Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KARYA SASTRA

Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah yang diberikan oleh

Dosen Pengampu:

Yeni Cania Puspita, S. Pd. , M. Pd,

Di susun Oleh :

Yunira Maraditha

205030068

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “ANALISIS KARYA
SASTRA”
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
dalam mengerjakan analisis karya sastra ini. saya juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Saya sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada analisis sastra ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
karya saya. Semoga karya ilmiah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua .

Bandung, 30 Desember 2020

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Cerpen adalah sebuah karya sastra pendek yang bersifat fiktif dan mengisahkan tentang suatu
permasalahan yang dialami oleh tokoh secara ringkas mulai dari pengenalan sampai akhir dari
permasalahan yang dialami oleh tokoh.

Pada umumnya cerpen hanya mengisahkan satu permasalahan yang dialami oleh satu tokoh.
Selain itu, cerpen hanya terdiri tidak lebih dari 10.000 kata. Hal inilah yang membuat cerpen dapat
selesai dibaca dalam sekali duduk..

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa saja unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen sastra?


2. Apa saja unsur ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen sastra?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan disusunnya karya tulis ini adalah :

1. Memenuhi tugas Bahasa Indonesia.


2. Mengetahui unsur intrinsik cerpen sastra.
3. Mengetahui unsur ekstrinsik cerpen sastra.

1.4 Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, kami mempergunakan teknik
analisis data berdasarkan data kualitatif.

1.5 Sumber Data

Untuk memperoleh data tersebut, kami mempergunakan sebuah cerpen sastra yang diambil
dari majalah bobo edisi Jumat, 3 Januari 2020.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang terdapat dalam cerpen itu sendiri. Unsur intrinsik cerpen
meliputi :

2.1.1 Tema

Tema adalah gagasan atau pokok masalah yang menjadi struktur isi cerita.

Dan dalam cerpen sastra Rahasia Lemari Rahasia ini, tema yang terlihat sangat menonjol adalah
mengenai Persahabatan.

Gambaran ini terletak pada kutipan cerpen berikut:

"Begitulah, Bayu. Harta benda akan lenyap, prestasi dunia akan dilupakan. Bintang-bintang olahraga
dan seni terus bermunculan. Akan tetapi kebaikan hati dan persahabatan akan menjadi kenangan
indah bagi yang mengalaminya. Karena itu berusahalah berbuat baik setiap hari," pesan Nek Buyut,
lalu mengunci pintu lemari ukirnya.”

2.1.2 Alur

Alur (plot) disebut juga dengan jalan cerita, atau rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah
cerita. Alur yang terlihat dalam cerpen sastra rahasia lemari rahasia ini adalah Alur Campuran.

2.1.3 Latar atau Setting

Latar atau setting adalah meliputi tempat, waktu dan suasana atau budaya yang
melatarbelakangi terjadinya peristiwa dalam suatu cerita.

a. Latar tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian.

1. rumah nenek buyut

Gambaran latar ini dapat dilihat dalam kalimat berikut:

Sabtu sore ini Bayu pamit pada ibunya untuk menginap di rumah Nek Buyut. Nek Buyut tinggal
dengan si Mbok, pembantunya yang setia.

2. Di dalam kamar nek buyut

Gambaran latar ini dapat dilihat dalam kalimat berikut:

Dia mengikuti dengan hati berdebar-debar ketika Nek Buyut membuka kunci pintu kamar dan
mefangkah masuk.

3. kantor pos

Gambaran latar ini dapat dilihat dalam kalimat berikut:

Dia sudah biasa disuruh pergi ke kantor pos untuk mengambil wesel Nek Buyut.

b. Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian.

1. Sore hari

Gambaran ini terdapat dalam kalimat berikut:

Sabtu sore ini Bayu pamit pada ibunya untuk menginap di rumah Nek Buyut.
c. Latar suasana atau budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi
terjadinya cerita atau peristiwa dalam cerpen.

1. mengharukan

Gambaran mengenai suasana yang terjadi terdapat dalam kalimat berikut :

Wajah Nek Buyut berseri-seri mendengar keterangan Bayu. Matanya memancarkan kekaguman yang
tulus.

Perasaan Bayu tersentuh. Ternyata lemari rahasia itu benar-benar mengandung rahasia. Yaitu rahasia
suatu persahabatan.

