Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah yang diberikan oleh
Dosen Pengampu:
Di susun Oleh :
Yunira Maraditha
205030068
UNIVERSITAS PASUNDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “ANALISIS KARYA
SASTRA”
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
dalam mengerjakan analisis karya sastra ini. saya juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Saya sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada analisis sastra ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
karya saya. Semoga karya ilmiah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua .
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Cerpen adalah sebuah karya sastra pendek yang bersifat fiktif dan mengisahkan tentang suatu
permasalahan yang dialami oleh tokoh secara ringkas mulai dari pengenalan sampai akhir dari
permasalahan yang dialami oleh tokoh.
Pada umumnya cerpen hanya mengisahkan satu permasalahan yang dialami oleh satu tokoh.
Selain itu, cerpen hanya terdiri tidak lebih dari 10.000 kata. Hal inilah yang membuat cerpen dapat
selesai dibaca dalam sekali duduk..
Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, kami mempergunakan teknik
analisis data berdasarkan data kualitatif.
Untuk memperoleh data tersebut, kami mempergunakan sebuah cerpen sastra yang diambil
dari majalah bobo edisi Jumat, 3 Januari 2020.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang terdapat dalam cerpen itu sendiri. Unsur intrinsik cerpen
meliputi :
2.1.1 Tema
Tema adalah gagasan atau pokok masalah yang menjadi struktur isi cerita.
Dan dalam cerpen sastra Rahasia Lemari Rahasia ini, tema yang terlihat sangat menonjol adalah
mengenai Persahabatan.
"Begitulah, Bayu. Harta benda akan lenyap, prestasi dunia akan dilupakan. Bintang-bintang olahraga
dan seni terus bermunculan. Akan tetapi kebaikan hati dan persahabatan akan menjadi kenangan
indah bagi yang mengalaminya. Karena itu berusahalah berbuat baik setiap hari," pesan Nek Buyut,
lalu mengunci pintu lemari ukirnya.”
2.1.2 Alur
Alur (plot) disebut juga dengan jalan cerita, atau rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah
cerita. Alur yang terlihat dalam cerpen sastra rahasia lemari rahasia ini adalah Alur Campuran.
Latar atau setting adalah meliputi tempat, waktu dan suasana atau budaya yang
melatarbelakangi terjadinya peristiwa dalam suatu cerita.
Sabtu sore ini Bayu pamit pada ibunya untuk menginap di rumah Nek Buyut. Nek Buyut tinggal
dengan si Mbok, pembantunya yang setia.
Dia mengikuti dengan hati berdebar-debar ketika Nek Buyut membuka kunci pintu kamar dan
mefangkah masuk.
3. kantor pos
Dia sudah biasa disuruh pergi ke kantor pos untuk mengambil wesel Nek Buyut.
1. Sore hari
Sabtu sore ini Bayu pamit pada ibunya untuk menginap di rumah Nek Buyut.
c. Latar suasana atau budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi
terjadinya cerita atau peristiwa dalam cerpen.
1. mengharukan
Wajah Nek Buyut berseri-seri mendengar keterangan Bayu. Matanya memancarkan kekaguman yang
tulus.
Perasaan Bayu tersentuh. Ternyata lemari rahasia itu benar-benar mengandung rahasia. Yaitu rahasia
suatu persahabatan.
"Begitulah, Bayu. Harta benda akan lenyap, prestasi dunia akan dilupakan. Bintang-bintang olahraga
dan seni terus bermunculan. Akan tetapi kebaikan hati dan persahabatan akan menjadi kenangan
indah bagi yang mengalaminya. Karena itu berusahalah berbuat baik setiap hari,"
2.1.4 Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam
cerita.
Dalam cerpen ini watak tokoh yang ingin ditunjukkan oleh pengarang adalah sebagai berikut:
A. Bayu
Tokoh Bayu diceritakan sebagai seorang anak laki-laki, yang aktif,baik hati dan penuh rasa penasaran
di kerenakan keinginannya menjadi seorang wartawan, ia juga pintar dan bijak dalam berfikir, ia juga
sangat menyayangi nenek buyutnya.
"Nek Buyut, sudah dapat wesel lagi belum? Kalau sudah, Bayu ambilkan di kantor pos!"
""Tentu saja, Nek Buyut. Kan Bayu mau jadi wartawan. Perlu cari tahu hal-hal yang menarik. Kan
aneh, ada orang yang mau kirim uang terus, padahal yang menerima sudah tidak mau!"
B. Nenek Buyut
Tokoh Nenek buyut diceritakan sebagai seorang nenek yang ramah, lemah lembut, baik hati dan
menyayangi cucunya.
"Lho, cicitku ini sudah besar, ya. Rasanya baru kemarin jadi bayi yang digendong-gendong. Koktahu-
tahu sudah bisa ke kantor pos, sudah punya cita-cita jadi wartawan. Kamu pintar, seperti Kakek
buyutmu!"
C. Mbok
Tokoh Mbok di ceritakan menjadi satu-satunya orang yang menemani nenek tinggal di rumahnya saat
ini.
D. Pak Sasmita
Tokoh ini diceritakan menjadi seorang sahabat kek buyut suami nek buyut, ia memiliki watak yang
baik.
E. Kek buyut
Ia adalah kakek bayu, pada saat ia masih hidup kek buyut adalah orang yang berprestasi dengan
berbagai penghargaan, sifat nya baik, dan ia juga begitu menyayangi dan perhatian terhadap
sahabatnya.
"Itu piala Kejuaraan Balap Sepeda. Dulu Kakek buyutmu juara balap sepeda di kotanya dan juga di
provinsi. Piagam-piagam itu adalah ijazah Kek Buyut. Ada ijazah sekolah guru, walaupun akhirnya
Kek Buyut jadi pedagang (embakau. Ada juga ijazah, apa itu namanya .... Oh ya, tata buku!"
"Nah, itulah Pak Sasmita, sahabat Kek Buyut!" kata Nek Buyut sambil menunjuk foto pria tersebut.
"Dulu Kek Buyut berdagang tembakau, sedangkan Pak Sasmita menjadi supir oplet. Sekarang
namanya mikrolet. Kek Buyut gemar menonton film. Seminggu bisa tiga kali nonton. Suatu ketika
Pak Sasmita mendapat kecelakaan lalu lintas. Tangan dan kakinya cedera. Dua tahun lamanya ia tak
bisa menarik oplet. Kek Buyutmu lalu mengurangi hobi nonton filmnya menjadi dua kali sebulan.
Setiap Minggu Kek Buyut menengok sahabatnya sambil membawakan uang. Ibu Sasmita juga diberi
modal untuk berjualan gado-gado. Sekarang kedua sahabat itu sudah meninggal. Putra Pak Sasmita,
Pak Iwan sekarang sudah jadi direktur perusahaan besar. Sejak Kek Buyut meninggal 15 tahun lalu,
Pak Iwan setiap bulan selalu mengirim wesel untuk Nek Buyut."
F. Pak Iwan
Tokoh ini diceritakan sebagai anak dari pak sasmita, ia begitu baik dan perhatian terhadap nek buyut.
"Baru seminggu yang lalu kamu ambilkan wesel Nek Buyut. Ya belum dapat lagi. Biasanya Pak Iwan
mengirimkan wesel sebulan sekali. Sudah Nek Buyut kirimkan surat berkali-kali supaya tak usah
kirim wesel, tapi masih dikirimi terus. Anak Pak Sasmita itu memang baik!"
Tokoh ini diceritakan sebagai sosok wanita baik hati, tokoh ini cukup dekat dengan kek buyut,
sehingga ia di beri model oleh kek buyut.
“Kek Buyut menengok sahabatnya sambil membawakan uang. Ibu Sasmita juga diberi modal untuk
berjualan gado-gado.”
Dia sudah biasa disuruh pergi ke kantor pos untuk mengambil wesel Nek Buyut. Dia juga sudah
pandai berdebat dan bercita-cita menjadi wartawan. Dia juga pandai memikirkan strategi untuk
mendapatkan keinginannya.
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang membangun cerpen dari luar. Unsur ekstrinsik meliputi :
2.2.2 persahabatan
Pada cerpen ini, cenderung bersifat persahabatan . Hal ini dibuktikan dari teks, yaitu
banyaknya pembicaraan mengenai kasih sayang dan persahabatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa cerpen sastra yang berjudul
“Samanasanta” ini memiliki unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik yang meliputi:
1. Unsur Intrinsik
a. Tema : persahabatan
b. Alur : campuran
Latar tempat : . rumah nenek buyut, kantor pos, Di dalam kamar nek buyut.
d. Penokohan :
f. Amanat
sebanyak apapun prestasi atau karya yang di buat semasa hidup, kebaikan terhadap orang-orang yang
di sekitarlah yang akan benar-benar di ingat dan memiliki makna yang begitu indah, terutama
persahabatan.
2. Unsur Ekstrinsik
b. persahabatan
c. Ideologi pengarang
Membaca karya sastra bukan suatu hal yang rumit jika kita dapat memahami dan mecitrakan
amanat dari tiap karya sastra kedalam kehidupan nyata. Karya sastra yang berwujud cerpen
contohnya, karya sastra sekali duduk ini dapat membantu kita dalam pemahaman karakter bangsa dan
rasa nasionalisme. Namun, karya sastra saat ini mulai banyak ditinggalkan oleh generasi muda.
Pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan memperbanyak karya sastra untuk meningkatkan karakter
anak muda yang mengangkat isu-isu panas saat ini sehingga memiliki fungsi ganda yaitu
memperkokoh moral anak bangsa dan memperkaya karya sastra Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA