan efek bagi koruptor. Tidak menutup
kemungkinan, Hukman mati justru akan membuat para koruptor membuat
cara yang lebih canggih dan kreatif dalam melakukan korupsi.

Sehrina : Jika menurut anda hukuman mati Tidak akan menimbulkan efek jera
bagi para korutor hukuman mati justru akan membuat para koruptor membuat
cara yang lebih canggih dan kreatif dalam melakukan korupsi. Lantas apa yang
harus di lakukan untuk mengakhiri kasus para koruptor?

Mita : kita tidak bisa mengakhiri kasus koruptor akan tetapi kita bisa
menguranginya dengan mem berihukuman pidana seumur hidup
dan hukuman denda, ditambah hukuman pengganti. Bahkan juga mencabut
hak politik bagi terpidana korupsi. Sekian pendapat saya.
Kasus 2 :
International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), yang
sudah diratifikasi oleh Indonesia dalam pasal 6 ayat (1)
menyatakan : Every human being has the inherent right to life. This right
shall be protected by law. No one shall be arbitrarily deprived of his life,Tetapi
ICCPR masih membolehkan adanya hukuman mati bagi tindak
pidana narkotika karena kejahatan narkotika adalah kejahatan extra
ordinary most serious transnational organized crime, ujar Bali
Moniaga.

Meskipun pelaksanaan hukuman mati di Indonesia tetap


dipertahankan, tapi dalam pelaksanaannya sangat selektif dan
cenderung hati-hati. Sejak hukuman hati diberlakukan di Indonesia,
terdapat 134 terpidana mati, tapi hingga kini baru 22 terpidana mati
yang sudah dieksekusi, jadi masih ada 112 lagi yang menunggu
dieksekusi, Dari 22 terpidana mati yang sudah dieksekusi, terdapat
enam terpidana kasus narkoba. Kalau dibandingkan dengan negara-
negara lain seperti Amerika atau Malaysia kita paling selektif dan
sangat hati-hati dalam menerapkan hukuman mati.

Kepala BNN Komjen Pol. Anang Iskandar, menekankan perlunya


segera dilaksanakan hukuman mati terhadap terpidana mati kasus
narkoba yang telah berkekuatan hukum tetap dan tidak ada upaya
hukum lagi, Alasannya, hukuman mati diperlukan utamanya apabila
yang bersangkutan selama di penjara masih mengedarkan narkotika,
selain itu juga sebagai bagian dari memenuhi rasa keadilan
masyarakat, serta menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
penegakan hukum.

Diharapkan hukuman mati bisa efektif untuk memberantas


penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia, tandas
Anang Iskandar
Dialog 2 :
Sehrina : Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, menurut sebagian
masyarakat, eksekusi mati. Tetapi di pasal 28 G UUD 1945 juga jelas tertera
bahwa manusia berhak untuk mendapatkan perlindungan. Contohnya
perlindungan dari kejahatan narkoba yang dapat tiba-tiba mengancam
nyawanya. Dalam hal yang seperti ini asas kepentingan umum sangat harus
ditegakan menyampingkan kepentingan khusus atau pribadi. logikanya seperti
ini bila seribu orang terancam nyawanya karena hanya seorang terpidana
narkoba melakukan tindak kejahatan untuk kepentingan pribadi atau
kelompoknya. "Apakah Anda tetap berpendapat kalau seribu orang terancam
nyawanya demi menyelamatkan satu orang penjahat narkoba?"

Sarah : saya mengajukan argumen yang mendukung hukuman mati. Dengan


alasan utama adalah hukuman mati memberi efek cegah terhadap penjahat
potensial kejahatan narkoba. Bila menyadari akan dihukum mati, penjahat
demikian setidaknya akan berpikir seribu kali sebelum melakukan kejahatan
narkoba.

Yesekiel : itu benar akan tetapi hukuman mati tetap saja melanggar HAM.
hukuman mati merupakan bentuk hukuman yang merendahkan martabat
manusia dan melanggar hak asasi manusia yang paling asasi, yaitu hak hidup

Diky : kritik, anda mengatakan hukuman mati melanggar HAM dan juga hak
hidup. Bagaimanapun kasus narkoba tidak bisa di anggap hal sepele, narkoba
dapat merusak generasi indonesia maka dari itu para pengedar haruslah di
basmi dengan menghukum mati.

Yesekiel : saya tidak menyalahkan pendapat anda dan tidak membenarkan nya
juga. Dalam undang udang di katakan barang siapa yang melanggar aturan
perundang²an akan di kenakan sanksi akan tetapi kita sebagai negara yang
beragama sangat kejam jika harus menghukum mati seseorang. Saran saya
lebih baik di kenakan hukum pidana saja selama belasan bahkan puluhan
tahun agar dia dapat menerungi kesalahannya.

Sehrina : hhhaaa... dengan mengurungnya di dalam penjara apakah kasus


karkotika di indonesia akan berkurang? pengedar narkoba tetaplah pengedar
bisa saja di luar sana dia mempunyai rekan untuk melanjutkan bisnis narkotika.
Mengurungnya dalam penjara sama saja membuat negara indonesia ini
bangkrut.

Sarah : saya setuju pendapat anda. Tidak ada gunanya mempertahankan orang
seperti itu, para penegak hukum harus lebih tegas dalam memproses hal ini.

Tridiana : memang benar penegak hukum hatus lebih tegas dan lebih bijak
dalam menangani hal hal seperti ini, hukuman dan sanksi akan tetap di berikan
tetapi jangan sampai merenggut hak hidup orang lain
Diky : berbicara mengenai merenggut hak hidup orang lain, bagaimana dengan
kasus pembunuhan? Apakah HAM akan tetap melindunginya?
Sehrina : Anda benar, dia sudah membunuh seharusnya dia juga hukuman
mati, sesuai dengan perbuatannya, karena melanggar hak hidup seseorang

Mita : saya tidak setuju, jika hukuman mati di kenakan bagi para pembunuh,
sama saja para penegak hukum membunuh seseorang, dan merenggut hak
hidupnya.

Tridiana : Negara indonesia adalah negara hukum yang salah akan di beri
hukuman atau sanksi dan yang benar akan di bebaskan. Ada kalanya seseorang
tidak sengaja membunuh contohnya : karena ingin menyelamatkan nyawanya,
diancaman, kecelakaan, dan mungkin saja dia di fitnah. Untuk itu kita harus
berpikir secara logis dan revelan, untuk menyimpulkam hukuman yang sesuai
dengan perbuatannya dan berlandaskan pancasila dan undang undang.
Yesekiel : setuju. Maka dari itulah indonesia dikatakan sebagai negara
HUKUM. Ketika seseorang melakukan suatu kesalahan atau
pelanggaran, hukum dapat bertindak sesuai dengan wewenangnya karena itu
adalah tujuan hukum. Tujuan utamanya adalah untuk mengatur tingkah laku
manusia dalam menjaga ketertiban, keadilan, serta mengantisipasi kekacauan
di lingkungan.

DEATH PENALTY

The death penalty is one of the oldest crimes in the world. However,
entering the 20th century, many countries have decided to abolish the crime
as a punishment.

Indonesia is one of the countries that still maintains this punishment.


However, the implementation of the death penalty has had its pros and cons
for a long time.
Case 1:
Under the Corruption Eradication Act, Indonesia applies the death penalty
for perpetrators of corruption. This is stated in Article 2 Paragraph 2 of the
Law, which states that criminal acts of corruption are committed under certain
circumstances, the death penalty can be imposed. The crime of corruption
referred to in paragraph 1 is an act of enriching oneself or another person or a
corporation that can harm state finances or the state economy. In that
paragraph it is also stated that the criminal act of corruption is punishable by
imprisonment for life or imprisonment for a minimum of 4 (four) years and a
maximum of 20 (twenty) years and a fine of at least Rp. 200,000,000.00 (two
hundred million rupiah) and a maximum of Rp. 1,000,000,000.00 (one billion
rupiah). However, until now, no corruptors in Indonesia have been sentenced
to death.

Dialogue 1:

Mita : From this explanation, I do not agree if the death penalty is applied in
Indonesia. Because it is contrary to Human Rights (Human Rights), namely the
right to be free to live and is very degrading to humans.

Tridiana : it is true that the death penalty also violates the principles and values
of human rights, not only because it violates the right to life, but also
eliminates other human rights, such as the right not to be tortured, to be
treated cruelly and inhumanely.

Sehrina : I deny your statement, in my opinion the death penalty should be


applied in Indonesia, so that potential criminals do not arise or appear, so that
the objectives of criminal law can be achieved properly, for example the
existence of corruptors, drug dealers, premeditated murder, terrorism and so
on, they must be prosecuted. the death penalty because it can harm the state.

Diky : I also agree with the death penalty for corruptors, because there are so
many corruption cases in Indonesia. With the death penalty, corruptors will
become a deterrent and Indonesia will be free from corruption cases
Diky : This country has been damaged because of corruption everywhere,
there are even parties who should act in this case, such as prosecutors and the
police, only the death penalty can stop corruption cases. Judges must dare to
apply the punishment because it is regulated in Law Number 31 year 1999.

Mita : From this explanation, I do not agree if the death penalty is applied in
Indonesia. Because it is contrary to Human Rights (Human Rights), namely the
right to be free to live and is very degrading to humans.

Tridiana : it is true that the death penalty also violates the principles and values
of human rights, not only because it violates the right to life, but also
eliminates other human rights, such as the right not to be tortured, to be
treated cruelly and inhumanely.

Sehrina : I deny your statement, in my opinion the death penalty should be


applied in Indonesia, so that potential criminals do not arise or appear, so that
the objectives of criminal law can be achieved properly, for example the
existence of corruptors, drug dealers, premeditated murder, terrorism and so
on, they must be prosecuted. the death penalty because it can harm the state.

Diky : I also agree with the death penalty for corruptors, because there are so
many corruption cases in Indonesia. With the death penalty, corruptors will
become a deterrent and Indonesia will be free from corruption cases

Sarah : This country has been damaged because of corruption everywhere,


there are even parties who should act in this case such as prosecutors and the
police. Only the death penalty can stop corruption cases. Judges must dare to
apply that punishment because it is regulated in Law Number 31 year 1999.

Mita : Sorry, I think that the death penalty will not have a deterrent effect on
corruptors and there is no scientific evidence that proves that the death
penalty can have an effect on corruptors. It is possible that Hukman's death
will actually make corruptors make more sophisticated and creative ways of
doing corruption.

Sehrina : If you think the death penalty will not cause a deterrent effect for the
criminals, the death penalty will actually make the corruptors make more
sophisticated and creative ways of doing corruption. So what should be done
to end the case of the corrupt?

Mita : We can't end corruption cases, but we can reduce them by giving life
imprisonment and a fine, plus a substitute sentence. They even revoke political
rights for convicted corruption. That's my opinion.

Case 2:

The International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), which has
been ratified by Indonesia in article 6 paragraph (1) states: Every human being
has the inherent right to life. This right shall be protected by law. "No one shall
be arbitrarily deprived of his life, but the ICCPR still allows the death penalty
for narcotics crimes because narcotics crimes are the most serious
extraordinary transnational organized crime," said Bali Moniaga.
Although the implementation of the death penalty in Indonesia is
maintained, in its implementation it is very selective and tends to be careful.
Since the heart penalty was imposed in Indonesia, there have been 134 death
row inmates, but so far only 22 death row inmates have been executed, so
there are still 112 more waiting to be executed. When compared to other
countries such as America or Malaysia, we are the most selective and very
careful in applying the death penalty.

Head of BNN Komjen Pol. Anang Iskandar, stressed the need to immediately
implement the death penalty against death row convicts for drug cases which
have permanent legal force and there is no further legal action. The reason is
that the death penalty is needed especially if the person concerned while in
prison is still distributing narcotics, besides that it is also part of fulfilling the
feelings of community justice, as well as showing the seriousness of the
government in law enforcement.

It is hoped that the death penalty can be effective in eradicating drug abuse
and illicit trafficking in Indonesia.

Dialogue 2:

Sehrina : As has been said before, according to some people, execution is


death. However, Article 28 G of the 1945 Constitution also clearly states that
humans have the right to protection. For example, protection from drug crimes
that can suddenly threaten his life. In such cases, the principle of public
interest must be upheld, putting aside special or personal interests. the logic is
like this if a thousand people are threatened with their lives because only one
drug convict commits a crime for his personal or group interests. "Do you still
think that a thousand people are at risk of dying to save one drug lord?"

Sarah : I put forward an argument in favor of the death penalty. The main
reason is that the death penalty has a deterrent effect on potential criminals
for drug crimes. If they realize that they will be sentenced to death, such
criminals will at least think a thousand times before committing a drug crime.
Tridiana: it is true that law enforcement must be more decisive and wiser in
dealing with things like this, punishments and sanctions will still be given but
do not take away the rights of others to live Diky : talking about taking other
people's right to life, what about murder cases? Will Human Rights still protect
it?

Sehrina : You are right, he already killed he should also be sentenced to death,
according to his actions, for violating someone's right to life Mita : I don't
agree, if the death penalty is imposed on the killers, it is the same for law
enforcers to kill someone, and take their right to life.

Tridiana: The state of Indonesia is a country where the wrong law will be
punished or sanctioned and the right one will be released. There are times
when someone accidentally kills for example: because he wants to save his life,
is threatened, an accident, and maybe he is slandered. For that we must think
logically and relevantly, to conclude the punishment according to his actions
and based on Pancasila and the law.

Yesekiel: I agree. That's why Indonesia is said to be a state of law. When


someone commits a mistake or violation, the law can act in accordance with its
authority because that is the purpose of the law. Its main purpose is to
regulate human behavior in maintaining order, justice, and anticipating chaos
in the environment.

Anda mungkin juga menyukai