2. Menyenangkan dan hangat

Gambaran mengenai suasana yang terjadi terdapat dalam kutipan berikut:

"Begitulah, Bayu. Harta benda akan lenyap, prestasi dunia akan dilupakan. Bintang-bintang olahraga
dan seni terus bermunculan. Akan tetapi kebaikan hati dan persahabatan akan menjadi kenangan
indah bagi yang mengalaminya. Karena itu berusahalah berbuat baik setiap hari,"

2.1.4 Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam
cerita.

Dalam cerpen ini watak tokoh yang ingin ditunjukkan oleh pengarang adalah sebagai berikut:

A. Bayu

Tokoh Bayu diceritakan sebagai seorang anak laki-laki, yang aktif,baik hati dan penuh rasa penasaran
di kerenakan keinginannya menjadi seorang wartawan, ia juga pintar dan bijak dalam berfikir, ia juga
sangat menyayangi nenek buyutnya.

Gambaran mengenai watak ini ditunjukkan oleh kutipan berikut:

"Nek Buyut, sudah dapat wesel lagi belum? Kalau sudah, Bayu ambilkan di kantor pos!"

""Tentu saja, Nek Buyut. Kan Bayu mau jadi wartawan. Perlu cari tahu hal-hal yang menarik. Kan
aneh, ada orang yang mau kirim uang terus, padahal yang menerima sudah tidak mau!"

B. Nenek Buyut

Tokoh Nenek buyut diceritakan sebagai seorang nenek yang ramah, lemah lembut, baik hati dan
menyayangi cucunya.

Gambaran mengenai watak ini ditunjukkan oleh kutipan berikut:

"Lho, cicitku ini sudah besar, ya. Rasanya baru kemarin jadi bayi yang digendong-gendong. Koktahu-
tahu sudah bisa ke kantor pos, sudah punya cita-cita jadi wartawan. Kamu pintar, seperti Kakek
buyutmu!"

C. Mbok

Tokoh Mbok di ceritakan menjadi satu-satunya orang yang menemani nenek tinggal di rumahnya saat
ini.

Gambaran mengenai watak ini ditunjukkan oleh kalimat berikut:


Dia lebih suka tinggal berdua dengan si Mbok saja.

D. Pak Sasmita

Tokoh ini diceritakan menjadi seorang sahabat kek buyut suami nek buyut, ia memiliki watak yang
baik.

Gambaran mengenai watak ini ditunjukkan oleh kalimat berikut:

"Nah, itulah Pak Sasmita, sahabat Kek Buyut!"

E. Kek buyut

Ia adalah kakek bayu, pada saat ia masih hidup kek buyut adalah orang yang berprestasi dengan
berbagai penghargaan, sifat nya baik, dan ia juga begitu menyayangi dan perhatian terhadap
sahabatnya.

Gambaran mengenai watak ini ditunjukkan oleh kalimat berikut:

"Itu piala Kejuaraan Balap Sepeda. Dulu Kakek buyutmu juara balap sepeda di kotanya dan juga di
provinsi. Piagam-piagam itu adalah ijazah Kek Buyut. Ada ijazah sekolah guru, walaupun akhirnya
Kek Buyut jadi pedagang (embakau. Ada juga ijazah, apa itu namanya .... Oh ya, tata buku!"

"Nah, itulah Pak Sasmita, sahabat Kek Buyut!" kata Nek Buyut sambil menunjuk foto pria tersebut.
"Dulu Kek Buyut berdagang tembakau, sedangkan Pak Sasmita menjadi supir oplet. Sekarang
namanya mikrolet. Kek Buyut gemar menonton film. Seminggu bisa tiga kali nonton. Suatu ketika
Pak Sasmita mendapat kecelakaan lalu lintas. Tangan dan kakinya cedera. Dua tahun lamanya ia tak
bisa menarik oplet. Kek Buyutmu lalu mengurangi hobi nonton filmnya menjadi dua kali sebulan.
Setiap Minggu Kek Buyut menengok sahabatnya sambil membawakan uang. Ibu Sasmita juga diberi
modal untuk berjualan gado-gado. Sekarang kedua sahabat itu sudah meninggal. Putra Pak Sasmita,
Pak Iwan sekarang sudah jadi direktur perusahaan besar. Sejak Kek Buyut meninggal 15 tahun lalu,
Pak Iwan setiap bulan selalu mengirim wesel untuk Nek Buyut."

