Anda di halaman 1dari 14

MATERI DEBAT PUBLIK

Koruptor harus dihukum pidana

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), di
dalam Pasal 2 ayat (1) disebutkan ‘Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)’.
Sedangkan, di dalam ayat (2) disebutkan ‘Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan’. Di dalam aturan penjelasan
ayat (1) diterangkan yang dimaksud dengan ‘secara melawan hukum’ di dalam pasal ini mencakup
melawan hukum dalam arti formil maupun materiil. Artinya, meski perbuatan tersebut tidak diatur di
dalam peraturan perundang-undangan, namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena
tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial di masyarakat, maka perbuatan
tersebut dapat dipidana. Dalam ketentuan ini, kata ‘dapat’ sebelum frasa ‘merugikan keuangan atau
perekonomian negara’ menunjukkan bahwa tindak pidana korupsi merupakan delik formil, yaitu adnaya
tindak pidana korupsi cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan
dengan timbulnya akibat. Sedangkan di dalam ayat (2) dijelaskan yang dimaksud dengan ‘keadaan
tertentu’ dalam ketentuan ini dimaksudkan sebagai pemberatan bagi pelaku tindak pidana korupsi
apabila tindak pidana tersebut dilakukan pada waktu negara dalam keadaan bahaya sesuai dengan
undang-undang yang berlaku, pada waktu terjadi bencana alam nasional, sebagai pengulangan tindak
pidana korupsi, atau pada waktu negara dalam keadaan krisis ekonomi dan moneter. Pengamat hukum
dari Universitas Al Azhar Indonesia Suparji Achmad mengatakan, dalam Pasal 2 memang disebutkan
bahwa hukuman mati dapat dijatuhkan kepada pelaku yang melakukan korupsi atas dana bencana alam.
Hukuman tersebut diberikan sebagai bentuk pemberatan kepada pelaku. Selain korupsi dana bencana,
hukuman mati juga bisa diterapkan kepada mereka yang melakukan perbuatan berulang atau korupsi
pada saat negara terjadi krisis moneter. Namun, ia menambahkan, belum dilaksanakannya eksekusi mati
terhadap koruptor lantaran hukuman itu tidak menjadi hukuman pokok di dalam KUHP, melainkan
masih dilakukan secara selektif. Sehingga, jatuh atau tidaknya vonis mati berada di tangan majelis
hakim. Selain itu, vonis hukuman masih hingga kini masih menjadi perdebatan. Sebab, pada dasarnya
pemberian hukuman kepada terpidana ditujukan agar mereka teredukasi atau menyadari kesalahan
yang telah dilakukan. Sejauh ini, pengadilan memang belum pernah menjatuhkan hukuman mati bagi
terpidana kasus korupsi. Namun, paling tidak ada tiga koruptor yang dijatuhi hukuman maksimum yaitu
seumur hidup. Mereka adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, pengusaha Adrian
Waworuntu, dan Brigjen Teddy Hernayadi.

Korupsi dalam agama islam

Korupsi ada pada uu no 31 tahun 1999 yang diubah menjadi Uu no 20 tahun 2001. Di dalamnya
dijelaskan bahwa korupsiadalah usaha memperkaya diri atau orang lain atau suatu korporasidengan
cara melawan hukum yang dapat merugikan keuangannegara atau perekonomian negara. Ada 13 pasal
dalam UU tersebutyang menjelaskan bentuk-bentuk pidana korupsi. Berdasarkan pasal-pasal tersebut,
ada 30 bentuk/jenis tindak pidana korupsi yangdapat dikenakan sanksi hukum. Ketigapuluh bentuk/jenis
tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkansebagai berikut: (1) Kerugian
keuangan negara, (2) Suap-menyuap,(3) Penggelapan dalam jabatan, (4) Pemerasan, (5)
Perbuatancurang, (6) Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7)Gratifikasi. Sementara dari sudut
pandang Islam, korupsi termasuk kasushukum yang belum diterangkan secara jelas dalam Al-Qur’an.
Ada dua cara yang dilakukan dalam islam untuk menganalogikan korupsi . Dua cara itu adalah dengan
melihat dari sisi modusoperandi dan dampak yang ditimbulkan dari pidana tersebut Jika dilihat dari
sudut modus operandinya, korupsi adalahkejahatan perampasan, penggelapan harta negara dan suap.
Ada beberapa ayat yang berbicara mengenai kejahatan seperti ini.Tentang perampasan misalnya,
terdapat dalam firman Allah (surat Al- kahf ayat 79). Ayat di atas menggambarkan kesewenangan
seorang penguasaterhadap rakyatnya. Jika dilihat dari cara dan dampaknya, koruptor dapat dikate-
gorikan sebagai musuh Allah dan rasul-Nya. Karena korupsi meru- pakan tindak pengkhianatan,
perampasan, penggelapan, suap danmanipulasi. Tindakan seperti ini jelas dilarang oleh Al-Qur’an dan
pelakunya secara otomatis akan menjadi musuh Allah. Ketika melakukan tindakan korupsi, seorang
koruptor telah berbuat khianat, tidak saja kepada bangsa dan negara, tapi jugakepada agamanya.
Karena padahakekatnya koruptor adalah orang yang terturup mata hatinya(kufur). Salah satu ayat yang
menerangkan hal ini adalah (al taubah ayat 12). Ayat ini menjelaskan tentang pengkhianatan yang
dilakukankaum kafir terhadap janji-janji yang telah mereka ikrarkan. Koruptor adalah pengkhianat janji,
mereka melepaskanikatan janji dan sumpah yang telah mereka ikrarkan pada saatsumpah jabatan. Oleh
karena itu, hukuman bagi koruptor, menurutisyarat ayat ini, adalah dibunuh atau diperangi.

HUKUMAN MATI BERTENTANGAN DENGAN HAM?

