Sebelum saya memulai tulisan ini, maka saya pertegas dulu kalau tulisan ini merupakan sedikit
rangkuman dan tangkapan dari diskusi bersama sahabat-sahabat Alkindy di kampus. Kemudian
saya pertegas lagi kalau tulisan ini sengaja saya tuliskan di akun kompasiana agar mudah untuk
ditinjau jika suatu saat dibutuhkan, terutama bagi keluarga Alkindy ^_^. Jadi mohon masukannya
jika masih ada ide yang terkait dengan topik ini.
Seperti latihan biasa, apabila kita hendak mencari pro dan kontra dari sebuah masalah maka
hendaknya memahami judul ini baik-baik.
Hukuman mati, apakah yang dimaksud dengan hukuman mati? Ada berapakah metode hukuman
mati? Adakah manfaat-manfaat yang timbul dengan hukuman mati ataukah kemudharratan?
Bandar Narkoba, Siapakah bandar narkoba itu?, kemudian bandar narkoba yang seperti apakah
yang pantas untuk dihukum mati? Berapa banyakkah narkoba yang telah ia produksi sehingga ia
bisa dihukum mati?
Adakah hal-hal yang perlu dibatasi dalam topik ini, jika anda berada di pihak pro maupun
kontra ?
Lalu yang paling menjadi urgensi, mengapa judul ini bisa diangkat sebagai topik dalam debat?
Apakah masalah yang ada di dalamnya?
Berita yang masih baru terjadi yaitu adanya kabar tentang hukuman mati di media-media, baik
lokal, nasional maupun dunia. Reaksi datang dari negara-negara terpidana mati, ada yang
menarik kedubesnya dari Indonesia seperti Belanda dan Brasil. Sebagaimana diketahui, lima dari
enam terpidana mati kasus narkoba adalah warga negara asing, yaitu Brasil, Malawi, Nigeria,
Belanda dan Vietnam.
Apabila dilihat dari berbagai segi maka akan ada tanggapan dan alasan sebagai berikut:
Kriminalitas : Presiden Joko Widodo mengatakan setiap hari 50 orang meninggal karena
penyalahgunaan narkoba dan menjadi pertimbangan atas tidak ada pengampunan bagi pengedar
narkoba (Republika.co.id, Selasa, 05 Maret 2015). Jika masalahnya seperti ini maka mereka
pantas untuk dibunuh, toh hal seperti ini tidak masuk dalam pelanggaran HAM karena
menurutAnang, pelanggaran hak asasi terjadi bila eksekusi mati hanya atas perintah
perseorangan. Bila eksekusi dilaksanakan atas perintah kejaksaan setelah melewati persidangan
yang obyektif, tak ada prosedur hukum yang dilanggar. (SELASA 23 DESEMBER 2014)
Ekonomi: Dengan menghukum mati para bandar narkoba (tak peduli WNI dan WNA) maka
akan mengurangi para pecandu dan pengedar narkoba, dan dengan itu pula maka akan
mengurangi anggaran untuk rehabilitasi, bahkan bisa juga mengurangi anggaran untuk BNN
(badan narkotika nasional).
Ketika kita berada di posisi kontra maka kita harus punya solusi lain dan hukuman lain
mengingat banyaknya bandar narkoba yang beredar di Indonesia. Dengan ini, maka sedikit
menawarkan solusi yaitu dengan hukuman penjara seumur hidup dan poor zero. Karena selama
masih ada hukuman lain yang bisa membuat jera maka hukuman mati tidak perlu diterapkan.
Sosial: Dalam HAM ada salah satu Hak Asasi yang disebut dengan Hak hidup. Jika dihukum
mati maka melanggar HAM tersebut. Dan dari sini pula ditawarkan solusi lain yaitu Hukuman
penjara seumur hidup dan poor zero. Dengan hukuman ini maka tidak akan ada pelanggaran
HAM dan juga akan memberikan efek jera, karena sang terpidana sudah tidak bisa lagi kabur
kemana-mana dan tak mempunyai harta lagi untuk menyogok.
Hukum Indonesia: masih terkait dengan alasan diatas, jika melihat hukum di Indonesia, apakah
hukum Indonesia sudah berjalan dengan baik? Ketika penjara para koruptor masih seperti hotel
bintang 5, dan penyogokan terjadi dimana-mana. Bagaimana jika seseorang yang jelas akan
terpidana hukuman mati menyogok dan hukuman ini dibatalkan.
Keamanan Dunia: kita tidak bisa serta merta memberikan hukuman ini dan itu apalagi lintas
negara. Karena hukum negara berbeda-beda. Oleh karena itu, selama belum ada pernyataan
dunia yang membolehkan hal ini maka akan sulit untuk menerapkan hukumanmati terlebih bagi
para Warga Negara Asing.
Mungkin hanya sekian, jika ada pendapat lainnya bisa di share juga. Wallahu A’lam Bisshowab