Oleh :
2022
A. Uraian
Seseorang.
yang pernah dilakukan oleh Rezim Orde Baru, antara lain Kasus Penembakan
Kasus Kerusuhan Mei 1998. Kasus Petrus menjadi salah tindakan pelanggaran
HAM Era Orde Baru yang banyak pula mendapat atensi di masa itu.
Orang-orang yang dicurigai sebagai gabungan anak liar (gali) dan preman
ditemukan tewas di pinggir jalan. Di tubuh mereka, tiga lubang peluru ditemukan
leher mereka. Selain itu, uang Rp 10 ribu biasanya juga ditemukan di atas mayat-
Praktik Petrus tidak bisa dilepaskan dari kebijakan penguasa Rezim Orde Baru.
oleh Presiden Soeharto, Petrus membawa efek jera yang sangat nyata bagi para
kawasan pinggiran kota besar dan sudut-sudut kota kecil di Indonesia. Para gali
masyarakat.
Namun, David Bourchier dalam Crime, Law, and State Authority in Indonesia,
merupakan kesalahan Rezim Orde Baru itu sendiri. Sistem ekonomi dan tata
kelola finansial yang buruk membuat Rezim Orde Baru terjebak dalam krisis
meninggal, luka-luka, dan harta benda habis dikuras perampok menjadi masalah
sekitar tahun 1983 di berbagai kota. Aparat keamanan bertindak cepat dengan
main hakim dan main hukum untuk menanggulangi meningkatnya kualitas dan
menanggung resiko menjadi mati misterius para pelaku kriminal, kala itu memilih
penjahat kelas teri sampai kakap, mulai preman biasa sampai penjahat
masyarakat karena takut ditembak. Namun, keadaan itu tidak bisa terus-menerus
dilakukan, karena mereka perlu memenuhi kebutuhan hidup seperti makan dan
minum. Umumnya mereka tidak punya keahlian lain untuk bekerja dan mencari
nafkah secara baik-baik (halal). Bisa ditebak, mereka akan melakukan lagi
penembak misterius, maka angka kejahatan pun mulai meningkat tajam dalam
keamanan pada politik kriminal saat itu hanya mampu membuat para penjahat
1.2 Tujuan
hilangnya nyawa seseorang baik individu maupun Lembaga yang terkait Negara,
B. Pembahasan
aturan main sesuai dengan ketentuan yang ada. Ketika proses pembuktian
melalui musyawarah jika hakim terdiri atas hakim majelis. Berkenaan dengan
adanya musyawarah ini, maka A. Hamzah dan Irdan Dahlan menyatakan bahwa,
4 satu hal yang harus diingat bahwa dalam musyawarah pengambilan putusan
tersebut hakim tidak boleh melampaui batas yang telah ditetapkan dalam surat
Menurut ketentuan Pasal 182 ayat (5) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
kepada para majelis Hakim, sedangkan hakim ketua terakhir pertimbangan dan
alasan-alasannya. Dalam ayat berikutnya ayat (6) ditentukan bahwa, semua hasil
menguntungkan terdakwa.
kategori. Katagori pertama akan dilihat dari segi pertimbangan yang bersifat
oleh undang-undang telah ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat di dalam
pasal dalam peraturan hukum pidana, dan sebagainya. Meskipun belum ada
merupakan pertimbangan yang bersifat yuridis. Namun, karena hal itu sudah
ditetapkan oleh undang-undang dan lagi pula hal tersebut terungkap sebagai
ditumbulkan, kondisi diri terdakwa, serta faktor agama. Berikut ini keadaan
Dalam KUHP hanya terdapat tiga hal yang dijadikan alasan memberatkan
pidana, yaitu sedang memangku suatu jabatan atau ambtelijk hodanigheid (Pasal
52 KUHP), residive atau pengulangan (Titel 6 Buku 1 KUHP), dan gabungan atau
yang dapat meringankan pidana, yaitu percobaan (Pasal 53 ayat (2) dan ayat (3),
membantu atau medeplichtgheid (Pasal 57 ayat (1) dan ayat (2), dan belum
C. Kesimpulan
ditindaklanjuti karena korban dan pelakunya sudah tak ada lagi,’’ ujar
Kania Mamonto. Menurut Kania, kasus Petrus tidak bisa dibiarkan tanpa
adanya hukuman atau pengadilan bagi para pelakunya. Karena kejahatan