Anda di halaman 1dari 41

Para Jawara Piala Dunia 2022

SEKIRA satu abad lalu, Qatar tak lebih dari sekadar daerah nelayan yang masuk profektorat
Inggris. Mereka dijajah Inggris. Masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka
hanya bisa jadi nelayan, karena tanahnya tandus, tak ada yang bisa ditanam.

Dustin Senger, jurnalis dan alumni Massachusetts University, dalam tulisannya berjudul
‘Qatari Merchant Explains Life Before The Oil pada 2010,’ dia mengatakan kehidupan Qatar
sebelum era minyak dimulai bergantung pada panen mutiara air asin. Ketika itu, kata Dustin,
para nelayan Qatar sangat berani. Tidak ada ketakutan menghadapi lautan luas nan buas.
Terkadang, mereka menghilang di tengah laut. “Ekonomi awal masyarakatnya, bergantung
pada panen mutiara air asin tanpa henti,” ujar Dustin Senger, seperti ditulis di portal
pribadinya, dustinsenger.com.

Selain hilang di tengah laut, para nelayan Qatar juga harus menghadapi ancaman penyakit
yang disebabkan penyelaman laut dalam tanpa APD dan hanya menggunakan batu yang
diikatkan di kaki mereka. Belum lagi mereka harus menghadapi kenyataan pahit, karena pada
1920 bisnis mutiara runtuh. Mata pencaharian mereka mendadak hilang, lalu kemiskinan pun
merajalela. Hidup mereka begitu berat saat itu.

Namun pepatah arab mengatakan, “As shobru kaa ashobiri murrun fii madzaaqotihi. Lakinna
‘awaaqibahu ahlaa mina al ‘asali.” Kesabaran itu seperti buah shabir (sejenis tanaman obat)
yang rasanya pahit. Akan tetapi, hasil yang didapatkan setelahnya lebih manis daripada tebu.

Pada tahun 1971 Qatar meraih kemerdekaannya. Lalu tak lama setelah itu, tiba-tiba mereka
menemukan cadangan gas alam cair (LNG) terbesar di dunia, nomor tiga setelah Rusia dan
Iran. Dengan cadangan LNG mencapai 900 triliun kaki kubik itu, Qatar pun menjelma
menjadi negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Gegara penemuan minyak dan gas ini,
pendapatan per kapita mereka melonjak tajam, mencapai lebih dari US$100.000, melampaui
mantan tuannya Inggris, atau Amerika sekalipun.

Dengan PDB tersebut, Qatar lantas menjadi negara terkaya keempat di dunia, merujuk pada
data Global Finance. Negara dengan populasi hanya 2,8 juta ini berhasil mengokohkan
posisinya sebagai negara kaya selama hampir 20 tahun berturut-turut. Penerimaan negara dari
minyak tersebut memungkinkan Qatar menggratiskan biaya pendidikan, kesehatan, air dan
listrik. Tersedia juga bantuan perumahan untuk rakyat dan setiap warga dijamin mendapat
pendidikan.
Qatar juga memungkinkan untuk melakukan ekspansi bisnis, bahkan hingga ke Tanah
Inggris. Di sana, mereka memiliki saham kepemilikan Shard di London, salah satu Gedung
tertinggi di Eropa dan toko seba ada Harrods. Tak cuma itu, Qatar juga memiliki Kawasan
bekas perkampungan atlet Olimpiade London, blok apartemen mewah di Hyde Park dan
sebagian Kawasan keuangan di Canary Wharf.

Dari titik inilah peran Qatar dalam politik regional maupun internasional pun menguat.
Seringkali Qatar dipercaya menjadi mediator beberapa konflik di Timur Tengah. Terbaru,
Qatar bertindak sebagai mediator antara pemimpin politik Taliban dan mantan pejabat
Afghanistan, maupun antara Taliban dan Amerika Serikat.

Kulminasi dari meningkatknya peran ekonomi hingga politik Qatar mungkin adalah dengan
menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Namun tentu saja ini bukan tanpa tantangan. Publik
banyak menyoroti terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah. Banyak isu kontroversial
berkembang liar yang menyudutkan pemerintah Qatar. Mulai dari isu yang menyebut Qatar
membantu kelompok-kelompok radikal, hingga pelanggaran HAM atas tewasnya para
pekerja migran selama pembangunan venue Piala Dunia sejak tahun 2010. Qatar juga pernah
diterpa isu suap kepada pejabat FIFA sebesar Rp54,2 miliar.

Berbagai tudingan negatif tidak menganulir keputusan FIFA menunjuk Qatar sebagai sohibul
bait pagelaran Piala Dunia 2022. Bahkan Piala Dunia tahun 2022 di Qatar disebut digadang
sebagai perhelatan termegah dan termahal di dunia. Sebanyak 32 tim nasional pun akan
saling bertarung memperebutkan trofi sepak bola paling bergengsi di dunia itu.

(kia modif infografis pembagian grup Piala Dunia seperti ini ya)

Grup A

Qatar

Bukan Sekedar Tim Tuan Rumah

Timnas Qatar memang lolos ke Piala Dunia 2022 karena statusnya sebagai tuan rumah.
Namun, tak boleh disepelekan, Timnas Qatar berpotensi jadi kuda hitam dan membahayakan
tim-tim besar di Piala Dunia 2022. Dilatih oleh mantan pelatih Barcelona Junior atau akademi
La Masia, Felix Sanchez Bas, Timnas Qatar diprediksi bakal kuat dalam melakukan passing-
passing pendek ala tiki-taka Spanyol.

Terkini, dalam laga uji coba, Qatar sukses kandaskan tim asal Eropa seperti Bulgaria dengan
skor 2-1. Seusai mampu mengandaskan Bulgaria, Qatar juga berhasil menahan imbang
Slovenia dengan skor sama kuat 0-0. Dari dua laga uji coba tersebut, sudah memperlihatkan
kesiapan Qatar dalam menyongsong gelaran Piala Dunia 2022.

Selain itu, faktor lainnya yang berpotensi bisa buat Timnas Qatar mengejutkan di Piala Dunia
2022 adalah cuaca. Tentu, para pemain Timnas Qatar banyak diuntungkan dalam adaptasi
cuaca mengingat mereka berstatus tuan rumah. Hal itu bisa saja mereka manfaatkan kala
berlaga di babak penyisihan grup A. Seperti diketahui, tim tuan rumah Qatar bakal bersaing
dengan Ekuador. Dilanjutkan dengan laga kedua kontra Senegal. Dan pada laga pamungkas
bakal berhadapan dengan Belanda,. Patut dinantikan kiprah Timnas Qatar dalam perhelatan
Piala Dunia 2022 di grup A.

Ekuador

Berharap Jadi Kuda Hitam

Timnas Ekuador kini tak lagi menjadi pendatang baru di Piala Dunia FIFA. La Tricolor
mengusung ambisi untuk melaju lebih jauh pada Piala Dunia 2022 Qatar. Ekuador lolos ke
Piala Dunia 2022 Qatar sebagai salah satu wakil Zona Amerika Selatan atau CONMEBOL.
Tergabung di Grup A Piala Dunia 2022 bersama Qatar (tuan rumah), Senegal, dan Belanda,
Timnas Ekuador akan mengawali kiprah di Piala Dunia 2022 dengan melawan tuan rumah
Qatar pada laga pembuka Grup A di Stadion Al Bayt.

Berpengalaman Tampil di Piala Dunia Ekuador merupakan tim yang cukup berpengalaman
tampil di Piala Dunia. Sejak debut pada edisi 2002 di Korea Selatan dan Jepang, La Tricolor
kemudian hanya absen pada 2010 dan 2018. Dari tiga penampilan di Piala Dunia, pencapaian
terbaik timnas Ekuador adalah lolos ke babak 16 besar pada edisi 2006 di Jerman.

Kini, La Tricolor kembali ke panggung tertinggi sepak bola dunia. Gustavo Alfaro yang
melatih timnas Ekuador sejak 2020 mengatakan bahwa lolos ke Piala Dunia 2022 adalah
pekerjaan yang sangat sulit. Oleh karena itu, ia ingin anak asuhnya terus menjaga performa
hingga putaran final di Qatar. "Ini adalah hal yang tidak mudah bagi Ekuador untuk bermain
di Piala Dunia. Saya ingin tim ini terus melaju dan menjadi kuat," kata Alfaro.

Untuk komposisi pemain, timnas Ekuador saat ini diperkuat oleh nama-nama yang
menghiasi kompetisi Eropa semisal Pervis Estupinan (Villarreal), Jeremy Sarmiento
(Brighton & Hove Albion), dan Enner Valencia (Fenerbahce). Pervis Estupinan Pervis
Estupinan merupakan pemain utama klub Liga Spanyol, Villarreal. Bek kiri berusia 24 tahun
itu berseragam Si Kapal Selam Kuning sejak 2020. Estupinan menjadi bagian skuad
Villarreal yang berhasil menjuarai Liga Europa musim 2020-2021. Di level internasional,
Estupinan melakoni debut bersama timnas Ekuador pada 2019. Sejauh ini, Pervis Estupinan
telah mengemas 3 gol dari 26 penampilan bersama timnas Ekuador.

Senegal

Berbekal Jawara Afrika

Senegal akan menjadi salah satu negara yang akan berpartisipasi di ajang Piala Dunia 2022 di
Qatar mendatang. Tim berjuluk Singa Teranga ini merupakan salah satu dari lima wakil
Afrika yang berhasil lolos ke Qatar 2022. Adapun Piala Dunia 2022 ini akan menjadi Piala
Dunia ketiga dalam sejarah sepak bola Senegal yang lahir pada tahun 1960 silam.

Senegal sendiri datang ke Qatar dengan status mentereng. Pasalnya, Singa Teranga datang ke
Piala Dunia 2022 sebagai kampiun Piala Afrika 2021. Keberhasilan menjuarai Piala Afrika
ini diyakini membuat Senegal menjadi wakil Afrika yang akan melangkah jauh di Piala
Dunia 2022 mendatang.

Apalagi Senegal akan tergabung di grup yang relatif mudah, yakni melawan tuan rumah
Qatar, lalu Belanda, serta Ekuador. Lantas, seperti apa kiprah Senegal di Piala Dunia?
Bagaimana dengan pelatih serta para pemain yang akan diandalkan di ajang empat tahunan
tersebut? Berikut rangkumannya.

Untuk Piala Dunia 2022 ini, Senegal berhasil lolos dari babak kualifikasi usai menjuarai grup
H di ronde kedua dan menang atas Mesir di ronde ketiga. Jika ditotal, Senegal telah melakoni
Kualifikasi Piala Dunia sebanyak 71 kali dengan catatan 32 kemenangan, 23 hasil imbang, 16
kekalahan dengan memasukkan 106 gol dan kebobolan 61 gol.

Senegal berhasil lolos ke Piala Dunia 2022 dan menjuarai Piala Afrika 2021 tak lepas dari
peran para pemain bintang di tubuh skuadnya. Dari banyaknya pemain bintang itu, Senegal
memiliki 3 pemain kunci, yakni Sadio Mane, Kalidou Koulibaly, dan Edouard Mendy. Sadio
Mane merupakan top skor sepanjang masa Senegal. Namanya pun sangat tersohor di sepak
bola dunia, karena kiprahnya di Eropa bersama Liverpool dan saat ini Bayern Munchen.

Belanda

Kembalinya Raja Tanpa Mahkota

Spesialis runner-up Piala Dunia kembali, timnas oranye Belanda di bawah asuhan Louis van
Gaal siap bersaing dengan calon kampiun lain dan memberi kejutan Piala Dunia 2022 Qatar.
Ketiga kalinya timnas Belanda ditukangi Louis van Gall sekaligus menjadi penanda
kembalinya raja tanpa mahkota di Piala Dunia.

Prestasi timnas Belanda sebagai kontestan Piala Dunia tak lepas dari pil pahit yang berkali-
kali ditelan, runner-up. Tiga kali meraih status sebagai runner-up di edisi 1974, 1978 dan
2010, di edisi 2014 timnas Belanda keluar sebagai juara ketiga. Jika melihat kekuatan, timnas
Belanda saat ini tak semewah tim yang berlaga di Piala Dunia edisi 2010 dan 2014.

Meski demikian, tim asuhan Louis van Gaal yang lolos ke Piala Dunia 2022 ini memiliki
kualitas yang menjanjikan, kombinasi pemain muda dan tua. Deretan pemain senior seperti
Virgil van Dijk, Stefan de Vrij, dan Memphis Depay bakal memandu darah muda diwakili
oleh Matthijs de Ligt, Frenkie de Jong, hingga Ryan Gravenberch.

Keberadaan Virgil van Dijk, yang notabene bek Liverpool saat ini, akan sangat dibutuhkan
timnas Belanda di Piala Dunia 2022. Selain hebat dalam duel udara, kecepatan dan
bagaimana cara menutup ruang pemain lawan dimiliki Virgil van Dijk sebagai seorang bek
tangguh. Ketergantungan Belanda terhadap Van Dijk juga tak lepas dari performa cemerlang
sang pemain bersama Liverpool dalam beberapa musim terakhir. Torehan gelar Liga
Champions dan Liga Inggris menjadi modal tersendiri Van Dijk membimbing adik-adik
tingkatnya di timnas Belanda.

Ditunjuknya Louis van Gaal sebagai arsitek tim oranye, membawa pengaruh positif bagi
perjalanan timnas Belanda masuk putaran final Piala Dunia 2022. Pekerjaan Van Gaal
membawa timnas Belanda ke Piala Dunia 2022 juga tak mudah, meski mendapat kemudahan
setelah lolos otomatis sebagai juara grup Kualifikasi Zona Eropa.

Grup B

Inggris
Berharap Tuah Piala Dunia di Akhir Tahun

Pada Piala Dunia 2022, timnas Inggris tergabung dalam Grup B bersama Amerika Serikat,
Iran, dan Wales. Optimisme Three Lions Semenjak dilatih Gareth Southgate pada November
2016, Three Lions, julukan timnas Inggris, berubah menjadi tim tangguh. Itu dibuktikan
Inggris saat ajang Piala Dunia 2018. Meski kalah dari Kroasia di semifinal, Southgate dinilai
berhasil membawa kemajuan di timnas Inggris.

Setelah Piala Dunia 2018, timnas Inggris di bawah asuhan Southgate finis di peringkat tiga
UEFA Nations League 2019 dan runner up Euro 2020. Meski belum membawa Inggris juara,
Southgate berhasil mengangkat pamor Three Lions. Alhasil, Southgate mendapat
perpanjangan kontrak hingga 2024 dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).

Penampilan Three Lions dalam tiga turnamen besar tersebut membuat penggemar, tak
terkecuali legenda sepak bola Inggris David Beckham cukup optimistis menyambut Piala
Dunia 2022 di Qatar. David Beckham menilai gelaran Piala Dunia kali ini akan
menguntungkan bagi timnas Inggris. Pasalnya, Piala Dunia 2022 kali ini akan digelar di
bulan November sampai Desember, yang membuat para pemain timnas Inggris dalam kondisi
prima. Sebab, pada Piala Dunia sebelum-sebelumya digelar usai kompetisi antarklub berakhir
sehingga para pemain yang bermain di Liga Inggris dan turnamen lainnya kelelahan usai
berkompetisi satu musim penuh. Lebih lanjut, nak asuh Gareth Southgate di Piala Dunia 2022
Qatar nanti, diyakini dalam kondisi prima lantaran sudah menjalani istirahat dan berada di
pertengahan kompetisi.

Kiprah Inggris di Piala Dunia Piala Dunia 2022 merupakan penampilan Three Lions yang ke-
16. Dari 15 penampilan mereka sebelumnya, prestasi terbaik tentunya adalah juara Piala
Dunia 1966 di rumah sendiri. Mereka berhasil menjadi juara Piala Dunia di rumah sendiri
usai mengalahkan Jerman Barat dengan skor 4-2. Setelah itu, pencapaian terbaik timnas
Inggris di Piala Dunia adalah mencapai semifinal dua kali pada edisi 1990 dan 2018. Pada
dua edisi tersebut Three Lions harus puas berada di peringkat keempat.

Iran

Berharap Tuah Piala Dunia di Timur Tengah

Timnas Iran akan tampil di Piala Dunia untuk keenam kalinya sepanjang sejarah. Berikut
profil tim Piala Dunia 2022, Iran. Pada Piala Dunia 2022, Iran tergabung dalam Grup B
bersama Amerika Serikat, Inggris, dan Wales. Kiprah Iran di Piala Dunia Sebelum Piala
Dunia 2022, Iran telah tampil di pesta akbar sepak bola dunia empat tahunan ini pada edisi
1978, 1998, 2006, 2014, dan 2018. Artinya, Iran telah lolos ke Piala Dunia dalam tiga edisi
terakhir atau tiga kali secara beruntun, yaitu pada 2014, 2018, dan 2022.

Piala Dunia 2022 akan menjadi penampilan keenam Team Melli di turnamen sepak bola
terbesar di dunia tersebut. Seperti yang dijelaskan di atas, Iran belum pernah sama sekali
lolos dari fase grup dalam lima edisi terakhir. Namun, pada edisi terakhir di Rusia, Iran
berhasil membuat kejutan dengan menyulitkan Spanyol dan Portugal. Mantan pelatih timnas
Iran, Afshin Ghotbi percaya bahwa Team Melli dapat kembali membuat kejutan di Piala
Dunia 2022 Qatar. Hal itu dikarenakan Iran akan bermain di kawasannya sendiri yaitu Timur
Tengah.

Meski bermain di Qatar, tetapi dengan dihelatnya Piala Dunia 2022 di kawasan Timur
Tengah menjadi motivasi tersendiri bagi Iran. Selain itu, Afshin Ghotbi juga menilai Iran bisa
melewati Grup B yang diisi oleh Inggris, Amerika Serikat, dan Wales. "Ini adalah grup yang
sulit, tetapi ini adalah grup di mana Iran dapat melewati babak sistem gugur jika membuat
keputusan yang tepat," ujar Afshin Ghotbi seperti dilansir The Seattle Times.

Timnas Iran tak hanya diperkuat pemain dari liga lokal saja, tetapi juga dihuni pemain yang
bermain di Eropa. Sebut saja Mehdi Taremi (FC Porto), Sardar Azmoun (Bayer Leverkusen),
Sadegh Moharrami (Dinamo Zagreb), hingga Alireza Jahanbakhsh (Feyenoord). Selain itu,
masih ada beberapa pemain Iran yang bermain di kompetisi Eropa. Dengan perpaduan
pemain dari liga lokal dan Eropa, tentunya diharapkan membuat timnas Iran bisa berbicara
lebih banyak pada Piala Dunia 2022 kali ini, mengingat edisi terakhir mereka bisa membuat
kejutan.

Amerika Serikat

Menantikan Prestasi Generasi Emas

Keikutsertaan dalam Piala Dunia 2022 merupakan kali ke-11 bagi timnas Amerika Serikat
bersaing di ajang turnamen sepak bola terbesar di dunia itu. Tergabung dalam Grup B, timnas
Amerika Serikat tentu nantinya akan membawa pemain-pemain terbaiknya ke Qatar. Timnas
Amerika Serikat nantinya bisa dibilang datang ke Piala Dunia 2022 dalam periode generasi
emas.

Banyak yang beranggapan bahwa timnas Amerika Serikat saat ini adalah generasi terbaik
yang pernah dimiliki. Hal ini dikarenakan banyak pemain Amerika Serikat bermain di
sejumlah klub Eropa dari klub papan bawah hingga atas. Christian Pulisic (Chelsea), Weston
McKennie (Juventus), Sergino Dest (Barcelona), Timothy Weah (LOSC Lille), Tyler Adams
(Leeds United), Matt Turner (Arsenal), Zack Steffen (Manchester City) hingga Giovanni
Reyna (Borussia Dortmund) adalah beberapa nama pemain andalan tim berjulukan Star
Stripes. Selain itu, masih banyak pemain Amerika Serikat yang bermain di klub Eropa. Andai
beberapa nama di atas tidak halangan, pecinta sepak bola bisa menyaksikan penampilan
mereka di Piala Dunia 2022 Qatar.

Sebelum Piala Dunia 2022, Amerika Serikat telah tampil di pesta akbar sepak bola dunia
empat tahunan ini pada edisi 1930, 1934, 1950, 1990, 1994, 1998, 2002, 2006, 2010, dan
2014. Dilansir dari situs resmi FIFA, pencapaian terbaik timnas AS di Piala Dunia adalah
peringkat ketiga pada edisi perdana tahun 1930 di Uruguay. Kemudian pada abad ke-21,
pencapaian terbaik Amerika Serikat adalah mencapai perempat final di Piala Dunia 2022
yang dihelat di Korea Selatan dan Jepang.

Wales

Berharap Menjadi Kuda Hitam

Timnas Wales untuk kedua kalinya sepanjang sejarah akan tampil di Puiala Dunia 2022
Qatar, tergabung dalam Grup B bersama Amerika Serikat, Inggris dan Iran. Kepastian Wales
melaju ke putaran final Piala Dunia 2022 Qatar didapat setelah finish sebagai runner-up Grup
E babak kualifikasi.

Mengoleksi lima poin di bawah Belgia dan terpaut satu poin dari Republik Ceko, Gareth Bale
dkk kembali akan meramaikan pesta akbar sepak bola dunia. Kali terakhir Wales mengikuti
Piala Dunia adalah edisi 1958 yang digelar di Swedia. Bisa dikatakan bahwa prestasi terbaik
Wales di Piala Dunia terjadi saat keikutsertaan di Piala Dunia itu. Nahas, langkah mereka
dihentikan Brasil, lewat gol tunggal Pele di laga tersebut.

Sementara itu perjuangan menakjubkan ditunjukkan Gareth Bale dkk di babak kualifikasi
Piala Dunia 2022, khususnya saat mampu menahan imbang Belgia. Kepastian tiket ke Piala
Dunia 2022 didapat setelah Wales mengalahkan Ukraina di babak play-off zona Eropa yang
digelar di Stadion Cardiff City. Kemenangan itu juga memastikan Wales sebagai kontestan
terakhir di Piala Dunia 2022 Qatar, melalui jalur kualifikasi.

Seiring mundurnya Ryan Giggs sebagai pelatih timnas Wales, Robert Page resmi ditunjuk
federasi dan bertugas membawa tim melaju ke Piala Dunia 2022. Hal itu dibuktikan dengan
sangat baik oleh Page, tentu memiliki latar belakang sebagai mantan pemain sepak bola asal
Wales memudahkannya dalam mengatur permainan.

Grup C

Argentina

Momen Tepat Raih Trofi

Timnas Argentina menatap Piala Dunia 2022 dengan performa yang sedang menanjak. Lionel
Messi dkk berada pada momentum yang tepat untuk meraih kejayaan. Argentina menjadi
salah satu tim favorit pada Piala Dunia 2022. Apalagi, La Albiceleste sedang diselimuti tren
positif menjelang turnamen akbar tersebut.

Argentina datang ke Piala Dunia 2022 dengan status juara Copa America 2021. Kemudian
pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Conmebol, Argentina telah memainkan 17
pertandingan dengan hasil 11 kali menang dan enam kali imbang tanpa tersentuh kekalahan.
La Albiceleste pun menyegel posisi runner-up babak kualifikasi di bawah Brasil yang
bertengger di posisi puncak.

Kapten tim sekaligus bintang utama timnas Argentina, Lionel Messi, mengatakan bahwa kini
La Albiceleste dalam kondisi siap untuk bersaing dengan tim mana saja. "Argentina bisa
bersaing dengan siapa saja," kata Messi kepada media Argentina, TyC Sports, pada Mei lalu.
"Saya tidak mengatakan bahwa kami adalah tim favorit untuk memenangi Piala Dunia.
Namun, kami dalam kondisi siap," ucap Messi menegaskan.

Penyerang Paris Saint-Germain itu menambahkan, keberhasilan menjuarai Copa America


menjadi sumber motivasi bagi Argentina untuk kembali meraih kejayaan. "Copa America
memberikan kenangan yang indah setelah begitu banyak penderitaan. Saya merasa nyaman
ketika berkumpul dengan tim nasional, semuanya mengalir. Kami tahu apa peran kami dan
apa yang harus dilakukan," kata Messi. Kali terakhir Argentina mengangkat trofi Piala Dunia
adalah pada 1986. Pada edisi terakhir di Rusia, 2018 silam, langkah Lionel Messi dkk
terhenti pada babak 16 besar.

Arab Saudi

Asa Tim Anak Bawang

Timnas Arab Saudi menjadi salah satu wakil Asia yang akan mentas di Piala Dunia 2022,
yang bakal dihelat pada 21 November hingga 18 Desember mendatang. Arab Saudi menjadi
satu dari enam wakil Asia yang memegang tiket putaran final Piala Dunia edisi tahun ini di
Qatar.

Adapun, ini adalah kali keenam Arab Saudi mentas di Piala Dunia. Kali pertama Al-Suqour
(The Falcons) --julukan Arab Saudi-- tampil di Piala Dunia yaitu pada edisi 1994. Pada
gelaran teranyar di Piala Dunia 2018 Rusia, Arab Saudi terhenti di babak penyisihan grup.
Prestasi terbaik Arab Saudi di Piala Dunia adalah menembus babak 16 besar pada edisi 1994.
Setelah itu, Arab Saudi tidak pernah lagi bisa lolos dari penyisihan grup. Prestasi mereka
berbeda jauh di kancah Piala Asia. Arab Saudi berhasil meraih 3 gelar juara di edisi 1984,
1988, dan 1996.

Pada Piala Dunia 2022, Arab Saudi masuk Grup C bersama Argentina, Meksiko, dan
Polandia. Jika melihat peta kekuatan Grup C Piala Dunia 2022, Arab Saudi bisa dibilang
sebagai tim terlemah alias anak bawang. Soal hasil undian Piala Dunia 2022 yang
menempatkan timnya di grup berat, Herve Renard selaku pelatih timnas Arab Saudi meminta
anak asuhnya yang notabene berkiprah di klab lokal, untuk berjuang sekuat tenaga dan
membuat para pendukung bangga. Herve Renard sendiri telah menukangi timnas Arab Saudi
sejak 2019.

Meksiko

Menantikan Penampilan ke-17 Tim Sombrero

Timnas Meksiko diprediksi menjadi salah satu kontestan yang akan mengejutkan pada
persaingan Grup C Piala Dunia 2022. Di Grup C Piala Dunia 2022, timnas berjuluk sombrero
ini akan bersaing dengan Argentina, Arab Saudi, dan Polandia. Secara hitung-hitungan,
Argentina memang jadi tim yang paling diunggulkan.

Oleh karena itu, status runner-up Grup C akan diperebutkan secara terbuka oleh tiga
kontestan lainnya, termasuk Meksiko dengan kualitas pemainnya yang dianggap mampu
bersaing.Apalagi, Meksiko sudah menjadi perwakilan zona CONCACAF yang secara reguler
tampil di Piala Dunia. Ini akan menjadi partisipasi yang ke-17 bagi tim berjulukan El Tri ini.

Sebelumnya, Meksiko sukses menggenggam tiket untuk tampil di putaran final Piala Dunia
2022 setelah mengakhiri persaingan di peringkat kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona
CONCACAF. Dari total 14 pertandingan yang dilewati, Meksiko sukses meraup 28 poin.
Jumlah ini sebetulnya setara dengan koleksi Kanada yang jadi pemuncak klasemen akhir.
Namun, Meksiko kalah produktivitas gol.
Timnas Meksiko bakal memaksimalkan peran sejumlah pemainnya pada Piala Dunia 2022.
Setidaknya ada tiga nama yang layak dianggap sebagai pemain kunci. Yang pertama ialah
Guilermo Ochoa. Kiper yang sudah memiliki rekam jejak panjang di level internasional ini
tampaknya masih akan menjadi andalan di bawah mistar gawang. Sejauh ini, Ochoa sudah
mencatatkan 129 penampilannya bersama timnas Meksiko sejak pertama kali mencatatkan
debutnya pada 2005.

Polandia

Menebus Kegagalan The Eagles

Timnas Polandia lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar dengan cara yang cukup
unik. Mereka lolos karena Rusia mendapat hukuman dari FIFA. Ya, seharusnya Polandia
menghadapi Rusia pada babak play-off kualifikasi Piala Dunia 2022. Polandia finis di
peringkat 2 Grup I. Mereka menghadapi Rusia yang menjadi runner-up Grup H. Namun, laga
yang harusnya berlangsung itu tidak jadi digelar setelah Rusia mendapat sanksi dari FIFA
buntut perang Rusia-Ukraina.

Meski lolos dengan cara yang cukup menarik, The eagles punya misi menebus kegagalan di
Euro 2020 pada Piala Dunia 2022 nanti. Polandia gagal total di Euro 2020 karena cuma finis
sebagai juru kunci di Grup E. Di Piala Dunia 2022 nanti, Polandia tergabung di grup
kompetitif. Pada Piala Dunia 2022 di Qatar yang berlangsung 21 November hingga 18
Desember mendatang, Polandia masuk ke Grup C bersama Argentina, Arab Saudi, dan
Meksiko.

Adapun, ini menjadi kali ke-9 Polandia lolos ke putaran final Piala Dunia. Prestasi Polandia
di ajang terbesar sepak bola di dunia ini tidak terlalu mentereng. Terlebih pada satu dekade ke
belakang, Polandia sempat gagal lolos ke Piala Dunia 2010 dan 2014. Polandia juga cuma
sampai di fase grup pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Prestasi terbaik Polandia di Piala Dunia
adalah menempati peringkat ketiga di edisi 1974 dan 1982.

Prancis

Melawan Kutukan Piala Dunia

Timnas Prancis datang di Piala Dunia 2022 berstatus sebagai juara bertahan. Tim berjuluk
Les Bleus ini berhasil melangkah ke putaran final berkat kiprah apiknya di babak Kualifikasi
Piala Dunia 2022 zona Eropa. Dalam partisipasinya ini, Timnas Prancis berhasrat
mematahkan kutukan juara bertahan Piala Dunia dan kembali menggondol trofi Jules Rimet
ke negaranya.

Selama ini, Timnas Prancis dihantui kutukan juara bertahan Piala Dunia yang telah
berlangsung sejak 2002 silam. Dimana setiap juara bertahan Piala Dunia sejak 2002, selalu
berakhir di fase grup. Uniknya, hal itu dimulai sendiri oleh Timnas Prancis yang juara Piala
Dunia 1998. Karena menjadi pencetus lahirnya kutukan ini, Timnas Prancis pun berusaha
mematahkan kutukan tersebut di Piala Dunia 2022 nanti.

Untuk Piala Dunia 2022 ini, timnas Prancis akan memanggil para pemain terbaiknya guna
mempertahankan gelar juara. Dari sekian pemain nama-nama seperti Kylian Mbappe, Karim
Benzema, dan N’Golo Kante akan menjadi andalan Timnas Prancis di Piala Dunia 2022
nanti. Status Mbappe dan Benzema sebagai juru gedor memang tak usah diragukan lagi
karena keduanya memang lihai dalam mencetak gol. Sedangkan sosok Kante akan kembali
diandalkan di lini tengah untuk menambah keseimbangan dan menyolidkan pertahanan
Prancis.

Di Piala Dunia 2022 nanti, Didier Deschamps akan kembali memimpin Timnas Prancis
seperti halnya saat Piala Dunia 2018 silam. Pengalamannya membawa Prancis sebagai juara
Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih membuat FFF selaku federasi sepak bola Prancis
mempercayainya di tahun 2022 ini. Apalagi, Deschamps belum lama ini mampu membawa
Prancis menjuarai gelar kedua dalam kepelatihannya di Les Bleus, yakni UEFA Nations
League 2021

Australia

Menghapus Catatan Buruk

Di Piala Dunia 2022 nanti, Timnas Australia akan tergabung di grup relatif berat, yakni grup
D, yang berisikan jagoan dari Eropa dan Afrika. Menghadapi tim-tim yang di atas kertas
unggul jauh nyatanya tak membuat Timnas Australia gentar di Piala Dunia 2022 nanti.

Sayangnya, Timnas Australia hadir di Qatar dengan catatan buruk. Socceroos harus melewati
babak Playoff melawan Peru, itu pun harus ditentukan via drama adu penalti. Terlepas dari
catatan buruk untuk ke putaran final, Timnas Australia bertekad bisa berbicara banyak di
Piala Dunia 2022 nanti dan mengharumkan nama Asia.
Piala Dunia 2022 Qatar menjadi Piala Dunia keenam Timnas Australia sepanjang sejarah
sepak bolanya sejak berpartisipasi di kualifikasi Piala Dunia 1966. Dalam enam kali
kesertaannya tersebut, termasuk di Piala Dunia 2022, pencapaian terbaik Timnas Australia
hanyalah mencapai babak 16 besar pada 2006 silam.

Di Piala Dunia 2022 nanti, Timnas Australia akan memanggil para pemain bintangnya, baik
yang berkiprah di dalam negeri maupun luar negeri. Nantinya akan ada 3 pemain yang
diprediksi menjadi andalan di Piala Dunia 2022, yakni Matthew Ryan, Aaron Mooy, dan
Tom Rogic. Matthew Ryan merupakan penjaga gawang yang malang melintang di Inggris,
sebelum hijrah ke FC Copenhagen. Pun dengan Aaron Mooy yang kini berkarier di
Skotlandia bersama Celtic. Selain itu masih ada nama Tom Rogic yang punya kiprah apik di
Skotlandia bersama Celtic dan dikenal sebagai gelandang yang rajin mencetak gol.

Graham Arnold akan menjadi pelatih Timnas Australia di Piala Dunia 2022 nanti. Pria asli
Australia dikenal sebagai pelatih berpengalaman. Tercatat ia pernah menjadi asisten Guus
Hiddink. Selain itu ia juga telah malang melintang di sepak bola Australia sejak lama.
Kekuatan Graham Arnold juga terletak di asistennya, yakni Rene Meulensteen yang dikenal
sebagai mantan pelatih Manchester United di era Sir Alex Ferguson.

Denmark

Menunggu Ledakan Tim Dinamit

Timnas Denmark diharap mampu berbicara banyak di Piala Dunia 2022 Qatar, tak hanya
sebagai kontestan pemeriah kompetisi dan habis di babak penyisihan grup. Lolosnya
Denmark ke Piala Dunia 2022 bukan suatu keberuntungan yang diraih, status juara Grup F
Babak Kualifikasi disandang mereka.

Piala Dunia 2022 menjadi ajang keenam yang diikuti sepanjang sejarah Denmark di turnamen
ini, sebelum itu mereka tampil di edisi 1986, 1998, 2002, 2010 dan 2018. Menariknya lima
penampilan terakhir, prestasi terbaik Denmark di Piala Dunia terjadi pada edisi 1998 yang
digelar di Prancis. Kala itu Denmark mampu mencapai babak perempat final, sementara itu
modal besar sudah dibawa mereka mengarungi Piala Dunia 2022.

Tampil trengginas di babak kualifikasi jadi alasannya, tim asuhan Kasper Hjulmand ini
keluar sebagai juara grup dengan koleksi 27 poin. Dari 10 laga, Denmark sukses menorehkan
30 gol dan hanya 3 kali kebobolan selama babak kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar.
Pertahanan Denmark jadi yang terbaik di zona Eropa, selain itu menjadi tim ketiga yag
memastikan diri lolos ke putaran final setelah Qatar dan Jerman.

Kasper Hjulmand ditunjuk menukangi timnas Denmark sejak Juni 2019, muncul sebagai
pengganti Age Hareide yang kontraknya selesai pasca Piala Eropa 2020. Di luar dugaan,
Hjulmand sukses membawa Denmark melaju ke semifinal Piala Eropa 2020 meskipun kalah
dari Inggris di perpanjangan waktu. Meski belum banyak pengalaman sebagai pelatih,
kualitas Hjulmand terbilang sudah dibuktikan dengan membawa Denmark mengoleksi 9
kemenangan di babak kualifikasi Piala Dunia 2022. Sejak menukangi Denmark, Hjulmand
sukses menorehkan 22 kemenangan, dua imbang dari 32 pertandingan yang sudah
dipimpinnya.

Tunisia

Misi Mengukir Prestasi

Timnas Tunisia besutan Jalel Kadri datang ke Piala Dunia 2022 Qatar membawa misi untuk
mengukir sejarah meski berada di grup sulit. Kiprah Tunisia di Piala Dunia Piala Dunia 2022
merupakan penampilan Tunisia yang keenam sepanjang sejarah. Debut Tunisia di Piala
Dunia terjadi pada edisi 1978 di Argentina. Setelah itu, mereka kembali lagi tampil di
perhelatan sepak bola terbesar di dunia itu pada 1998 di Perancis. Kemudian, Tunisia tampil
dalam dua edisi berikutnya yaitu 2002 (Korea Selatan-Jepang) dan 2006 (Jerman).

Tunisia sempat absen pada edisi 2010 (Afrika Selatan) dan 2014 (Brasil). Namun, mereka
kembali lagi pada 2018 di Rusia dan terkini di Piala Dunia 2022 Qatar. Pada lima edisi Piala
Dunia sebelumnya, timnas Tunisia tidak pernah mencapai babak kedua atau 16 besar.

Eagles of Carthage, julukan timnas Tunisia, mengusung misi untuk mengukir sejarah di Piala
Dunia 2022. Walaupun tahu bakal sulit karena tergabung dengan Perancis, Denmark, dan
Australia, Tunisia besutan pelatih Jalel Kadri tetap optimistis. Justru juru strategi berusia 50
tahun itu ingin bawa Tunisia mengukir sejarah lolos ke babak 16 besar untuk pertama
kalinya.

"Hasil undian Piala Dunia Qatar 2022 telah menempatkan Tunisia di grup yang sulit," ujar
Jalel Kadri usai hasil drawing Piala Dunia 2022 seperti dikutip Kompas.com dari laman resmi
CAF. "Tetapi kami akan bermain dengan tujuan mencapai babak kedua untuk pertama
kalinya dalam sejarah kami," ujarnya menambahkan.
Grup E

Spanyol

Menghapus Tren Negatif

Timnas Spanyol merupakan salah satu kontestan elite di Piala Dunia 2022, bahkan tim
berjuluk La Furia Roja masuk dalam bursa kandidat juara pesta sepak bola dunia empat
tahunan itu. Di Piala Dunia 2022, timnas Spanyol tergabung di Grup E bersama Kosta Rika,
Jepang dan Jerman. Bisa dibilang, komposisi grup ini sangat ketat. Pasalnya, Spanyol dan
Jerman yang notabene menjadi kekuatan besar di Piala Dunia 2022 akan tergabung di grup
yang sama. Di atas kertas, Spanyol dan Jerman memang lebih diunggulkan ketimbang dua
kontestan lainnya di Grup E, yakni Kosta Rika dan Jepang.

Jika merujuk pada performa La Furia Roja dalam beberapa edisi terakhir, ada semacam
penurunan grafik yang cukup mencolok. Sejak menjuarai Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan,
edisi selanjutnya mereka justru gagal lolos dari fase grup, yakni pada Piala Dunia 2014 di
Brasil. Lalu, pada edisi Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia, La Furia Roja hanya
bisa melaju hingga fase 16 besar.

Namun di Piala Dunia 2022, Tim matador bertekad menghapus performa buruk belakangan
ini. Sejumlah nama pemain muda diprediksi bakal menjadi kunci permainan timnas Spanyol
di Piala Dunia 2022. Mereka adalah Pau Torres, Gavi, dan Pedri. Khusus Pau Torres, bek
berusia 25 tahun itu merupakan pemain bertahan terbaik yang saat ini dimiliki oleh tim
asuhan Luis Enrique. Dia mampu membawa Villarreal tampil impresif, terutama usai
menjuarai gelar Liga Europa 2019-2020. Setelah itu, ada Gavi dan Pedri. Dua gelandang
muda ini merupakan sosok pemain kunci Barcelona di bawah asuhan Xavi Hernandez.

Di Piala Dunia 2022 pelatih timnas Spanyol, Luis Enrique, memiliki tugas yang sangat berat
untuk mengangkat martabat La Furia Roja yang sempat melempem pada dua edisi
sebelumnya. Mantan juru taktik Barcelona itu sudah menukangi timnas Spanyol selama
kurang lebih empat tahun terakhir. Saat itu, dia ditunjuk pada pertengahan 2018 untuk
menggantikan Fernando Hierro pasca-Piala Dunia 2018.

Kosta Rika

Pembuktian Pemegang Tiket Terakhir


Perjalanan Timnas Kosta Rika relatif tidak mudah untuk mendapat tiket ke putaran final Piala
Dunia 2022 di Qatar. Mereka harus melewati babak play-off inter-konfederasi mewakili
konfederasi CONCACAF (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia). Adapun hanya empat wakil
dari CONCACAF yang diperbolehkan ikut Piala Dunia 2022. Kosta Rika menjadi negara
terakhir yang lolos, menyusul Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.

Selama babak kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona CONCACAF, Kosta Rika cuma mampu
menempati peringkat keempat klasemen keseluruhan. Kosta Rika sebetulnya sama-sama
mengumpulkan 25 poin seperti Amerika Serikat di peringkat ketiga, tetapi mereka kalah
selisih gol. Karena cuma finis di peringkat empat klasemen kualifikasi Piala Dunia Zona
CONCACAF, Kosta Rika harus menghadapi Selandia Baru yang, berakhir dengan
kemenangan 1-0.

Di Piala Dunia 2022, Kosta Rika berharap pada para pemain andalan. Di antaranya ada Joel
Campbell. Pemain yang kini membela tim asal Meksiko, Leon, jadi pencetak gol
kemenangan Kosta Rika saat mengalahkan Selandia Baru di play-off inter-konfederasI Piala
Dunia 2022. Selanjutnya adalah sang kiper andalan, Keylor Navas. Kiper berusia 35 tahun
tersebut menjadi sosok penting kokohnya pertahanan Kosta Rika. Pemain andalan Kosta Rika
selanjutnya adalah Celso Borges. Gelandang berusia 34 tahun itu sudah mengoleksi 153 caps
buat Kosta Rika dengan 27 gol.

Saat ini Kosta Rika dilatih oleh pelatih asal Kolombia Luis Fernando Suarez Guzman. Pelatih
berusia 62 tahun ini punya beberapa pengalaman melatih negara di benua Amerika, seperti
Ekuador, Honduras, hingga direkrut Kosta Rika pada 1 Juni 2021. Di bawah arahan Luis
Guzman, Kosta Rika sudah melakoni 21 pertandingan dengan catatan 12 kemenangan, 4 kali
imbang, dan 5 kali kalah.

Jerman

Tekad Trofi Kelima Tim Panser

Mempertimbangkan sederet rekam jejak dan prestasinya, timnas Jerman tentu masih menjadi
salah satu kontestan yang diunggulkan pada Piala Dunia 2022 di Qatar. Sebab, mereka
memiliki catatan sejarah yang luar biasa sepanjang partisipasinya di ajang Piala Dunia. Dari
total 19 keikutsertaannya, Der Panzer (tim panser) sudah empat kali meraih gelar juara. Kini
mereka berpeluang angkat trofi untuk kelima kalinya.
Namun, kali ini timnas Jerman akan menghadapi persaingan ketat sejak fase penyisihan grup.
Tergabung di Grup E, mereka harus bersaing dengan Jepang, Kosta Rika, dan Spanyol.
Kontestan yang disebut terakhir memang menjadi salah satu tim terkuat. Meski sempat
melempem pada dua edisi Piala Dunia terakhir, Spanyol tetap berpotensi jadi lawan yang
menyulitkan timnas Jerman.

Timnas Jerman memang punya kiprah mentereng selama beberapa edisi Piala Dunia,
meskipun sempat melempem pada edisi 2018 karena tak lolos ke fase gugur. Pada 2010,
misalnya, Jerman sukses merebut tempat ketiga. Edisi berikutnya, yakni Piala Dunia 2014
yang berlangsung di Brasil, mereka sukses meraih gelar juara.

Jika menyebut pemain kunci timnas Jerman di Piala Dunia 2022, tentu kurang lengkap
apabila tak mencantumkan nama Manuel Neuer. Kiper yang mempunyai segudang
pengalaman, baik di level klub maupun tim nasional, ini akan tetap menjadi penjaga gawang
andalan Der Panzer di Piala Dunia 2022.

Dua pemain lainnya yang bakal menjadi tulang punggung Der Panzer ialah Joshua Kimich
dan Serge Gnabry. Peran Joshue Kimmich di sektor lini tengah sepertinya sudah disegel.
Hansi Flick bakal menugasi pemain yang punya talenta dan visi bermain yang bagus ini.
Sementara itu, di lini serang, Serge Gnabry bakal jadi salah satu andalan. Bersama Der
Panzer, Gnabry sudah membukukan 20 gol dari 34 penampilannya sejak mencatatkan debut
bersama timnas senior pada 2016.

Kali ini, timnas Jerman akan tampil dengan wajah baru di Piala Dunia 2022. Sebab, untuk
kali pertama sepanjang 15 tahun terakhir, mereka sudah tidak akan diasuh Joachim Loew di
turnamen elite. Kemudi Der Panzer kini telah diberikan kepada Hansi Flick setelah
kebersamaan timnas Jerman dengan Joachim Loew dari 2006 hingga 2021 berakhir setelah
ajang Piala Eropa atau Euro 2021.

Jepang

Tak Mau Sekedar Numpang Lewat

Sebagai salah satu wakil Asia, timnas Jepang bakal menghadapi ujian berat saat bersaing di
Grup E Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar. Pasalnya, di Grup E, timnas Jepang
harus bersaing dengan dua kontestan kuat asal Eropa, yakni Spanyol dan Jerman. Adapun
satu partisipan lainnya adalah Kosta Rika, wakil CONCACAF. Secara hitung-hitungan di
atas kertas, Spanyol dan Jerman memang lebih diunggulkan ketimbang dua kontestan lainnya
di Grup E, Kosta Rika dan Jepang.

Pada edisi Piala Dunia 2022 ini, Jepang sudah mencatatkan delapan kali penampilannya.
Perjuangan tim Samurai Biru untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 berlangsung
dengan catatan yang cukup baik. Pada laga penentuan, Jepang sukses menumbangkan
Australia dengan skor 2-0 pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia. Kemenangan itu
membuat perolehan poin yang dimiliki timnas Jepang tak lagi bisa dikejar Australia yang
berada di peringkat ketiga. Alhasil, Jepang sukses mengunci posisi kedua dengan perolehan
22 poin dalam 10 pertandingan. Jumlah ini hanya terpaut satu poin dari Arab Saudi yang
sukses mengakhiri persaingan sebagai juara grup.

Setidaknya ada beberapa nama pemain yang akan menjadi andalan timnas Jepang pada Piala
Dunia 2022. Salah satu nama yang layak disebut ialah Takumi Minamino. Mantan pemain
Liverpool yang kini bermain bersama klub Liga Prancis, AS Monaco, itu bakal menjadi
kekuatan penting tim Samurai Biru di sektor lini serang. Selain itu, ada Takefusa Kubo,
mantan pemain Real Madrid yang kini justru menyeberang ke Real Sociedad. Pemain yang
mendapat julukan Messi dari Jepang ini juga jadi sosok yang dinantikan kiprahnya di Piala
Dunia 2022.

Kesuksesan timnas Jepang lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 ini sebetulnya juga tak
bisa dipisahkan dari tangan dingin pelatihnya, Majime Moriyasu. Juru taktik yang sudah
menjabat sebagai nakhoda timnas Jepang sejak 2018 ini juga sempat mengasuh timnas U-23
Jepang yang tampil di Olimpiade Tokyo 2020.

Grup F

Belgia

Berharap Pada Generasi Emas Setan Merah

Timnas Belgia selalu merasakan kegagalan pada turnamen-turnamen besar beberapa tahun
terakhir. Padahal, keberadaan pemain-pemain top macam Kevin De Bruyne dan Romelu
Lukaku membuat skuad timnas Belgia mendapat sebutan generasi emas. Bahkan, Belgia
sempat menduduki peringkat pertama ranking FIFA dalam waktu yang cukup lama.

Akan tetapi, generasi emas yang dimiliki Belgia hingga saat ini belum menghasilkan apa-apa.
Kegagalan demi kegagalan justru menjadi hal yang akrab bagi Kevin De Bruyne dkk. Tahun
lalu, Belgia cuma bisa mencapai perempat final Euro 2020. Kemudian, mereka menelan
kekalahan dari Italia perebutan tempat ketiga UEFA Nations League. Kini, generasi emas
timnas Belgia berpacu dengan waktu. Piala Dunia 2022 dianggap sebagai kesempatan
terakhir De Rode Duivels (setan merah) untuk memenangi trofi bergengsi.

Pada dua edisi Piala Dunia terakhir, Belgia selalu bisa lolos dari fase grup. De Rode Duivels
mampu melangkah hingga perempat final pada edisi 2014 di Brasil, lalu menempati peringkat
ketiga pada Piala Dunia 2018 di Rusia. "Semua orang punya keyakinan. Satu-satunya
keinginan dan harapan saya adalah melihat Belgia tampil sekuat mungkin di Piala Dunia,"
kata pelatih timnas Belgia, Roberto Martinez, dikutip dari laman resmi FIFA.

Di Piala Dunia 2022, Belgia masih mengandalkan kehebatan Kevin De Bruyne, yang sudah
menjadi pilihan utama lini tengah Belgia sejak Piala Dunia 2014 di Brasil. Di level klub,
kehebatan De Bruyne sudah diakui. Ia merupakan pilar penting Manchester City dan dua kali
terpilih menjadi pemain terbaik Liga Inggris. Dengan usia dan pengalaman yang sudah sangat
matang, De Bruyne kini menjadi pemimpin lini tengah De Rode Duivels. Piala Dunia 2022
Qatar menjadi kesempatan Kevin De Bruyne dan generasi emas timnas Belgia untuk
berbicara lebih banyak di panggung internasional.

Kanada

Berkah Para Imigran

Sejarah tercipta tatkala Kanada ambil bagian pada pentas Piala Dunia 2022. Kanada menjadi
salah satu dari empat perwakilan konfederasi CONCACAF (Amerika Utara dan Tengah)
bersama Kosta Rika, Meksiko, dan Amerika Serikat. Bagi Kanada, tampil di Piala Dunia
2022 adalah penantian 36 tahun lamanya. Ya, kali terakhir mereka berpartisipasi di kompetisi
bergengsi di Planet Bumi itu pada tahun 1986.

Selain itu, partisipasinya tahun ini bisa menjadi modal yang bagus bagi mereka. Pasalnya,
pada Piala Dunia 2026 nanti, Kanada mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah bersama
Amerika Serikat dan Meksiko. Piala Dunia 2026 nantinya akan lebih ramai karena diikuti 48
negara atau 12 lebih banyak dibanding edisi tahun ini.

Dari deretan nama pemain timnas Kanada, ada beberapa nama yang mencuri perhatian
pencinta sepak bola dunia. Salah satunya adalah Alphonso Davies yang bermain di Bayern
Muenchen musim ini. Selain itu, ada juga nama-nama seperti Jonathan David (Lille) dan
Milan Borjan (Red Star Belgrade). Mereka adalah imigran yang ditampung oleh Kanada.
Tiga nama di atas punya rasa balas budi dengan membawa Kanada ke pentas dunia.
Alphonso Davies misalnya, dia merupakan kelahiran Ghana. Tetapi, menetap di Kanada sejak
usianya masih lima tahun.

Namun, keberhasilan Kanada juga tak lepas dari tangan dingin orang Inggris. Dia adalah
John Herdman yang menjabat sebagai pelatih. Herman memang sudah berkontribusi banyak
kepada Kanada. Sebelumnya, dia mempersembahkan dua gelar medali Olimpiade untuk tim
putri Kanada di 2012 dan 2016.

Herdman datang untuk mengubah stigma bahwa sepak bola putra Kanada kalah tenar
ketimbang putrinya.

"Selama ini mereka tidak memiliki tim nasional (sepakbola) untuk diperjuangkan. Tim putri
telah sangat sukses. Tapi, tim putra belum melewati ambang batas itu," kata Herdman,dilansir
FIFA

Maroko

Misi Berat The Atlas Lions

Timnas Maroko menjadi salah satu dari 5 tim asal Afrika yang akan unjuk gigi pada gelaran
Piala Dunia 2022 nanti. Di Piala Dunia 2022 ini, tim nasional berjuluk The Atlas Lions ini
tergabung di grup F bersama lawan-lawan berat seperti Kroasia, Belgia, dan Kanada. Seperti
diketahui, Kroasia dan Belgia merupakan Runner Up dan peringkat terbaik ketiga pada Piala
Dunia 2018 Rusia lalu. Selain itu, masih ada Kanada yang merupakan salah satu tim kuda
hitam, menyusul kesuksesannya kembali ke Piala Dunia sejak 1986 silam.

Timnas Maroko sendiri bukanlah langganan Piala Dunia seperti negara-negara sepak bola
Afrika lainnya. Tercatat sejak tahun 1958, The Atlas Lions baru mencicipi ajang ini sebanyak
6 kali, termasuk di Piala Dunia 2022. Kiprah Timnas Maroko dalam 5 partisipasi sebelumnya
di Piala Dunia pun tak tergolong apik. Sebab, The Atlas Lions lebih banyak terhenti di fase
grup dan hanya sekali lolos ke babak 16 besar pada edisi 1986.

Meski begitu, Timnas Maroko punya catatan mentereng di babak kualifikasi. Dalam 119
pertandingan, The Atlas Lions mampu meraih 58 kemenangan, 39 hasil imbang, dan 22
kekalahan. Di Kualifikasi Piala Dunia 2022 lalu, Timnas Maroko berhasil lolos usai menjadi
juara grup dan menang di ronde ketiga atas Kongo dengan agregat 5-2.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, Timnas Maroko memiliki banyak pemain
yang berkiprah di kompetisi Eropa. Untuk Piala Dunia 2022 nanti, Timnas Maroko diyakini
akan mengandalkan 3 pemain, yakni Hakim Ziyech, Youssef En-Nesyri dan Achraf Hakimi.
Sedangkan En-Nesyri merupakan juru gedor andalan Sevilla di Liga Spanyol, pun dengan
Achraf Hakimi yang dikenal sebagai bek tajam bagi Paris Saint-Germain.

Timnas Maroko menunjuk Walid Regragui sebagai pelatih untuk Piala Dunia 2022. Ia sendiri
merupakan pelatih lokal yang memiliki kiprah menukangi klub-klub Asia dan Afrika.
Tercatat, Regragui pernah membawa tim Qatar, Al-Duhail menjadi juara liga. Selain itu, ia
mampu membawa Wydad AC yang merupakan tim Maroko, menjuarai Liga Champions
Afrika pada 2021/2022 lalu.

Kroasia

Bukan Lagi Tim Kejutan

Tak pernah ada yang menyangka tim nasional Kroasia bisa melaju ke partai final Piala Dunia
2018. Prestasi Kroasia selama Piala Dunia sebelumnya tak pernah mentereng, kecuali pada
debutnya pada tahun 1998. Saat debut, mereka mampu tembus semifinal. Setelah itu, mereka
meredup. Bahkan pada edisi 2010, mereka gagal tampil di Piala Dunia.

Tetapi, gebrakan terjadi di Piala Dunia 2018 dengan skuad yang sejatinya tak banyak berubah
dari Piala Dunia 2014, yakni diisi oleh Luka Modric, Perisic, Ivan Rakitic, Dejan Lovren,
hingga Mario Mandzukic. Pada Piala Dunia 2018, Kroasia mampu tampil ganas dan
mencapai partai final bertemu dengan Perancis.

Kendati gagal juara, lautan manusia menyambut kepulangan pemain timnas Kroasia ke tanah
mereka. Jantung Kota Zagreb dibanjiri ribuan manusia menyaksikan kedatangan pemain
kebanggaan. Ya, runner-up Piala Dunia 2018 adalah pencapaian terhebat dalam sejarah sepak
bola negara pecahan Yugoslavia tersebut.

Kroasia saat Piala Dunia 2022 ini berharap bisa menjadi sekedar tim kejutan. Berbekal
perjalanan mulus pada babak kualifikasi, membuat mereka yakin bisa menjadi tim yang layak
diunggulkan saat bermain di Qatar. Tentu beban itu kini masih berada di pundak Luka
Modric. Usianya yang sudah menginjak kepala tiga tak membuat pelatih Zlatko Dalic
berubah. Modric saat ini juga masih memiliki peran sentral untuk Real Madrid di level
tertinggi. Selain dia, masih ada Mateo Kovacic Marcelo Brozovic. Keduanya bisa membantu
peran Modric di lini tengah.
Zlatko Dalic bukan nama baru di kancah sepak bola internasional lantaran sudah menangani
Kroasia sejak 2017 lalu. Zlatko Dalic ditunjuk untuk menangani timnas Kroasia pada 7
Oktober 2017 menggantikan Ante Cecic yang dipecat. Kala itu Dalic mengemban beban
berat lantaran dirinya hanya akan dipertahankan sebagai pelatih jika Kroasia lolos ke Piala
Dunia 2018.

Grup G

Brasil

Komposisi Mentereng Tim Samba

Negeri Samba memastikan diri sebagai negara yang tak pernah absen dari ajang Piala Dunia.
Keikutsertaan Brasil di Piala Dunia dimulai sejak turnamen pertama kali digelar pada 1930,
selain tak pernah absen juga menjadi yang tersukses. Timnas Brasil mengoleksi lima gelar
Piala Dunia, meskipun sejak 2002 pamor Selecao sebagai negara dengan pamor pesepak bola
dan permainan atraktif mulai luntur.

Brasil pertama kali meraih gelar juara di edisi 1958, setelah itu meraih gelar kedua pada edisi
1962 alias dua kali beruntun. Tiga gelar Piala Dunia lainnya didapat Brasil pada edisi 1970,
1994 dan 2002, setelah itu pamor mereka luntur dalam empat edisi selanjutnya. Brasil hanya
bisa sampai ke perempat final pada edisi 2006 dan 2010, kemudian merebut peringkat
keempat pada 2014 sebelum kembali hanya sampai ke perempat final pada 2018.

Kini Brasil masih diisi komposisi mentereng. Neymar masih menjadi pemain andalan Brasil
dalam beberapa tahun terakhir, namanya pun otomaits masuk dalam daftar pemain asuhan
Tite. Status kebintangan Neymar tentu sudah tak perlu diragukan di level klub, sang pemain
sudah mencatat 100 gol dan 60 assist dalam 144 pertandingan dengan PSG.

Lucas Paqueta menjadi amunisi baru tim Samba. Sempat kesulitan di awal-awal bermain
bersama timnas Brasil, Paqueta menjelma sebagai salah satu andalan lini tengah. Posisinya
pun tak tergantikan, baik di level klub setelah hijrah dari AC Milan ke Lyon pada musim
2020-2021 lalu. Paqueta sudah mencatat 33 pertandingan bersama timnas Brasil, dan di
babak kualifikasi Piala Dunia 2022 berhasil mencetak tiga gol.

Lini serang Brasil tak pernah kehabisan pemain, moncernya Vinicius Jr bersama Real
Madrid tentu membuatnya otomatis masuk ke dalam skuat Brasil di Piala Dunia 2022.
Kualitas Vini Jr di atas lapangan sangat diperlukan Brasil, kombinasinya dengan Neymar bisa
membuat tim lawan di Piala Dunia 2022 terancam jadi lumbung gol.

Di Piala Dunia Qatar, Timnas Brasil diarsiteki Tite, yang bukan sosok asing bagi sepak bola
Brasil. Ia pun dianggap telah sukses memahami karakteristik para pemain bintang Negeri
Samba. Sepanjang kariernya, Tite sudah menangani 17 klub dan terakhir menjadi pelatih
Corinthians sebelum resmi menukangi Brasil pada Juni 2016. Bersama Brasil, Tite sukses
mengoleksi 74 pertandingan dan meraih 55 kemenangan, 14 imbang serta hanya 5 kekalahan.

Serbia

Datang Membawa Kejutan

Timnas Serbia datang ke Piala Dunia 2022 dengan kejutan besar. Mereka membekuk jawara
Euro 2016 Portugal dan memastikan lolos langsung ke putaran final turnamen. Kepastian
Timnas Serbia ke Piala Dunia 2022 didapat usai mengalahkan Portugal di pertandingan
terakhir Grup A kualifikasi zona Eropa.

Piala Dunia 2022 menjadi penampilan ke-12 bagi Timnas Serbia di pesta sepakbola terbesar
jagad raya. Baru sekali negara ini mencapai babak semifinal. Prestasi terbaik Serbia itu
diperoleh pada edisi 1962, kala itu negara ini masih termasuk ke dalam Yugoslavia meskipun
pada akhirnya gagal ke final. Yugoslavia kalah dari Ceko dengan skor tipis 0-1. Sementara di
edisi terakhir Piala Dunia pada 2018 lalu, Serbia gagal lolos fase grup.

Di Piala Dunia Qatar ini, Serbia membawa beberapa pemain unggulannya, seperti Nikola
Milenkovic. Kariernya di Liga Serbia membuat Nikola Milenkovic merambah Liga Italia,
pada musim 2017-2018 Fiorentina dengan mahar 5,1 juta euro. Enam musim bermain untuk
Fiorentina, Nikola Milenkovic berkembang sebagai bek tangguh milik La Viola hingga
memastikan satu tempat di skuat timnas Serbia. Milenkovic juga bakal menjadi andalan
timnas Serbia di Piala Dunia 2022, sosoknya adalah pemain tak tergantikan di lini belakang
tim nasional. Serbia juga memiliki Sergej Milinkovic-Savic, sebagai motor serangan.

Saat ini Serbia diarsiteki Dragan Stojkovic. Walau kariernya sebagai pelatih tak terlalu
diketahui--mengingat ia baru menukangi dua klub bahkan di luar Serbia, yakni Nagoya
Grampus dan Guangzhou City FC— namun prestasinya cukup mentereng. Bekal yang bakal
dibawa ke Piala Dunia 2022 adalah gelar juara J.League dan Piala Super Jepang untuk
Nagoya.
Swiss

Swiss akan tampil di putaran final Piala Dunia untuk ke-12 kalinya, dan yang kelima
beruntun. Tim berjulukan Nati ini pertama kali ikut di Piala Dunia pada 1934, ketika mereka
berhasil mencapai perempat final. Di Piala Dunia 2022, tim asuhan Murat Yasin ini
tergabung dalam Grup G bersama peringkat 1 dunia, Brasil, juga ada Serbia (ranking 25) dan
Kamerun (38). Swiss berada di ranking 16 dunia, menjadikan mereka dan Brasil dua tim yang
difavoritkan di grup ini.

Rata-rata skuad Swiss saat ini berusia 27,2 tahun dan masih dipimpin dua pemain bintang
mereka, Xhaka Granit dan Xherdan Shaqiri. Selain itu ada Breel Embolo, penyerang klub
Borussia M'Gladbach yang menjadi pemain tertajam Swiss sepanjang kualifikasi Piala Dunia.
Pemain 25 tahun itu dua kali menjadi man of the match dan mencetak 3 gol serta 3 assist dari
4 pertandingan fase penyisihan.

Murat Yasin adalah orang di belakang kesuksesan Swiss tampil di Piala Dunia 2022. Juru
taktik asli Swiss ini merupakan mantan pemain belakang dan sempat memperkuat sejumlah
klub lokal dan juga pernah bermain di Liga Jerman dan Turki. Yakin memulai karier
kepelatihan di usia 37 tahun dengan menukangi FC Thun dan berhasil menjadikan klub Swiss
itu juara Liga Kasta Kedua 2009-2010. Ia naik kelas saat ditunjuk melatih klub Divisi Elite
Swiss, FC Basel, pada 2012 dan memberikan gelar juara liga dua kali.

Kamerun

Motivasi Tinggi Wakil Afrika

Setelah absen pada edisi 2018 di Rusia, Kamerun akhirnya kembali merasakan atmosfer Piala
Dunia. Timnas Kamerun yang dilatih oleh Rigobert Song lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar
usai menyingkirkan Aljazair pada babak ketiga kualifikasi Zona Afrika. Piala Dunia 2022
yang akan digelar pada 21 November hingga 18 Desember bakal menjadi penampilan
kedelapan The Indomitable Lions pada turnamen sepak bola terbesar di dunia tersebut.

Tampil di 3 Piala Dunia dengan 3 Negara Berbeda Usung Motivasi Tinggi Pada Piala Dunia
2022 di Qatar, Kamerun masuk grup G bersama Brasil, Serbia, dan Swiss. Sebagai salah satu
wakil benua Afrika, Kamerun akan mengawali kiprah pada Piala Dunia 2022 dengan
melawan Swiss pada matchday pertama Grup G di Stadion Al Janoub, 24 November 2022.
Rigobert Song yang pernah tampil pada empat edisi Piala Dunia mengatakan bahwa anak
asuhnya memiliki motivasi tinggi untuk dapat bersaing dengan tim-tim top. "Ini adalah
kesempatan yang bagus untuk melawan pemain-pemain yang memiliki reputasi tinggi. Hal
ini akan selalu menjadi motivasi," kata Song soal hasil undian Piala Dunia 2022, dikutip dari
laman resmi FIFA.

Kamerun datang ke Qatar dengan membawa beberapa pemain kunci, seperti Andre-Frank
Zambo Anguissa. Andre-Frank Zambo Anguissa kini menjadi pilar penting lini tengah timnas
Kamerun. Di level klub, Anguissa menunjukkan performa cukup apik di Napoli. Musim lalu,
gelandang bertahan berusia 26 tahun itu mengemas 25 penampilan di kompetisi teratas Liga
Italia, Serie A. Meski baru berusia 26 tahun, Anguissa termasuk pemain berpengalaman di
skuad Kamerun saat ini. Pemain kelahiran Younde itu melakoni debut bersama The
Indomitable Lions pada 2017 silam. Sejauh ini, Anguissa telah mengemas 42 penampilan
bersama timnas Kamerun.

Grup H

Portugal

Panggung Terakhir Cristiano Ronaldo

Persaingan ketat bakal dilewati timnas Portugal saat berjuang di Grup H Piala Dunia 2022.
Sebab, mereka harus menghadapi beberapa tim kuat di grup ini. Di Grup H, Portugal akan
saling sikut dengan Uruguay, Ghana, dan Korea Selatan. Di atas kertas, Uruguay jadi salah
satu lawan yang paling sulit ditaklukkan A Selecao, julukan timnas Portugal.

Perjalanan timnas Portugal untuk merebut satu tiket tampil di putaran final Piala Dunia 2022
memang cukup impresif. Mereka tergabung di Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona
Eropa. Dari total delapan pertandingan yang tersaji di babak itu, Portugal sukses menyabet
lima kali menang, dua hasil imbang, dan satu lainnya berakhir dengan kekalahan. Dengan
hasil ini, Portugal merampungkan babak kualifikasi dengan koleksi 17 poin. Mereka harus
puas duduk di peringkat kedua karena terpaut tiga poin dari Serbia yang berada di puncak.

Meskipun di level klub mulai kehilangan tempat utama, tapi sosok Cristiano Ronaldo
diyakini masih bisa menjadi tulang punggung timnas Portugal di Piala Dunia 2022.
Pengalamannya sudah sangat panjang bersama Portugal sejak menjadi andalan A Selecao
pada Piala Dunia 2006 yang saat itu berlangsung di Jerman. Apalagi ajang Piala Dunia Qatar
disebut-sebut sebagai panggung terakhirnya.

Selanjutnya, ada nama rekan setim CR7 di Manchester United yang diprediksi akan menjadi
kunci permainan timnas Portugal di Piala Dunia 2022, yakni Bruno Fernandes. Bersama
Manchester United, Bruno sudah membukukan 51 gol dan 39 assist dari total 131
penampilannya di semua ajang. Lalu, nama terakhir di sektor lini serang yang bakal menjadi
penopang timnas Portugal ialah Diogo Jota. Pada musim lalu, ia sukses menjadi andalan
Liverpool di lini serang.