Namun, para aktivis di bidang penegakan HAM menentang hukuman mati, termasuk terhadap para
koruptor kakap sekalipun. Mereka berpendapat bahwa hukuman mati bertentangan dengan HAM, UUD
1945, dan Pancasila. Asmara Nababan, Direktur Eksekutif Demos, misalnya, mengusulkan agar hukuman
mati dicabut. Alasannya, penghapusan hukuman mati sudah menjadi gerakan internasional. Konvenan
Internasional Hak-hak Sipil dan Politik pada 1966 yang berlaku sejak 1976, antara lain menyebutkan
larangan hukuman mati dan memberikan hak untuk hidup. Selain itu, hukuman mati dinilai
bertentangan dengan Pancasila sila kedua, "Kemanusian yang adil dan beradab." Selain itu, hukuman
mati juga tidak taat dengan Pasal 28A dan 28 I UUD 1945 bahwa hak untuk hidup, tidak bisa dikurangi
dengan alasan apapun. Pemberian hukuman mati dianggap tidak memberikan hukuman jera.

HUKUMAN MATI TIDAK ADA KORELASI DENGAN EFEK JERA

Asmara juga tidak setuju jika para koruptor dihukum mati. "Belum terbukti, negara yang menerapkan
hukuman mati, paling sedikit korupsinya. Tidak ada itu korelasinya. Korelasinya adalah pada
pengawasan dan pertanggungjawaban," katanya. Bhatara Ibnu Reza, peneliti Imparsial, sependapat
dengan Asmara bahwa tidak ada korelasi langsung antara hukuman mati dengan efek jera bagi para
koruptor. Ia mencontohkan, Negeri China. "Setiap tahun, 50 hingga 60 orang dihukum mati di China.
Tapi buktinya, China tetap masuk sebagai negara yang masuk sepuluh besar paling korupsi di dunia,"
katanya. Sejak 1999, Cina memang mengkampanyekan pemberantasan kasus-kasus tindak pidana
korupsi. Pada akhir 2000, Cina telah membongkar jaringan penyelundupan dan korupsi yang melibatkan
100 pejabat Cina di Propinsi Fujian, Cina Tenggara. Sebanyak 84 orang di antaranya terbukti bersalah
dan 11 orang dihukum mati. Pada 9 Maret 2001 nasib buruk menimpa Hu Changqing yang dieksekusi
mati hanya 24 jam setelah permohonan kasasinya ditolak oleh MA. Wakil Gubernur Propinsi Jiangxi ini
dihukum mati setelah terbukti bersalah menerima suap senilai AS$660.000 serta sogokan properti
senilai AS$200.000.

Sulit dilaksanakan

Tampaknya, Indonesia belum akan menerapkan hukuman mati bagi para koruptor. Selain komitmen
pemerintah yang rendah dalam penegakan hukum, aparat penegak hukum juga masih setengah hati
dalam menindak para koruptor. Belum lagi, masih ada beberapa kalangan yang menolak adanya
hukuman mati. Munarman dari YLBHI atau Munir dari Imparsial termasuk yang menolak hukuman mati.
Bahkan, mengusulkan lebih baik Pemerintah mengefektifkan lembaga grasi sebagai alat untuk menolak
penerapan pidana mati. Ada ungkapan menarik dari Ketua Mahkamah Agung (MA) terhadap mereka
yang menyatakan bahwa hukuman mati tidak sesuai dengan UUD 1945. "Bagus juga teman-teman kita
ini berpikir seperti itu. Tapi kalau saya tidak salah, orang-orang yang sama beberapa waktu lalu
menyatakan koruptor harus diberi hukuman mati. Tapi sekarang, mereka mengatakan hukuman mati
bertentangan dengan UUD. Tapi tidak apa-apa, orang Indonesia kan dinamis berpikir," ungkap Bagir.
Sayang, Bagir tidak menyebutkan orang-orang yang berubah pikiran. Bagir juga menyebutkan bahwa
pengertian hak untuk hidup dalam pasal 28 i UUD '45 adalah hak seseorang untuk tidak boleh dibunuh
secara semena-mena. Lalu, bagaimana dengan para koruptor yang telah melakukan kejahatan ekonomi.
Pantaskah hukuman mati bagi mereka yang telah menguras uang negara dan menyengsarakan
masyarakat? Bagaimana pendapat Anda?

HUKUMAN MATI TIDAK MELANGGAR HAM

Argumen mereka adalah karena menghilangkan nyawa seseorang dengan cara disengaja dianggap telah
melanggar hak asasi seseorang. Sementara itu, beberapa negara memiliki argumen yang cukup berbeda.
Mereka menganggap hukuman mati tidak melanggar HAM yang berlaku karena hukuman ini tidak hanya
bertujuan untuk menghilangkan nyawa seseorang saja tetapi juga untuk menjaga generasi bangsa
selanjutnya dari daya rusak kejahatan luar biasa. Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan
hukuman mati di Indonesia merupakan hukum positif yang masih diterapkan hingga saat ini. Menurut
beliau, hukuman mati di Indonesia bukanlah sesuatu yang melanggar hak asasi manusia. Hak asasi
manusia dalam undang-undang dapat dibatasi semata-mata demi menghormati hak asasi orang lain.
Hukuman mati yang diterapkan di Indonesia perlu diatur sedemekian rupa sehingga pelaksanaan dan
tujuannya jelas dan tidak merugikan pihak yang dilibatkan. Penjatuhan hukuman juga perlu melihat
besarnya kejahatan yang dilakukan sehingga tepat dan adil baik bagi pelaku maupun korban serta
keluarga korban.
SUBSIDI PREMIUM DITAMBAH

