Anda di halaman 1dari 4

Nama : Seftian Prayudhi HS

NIM :

REVIEW JURNAL

Judul Jurnal : “Pelaksanaan Hukuman Mati Di Indonesia Dalam Perspektif Sistem


Peradilan Pidana Dan Hak Asasi Manusia”
Penulis : Yemi Nurohmah, Henny Nuraeny, Yudi Junadi (Fakultas Hukum
Universitas Suryakancana), E-mail: yeminurohmah74@gmail.com

A. Pendahuluan

Kejahatan tidak akan pernah hilang, kejahatan akan terus selalu ada bahkan akan
makin sering terjadi selama manusia masih ada. Maka, diperlukan suatu aturan hukum
yang dibuat sebagai cerminan dari diakomodirnya aspirasi masyarakat. Sanksi hukum
pidana merupakan rangkaian reaksi sebagai manifestasi dari undang-undang terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh subjek hukum dari mulai pengusutan sampai
pelaksanaan putusan hakim. Pemidanaan tidak hanya berfungsi sebagai penjeraan tetapi
sebagai usaha reintegrasi dan rehabilitasi sosial. Pelaksanaan hukuman mati dipandang
sebagai sesuatu yang tidak mmanusiawi dan sadis, sehingga merupakan hal yang wajar
apabila pelaksanaan hukuman mati masih menimbulkan kontrovesi.
Pengaturan hukuman mati disuatu negara paling tidak akan memperbincangkan tiga
aspek yang saling terkait. Petama, konstitusi atau undang-undang tertinggi yang dianut suatu
negara dan bentuk pemerintahan yang dianut suatu negara. Kedua, dinamika sosial, politik dan
hukum internasional yang mempengaruhi corak berfikir dan hubungan-hubungan sosial di
masyarakat. Ketiga, relevansi nilai-nilai lama dalam perkembangan zaman yang jauh sudah lebih
maju. Dengan demikian, dapat di ambil kesimpulan bahwa pengturan penerapan hukuman mati
bukan hanya soal keyakinan, cara pandang, pengalaman seseorang atau nilai ukur dari sudut
pandang hukum, tetapi juga dengan relevansinya dengan konteks dimana hukuman mati akan
diberlakukan.
Masalah pro dan kontra dipertahankannya hukuman mati bukanlah masalah baru.
Masalah ini sudah lama diperdebatkan orang. Dalam dunia pemikiran ilmiah masalah ini
pada umumnya dibahas dan diperbincangkan dalam rangka teori penghalang pengadaan
dan pengenaan hukuman atau sanksi pidana. Negara yang masih menerapkan hukuman
mati mempunyai beberapa alasan, antara lain:
1. Hukuman mati merupakan bentuk dari kepastian hukum, hukuman mati akan
membuat mereka yang mau melakukan tindakan kriminal menjadi takut dan
membatalkan niatnya. Dengan demikian, angka kriminalitas akan turun sehingga
melindungi hak hidup orang lebih banyak.
2. Hukuman mati tidaklah dijatuhkan kepada sembarang orang, melainkan khusus
kepada pelaku kejahatan serius (extra ordinary crime), yang dianggap pelakunya
telah memperlihatkan dari perbuatannya bahwa ia adalah individu yang sangat
berbahaya, dan oleh karena itu harus dibuat tidak berbahaya dengan
menghukumnya dalam hal ini memberi hukuman mati.
3. Hukuman mati merupakan senjata pamungkas atau akhir dalam keadilan.
Negara yang telah menghapus hukuman mati juga mempunyai beberapa alasan,
antara lain:
1. Hukuman mati dipandang sebagai pelanggaran hak manusia yang paling asasi,
yaitu hak untuk hidup. Hak untuk hidup adalah hak yang paling fundamental,
merupakan jenis hak yang tidak bisa dilanggar, dikurangi atau dibatasi dalam
keadaan apapun, baik dalam keadaan darurat, perang, termasuk bila seseorang
menjadi narapidana.
2. Secara sosiologis, tidak ada pembuktian ilmiah bahwa hukuman mati akan
mengurangi tindak pidana tertentu. Artinya hukuman mati telah gagal menjadi
faktor determinan untuk menimbulkan efek jera, dibandingkan dengan jenis
hukuman lain. Ada kajian yang dilakukan oleh PBB tentang hubungan hukuman
dan angka pembunuhan antara tahun 1988 – 2002 berujung pada kesimpulan,
bahwa hukuman mati tidak membawa pengaruh apapun terhadap tindak pidana
pembunuhan dari hukuman lainnya, seperti hukuman seumur hidup.
3. Ada paradoks dimana hukuman mati adalah hukum yang bertujuan untuk
melindungi hak-hak individu atau Hak Asasi Manusia (HAM), justru merampas
tujuannya sendiri.

B. Metode
Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yakni data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, maka akan dijelaskan atau dideskripsikan melalui kata-
kata. Dengan demikian laporan penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk
memberikan gambaran penyajian laporan yang berasal dari jurnal yang telah di tulis oleh
seseorang dan kemduian di resume kembali guna meningkatkan softskill setiap individu.

C. Hasil
Pelaksanaan hukuman mati dilihat dari perspektif hukum hak asasi manusia
dianggap bertentangan dengan Pasal 28A dan Pasal 28I UUD 1945, Pasal 3 DUHAM
(Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia), Pasal 6 ayat (1) ICCPR (International
Convenant on Civil and Political Rights) dan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Namun hal tersebut terbantahkan dengan
adanya putusan MK Nomor 23/PUU-V/2007. Sehingga pelaksanaannya tidak
bertentangan dengan Konstitusi; (2) Faktor-faktor yang melatarbelakangi penundaan
eksekusi hukuman mati di Indonesia adalah masih diberikannya kesempatan oleh
pemerintah untuk mengajukan upaya hukum lain seperti Peninjauan Kembali (PK) dan
grasi.; (3) Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meminimalisir penerapan hukuman
mati adalah dikeluarkannya hukuman mati dari pidana pokok menjadi pidana khusus
(eksepsional).

D. Diskusi

1. Implikasi

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi penegak hukum yang ingin memahami

lebih jauh mengenai hukuman mati serta hukum Hak Asasi Manusia mengenai hak

hidup. Selain itu dapat digunakan sebagai tambahan pemikiran dalam bentuk data

sekunder terhadap permasalahan yang sama.

2. Keterbatasan Studi

Mengenai keterbatasan studi ini, peneliti melakukan penelitian hanya dengan


beberapa data antara lain Bahan Hukum Primer, terdiri dari: UUD 1945; KUHP;
KUHAP; Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia;
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International
Convenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak Sipil
dan Hak Politik). Bahan Hukum Sekunder, terdiri dari: hasil penelitian, makalah atau
jurnal serta Bahan Hukum Teriser.

3. Rekomendasi

Setelah melihat penelitian si peneliti secara teoritis, hasil penelitian ini

mengharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu

hukum pada umumnya, dan hukum pidana pada khususnya serta dapat menambah

bahan referensi dibidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi penelitian sejenis

dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai