Kami tim kontra tidak setuju dengan argument tim pro karena , hukuman mati merupakan
bentuk hukuman yang merendahkan martabat manusia dan bertentangan dengan hak asasi
manusia. Atas dasar argumen inilah kemudian banyak negara menghapuskan hukuman mati
dalam sistem peradilan pidananya. Sampai sekarang ini sudah 97 negara menghapuskan
hukuman mati. Negara-negara anggota Uni Eropa dilarang menerapkan hukuman mati
berdasarkan Pasal 2 Charter of Fundamental Rights of the European Union tahun 2000.
Seperti yang kita lihat pada undang undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
adalah penghormatan kepada manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
mengemban tuugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan
penuh tanggungjawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak
asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan
lingkungannya.
Pelaksanaan hukuman mati bagi terpidana kasus narkoba tidak terbukti mengurangi jumlah
penyalahgunaan barang haram tersebut. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional, pengguna
narkoba di Indonesia justru bertambah setelah dilaksanakannya proses hukuman mati di
Indonesia pada beberapa tahunn lalu.Pada tahun 2015 Indonesia telah mengeksekusi mati 14
orang yang terlibat dengan kasus Narkonba, namun pada tahun itu juga terdapat peningkatan
kasus narkoba yang terjadi di Indonesia mencapai 644 kasus. Pada juli 2016, Indonesia Kembali
mengeksekusi 4 orang yang terlibat kasus narkoba. BNN merilis data 2016 yang juga
memperlihatkan kenaikan kasus 811 kasus. Menurut kami argumentasi pelaksanaan hukuman
mati untuk mengurangi efek jera bagi pengguna narkoba tidak bisa dipakai lagi. Juga masih ada
pendekatan lain untuk memerangi narkoba. Salah satunya hukuman penjara seumur hidup bagi
terpidana kasus narkoba.
Hukuman mati mungkin tidak akan mengakhiri segalanya. Tapi ada kemungkinan bagi si pelaku
untuk mengulangi perbuatannya adalah nol persen. Sementara orang lain yang berencana untuk
melakukan kejahatan yang sama akan berpikir ulang untuk melanjutkan aksinya karena contoh
terhukum mati sudah ada.
Memberi Efek Jera (c) Christian Publishers
Kontra: Jika seorang anak tertangkap basah sedang mencuri permen, kemudian orang tuanya
memutuskan untuk menghukum anak itu dengan menghapuskan jatah uang jajannya, maka si
anak akan tahu bahwa perbuatan mencuri itu salah. Dia akan berpikir ulang untuk mengulangi
perbuatannya itu. Hal ini tidak berlaku dalam hukuman mati. Bagaimana bisa seseorang menjadi
jera, sementara dia sudah tidak hidup lagi?
Siapa yang menjamin bahwa orang lain akan berpikir ulang untuk melakukan perbuatan kriminal
dengan adanya hukuman mati? Tidak ada. Itu sebabnya kejahatan masih tetap ada dan
berlangsung meski hukuman mati telah diterapkan selama berpuluh tahun lamanya
3. Sadis?
Pro: Tindakan dari terdakwa hukuman mati adalah tindakan sadis yang tidak dapat ditolerir.
Perbuatan mereka telah merugikan dan menyakiti korban dengan sangat buruk, maka dia tidak
pantas diampuni lagi. Orang seperti itu tidak akan pernah berubah dalam hidupnya, malah
berpotensi untuk melakukan kejahatan yang sama.
Sadis (via) Thejacksonpress
Kontra: Jika membunuh atau mengedarkan narkoba adalah tindakan yang sadis, mengapa kita
membunuh pelaku? Jika si pelaku bersalah karena membunuh, bukankah kita juga bersalah
karena membunuh si pelaku? Bukankah Mahatma Gadhi telah berkata, “jika mata dibayar
dengan mata, maka dunia ini akan buta”. Jika pembunuhan dibalas pembunuhan, kita tidak
ubah layaknya orang yang tidak beradab, yang saling bunuh untuk menyelesaikan persoalan.
Demikanlah beberapa sudut pandang tentang eksekusi mati yang berhasil dirangkum
Boombastis. Anda bebas untuk memilih ada di barisan pro atau kontra. Namun, anda harus
tetap menilik ke seberang barisan. Bandingkan pendapat anda dengan pendapat di seberang
anda.
Karena hanya dengan perbandinganlah kita mendapatkan pemikiran yang lebih jernih. Dan lebih
dari itu, semoga perbedaan pendapat antara kita tidak menjadi alasan untuk pertengkaran
berikutnya. Kita boleh saja berbeda pedapat, namun harus tetap saling menghormati. (HLH)