Permasalahan yang dialami pertamina ini disebabkan oleh beban penugasan dari pemerintah untuk tak
menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan solar. Penugasan untuk tak menaikkan harga
itu harus dilakukan saat harga minyak dunia yang mengalami kenaikan. Di sisi lain, kurs rupiah juga
sedang mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah sendiri saat ini memberi
subsidi solar kepada Pertamina sebesar Rp 500/liter. Jumlah subsidi tersebut, masih belum bisa
meringankan beban Pertamina. Bahkan, untuk Premium pun pemerintah tidak memberikan subsidi
kepada Pertamina. Sementara untuk premium penugasan, kuota tahun 2019 sebesar 2.041 KL dengan
realisasi 2.680 KL sehingga telah terjadi over kuota sebesar 31,31%. Untuk tahun 2020 kuota premium
penugasan sama dengan tahun 2019 dan relaisasi hingga 21 Juni sebesar 1.496 KL atau 73,30%.
Pemerintah sendiri saat ini memberi subsidi solar kepada Pertamina sebesar Rp 500/liter. Jumlah subsidi
tersebut, masih belum bisa meringankan beban Pertamina. Bahkan, untuk Premium pun pemerintah
tidak memberikan subsidi kepada Pertamina. Untuk itu, kata Said Didu, seharusnya pemerintah bisa
memberikan tambahan subsidi kepada Pertamina untuk bisa menutupi kerugian dari penugasan
Premium dan solar.

"Jadi win-win-nya menurut saya, pemerintah perlu mensubsidi lagi sebagian dan masukan dalam APBN-
P dibahas. Nanti diundur dibayarnya nggak apa, yang penting Pertamina punya jaminan akan dibayar.
Kalau ada jaminan akan dibayar, maka Pertamina bisa cari sumher cash jangka pendek. Jadi bisa cari
uang dulu," kata dia.

Namun demikian, melihat kondisi perekonomian nasional yang tengah mengalami pukulan telak dari
pandemi Covid-19, Mamit menilai, pemerintah dan juga Pertamina perlu mengkaji ulang rencana
tersebut. Dengan melihat kondisi masyarakat saat ini, pemerintah disebut perlu menunda pelaksanaan
penghapusan Premium dan Pertalite. "Mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak karena
Covid-19 ini. Masyarakat kita saya kira belum sepenuhnya siap untuk itu," ucap Mamit.

Fashurullah mengungkapkan, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 ditetapkan
kuota BBM Premium untuk luar wilayah Jamali sebesar 7,5 juta kiloliter (kl). Jika wilayah Jamali masuk
dalam penugasan, maka kuota Premium ditambah sekitar 5,1 juta kl. Volume tersebut akan ditambah
dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, penambahan jumlah kendaraan, dan migrasi dari
Pertalite ke Premium.

Pengamat Ekonomi Energi, Universitas Gajah Mada, Fahmi Radhi menilai salah satu alasan mengapa
Presiden meminta pasokan premium agar ditambah di seluruh wilayah Indonesia dikarenakan tingginya
gap antara harga pertalite dan premium. Hal ini mengakibatkan adanya migrasi konsumsi yang semula
masyarakat masih bisa mengakses pertalite menjadi berpindah ke premium yang harganya lebih murah.

"Kalau Pertamina tidak menambah pasokan premium untuk memenuhi pennigkatan premium, akibat
remigrasi konsumen dari pertalite ke premium, maka kelangkaan premium akan semakin bertambah
parah," ujar Fahmi.
Selain itu, penghapusan premium, pada saat tingginya harga minyak dunia, akan memicu meroketnya
inflasi. Dampaknya, harga-harga kebutuhan pokok semakin melambung, yang akan semakin
menurunkan daya beli masyarakat. "Ujung-ujungnya, akan semakin memberatkan bagi golongan
masyarakat yang berpendapatan tetap, utamanya rakyat miskin," ujar Fahmi.

Direktur Pemasaran Pertamina Iskandar mengatakan, untuk Premium, proyeksi harus menomboki tahun
ini (2018) sebesar Rp900 per liter, sedangkan Solar Rp1.800 per liter. Hanya saja, pemerintah sedang
mengkaji untuk menambah subsidi Solar sebesar Rp500 per liter.

Penjualan Premium bersubsidi yang dikonsumsi oleh masyarakat, terutama pemilik sepeda motor mesti
tetap dipertahankan. Sebab keperluan adalah untuk melakukan aktivitas ekonomi, seperti menjadi ojek
pangkalan maupun ojek online. Hal ini mengurangi biaya usaha.

Dengan hitungan sederhana, setiap pembelian Premium di SPBU seharga Rp. 6.550, maka pemerintah
mensubsidi sebanyak Rp. 2.050/liter. Sebab acuan harga keekonomian Premium, menurut Pertamina
adalah Rp. 8.600 perliter. Bila Pertamina memproduksi dan menjual sebanyak 1,5 juta liter maka
Pemerintah mesti mengeluarkan dana APBN sejumlah Rp. 3.075.000.000 atau 3 milyar 75 juta rupiah.

Maka pendapatan Pertamina berasal dari Subsidi dari APBN dan penjualan, setelah dipotong PPN 10%
perliter, dan keuntungan bagi pemilik SPBU. Dalam laporan keuangan Pertamina akan muncul PSO untuk
subsidi BBM oleh pemerintah.

Apabila subsidi premium dihapus :

1. Tarif Angkutan Umum Bakal Naik

Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyatakan bahwa dihapusnya bahan bakar premium tentunya
akan berdampak ke industri angkutan umum. Nantinya, bakal berdampak juga ke masyarakat pengguna
angkutan umum. Sekretaris Jenderal Organda Ateng Aryono mengatakan, industri angkutan umum akan
bertambah beban operasionalnya. Dengan dihapusnya premium , otomatis akan ada kenaikan tarif
angkutan umum yang dirasakan masyarakat.

"Wajar jika nanti ada kenaikan tarif, tapi secara umum, industri angkutan umum juga akan terkoreksi,
terlebih setelah sebelumnya sudah sulit akibat kondisi pandemi Covid-19," ujar Ateng dalam IDX
Channel Market Review Live di Jakarta, Kamis (19/11/2020).

2. Kesulitan Pengusaha

Ateng mengatakan, situasi pandemi saat ini menjadikan okupansi angkutan umum rendah. Hal ini terjadi
secara menyeluruh di Indonesia.

"Angkutan perkotaan kisaran okupansinya hanya 30-40%. Nanti mereka dibebani lagi dengan
dihapusnya premium yang mengharuskan mereka membeli pertalite," tambahnya.

Hal ini juga dinilai akan berdampak terhadap masyarakat yang juga disulitkan oleh pandemi. Dengan
posisi sekarang, beban masyarakat untuk kebutuhan hidupnya sendiri sedang kesulitan.
Situasi ini nantinya menjadi beban luar biasa bagi masyarakat dan juga pada industri. Industri angkutan
umum akan terkoreksi luar biasa.

"Demand sekarang sudah rendah, kasihan captive market kami yang harus selalu menggunakan
angkutan dan operator kami yang merasakan bila kenaikan harga bahan bakar (BBM) dan tarif angkutan
cukup ekstrim," pungkasnya.

3. Minta Harga Pertalite Turun

Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono mengatakan, jika premium
dihapus , sepatutnya angkutan umum diberikan harga khusus untuk Pertalite.

"Saya pikir ini sederhana, ketika jenis bahan bakar premium ini kualitas rendah, namun persoalannya
bahan premium ini disubsidi cukup banyak," ungkap Ateng dalam IDX Channel Market Review Live di
Jakarta, Kamis (19/11/2020).

Ketika menjadi Pertalite , ada disparitas harga yang dinikmati. Namun karena ini terjadi di angkutan
umum, menurut Ateng, wajar jika ada peninjauan tarif.

"Tarif angkutan umumnya akan naik, tapi kan yang merasakan ini lebih ke masyarakat sebagai
pengguna, sementara beban operasional untuk industri angkutan umum akan bertambah," katanya.

4. Belum Ada Perintah

PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa belum ada arahan atau perintah terkait wacana
peniadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Di mana dikabarkan BBM dengan RON 88
tersebut akan dihapus tahun depan.

"Kami juga belum dapat perintah (peniadaan Premium) itu," kata Vice President Promotion and
Marketing Communication Pertamina, Dholly Arifun Dhalia," ujarnya, dalam video virtual, Rabu
(18/11/2020)

Jadi harusnya infrastruktur dan sosialisasinya sudah dipersiapkan sehingga saat premium dihapuskan,
masyarakat dan industri tentunya tidak kaget," tambah Ateng.

Ateng menyampaikan, sesungguhnya ketika berbicara soal angkutan umum, pihaknya berharap bukan
condong ke pengusaha angkutan umum, tapi pada masyarakat sebagai pengguna.

"Karena masyarakat lah yang akan menikmati pengusahaan angkutan umum yang sustained, dari segi
tarif, kendaraan, dan juga jasa yang memadai. Untuk menciptakan hal itu, tentunya tidak bisa sepotong-
sepotong," pungkasnya.

PEMEBRIAN INSENTIF KB

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah melakukan kesepakatan kerjasama
dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk melakukan program Keluarga Berencana (KB)
perusahaan. Setiap perusahaan didorong untuk memiliki layanan KB bagi para karyawannya.
"Bulan Februari 2011 nanti akan kita launching," kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief di sela-sela acara Raker di JCC, Jakarta, Senin (10/1/2011).

Ia menjelaskan program ini diberi nama KB perusahaan. Melalui program ini perusahaan dorong untuk
memberikan pelayanan KB, membuat skim ada pelayanan yang bisa melayani kebutuhan kontrasepsi
karyawannya. Sugiri mengatakan selama ini sudah ada 500 perusahaan besar yang sudah punya klinik KB
sendiri namun yang menjadi masalah adalah perusahaan-perusahaan skala kecil belum memiliki
kemampuan.

"Kalau perusahaan besar kan ada uang, kalau perusahaan kecil akan dikelompokan nanti akan dibuat
sentra pelayanan," katanya.

Untuk tahap pertama, pihaknya akan melakukan pembangunan kesadaran kepada para perusahaan.
Melalui kerjasama dengan Apindo ia berharap program ini bisa sukses. Mengenai adanya program
insentif dari perusahaan bagi karyawan yang ber-KB, ia menyerahkan kepada perusahaan masing-
masing.

"Kalau perusahaannya mau saya senang sekali, belum sampai ke situ," katanya

Di tempat yang sama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia selama 2000-2010 mencapai 1,49%. Sementara target pemerintah
pada tahun 2020-2025 pertumbuhan penduduk hanya 1%.

"Sekarang ini penduduk kita sudah mencapai 237,6 juta jiwa, selama 10 tahun (2000-2010) sudah ada
32,5 juta penduduk bertambah," kata Agung.

Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan insentif Rp 1 juta bagi peserta KB pria melalui metode operasi
pria atau vasektomi. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kepesertaan KB pria yang dinilai masih
rendah. "Sudah sejak tahun lalu kami memberikan insentif kepada pria yang mengikuti KB dengan
metode operasi pria (MOP). Tujuannya, supaya peserta KB pria bisa meningkat," kata Pelaksana Tugas
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta Eny Retnowati di Yogyakarta, Minggu
(28/5/2017). Saat ini, tingkat kepesertaan KB pria di Kota Yogyakarta baru mencapai 0,69 persen dari
total peserta KB di kota tersebut. Terpaut cukup banyak dengan tingkat kepesertaan KB untuk wanita,
khususnya yang menggunakan IUD yaitu 32,46 persen. Selain memberikan insentif berupa uang, upaya
untuk meningkatkan kepesertaan KB pria dilakukan melalui sosialisasi oleh tujuh kelompok KB pria yang
sudah terbentuk.

"Biasanya, sosialisasi dilakukan melalui pagelaran seni tradisional. Harapannya, kaum laki-laki bisa
memahami bahwa menjadi peserta KB pria bukan hal yang menakutkan," katanya. Selain karena jumlah
anak sudah dirasa cukup, latar belakang yang mendasari kaum pria menjadi peserta KB di antaranya
adalah istri tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi. "Ada beberapa perempuan yang terkadang
mengalami alergi atau efek samping akibat menggunakan alat kontrasepsi jenis tertentu. Oleh karena
itu, suami yang kemudian menjalani vesektomi," katanya. Meskipun sudah melakukan berbagai
sosialisasi untuk penggunaan alat kontrasepsi baik bagi perempuan maupun laki-laki, namun belum
semua pasangan usia subur di Kota Yogyakarta menjadi peserta KB. Di Kota Yogyakarta terdapat 43.749
pasangan usia subur, namun baru 31.045 pasangan yang menjadi peserta KB atau sekitar 71 persen.
Sisanya, memilih tidak menjadi peserta KB. "Kami akan terus melakukan sosialisasi. Menjadi peserta KB
merupakan salah satu upaya untuk membentuk keluarga yang berkualitas sekaligus mengendalikan
pertumbuhan penduduk," katanya. Eny menyebut, angka pertumbuhan penduduk di Kota Yogyakarta
adalah 2,1 persen atau berada di bawah rata-rata nasional. "Namun, jika tdak dilakukan pengendalian,
maka angka tersebut bisa terus meningkat," katanya.

KOMPAS.com — Peran masyarakat desa dalam menekan laju pertumbuhan seakan diabaikan. Padahal,
keberhasilan program keluarga berencana pada 1980-1990-an tak lepas dari kepesertaan mereka.
Menurut mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menko
Kesra dan Taskin) Haryono Suyono, periode emas program Keluarga Berencana (KB) hingga meraih
Penghargaan Populasi dari PBB pada 1989, dihasilkan melalui pendekatan masyarakat di pedesaan. Pada
1980, angka rata-rata pertumbuhan penduduk 2,44 persen. Setelah penggalakan program KB di
pedesaan, yang menyumbang lebih dari 50 persen total populasi Indonesia, angka itu menurun 1,95
persen pada 1990, kemudian jadi 1,16 persen pada 2000. Kini angka itu meningkat kembali jadi 1,48
persen. ”Di periode 1980-1990-an, kami memiliki program dokter keliling dan bidan masuk desa.
Program itu memberikan pelayanan dan pembelajaran kepada masyarakat mengenai pentingnya
keluarga berencana,” ujar Haryono dalam High Level Seminar on The ICPD Beyond 2014 Review, Selasa
(1/4), di Jakarta. Saat itu ada sekitar 40.000 petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) yang tersebar
di 62.000 desa. Kini, PLKB hanya 15.000 orang di 78.000 desa. Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal mengatakan, pihaknya mengupayakan pemberian
insentif bagi PLKB. ”Kini, tidak cukup hanya bermodalkan komitmen, loyalitas, dan dedikasi. Kami tengah
menggodok bentuk insentif baru bagi PLKB, seperti pengadaan kendaraan, pelatihan, serta gedung
kantor,” ujar Fasli

Penghapusan kartu pra kerja

KOMPAS.com - Sejak gelombang pertama hingga gelombang keempat, sudah ada sekitar 180.000 orang
atau 3,8 persen status kepesertaan penerima Kartu Prakerja yang dicabut. Diberitakan Kompas.com,
Jumat (18/9/2020), hal tersebut disampaikan Head of Communications Manajemen Pelaksana Program
Kartu Prakerja Louisa Tuhatu. Dia menjelaskan, pencabutan status kepesertaan disebabkan karena
penerima Kartu Prakerja belum memanfaatkannya untuk membeli pelatihan pertama dalam jangka
waktu 30 hari. Louisa menyebut, ketentuan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Nomor 11 Tahun 2020. Selain pencabutan status kepesertaan, penerima yang
telah dicabut statusnya juga tidak dapat mengikuti kembali program Kartu Prakerja alias di-blacklist.

Dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/9/2020), Louisa mengatakan sampai saat ini belum ada keputusan
tentang kuota dari penerima yang dicabut status kepesertaannya. Ia belum bisa memastikan 180.000 itu
akan menjadi kuota baru untuk gelombang baru Kartu Prakerja atau hangus begitu saja. Dia
menambahkan, keputusan mengenai hal tersebut masih dalam pembahasan Manajemen Pelaksana
Program Kartu Prakerja. "Saat ini kami masih melakukan konsolidasi data. Fokus kami adalah
mendorong para penerima Kartu Prakerja untuk memilih pelatihan pertamanya dan memanfaatkan
dana pelatihan yang diterimanya," kata Louisa.

Sebelumnya, diberitakan Kompas.com pada Jumat (18/9/2020), Louisa menyebut ada tiga alasan
mengapa penerima Kartu Prakerja tidak kunjung memilih pelatihan pertamanya. Alasan tersebut yaitu
sudah mendapatkan pekerjaan, lupa password akun, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sejak
Maret 2020, kata Louisa, Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja telah melakukan sosialisasi di berbagai
kanal, membuat FAQ atau Tanya Jawab seputar Kartu Prakerja, dan menyediakan berbagai saluran
untuk masyarakat apabila memiliki pertanyaan. Pihak manajemen juga akan mengirimkan SMS
pengingat kepada semua penerima tujuh hari sebelum kedaluwarsa (30 hari). Jangka waktu pemilihan
itu dihitung sejak peserta mendapatkan pemberitahuan penetapan sebagai penerima Kartu Prakerja dan
melengkapi data secara daring melali laman resmi Kartu Prakerja. Louisa mengingatkan, gelombang lain
akan kedaluwarsa secara berurutan sesuai dengan pengumuman hasil seleksi setiap gelombang.

Informasi saja, pencabutan kepesertaan Kartu Prakerja diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator
Perekonomian (Permenko) No.11 tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui
Program Kartu Prakerja. Dalam aturan tersebut dinyatakan, mereka yang sudah menerima dana Rp 1
juta tetapi tidak memanfaatkannya untuk membeli paket pelatihan dalam 30 hari, akan dicabut
kepesertaannya.

Informasi saja, setiap peserta Kartu Prakerja akan mendapat total manfaat senilai Rp 3,55 juta. Sebesar
Rp 1 juta untuk membeli paket pelatihan, Rp 2,4 juta sebagai insentif dana tunai dan Rp 150 sebagai fee
mengikuti survei.

Untuk mendapatkan insentif dan fee survei peserta harus terlebih dahulu menyelesaikan paket
pelatihan dan mendapatkan sertifikat kelulusan. Dana sebesar Rp 2,4 juta akan diberikan secara
bertahap sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan

Apabila di blacklist maka Nantinya saldo bantuan pelatihan juga akan hangus dan dana dikembalikan ke
rekening dana Kartu Prakerja. Adapun dengan pencabutan kepesertaan, dana pelatihan dan insentif
yang diterima oleh peserta dikembalikan ke kas negara. Jumlah dana yang dikembalikan ke kas negara
hingga gelombang 9 berarti berjumlah Rp 1,32 triliun. Sebelumnya, pemerintah menyatakan bakal
menggunakan dana insentif Kartu Prakerja yang telah dikembalikan ke rekening kas umum negara
(RKUN) untuk membuka pendaftaran gelombang 11. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Tim Pelaksana
Komite Cipta Kerja Rudy Salahuddin. Adapun pemerintah menganggarkan Rp 20 triliun untuk
pelaksanaan program Kartu Prakerja tahun ini. Rinciannya yaitu sebesar Rp 5,6 triliun untuk biaya
pelatihan, insentif sebesar Rp 13,45 triliun, dana survei Rp 840 miliar, dan Project Management Office
(PMO) Rp 100 juta. Setiap peserta program Kartu Prakerja akan mendapat bantuan dari pemerintah
senilai Rp 3,55 juta. Bantuan tersebut terdiri dari biaya bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta yang tidak
bisa dicairkan (hanya untuk biaya pelatihan).Selanjutnya, insentif penuntasan pelatihan Rp 600.000 per
bulan selama 4 bulan, dan insentif survei kebekerjaan Rp 150.000.
Pengahapusan subsidi prakerja

Menurut Ledia, kuncinya bukan pada gaji itu. Seharusnya pemerintah justru mengatasi masalah dari
akarnya yaitu pendidikan. Kurikulum pendidikan harus diubah agar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Besar anggaran yang dibutuhkan dalam program ini juga dikritik. Juru bicara BPN Prabowo-
Sandiaga, Andre Rosiade mengatakan program Jokowi ini akan menghabisan anggaran yang sangat
besar. Sebab, berdasarkan data BPS, saat ini tingkat pengangguran terbuka di Indonesia ada 7 juta jiwa.
Bila diperkirakan Jokowi akan memberikan gaji Rp 1 juta untuk tiap orang, maka butuh anggaran sekitar
Rp 7 triliun. Andre pun meminta agar lebih baik Jokowi membuat program yang masuk akal dan tidak
membebani keuangan negara atau APBN. BPN juga sempat melaporkan kampanye Kartu Prakerja ke
Bawaslu saat itu karena dinilai sebagai politik uang terselubung.

Kartu prakeerja tidak efektif

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi berdasarkan
tingkat pendidikan yakni lulusan SMK sebesar 10,42 persen. Lulusan SMK ini berada di rentang usia 15-
24 tahun. Untuk mengatasi pengangguran pemerintah melahirkan kebijakan kartu prakerja. Namun
peneliti Indef Mirah Midadan Fahmid mengatakan program kartu prakerja belum bisa mengatasi
masalah pengangguran. "Kartu prakerja tidak menyelesaikan masalah," kata Mirah dalam Diskusi Publik
Refleksi Akhir Tahun 'Ekonom Perempuan: Mewaspadai Resesi Ekonomi Global' di Jakarta, Jumat
(20/12/2019). Anggaran kartu prakerja mencapai Rp 10 triliun. Targetnya 2 juta orang bisa ikut program
ini. Sementara jumlah TPT ada 7 juta, artinya hanya 30 persen saja yang terserap pasar. Namun, jika
program ini mengikuti permintaan lowongan kerja di sistem informasi ketenagakerjaan (sisnaker),
pengangguran yang terserap hanya 2,57 persen.

Kartu prakerja, kata Mirah hanya dapat menyasar pada pemberian keterampilan pada pengangguran
struktural. Yakni mereka yang kehilangan perkerjaan karena adanya teknologi baru. Sementara bagi
pengangguran friksional hanya dapat dilakukan dengan memperbaiki sektor hilir agar tercipta
kecocokan.

Para peserta kartu prakerja nantinya hanya mendapatkan sertifikat keahlian. Sementara mereka tetap
harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.