F. Pak Iwan

Tokoh ini diceritakan sebagai anak dari pak sasmita, ia begitu baik dan perhatian terhadap nek buyut.

Gambaran mengenai watak ini ditunjukkan oleh kutipan berikut:

"Baru seminggu yang lalu kamu ambilkan wesel Nek Buyut. Ya belum dapat lagi. Biasanya Pak Iwan
mengirimkan wesel sebulan sekali. Sudah Nek Buyut kirimkan surat berkali-kali supaya tak usah
kirim wesel, tapi masih dikirimi terus. Anak Pak Sasmita itu memang baik!"

G. Istri pak sasmita

Tokoh ini diceritakan sebagai sosok wanita baik hati, tokoh ini cukup dekat dengan kek buyut,
sehingga ia di beri model oleh kek buyut.

Gambaran mengenai watak ini ditunjukkan oleh kutipan berikut:

“Kek Buyut menengok sahabatnya sambil membawakan uang. Ibu Sasmita juga diberi modal untuk
berjualan gado-gado.”

2.1.5 Sudut Pandang

Sudut pandang, yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita.


Cerpen sastra “Rahasia lemari Rahasia” ini memakai sudut pandang orang ketiga. Hal ini terlihat dari
sikap pengarang yang berusaha menempatkan dirinya sebagai serba tahu menggunakan kata ganti
“ia” atau “dia”.

Gambaran ini terletak pada kalimat berikut :

Dia sudah biasa disuruh pergi ke kantor pos untuk mengambil wesel Nek Buyut. Dia juga sudah
pandai berdebat dan bercita-cita menjadi wartawan. Dia juga pandai memikirkan strategi untuk
mendapatkan keinginannya.

2.2 Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang membangun cerpen dari luar. Unsur ekstrinsik meliputi :

2.2.1 Latar Belakang Pengarang

Pengarang menempatkan dirinya sebagai sosok yang mengetahui segalanya.

2.2.2 persahabatan

Pada cerpen ini, cenderung bersifat persahabatan . Hal ini dibuktikan dari teks, yaitu
banyaknya pembicaraan mengenai kasih sayang dan persahabatan.

2.2.3 Ideologi Pengarang

Pengarang cenderung memiliki sifat penyayang.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa cerpen sastra yang berjudul
“Samanasanta” ini memiliki unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik yang meliputi:

1. Unsur Intrinsik

a. Tema : persahabatan

b. Alur : campuran

c. Latar atau Setting

Latar tempat : . rumah nenek buyut, kantor pos, Di dalam kamar nek buyut.

Latar waktu : Siang hari

Suasana : mengharukan, menyenangkan

d. Penokohan :

bayu : baik hati, pintar, aktif, penyayang

Nek buyut : baik hati, pernyayang

Kek buyut : pernyayang, perhatian, baik hati, pintar, aktif

Pak sasmita : baik hati, setia kawan

Istri pak sasmita : baik hati

Si mbok : baik hati, pernyayang.

Pak iwan : baik hati, perhatian, penyayang, sopan.

e. Sudut Pandang : orang ketiga

f. Amanat

sebanyak apapun prestasi atau karya yang di buat semasa hidup, kebaikan terhadap orang-orang yang
di sekitarlah yang akan benar-benar di ingat dan memiliki makna yang begitu indah, terutama
persahabatan.

Maka teruslah untuk berbuat baik kepada siapapun itu.

2. Unsur Ekstrinsik

a. Latar belakang pengarang

Pengarang menempatkan dirinya sebagai sosok asing yang mengetahui segalanya.

b. persahabatan

c. Ideologi pengarang

Pengarang cenderung memiliki sifat penyayang.


3.2 Saran

Membaca karya sastra bukan suatu hal yang rumit jika kita dapat memahami dan mecitrakan
amanat dari tiap karya sastra kedalam kehidupan nyata. Karya sastra yang berwujud cerpen
contohnya, karya sastra sekali duduk ini dapat membantu kita dalam pemahaman karakter bangsa dan
rasa nasionalisme. Namun, karya sastra saat ini mulai banyak ditinggalkan oleh generasi muda.
Pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan memperbanyak karya sastra untuk meningkatkan karakter
anak muda yang mengangkat isu-isu panas saat ini sehingga memiliki fungsi ganda yaitu
memperkokoh moral anak bangsa dan memperkaya karya sastra Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Majalah bobo edisi Jumat, 3 Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai