Anda di halaman 1dari 2

Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan dan

penegakan hukum. Konsekuensi dari ditetapkannya Indonesia sebagai negara


hukum adalah bahwa dalam segala kehidupan kenegaraan selalu berdasarkan
kepada hukum. Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam
ketidakadilan, ketidaknyamanan dan penyimpangan hukum lainnya.

Perlindungan dan penegakan hukum merupakan faktor utama untuk


mewujudkan keadilan dan perdamaian. Terdapat banyak macam perlindungan
hukum. Beberapa yang cukup populer misalnya perlindungan hukum terhadap
konsumen, selain itu perlindungan atas hak dan kekayaan intelektual (HaKI).
Bahkan, perlindungan hukum diberikan juga kepada tersangka sebagai pihak
yang diduga telah melakukan pelanggaran hukum. Penyalahgunaan narkoba
merupakan salah satu contoh dari pelanggaran hukum yang banyak terjadi di
Indonesia.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika secara tegas


menguraikan beberapa perbuatan mulai dari mengimpor, mengekspor,
memproduksi, menanam, menyimpan, mengedarkan, dan/ataumenggunakan
narkotika, yang jika dilakukan tanpa pengendalian dan pengawasan dari pihak
yang berwenang, dapat dikategorikan sebagai tindak pidana penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika. UU tersebut juga mengatakan bahwa pecandu
dan pengedar dapat dikenai sanksi pidana penjara, denda, rehabilitasi medis
dan sosial, hingga pidana mati.

Sementara mengenai hukuman mati, telah menuai penolakan sejak lama.


Alasannya karena hukuman mati dianggap sebagai bentuk pelanggaran hak
asasi manusia (HAM). Hukuman mati dianggap tidak manusiawi dan
bertentangan dengan prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab, seperti yang
tertuang dalam Pancasila. Kontroversi mengenai hukuman mati salah satunya
muncul karena amandemen kedua Pasal 28A dan 28I Ayat 1 UUD 1945 yang
menyatakan setiap orang berhak untuk hidup dan berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya. Hak tersebut merupakan hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun dan oleh siapa pun, termasuk
negara. Dengan masih diberlakukannya hukuman mati, pihak yang tidak setuju
menganggap bahwa negara telah merampas hak yang bersangkutan untuk
hidup. Atas dasar itulah, pidana mati dinilai sebagai hukuman yang melanggar
HAM.

Selain itu, masyarakat yang kontra menganggap hukuman mati juga tidak sesuai
dengan tujuan pemidanaan, yakni untuk menghalangi orang dari perbuatan
kejahatan, dan bukan balas dendam. Hukuman mati dianggap tidak bisa
menghilangkan kejahatan di masyarakat.
Dampak dari eksekusi mati terdadap peredaran narkoba seperti hukuman
lainnya yang diharapkan untuk menimbulkan efek jera juga masih terus
diperdebatkan. Salah satunya diungkapkan Komisi untuk Orang Hilang dan
Korban Kekerasan (KontraS). KontraS menegaskan bahwa penjatuhan hukuman
mati tidak memberikan efek jera atau menurunkan angka kejahatan, khususnya
bagi kejahatan narkoba, seperti dikutip dari Antara.

Alternatif hukuman bagi pelaku penyalahgunaan narkoba selain hukuman mati


bisa berupa hukuman seumur hidup atau hukuman penjara paling singkat 5
tahun dan paling lama 20 tahun sesuai dengan undang-undang yang berlaku,
yaitu UU No. 35 Tahun 2009,

Anda mungkin juga menyukai