"Sertifikat pelatihan belum jadi jaminan dapat langsung terserap oleh pasar tenaga kerja atau indsutri,"
ujarnya

Untuk itu, pemerintah perlu membuat kebijakan pelatihan bagi penerima kartu prakerja yang sesuai
dengan kebutuhan pasar. Sertifikasi juga harus dikeluarkan oleh lembaga berwenang (BSN) yang telah
diakui pasar tenaga kerja atau industri.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan Program Kartu Prakerja sebagai implementasi janji kampanye
Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan pengangguran, terutama
akibat keahlian pekerja yang seringkali tidak relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Pengangguran di Indonesia sendiri sudah mencapai 6,88 juta orang pada Februari lalu, naik 60 ribu
orang dibanding tahun sebelumnya. Program ini sendiri menargetkan 5,6 Juta orang warga negara
Indonesia berusia 18 tahun yang sedang tidak menempuh pendidikan formal atau pencari kerja muda.
Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20 triliun untuk program ini dengan jatah sebesar Rp 3,55
juta untuk setiap peserta.

Tiga kelemahan Kartu Prakerja

Terlepas dari besarnya anggaran yang telah disediakan pemerintah, ada beberapa aspek yang menjadi
catatan dalam pelaksanaan program Kartu Prakerja.

1. Peserta tidak diarahkan ke industri unggulan.

Sebelum menawarkan pelatihan, pemerintah tidak mengumumkan industri spesifik apa yang menjadi
unggulan Indonesia, dalam jangka pendek dan jangka panjang, apakah itu sektor manufaktur,
perdagangan, atau jasa.

Hal ini menyebabkan peserta menentukan sendiri program pelatihan yang ingin diikuti, tanpa
mengetahui industri apa yang akan dikembangkan dan keahlian apa yang diperlukan oleh industri
tersebut.

Sebagai contoh, “pelatihan ojek online” menempati permintaan tertinggi pelatihan per April 2020
dengan total pembelian sebanyak 15.735.

Padahal pasar ini mulai kelebihan tenaga kerja. Selain itu, program pelatihan tersebut tidak menambah
keahlian baru. Ketrampilan mengemudikan sepeda motor dan menggunakan ponsel adalah keahlian
dasar yang mayoritas sudah dimiliki pekerja muda.

2. Tidak memberikan informasi kepada peserta mengenai keahlian apa yang dibutuhkan oleh
industri potensial.

Pemerintah memberikan kebebasan kepada peserta Kartu Prakerja untuk memilih pelatihan sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan sesuai dengan informasi yang dimiliki pekerja.

Padahal, perkembangan teknologi telah mengubah jenis keterampilan yang diharapkan di pasar tenaga
kerja.

Dengan kebebasan yang diberikan, bisa saja pelatihan yang diinginkan oleh peserta bukanlah jenis
keterampilan yang dicari di pasar tenaga kerja, sehingga peserta tetap mengalami kesulitan
mendapatkan pekerjaan.

3. Desain dan konten pelatihan belum memastikan terpenuhinya ketrampilan yang dibutuhkan.

Dilihat dari judul-judul pelatihan yang banyak dibeli dan desain pelatihan yang memberikan kebebasan
kepada peserta untuk memilih, sangat mungkin peserta memilih keahlian yang sebenarnya sudah
dikuasai sebelumnya.
Apabila peserta memilih pelatihan yang sudah dikuasai, maka tujuan program untuk mendapatkan
keahlian baru, meningkatkan keterampilan di bidang yang telah ditekuni, atau beralih bidang yang baru
akan sulit dicapai.

Apa yang bisa dilakukan

Dengan berbagai permasalahan di atas, kemampuan Program Kartu Prakerja dalam membekali pekerja
dengan keahlian yang relevan untuk meningkatkan keahliannya dipertanyakan.

Berikut ini adalah beberapa strategi yang perlu pemerintah lakukan dalam mendesain dan
melaksanakan Program Kartu Prakerja ke depan:

1. Memastikan program yang ditawarkan relevan dengan kebutuhan industri

Pemerintah perlu menetapkan industri dan sektor mana saja yang memiliki potensi sebagai pemberi
kerja dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Setelah kebijakan industri ditetapkan, maka pelatihan calon pekerja bisa fokus terhadap kebutuhan
industri tersebut.

Tanpa mengetahui industri unggulan yang ditetapkan, pelatihan tidak dapat membantu banyak dalam
meningkatkan keahlian pencari kerja dan mengurangi jumlah pengangguran muda.

2. Pemerintah perlu memetakan keahlian yang dibutuhkan

Untuk mengurangi ketidakcocokan antara keahlian tenaga kerja dengan apa yang diharapkan
perusahaan, pemerintah perlu memetakan keahlian-keahlian apa yang dibutuhkan dan mendorong
calon pekerja menguasai keahlian tersebut.

Pelatihan harus memberikan keterampilan yang dibutuhkan oleh pemberi kerja.

Menentukan keahlian yang dibutuhkan perusahaan bukan pekerjaan yang mudah. Perlu adanya
keterlibatan pemerintah, pemberi kerja, serikat pekerja, dan lembaga pendidikan dan pelatihan.

3. Pemilihan materi dan metode pelatihan yang lebih ketat

Untuk memastikan peserta mendapatkan keahlian baru, pemerintah perlu melakukan penyeleksian
terhadap materi, metode, dan desain pemilihan pelatihan yang lebih ketat.

Untuk memastikan desain dan materi program pelatihan dapat meningkatkan keterampilan dan
produktivitas pekerja, pemerintah harus memilah materi pelatihan terbaik.

Ketimbang menawarkan ribuan jenis pelatihan, lebih baik menawarkan pelatihan dengan materi yang
benar-benar dibutuhkan di pasar kerja.
Selain materi pelatihan, pemerintah perlu memastikan bahwa metode yang digunakan oleh
penyelenggara pelatihan tepat dan efektif sehingga membuat peserta mampu menguasai ketrampilan
dengan baik. Materi pelatihan yang berbeda membutuhkan metode pelatihan yang juga berbeda.

4. Pemerintah perlu membuat profil peserta

Saat ini calon peserta hanya menyertakan biodata singkat dan tidak ada detail tentang keahlian apa
yang sudah dimiliki.

Untuk itu pemerintah perlu menyediakan fitur untuk membuat profil peserta lengkap dengan keahlian
yang sudah mereka miliki sehingga mereka tidak dapat memilih materi pelatihan yang sudah
dikuasainya.

Pemerintah akan mengumpulkan profil-profil dalam data base untuk melakukan pelacakan
pengembangan keahlian-keahlian dari para peserta program kartu Prakerja.

5. Pemerintah harus memiliki mekanisme pengukuran efektivitas pelatihan

Harus ada mekanisme untuk mengukur efektivitas program Kartu Prakerja dalam mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia.

Efektivitas sebuah program tidak akan diketahui jika tidak ada pengawasan terhadap program tersebut.

Ahli manajemen asal Amerika Serikat Donald L. Kirkpatrick menentukan empat indikator yang bisa
digunakan untuk mengukur efektivitas program pelatihan, yaitu: sejauh mana reaksi peserta,
pembelajaran yang didapatkan peserta, perubahan perilaku peserta, dan hasil akhir dari pelatihan.

Peningkatan keterampilan tenaga kerja adalah bidang yang harus ditangani secara serius oleh
pemerintah mengingat semakin tingginya peran mereka dalam menarik investasi.

Jadi, ini salah satu dasar yang membuat kami menyimpulkan atau menilai bahwa pelatihan prakerja
dengan mekanisme pelatihan webinar berbayar itu tidak efektif dan efisien secara penggunaan
anggarannya. Dengan pelatihan webinar, selain mereka bisa mendapatkan dari forum-forum belajar
yang gratis. Berdasarkan sejumlah alasan di atas, ia menyatakan terdapat ketidaktepatan anggaran yang
dikucurkan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Menurut dia, kenaikan anggaran kartu prakerja dari
semula Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun sebaiknya dibatalkan dan dialihkan untuk percepatan
penanganan Covid-19 yang lebih mendesak. Namun menurut Enny Hartati, program kartu prakerja ini
dinilai tidak efektif. Dia juga menyebut bahwa tidak pernah ada negara manapun dalam sejarah yang
menyelenggarakan pelatihan kerja kepada tenaga kerja secara online. Kalaupun ada pelatihan atau
kursus yang sudah diselenggarakan secara online, hal tersebut sifatnya otodidak semata.

"Penerapan program Kartu Prakerja tidak efektif menekan angka pengangguran seperti yang
diharapkan, apalagi menciptakan wirausaha," jelas dia dalam konferensi pers, Sabtu (19/12/2020).
Dia mengungkapkan para peserta tidak diarahkan ke industri unggulan, seharusnya pemerintah
memberikan informasi terkait industri spesifik yang dibutuhkan oleh pasar untuk industri jangka pendek
dan panjang. "Pemerintah juga tidak memberikan informasi kepada peserta mengenai keahlian apa yang
dibutuhkan oleh industri potensial dan desain sampai konten pelatihan belum memastikan
terpenuhinya keterampilan yang dibutuhkan," jelas dia.

Langkah Seharusnya

Kita harus sadar bahwa masyarakat termasuk para korban PHK dan pencari kerja yang terdampak
pandemi memiliki kebutuhan yang tak bisa diabaikan. Masyarakat lebih butuh logistik dibanding
pelatihan kompetensi, setidaknya untuk saat ini. Kebutuhan pokok masyarakat seperti logistik harus
lebih didahulukan.

Oleh karena itu bantuan langsung tunai (BLT) rasanya adalah stimulus yang paling tepat diberlakukan
saat ini. Anggaran untuk Kartu Prakerja yang masih belum efektif dan efisien lebih baik dialihkan kepada
program bansos sektor logistik. Pemerintah bisa menetapkan paket berupa kebutuhan pokok agar
masyarakat tak perlu mencari kebutuhan di luar rumah. Pemutusan rantai pandemi juga tetap bisa
dilakukan.

Untuk tetap mempertahankan daya beli masyarakat dalam paket BLT juga disertakan uang tunai yang
dirasa cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat tak perlu bekerja di luar rumah demi
mendapatkan rupiah. Daripada mengandalkan insentif Kartu Prakerja yang tidak menjangkau seluruh
masyarakat yang membutuhkan.

Kemudian daripada bantuan biaya pelatihan dalam program Kartu Prakerja, lebih baik pemerintah
memberikan stimulus yang lebih efektif. Seperti memudahkan akses penggunaan internet, mungkin
dengan menggratiskan internet selama beberapa waktu. Dengan paket internet ini toh masyarakat tetap
bisa mencari materi-materi pelatihan serupa secara gratis.

Rasanya tidak akan jadi soal jika program ini dibatalkan dahulu, dan dialihkan kepada program yang
lebih mengakomodasi kebutuhan strategis masyarakat. Program Kartu Prakerja masih terlalu dini, belum
matang, dan harus dikaji kembali secara mendalam. Sebaiknya program ini kembali direalisasikan ketika
kondisi ekonomi strategis sudah membaik. Yang paling penting saat ini adalah bagaimana memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan tetap berusaha memutus rantai pandemi.

Selain itu, terkait data, pemerintah bisa memanfaatkan data dinas tenaga kerja di daerah yang
bekerjasama dengan Apindo atau Kadin tentang laporan ketenagakerjaan. Selain itu, Hadi menilai
rekomendasi KPK terkait pelaksanaan program prakerja tepat. Seperti diketahui, KPK menyoroti
beberapa hal, diantaranya, terkait belum optimalnya Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk validasi
peserta, konten program prakerja yang dinilai tidak layak karena konten telah ada di platform lainnya
secara gratis, program pelaksanaan yang berpotensi fiktif dan tidak efektif, serta terkait mitra kerja
dalam program prakerja.

Anda mungkin juga menyukai