Setelah mengambil alih kendali kepelatihan timnas Portugal pada tahun 2014, kini tangan
dingin Fernando Santos akan kembali mendapatkan kepercayaan penuh di ajang Piala Dunia
2022. Sebelumnya, Fernando Santos memang tak terlalu memiliki banyak pemain
berkualitas, selain tentunya Cristiano Ronaldo. Namun, ia tetap mampu mempersembahkan
gelar juara Euro 2016 seusai menggulung timnas Prancis di partai final.

Ghana

Optimisme The Black Stars

Timnas Ghana tetap optimistis menatap Piala Dunia 2022 meskipun berada di grup yang
sulit. Ghana, tergabung dalam Grup H bersama Korea Selatan, Portugal, dan Uruguay.
Berdasarkan jadwal Piala Dunia 2022, Ghana akan melawan Portugal pada laga pertama fase
Grup H. Setelah itu, The Black Stars, julukan timnas Ghana, akan melawan Korea Selatan,
dan terakhir menghadapi Uruguay.

Tergabung bersama tim hebat, tentu akan menjadi ujian sulit bagi timnas Ghana. Meski
begitu, pelatih timnas Ghana, Otto Addo, yakin tim asuhannya mampu bersaing di dengan
Portugal, Uruguay, dan Korea Selatan di Piala Dunia 2022 Qatar. "Jika kami berada dalam
kondisi 100 persen, kami bisa mengalahkan siapa pun," kata Otto Addo pada April 2022
silam seperti dilansir dari Africa Top Sports.

"Saya pikir ini sulit dan saya belum benar-benar melihat grup secara kritis. Tapi dalam sepak
bola, semuanya mungkin daripada di pertandingan piala karena ada tim besar di Divisi Satu
dan Divisi Ketiga," ujar mantan winger timnas Ghana, yang bermain untuk Black Stars di
Piala Dunia 2006.
"Tapi itu sangat menarik karena Anda bisa menang atau kalah melawan semuanya. Dan di
level Piala Dunia, semuanya mampu menyebabkan kekecewaan dan semuanya mungkin,"
ujarnya menambahkan.

Kiprah Timnas Ghana di Piala Dunia Piala Dunia 2022 akan menjadi penampilan timnas
Ghana yang keempat sepanjang sejarah mereka. Kali pertama, The Black Stars lolos ke
putaran final Piala Dunia pada edisi 2006 di Jerman. Untuk pertama kali tampil di Piala
Dunia, Ghana berhasil melaju hingga babak 16 besar sebelum dikalahkan Brasil dengan skor
0-3. Berselang empat tahun kemudian di Piala Dunia 2010 yang digelar di Afrika Selatan,
Ghana berhasil melampaui pencapaian edisi sebelumnya. The Black Stars berhasil melaju
hingga perempat final. Sayang, Ghana gagal melaju ke semifinal setelah kalah adu penalti
dari Uruguay. Kemudian pada Piala Dunia 2014 yang dihelat di Brasil, Ghana hanya bisa
sampai fase grup saja.

Uruguay

Mentalitas Garra Charrua

Timnas Uruguay merupakan salah satu tim yang disegani dari Benua Amerika Selatan,
pasalnya tim berjuluk La Celeste mengoleksi dua gelar Piala Dunia. Di edisi pertama pada
1930, mereka menjadi juara saat terpilih sebagai tuan rumah. Uruguay kembali mengangkat
piala pada Piala Dunia 1950, dengan mengalahkan Brasil di babak final.

Sejak saat itu, tim yang pernah dikenal dengan mentalitas Garra Charrua ini tak pernah lagi
mentas di final, meski 13 kali berpartisipasi di turnamen paling akbar di dunia ini. Di edisi
Piala Dunia 2018, Uruguay hanya mampu melenggang hingga ke perempat final. Saat itu
langkah mereka dihentikan Prancis, yang kemudian jadi juara di Rusia.

Uruguay melenggang ke Piala Dunia Qatar 2022 setelah finis peringkat tiga pada kualifikasi
zona CONMEBOL, di belakang Brasil dan Argentina. Luis Suarez dan kolega berada di grup
kuat pada Piala Dunia 2022, akan bersaing dengan Korea Selatan, Portugal, dan Ghana untuk
memperebutkan tiket 16 besar. Di pertandingan pembuka, mereka sudah harus berhadapan
dengan salah satu kekuatan Asia, Korea Selatan, kemudian bertemu juara Piala Eropa 2016,
Portugal, sebelum ditantang Ghana di laga terakhir.

Luis Suarez hampir pasti masuk ketika pelatih Diego Alonso mengumumkan skuad yang
akan dibawanya ke Piala Dunia 2022 pada November mendatang. Mantan pemain Barcelona
dan Atletico Madrid ini termasuk salah satu pemain dengan rekor tampil terbanyak bersama
Uruguay, dengan 132 kali bermain sejak 2007. Dia juga top skor sepanjang masa berkat
torehan 68 golnya, termasuk delapan yang dicetak sepanjang kualifikasi. Pengalaman Luis
Suarez bermain di level tertinggi bersama klub akan sangat berguna bagi ruang ganti La
Celeste.

Selain Luis Suarez, nama lain yang dinantikan performanya adalah Darwin Nunez, penyerang
yang baru saja resmi menjadi pemain Liverpool tersebut. Jika Darwin Nunez berhasil
bersinar bersama The Reds di musim pertamanya, hampir pasti namanya akan turut meledak
di Piala Dunia 2022 akhir tahun ini.

Di Piala Dunia 2022 ini, Uruguay akan diarsiteki Diego Alonso. Pria kelahiran Montevideo,
Uruguay ini memulai karier pelatihnya pada 2011 bersama Bella Vista, yang juga menjadi
klub pertamanya saat masih menjadi pemain. Dia banyak menghabiskan karier pemainnya di
klub Amerika Latin dan Spanyol, di mana Diego Alonso pernah bermain di antaranya untuk
Valencia dan Atletico Madrid.

Korea Selatan

Pembuktian Tim Ginseng

Korea Selatan menjadi satu dari enam wakil Asia yang memegang tiket putaran final Piala
Dunia edisi tahun ini di Qatar. Pertama kali Korea Selatan tampil di Piala Dunia adalah pada
edisi 1954 yang berlangsung di Swiss. Saat itu, Korea Selatan cuma sampai di babak
penyisihan grup. Lama absen, Korea Selatan baru kembali mentas di Piala Dunia pada 1986
dan terus konsisten lolos hingga Piala Dunia 2022.

Korea Selatan total sudah 11 kali tampil di putaran final Piala Dunia. Mereka menjadi salah
satu negara Asia paling konsisten meloloskan diri ke pentas sepak bola terbesar sejagat ini.
Adapun, prestasi terbaik Korea Selatan adalah menempati posisi keempat di Piala Dunia
2022. Saat itu, Korea Selatan menjadi tuan rumah bersama Jepang.

Di Piala Dunia 2022 nanti, Korea Selatan tergabung di Grup H bersama Ghana, Portugal, dan
Uruguay. Dari materi pemain, grup ini terbilang sangat ketat dan sulit buat Korea Selatan.
Pasalnya, Portugal, Uruguay, dan Ghana diprediksi akan diperkuat pemain-pemain terbaik
mereka yang bermain di tim-tim elite Eropa.

Untuk menghadapi tim-tim kuat itu, Korea Selatan akan sangat bergantung kepada pemain-
pemain kunci mereka seperti winger Tottenham Hotspur, Son Heung-min. Pemain berusia 30
tahun itu sekaligus menjadi kapten tim dengan catatan 102 penampilan dan mencetak 33 gol.
Selain Son, ada juga pemain Wolverhampton Wanderers, Hwang Hee-chan. Dengan usianya
yang masih 26 tahun, pemain yang pernah dikalahkan Evan Dimas dkk pada 2013 silam ini
sudah mengoleksi 47 caps dengan 8 gol.

Selain pemain-pemain depan, Korea Selatan juga punya pemain kunci di lini belakang yang
bermain di Eropa. Adalah Kim Min-jae yang baru saja bergabung dengan Napoli. Untuk
posisi pelatih, Korea Selatan masih akan dilatih oleh Paulo Bento. Pelatih asal Portugal itu
sudah menukangi Korea Selatan sejak 2018.

Kandidat Pemain Terbaik

Selain tim mana yang bakal keluar sebagai juara, trofi lain yang bakal diperebutkan di
Piala Dunia 2022 adalah bola emas untuk pemain terbaik turnamen sepak bola terbesar
sejagat ini. Penghargaan pemain terbaik yang telah dimulai sejak Piala Dunia 1982 silam itu,
hingga kini sudah menganugerahi 10 pemain yang sukses mengangkat trofi bola emas
tersebut.

Piala Dunia 2022 yang bakal berlangsung di Qatar ini akan dihiasi bintang-bintang
sepak bila dari 32 negara peserta yang sudah memastikan tiket berlaga di Qatar mulai 21
November hingga 18 Desember 2022. Dari ratusan pemain yang akan berlaga di Piala Dunia
2022, hanya ada satu pemain yang bakal membawa pulang trofi Bola Emas, sebagai pemain
terbaik.

Sejauh ini, sudah banyak pemain yang telah digadang-gadang menjadi pemain
bintang dalam Piala Dunia Pertama di kawasan Timur Tengah itu. Namun yang pasti, mereka
juga harus mendapat dukungan dari tim yang kuat untuk selalu tampil bagus secara konsisten.
Bagaimanapun juga sepak bola adalah permainan tim, bukan individual. Berikut lima pemain
yang diperkirakan menjadi kandidat terkuat peraih gelar Golden Ball.

1. Vinicius Jr. (Brasil)


Brasil adalah salah satu favorit untuk memenangkan trofi Piala Dunia 2022. Mereka memiliki
skuad bertabur bintang yang tak terkalahkan di kualifikasi Piala Dunia Zona Amerika Selatan
atau Conmebol. Dari sejumlah bintang Selecao, ada satu pemain muda potensial yang
menonjol yakni Vinicius Junior. Apalagi dalam setahun terakhir, pemain berusia 22 tahun ini
semakin berkembang bersama club-nya, Real Madrid.
Pemain yang lengkap karena punya dribel indah, kecepatan berpikir dan finishing yang jitu
telah mencetak 22 gol dan 20 assist dalam 52 laganya bersama Los Blancos musim lalu di
semua kompetisi. Vini juga memiliki andil saat Real Madrid meraih gelar Liga Champions.

Sang pelatih, Carlo Ancelotti pun tidak ragu memuji kualitas Vinicius Junior. Dia tahu betul
bintang muda Real Madrid itu sedang bermain di level top. Bahkan bisa dikatakan, Vinicius
telah menemukan level permainan terbaiknya sejak kedatangan Ancelotti. Dia terus mencetak
gol dan membuat assist di semua kompetisi.

Bagaiamana pun juga, 22 gol dan 20 assist, bukanlah angka yang kecil untuk ukuran pemain
muda. Terlebih, Vinicius sempat diragukan di Rela Madrid. Sebelum kedatangan Ancelotti,
ia sempat tersingkir ke bangku cadangan. Vinicius Junior didatangkan Real Madrid pada
musim panas 2018 yang lalu saat itu dirinya diboyong dengan harga yang cukup mahal, dari
klub asal Brazil Flamingo dengan harga €45 juta. Sayangnya pada musim pertamanya Vinius
tampil melempem dan gagal mencetak banyak gol. Dari 100 pertandingan bersama Real
Madrid Vinicius bahkan cuma mencetak 12 gol saja.

Baru setelah kehadiran pelatih asal Italia itu, Vinicius berhasil bangkit dan masuk kembali ke
dalam starting eleven. Padahal, Ancelotti, mengaku tidak melakukan banyak hal untuk
membantu Vinicius. Kini, dia menegaskan bahwa winger Brasil itu adalah salah satu pemain
terbaik di dunia dalam momen ini.

"Melihat cara dia [Vinicius] bermain, saya kira dia adalah pemain paling berbahaya di dunia
sepak bola saat ini," ujar Ancelotti di Realmadrid.com.

"Sebab saat ini tidak banyak pemain di luar sana yang bisa melakukan apa yang dia
tunjukkan. Ini opini saya." Katanya,

Meski memuji Vinicius, Ancelotti juga menegaskan bahwa winger muda Brasil itu masih
perlu banyak belajar. Vinicius baru 21 tahun, kariernya masih panjang. Dia diharapkan terus
berkembang.

"Dia punya kemampuan untuk berkembang dan dia tidak boleh puas dengan performa yang
sekarang. Dia harus belajar dan saya kira dia akan melakukan itu," tandasnya Ancelotti.

Penampilan impresif Vinicius nyatanya juga tak cuma terjadi di level klub saja pada
pertandingan terbarunya bersama timnas Brazil. Vinicius turut mencatatkan namanya di
papan skor dengan statistik yang mengkilat. Tentu saja, melihat berbagai capaiannya, Tim
Nasional Brazil tidak akan ragu menjadikannya sebagai pilihan utama di starting line up
Piala Dunia 2022.

2. Linonel Messi (Argentina)


Piala Dunia 2022 kemungkinan jadi ajang turnamen besar terakhir bagi Lionel Messi yang
sekarang telah berusia 35 tahun. Pemain yang telah mengoleksi tujuh trofi Ballon d'or itu
akan berusaha mewujudkan mimpinya di Qatar. Gelaran turnamen sepak bola terbesar sejagat
ini, bakal menjadi momen penting dalam kariernya. Lionel Messi bertekad mengakhiri
penantian Timnas Argentina selama 36 tahun untuk merasakan titel Piala Dunia.

Lionel Messi diyakini akan menjalani laga terakhirnya di Piala Dunia pada 2022 nanti
bersama Argentina. Hal ini tak lepas dari usia yang dimilikinya. Messi saat ini telah berusia
35 tahun. Jika Piala Dunia 2026 berlangsung, maka usianya telah 39 tahun, yang tak
memungkinkan dirinya untuk terus bermain di level tertinggi.

Meski sedang menuju ke usia senja di karier profesionalnya, permainan Messi masih
berbahaya. Dia kini seperti playmaker yang mampu melepaskan umpan matang saat bermain
bagi Paris Saint-Germain (PSG). Tentu saja, ini sangat berbahaya bagi pertahanan lawan,
apalagi Argentina memiliki banyak striker andal yang bakal dimanjakan umpan-umpan
Messi. Dengan makin banyaknya pemain bintang di Timnas Argentina, kini beban Lionel
Messi di Piala Dunia 2022 Qatar bakal terbagi dengan pemain lain.

Mantan pemain Timnas Argentina, Batistuta meyakini bahwa semua orang akan melihat
sosok Lionel Messi yang bermain bagus di Piala Dunia 2022 Qatar. Mengingat saat ini Messi
dianggap sedang berada pada posisi puncaknya sebagai pemain sepak bola profesional.

"Messi akan bermain bagus di Piala Dunia ini, dan bukan karena edisi ini bisa menjadi yang
terakhir," katanya.

"Karena dia pasti ingin memenangkan yang sebelumnya, tetapi sekarang dia memiliki tim
yang bagus," tambahnya.

3. Kylian Mbappe (Prancis)


Ia dijuluki sebagai putra mahkota di sepak bola karena menjadi pemain dengan gaji terbesar
di Bumi. Nilai gajinya itu sepadan dengan teknik bermain dan kecepatannya saat mengolah si
kulit bundar. Striker berbahaya itu juga memiliki peran penting saat Prancis menjadi juara
Piala Dunia 2018. Berkat pengalaman di Piala Dunia edisi sebelumnya, Mbappe akan
semakin berbahaya di Qatar nanti dan berpotensi meraih Bola Emas hingga Sepatu Emas.

Mbappe dianggap oleh banyak orang sebagai pemain muda paling menarik dalam dunia
sepakbola. Dia diperkirakan akan mengambil alih status Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo
sebagai bintang olahraga sepakbola.

Dia juga telah mencetak 24 gol dalam 53 pertandingan untuk tim nasional Prancis.
Penampilannya yang mengagumkan di Piala Dunia 2018 lalu, membuatnya diperkirakan akan
menjadi bintang kembali dalam Piala Dunia 2022. Salah satu permainan terbaiknya di
Timnas Prancis menjelang Piala Dunia 2022, adalah ketika menggasak kesebelasan
Kahazaktan 8 gol tanpa balas. Saat itu Kylian Mbappe, mencetak quattrick dalam laga
Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa itu.

Setelah mencetak empat gol, Kylian Mbappe pun menyuarakan ambisinya bersama Les Bleus
untuk menjadi juara di Qatar 2022. Menurutnya, kemenangan besar ini membuktikan
ketangguhan Prancis. Les Bleus menjadi satu di antara enam tim yang sudah memastikan
tiket putaran final Piala Dunia 2022 yang bakal digelar di Qatar.

Selain gacor di Prancis, Di level klub ia juga tak kalah hebatnya. Saat ini ia berkostum PSG
dan bermain bersama bintang Argentina, Lionel Messi. Di level klub bersama PSG, striker
berusia 23 tahun tersebut telah menyumbangkan 151 gol dan 77 assist untuk PSG dalam 199
pertandingan.

4. Neymar (Brasil)
Neymar mengusung misi berat bagi Brasil di Piala Dunia 2022. Sang kapten mengemban
tugas mengantar Selecao meraih gelar Piala Dunia yang terakhir kali negara ini dapatkan 20
tahun lalu. Apalagi pemain berusia 30 tahun ini, mengaku bahwa turnamen di Qatar ini bisa
menjadi Piala Dunia terakhirnya. Dia diharapkan mampu memimpin Brasil dengan segala
potensi dan bakat para pemainnya di setiap lini.

Neymar merupakan satu di antara sederet talenta terbaik yang dimiliki Timnas Brasil saat ini.
Bermain di Eropa menjadikan Neymar sebagai pemain dengan nilai transfer termahal di
dunia, yakni saat didatangkan Paris Saint-Germain (PSG) dari Barcelona pada 2017. Kala itu,
Les Parisiens harus menggelontorkan 220 juta euro demi memboyong bintang asal Brasil
tersebut.
Selain itu, selama berkiprah di Benua Biru, Neymar berhasil menjuarai Liga Champions
bersama Barcelona. Prestasi tersebut ditorehkan Neymar pada musim keduanya di Catalan,
yakni pada 2014-2015. Selain prestasi, Neymar juga memiliki skill olah bola yang tak perlu
diragukan lagi. Pemain yang suka bergonta-ganti model rambut ini kerap unjuk kebolehan
saat mengolah si kulit bundar.

Hanya, Neymar belum banyak mengoleksi prestasi mentereng seperti halnya Cristiano
Ronaldo dan Lionel Messi. Sejauh ini, pemain ini belum pernah meraih trofi individu
bergengsi, Ballon d'Or. Kendati demikian, Neymar tetap dianggap sebagai pemain yang hebat
yang ada saat ini. Teknik bermain bola yang diperlihatkan Neymar bisa dibilang berada di
atas rata-rata. Neymar memiliki kontrol bola, daya jelajah hingga tendangan yang bagus.

Kepiawaiannya terus berkembang seiring berjalannya waktu. Selain teknik bermain, Neymar
juga mempunyai visi bermain yang bagus. Kondisi tersebut membuat Neymar beberapa kali
dipercaya menjadi kapten Timnas Brasil. Meski mulai bermunculan pemain muda berbakat
dari Brasil, Neymar nampaknya masih jadi ujung tombak bagi timnas dari Negeri Samba
tersebut. Bahkan menjadi pemain terbaik Piala Dunia 2022.

5. Harry Keane (Inggris)


Kapten timnas Inggris, Harry Kane nampaknya masih jadi andalan di timnya. Pemain
Tottenham Hotspur yang berposisi jadi penyerang itu selalu jadi andalan timnas Inggris.
Apalagi nanti dengan didukung oleh beberapa pemain muda dan senior dari Inggris,
diharapkan Kane bisa makin gacor, dan keluar sebaga penerima sepatu emas dalam aang
Piala Dunia 2022.

Harry Kane selama ini dikenal sebagai seorang striker yang buas di depan gawang lawan.
Sebagai seorang striker, memang seperti itu tugas Kane di lapangan, dan dia telah
menjalankan hal tersebut dengan cukup baik. Catatan gol Kane, baik di Liga Inggris dan juga
kompetisi lainnya, menjadi saksi bisu dari kehebatan Kane sebagai seorang striker. Dari 297
penampilan di berbagai ajang kompetitif, Kane berhasil menyarangkan 198 gol untuk
Tottenham Hotspur.
Apiknya performa Kane di atas lapangan kerap kali menuai pujian dari berbagai arah, dan
kali ini rekan setimnya di Tottenham Hotspur, Joe Hart, ikut menyampaikan pujiannya untuk
striker berusia 27 tahun tersebut. Joe Hart, yang sebelumnya pernah bermain bersama Kane
juga di timnas Inggris, menyebut pemain kelahiran London 28 Juli 1993 itu sebagai sosok
yang nyaris tanpa cela alias hampir tidak memiliki kekurangan apa pun.

"Dia selalu punya kemampuan itu," tutur Hart seperti dikutip dari BBC Sport.

Bukan hanya gelar pemain terbaik Piala Dunia 2022, Harry Kane juga diunggulkan untuk
memecahkan rekor sebagai top scorer sepanjang masa Timnas Inggris. Kane diyakini akan
meraih rekor tersebut di ajang Piala Dunia 2022. Saat ini saja, Kane sudah menyamai catatan
Sir Bobby Charlton dengan 49 gol di peringkat kedua daftar pencetak gol terbanyak Timnas
Inggris. Nama Kane disandingkan dengan legenda tentu sudah luar biasa.

Dengan koleksi 49 gol, saat ini Kane hanya berada di bawah Wayne Rooney yang memimpin
daftar top scorer The Three Lions dengan 53 gol. Hanya selisih empat gol, bukan hal sulit
bagi Kane.

"Nama-nama yang berhasil dia samai luar biasa. Harry akan menghargainya, sangat berarti
baginya bisa berada bersama dan di antara nama-nama itu," ujar sang pelatih, Southgate di
Sky Sports.

"Anda harus mengakui bahwa dia tampak favorit untuk memecahkan rekor tersebut.

Saya tidak mau membuatnya jadi kutukan atau semacamnya dengan terlalu banyak
berbicara."

"Dia juga ingin tim bermain baik, dia punya ambisi individu, tetapi dia juga tidak pernah
tampak lesu di setiap kamp latihan. Mentalitasnya menular ke seluruh tim," imbuhnya.

Dengan selisih empat gol, seharusnya Kane bisa menyalip Rooney dan menorehkan namanya
sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk Timnas Inggris. Southgate mendukung
penuh dan berharap Kane memecahkan rekor itu di ajang Piala Dunia nanti

"Saya ingin dia memecahkan rekor itu di Piala Dunia! Menurut saya, dia cukup tenang
menghadapi situasi ini. Dia percaya diri dan yakin bisa mencapai itu," sambung Southgate.

Kandidat Juara
Berbeda dengan pagelaran sebelum-sebelumnya, Piala Dunia 2022 ini akan digelar di Qatar
pada November hingga Desember 2022. Nah, seperti biasa, selalu ada beberapa tim yang
dianggap mumpuni sehingga layak menjadi jagoan. Tanpa menafikan tim-tim lain, sederet
negara di bawah ini kembali berpotensi meraih pencapaian terbaik mereka di turnamen paling
bergengsi empat tahunan. Berikut ini 5 negara yang layak dijagokan di Piala Dunia 2022
Qatar.

1. Argentina

Argentina berpeluang menjadi kampiun Piala Dunia 2022. Status kampiun Copa America
2021 dan tak terkalahkan di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Amerika Selatan merupakan
tolok ukurnya. Pemain Argentina juga sangat berambisi membantu sang kapten, Lionel
Messi, merealisasikan impian terbesar dalam karier yakni memenangkan trofi Piala Dunia.
Bisa dibilang, trofi Piala Dunia satu-satunya gelar yang belum pernah dimenangkan Lionel
Messi semenjak turun di level profesional pada 2003.

Di bawah pelatih barunya Lionel Scaloni., Argentina mendapat kesempatan untuk


membentuk skuat pilihannya dengan menukar beberapa pemain. Sang pelatih tahu kekuatan
dan kelemahan semua orang di grup ini seperti telapak tangannya. Pelatih memanfaatkan
tabel 4-3-3 secara maksimal, tidak terlalu banyak bereksperimen, dan memainkan sepak bola
yang berorientasi pada hasil, yang memainkan peran positif di penghujung hari. Artinya, 32
laga beruntun tak terkalahkan usai kalah di semifinal Copa America 2019.

Banyak kalangan menilai Argentina sedang dalam momentum bagus untuk membawa pulang
trofi Piala Dunia 2022. Argentina juga mempunyai modal untuk memenangkan Piala Dunia
2022 karena keberadaan pemain senior seperti Lionel Messi hingga Angel Di Maria.

2. Inggris

Setelah lolos ke semifinal Piala Dunia 2018 dan finis runner-up di Piala Eropa 2020, apakah
ini waktunya Inggris juara Piala Dunia 2022? Peluang itu terbuka lebar. Pelatih Timnas
Inggris, Gareth Southgate, semakin matang dalam meracik strategi timnya. Kemampuan
strategi Southgate ditunjang kedalaman skuad The Three Lions yang masuk kategori luar
biasa. Ambil contoh di posisi winger, di sana bercokol pemain-pemain top macam Raheem
Sterling, Jadon Sancho, Phil Foden hingga Bukayo Saka.
Timnas Inggris memang menjadi salah satu unggulan juara di Piala Dunia Qatar yang
berlangsung pada 21 November hingga 18 Desember. Pasukan Gareth Southgate lolos ke
Piala Dunia dengan perkasa. Mereka sama sekali tak menelan kekalahan dari 10 pertandingan
yang dimainkan di fase kualifikasi.

Hanya Polandia dan Hungaria yang mampu memberi perlawanan kepada timnas Inggris
untuk tidak menyapu bersih semua laga kualifikasi. Kemenangan terbesar The Three Lions
sepanjang babak kualifikasi adalah sepuluh gol tanpa balas atas San Marino pada 15
November 2021 lalu. Selain itu, mereka memang sering menang dengan jumlah gol besar
seperti 5-0 lawan Andorra dan Albania. Inggris memuncaki Grup I dalam kualifikasi Piala
Dunia 2022 Qatar dengan poin 26, unggul enam poin dari timnas Polandia yang finis sebagai
runner-up.

Kapten West Ham United, Declan Rice mengungkapkan, Inggris juga punya skuad yang
mewah untuk tampil di Piala Dunia. Dari posisi belakang hingga depan diisi oleh pemain-
pemain top dunia. Banyak pihak memprediksi Inggris lolos Group Stage B Piala Dunia 2022
termasuk Declan.

"Dengan skuad yang kami miliki, dan para pemain yang datang, kami harus menargetkan
untuk memenangkan Piala Dunia 2022. Jelas, kami sangat dekat di musim panas," kata Rice.

3. Prancis

Prancis berstatus juara Piala Dunia 2018. Skuad asuhan Didier Deschamps ini juga dinilai
layak juara Piala Eropa 2020 jika tidak meremehkan Swiss di 10 menit akhir pertandingan
saat bersua di perempatfinal. Kehadiran Karim Benzema membuat daya gedor Prancis
semakin ganas. Ketika dulu beban gol diberikan kepada Antoine Griezmann dan Kylian
Mbappe, kini Karim Benzema muncul sebagai alternatif gol Les Bleus di Piala Dunia 2022.

Banyak kalangan yang menjagokan Prancis sebagai salah satu kandidat nomor 1 juara Piala
Dunia 2022 Qatar. Bahwa Karim Benzema dan kolega memiliki potensi untuk juara.
Pasalnya Les Bleus telah menunjukkan kerja kerasnya sejak 2016 silam. Kerja keras itu
dibuktikan dengan keluar sebagai juara Piala Dunia 2018 lalu.

Saat ini Timnas Perancis memiliki komposisi skuad yang bagus. Pada Piala Dunia 2022 ini,
Perancis tergabung dalam Grup D bersama Australia, Denmark, dan Tunisia. Misi untuk
mempertahankan gelar juara Piala Dunia di Qatar tentu tidak mudah mengingat tim-tim di
Grup D siap menjegal Perancis.
Tak hanya itu, kutukan sang juara bertahan juga menghantui Perancis di Piala Dunia 2022
Qatar nanti. Seperti diketahui, dalam enam edisi Piala Dunia pada 1950 (Italia), 1966
(Brasil), 2002 (Perancis), 2010 (Italia), 2014 (Spanyol), 2018 (Jerman), sang juara bertahan
selalu tersingikir di babak penyisihan grup.

Meski begitu, skuad Prancis optimistis bisa mempertahankan takhta di Piala Dunia 2022.
Menurut salahs atu legenda sepak bola Prancis, Desailly, pasukan besutan Didier Deschamps
itu memiliki komposisi skuad yang bagus.

"Saya berharap Perancis mengalahkan Brasil, Argentina, Belanda, Belgia," kata Desailly
seperti dilansir dari Sportskeeda.

"Saya yakin Perancis bisa memenangkannya. Saya yakin Perancis bisa memenangkannya,"
kata Desailly yang sampai mengulang dua kali ujarannya.

4. Jerman

Juara Piala Dunia empat kali, timnas Jerman, masuk ke jajaran kandidat juara Piala Dunia
2022. Berganti pelatih dari Joachim Loew ke Hansi Flick, Der Panzer membawa semangat
baru dari segi taktik dan pola permainan. Meratanya kualitas pemain di setiap lini menjadi
ancaman tersendiri bagi tim-tim lawan yang akan berhadapan dengan Jerman.

Juara Piala Dunia 2014 ini memiliki lini tengah yang kuat sebagai keunggulan pengatur
permainan tim dengan dikomandoi oleh bintang Real Madrid, Toni Kross. Leroy Sane dan
Serge Gnabry memiliki kecepatan kilat. Lalu ada Joshua Kimmich yang mahir bertahan dan
menyerang dengan sama bagus.

Di Qatar, Jerman berada satu grup dengan timnas Spanyol, timnas Jepang, dan timnas Kosta
Rika. Timnas Jerman memegang rekor penampilan final terbanyak dalam Piala Dunia yakni
delapan kali pada 1954, 1966, 1974, 1982, 1986, 1990, 2002, dan 2014. Jumlah penampilan
final tersebut lebih banyak dari sejumlah negara seperti Brasil (7), Italia (6), Argentina (5),
Belanda (3), Uruguay (2), Prancis (2), Republik Ceko (2), Hungaria (2), Inggris (1), Spanyol
(1), dan Swedia (1)

5. Brasil

Pertama kalinya sejak 2017, Brasil menduduki peringkat 1 dunia. Di bawah arahan Tite,
Brasil muncul menjadi tim yang menakutkan. Brasil tercatat sebagai kampiun Copa America
2019 dan finalis Copa America 2021. Satu lagi Brasil juga tak terkalahkan dalam 17
pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Amerika Selatan.

Kemudian di Piala Dunia 2018, Brasil kalah apes dari Belgia. Saat itu langkah Brasil
dihentikan kiprah apik kiper Belgia, Thibaut Courtois, yang membuat belasan penyelamatan.
Kembali munculnya performa terbaik Philippe Coutinho, plus meroketnya kualitas sejumlah
pemain muda macam Richarlison dan Vinicius Jr membuat Timnas Brasil menjadi calon
terkuat juara Piala Dunia 2022.

Brasil menjadi salah satu negara yang digadang-gadang bakal jadi calon juara di Piala Dunia
2022 mendatang. Banyak pihak yang menjagokan dan yakin di Piala Dunia 2022 ini Brazil
mampu meraih trofi keenamnya. Di balik difavoritkannya Brazil di turnamen Piala Dunia
2022, peraih gelar 5 juara itu punya beberapa catatan moncer yang membuat publik
sepakbola yakin untuk memasukkannya dalam datar tertinggi opsi juara kali ini.

Sejauh ini Brasil juga sukses menjaga posisi sebagai pemuncak rangking FIFA. Daftar
peringkat FIFA terbaru menunjukkan Brasil sebagai negara nomor 1 edisi kali ini. Negara
tersebut sukses merebut posisinya kembali yang selama empat tahun ini diduduki oleh
Belgia. Walaupun ranking FIFA tak dapat sepenuhnya dijadikan patokan, namun
keberhasilan tersebut tentu menjadi modal besar Selecao untuk percaya diri tampil di Qatar.

Alasan penting skuad tim samba layak menjadi juara Piala Dunia 2022 adalah, mater
pemainnya yang merata. Setelah ditinggal legendarisnya, Pele, Ronaldo hingga Ronaldinho
tim Samba masih memiliki deretan penerus yang masih bisa diandalkan. Nama seperti
Neymar, Vinicius Jr, Eder Militao, Richarlison hingga Alisson Becker bakal jadi tulang
punggung kekuatannya untuk bertempur di Qatar nanti.

Piala Dunia dan Politik

Hasil pembagian grup piala dunia 2022 di Qatar, sudah diumumkan. Pembagian itu
menghasilkan 8 grup yang akan berlaga pada pertandingan fase grup di event sepak bola
terakbar sejagat itu. Namun kali ini, terdapat grup yang menjadi sorotan dunia karena
terdapat dua negara yang memiliki hubungan buruk di ranah politik. Dua negara tersebut
yaitu Iran dan Amerika yang sama-sama menempati grup B.
Hubungan politik yang buruk antara Iran dan Amerika sudah terjadi dalam kurun waktu 40
tahun lebih. Tentunya tak terhitung berapa banyak konflik antar 2 negara tersebut. Hasil
undian grup piala dunia 2022 mengingatkan pada cerita di Piala Dunia 1998 dimana Iran dan
Amerika bertemu pada laga penyisihan. Dalam laga tersebut pihak Amerika menyebut
pertandingan tersebut dengan julukan "The Mother of All Game". Julukan tersebut
didasarkan pada peristiwa penggulingan Shah Reza Pahlevi atau lebih dikenal dengan
revolusi Iran pada tahun 1979.

Pertandingan pada Piala Dunia 1998 antar Iran dan Amerika, diwarnai dengan kejadian
negoisasi berulang-ulang kali terkait urusan jabat tangan sebelum pertandingan antar kedua
tim dimulai. Alasan negosiasi harus dilakukan karena pada aturan FIFA pada laga tersebut
Iran menempati Tim B dan Amerika berada pada Tim A. Dalam aturan FIFA, pertandingan
dimulai dengan Tim B menyalami Tim A. Regulasi tersebut ditentang oleh pemimpin
tertinggi Iran Khomeini, yang kala itu memerintahkan agar pemain Iran tidak datang
menyalami pemain Amerika.

Masalah tersebut bukan satu-satunya yang mengganggu laga penyisihan Piala Dunia 1998
antara Iran dan Amerika. Ada masalah lain lagi yaitu adanya rumor yang mengatakan bahwa
kurang lebih 7.000 tiket dari 42.000 tiket yang disediakan telah dibeli oleh kelompok yang
terikat terorisme "Mujahedin Halq". "Mujahedin Halq merupakan kelompok yang pada tahun
itu di cap sebagai kelompok teroris yang bentuk oleh Sadam Husein. Pembelian tiket itu
digunakan untuk menyusupi pertandingan antar negara tersebut. Tujuan adalah untuk
menyebarkan propaganda dengan menyabotase pertandingan tersebut demi suatu tujuan
politik.

Pada pertandingan fase grup Piala Dunia 2022 yang akan datang, apakah kejadian pada Piala
Dunia tahun 1998 akan kembali terulang? Pertanyaan itu patut dipertanyakan terkait konflik
seperti Rusia dan Ukraina pun bisa terjadi di masa sekarang.

Namun, pelatih Timnas Iran, Dragan Skocic, menegaskan bahwa skuad besutannya tidak
mencampur aduk urusan politik di laga nanti. Iran dan Amerika Serika telah menjalin
hubungan yang tidak akur sejak revolusi Islam di negara Persia itu pada tahun 1979. Iran pun
pernah mengalahkan Amerika Serikat dengan skor 2-1 di Piala Dunia 1998. "Saya tidak mau
peduli tentang ini. Tentu saja ada beberapa cerita antara keduanya, tetapi kami hanya
memikirkan sepakbola," kata Skocic, seperti dikutip France 24, Sabtu 2 April 2022. Pada
tahun 1998, para pemain Iran dan AS bertukar bunga mawar sebelum pertandingan. Akan
tetapi, Skocic maupun pelatih AS, Gregg Berhalter tentunya tak mau mengharapkan hal itu
terjadi pada pertandingan di Qatar mendatang.

Skocic pun mengatakan bahwa pihaknya harus melupakan emosi politik dengan AS dan
fokus terhadap pertandingan. "Saya ingin melihat permainan yang bagus dan saya tidak
bunga atau cerita yang lain. Saya pikir bola harus berbicara," ucap pelatih asal Kroasia
tersebut. Baca Juga : FIFA Resmi Memajukan Jadwal Piala Dunia Qatar 2022 Kembali ke
Leipzig, Pilihan Bijak Timo Werner Jelang Piala Dunia 2022 Lebih lanjut, Skocic
menambahkan bahwa dirinya sangat bahagia selama tinggal Iran selama sekitar delapan
tahun negara tersebut mendapatkan sanksi internasional. Apalagi, Skocic telah berada di Iran
sejak 2013 silam. "Iran adalah sesuatu yang berbeda dari yang dipikirkan orang. Semua orang
berbicara tentang politik tetapi saya belum pernah melihat keramahan yang saya alami di
Iran," tegasnya

Rekor Piala Dunia

Piala dunia yang akan dihelat di Qatar merupakan ajang yang ke-22 dari pesta sepak bola
terbesar di dunia itu. Sebanyak 32 negara akan berjibaku memperebutkan trofi olah raga
paling bergengsi di dunia itu. Menarik untuk diulas, apa saja rekor yang telah tercipta di
ajang Piala Dunia selama ini. Tentunya rekor yang diulas sedapat mungkin melibatkan
pemain dan negara yang saat ini tampil di Piala Dunia 2022.

1. Negara terbanyak juara


Dengan 5 gelar, Brasil telah memenangi trofi Piala Dunia paling banyak daripada timnas
lainnya, yaitu di tahun 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002.

2. Negara terbanyak tampil di final Piala Dunia


Timnas Jerman memegang rekor penampilan final terbanyak dalam Piala Dunia yakni
delapan kali pada 1954, 1966, 1974, 1982, 1986, 1990, 2002, dan 2014.

3. Negara terbanyak tampil


Brasil menjadi satu-satunya negara yang paling sering tampil di Piala Dunia. Tercatat,
Selecao telah tampil sebanyak 22 kali, termasuk dengan Piala Dunia Qatar. Jumlah
tersebut menandakan bahwa Brasil tak pernah sekalipun absen dari gelaran Piala Dunia
yang pertama kali digelar pada 1930.

4. Pemain terbanyak tampil


Sosok pemegang rekor pemain tersering tampil di ajang Piala Dunia adalah Lothar
Matthaus, pemain andalan Tim Panzer Jerman era tahun 90-an. Matthaus telah bermain di
Piala Dunia sebanyak 25 kali dengan jumlah menit mencapai 2.016 menit. Ia bahkan
tampil di lima edisi Piala Dunia berbeda, 1982, 1986, 1990, 1994, 1998.

5. Pencetak gol termuda


Tapi dia memegang rekor sebagai pemain termuda yang pernah mencetak gol di Piala
Dunia. Dia mencetak gol untuk Brasil saat melawan Wales di final tahun 1958 pada usia
17 tahun dan 249 hari. Pele juga memegang rekor sebagai pemain termuda yang
mencetak hat-trick di Piala Dunia. Dia mencapai prestasi itu saat melawan Prancis pada
24 Juni 1958.

6. Pencetak gol tertua


Roger Milla yang lahir pada 20 Mei 1952 menginjak usia 42 tahun saat perhelatan Piala
Dunia 1994 berlangsung. Namun, usia hanyalah angka bagi Milla saat itu. Buktinya ia
malah berhasil mencetak gol pada pertandingan terakhir penyisihan grup melawan Rusia,
di usia senjanya.

7. Pencetak gol terbanyak


Miroslav Klose berhasil menorehkan catatan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang
Piala Dunia digelar. Sejak tampil di Piala Dunia tahun 2002 sampai 2014, Klose telah
tampil bersama Der Panzer sebanyak 24 kali dan berhasil mencetak 16 gol. Hal ini,
menjadikannya raja topskor sepanjang masa Piala Dunia.

8. Negara terakhir lolos Piala Dunia


Kosta Rika menjadi negara terakhir yang memastikan diri lolos ke putaran final Piala
Dunia 2022 Qatar. Kosta Rika merebut tiket terakhir Piala Dunia 2022 setelah
menumbangkan Selandia Baru pada pertandingan playoff antar konfederasi. Selandia
Baru tampil di laga playoff Piala Dunia 2022 mewakili Oseania/OFC sementara Kosta
Rika membawa nama konfederasi CONCACAF.

Anda mungkin juga menyukai