Anda di halaman 1dari 4

Materi Hukuman mati bagi koruptor

Jokowi menyebut, aturan tentang hukuman mati bagi koruptor bisa masuk dalam Rancangan
Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi atau Tipikor.
Namun menurut staf khusus presiden bidang hukum, Dini Shanti Purwono : pernyatan presiden
itu tidak lepas dari proses legislasi di DPR nanti. Jadi hukuman mati untuk koruptor akan
memperhatikan pendapat masyarakat, efektivitas dari hukuman mati.
"Apakah betul bisa mengurangi tingkat korupsi secara signifikan, fungsi pemidanaan: semata
mata punitif atau rehabilitatif, hak dasar manusia untuk hidup, tingkat akurasi penyelidikan dan
penyidikan serta proses pemeriksaan dan pembuktian di pengadilan," ujar Dini.

Pihak Pro hukuman mati Pihak kontra hukuman mati


Ma'ruf Amin tidak mempermasalahkan Ketua DPR Puan Maharani menilai wacana
terkait rencana penerapan hukuman mati penerapan hukuman mati terhadap
bagi koruptor. Menurutnya, hal tersebut narapidana kasus korupsi melanggar hak
sangat mungkin diterapkan sebab sudah asasi manusia
diatur di dalam UU Tipikor.

Ma'ruf meyakini, hukuman mati yang


diberlakukan dalam sistem hukum Indonesia
bisa membuat jera karena itu bentuk
hukuman yang paling berat.

"Ya kita tentu berharap untuk memberi


penjeraan. Andaikata dihukum mati saja
tidak jera apalagi tidak dihukum mati,
tambah tidak jera. Logika berpikirnya kan
begitu. Jadi hukuman mati itu hukuman yang
paling tingi saya kira membuat orang tidak
berani," sambung Ketua Umum MUI itu.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik
dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud menolak wacana penerapan hukuman mati
Md menyatakan setuju atas wacana terhadap koruptor. Menurut Taufan,
hukuman mati bagi koruptor. Bagi Mahfud penerapan hukuman mati tidak berkorelasi
koruptor adalah perusak bangsa. dengan penurunan tindak pidana atau
kejahatan luar biasa.

Menurut Saut Sitomorang (Pimpinan KPK), Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan
hukuman mati dalam tindak pidana korupsi partainya menolak hukuman mati bagi
bukanlah barang baru dalam pemberantasan koruptor seperti yang diwacanakan Presiden
korupsi di Indonesia. Hal tersebut tertuang Joko Widodo (Jokowi).
dalam Pasal 2 dan pasal 3 Undang-undang
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Menurutnya, semua pihak tidak boleh
menjadi penentu kehidupan seseorang.
"Untuk hal yang menyangkut dengan
kehidupan seorang manusia tersebut, kita
harus hati-hati karena kita bukan pemegang
kehidupan atas orang per orang. Kita harus
merawat kehidupan itu," ujarnya kepada
wartawan, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu
(11/12/2019).

Negara penganut hukuman mati bagi koruptor:


1. China
Cina berada di negara teratas yang telah melakukan eksekusi mati. Namun, eksekusi ini
dianggap sangat rahasia, sehingga sulit untuk menghitung angka kematiannya.
2. Korea Utara
Korea Utara juga sangat tertutup tentang penerapan hukuman mati. Laporan
mengatakan kerahasiaan ini meningkat ketika Kim Jong-un mengambil alih
kepemimpinan negara.
3. Arab Saudi
Di Arab Saudi, hukuman bagi para pelaku korupsi adalah hukuman mati berupa pancung
atau dalam bahasa Arab disebut 'qisas'. Namun, hukuman ini masih menimbulkan
kontroversi di negara tersebut karena dianggap kurang manusiawi oleh sejumlah pihak.
Meski demikian, hukuman ini bisa menjadi efek jera bagi para pelaku korupsi.

4. Maroko
Moroko memberlakukan hukuman mati untuk korupsi terutama jika hakim atau anggota
juri menjatuhkan vonis. Namun, laporan menunjukkan bahwa eksekusi terakhir di
Maroko dilakukan pada 1993 silam.
5. Thailand
Thailand mengeksekusi pejabat pemerintah, perwakilan demokratis, pejabat
pengadilan, atau jaksa penuntut karena menuntut atau menerima suap
6. Vietnam
Penggelapan dapat dihukum mati di Vietnam, asalkan jumlah yang dikorupsi sebesar
500 juta dong atau lebih (sekitar Rp 300 juta lebih), atau jika korupsinya memiliki
konsekuensi sangat serius. Suap sebesar 300 juta dong atau lebih (Rp 181 juta) juga
dikenakan hukuman.
7. Indonesia
Di Indonesia, beberapa tindakan korupsi, yang mempengaruhi keuangan atau ekonomi
negara secara besar-besaran, dapat dihukum mati.

Kesimpulan

Hukuman mati sebenarnya bukan hal baru dalam hukum Indonesia, terutama terkait
korupsi. Hal itu tertuang dalam pasal 2 ayat 2 UU Tipikor.

Bunyi pasal 2 ayat 2 UU Tipikor. "Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat
dijatuhkan,"

Pada bagian penjelasan UU Tipikor, "Yang dimaksud dengan 'keadaan tertentu' dalam
ketentuan ini dimaksudkan sebagai pemberatan bagi pelaku tindak pidana korupsi
apabila tindak pidana tersebut dilakukan pada waktu negara dalam keadaan bahaya
sesuai dengan undang-undang yang berlaku, pada waktu terjadi bencana alam nasional,
sebagai pengulangan tindak pidana korupsi, atau pada waktu negara dalam keadaan
krisis ekonomi dan moneter."

Rekomendasi

Karena sudah ada di dalam UU Tipikor, maka tidak perlu lagi menjadi perdebatan. Lebih
baik jika demi meningkatkan pemberantasan korupsi, maka keberadaan Dewan
Pengawas KPK lebih diperlukan untuk memaksimalkan pemberantasan korupsi
dibandingkan memperdebatkan hukuman mati koruptor.

Yang terpenting adalah bagaimana pemberantasan korupsi bisa maksimal dilakukan,


mengingat indeks persepsi korupsi kita masih belum menggembirakan.

Transparancy International merilis indeks persepsi korupsi (IPK) atau corruption


perceptions Index (CPI) tahun 2018. Indonesia menempati posisi 89 dari 180 negara.

Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi peringkat 4 dari total 11
negara. Indonesia masih di bawah Singapura, Brunei Darussalam, serta Malaysia. Brunei
mendapat skor 63, sementara Malaysia meraih skor 47.
Kita tentu tidak boleh emosional di dalam menanggapi soal isu pidana mati bagi
koruptor, meskipun kasus korupsi itu adalah kejahatan serius, kejahatan luar biasa.

Dalam Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor),


terdapat 20 tindakan yang bisa dikategorikan sebagai kasus korupsi. Tindakan yang bisa
dijatuhi hukuman mati adalah korupsi dalam keadaan krisis ekonomi dan bencana alam.
Jadi harus terpenuhi dulu syarat unsur yang ada di pasal, misalnya di keadaaan bencana
alam, dan genting.

Jika hukuman mati bagi koruptor ingin diperluas, pemerintah dan DPR perlu merevisi UU
Tikipor.

Anda mungkin juga menyukai