Anda di halaman 1dari 3

HUKUMAN MATI

Apa itu Hukuman Mati?


Hukuman mati atau pidana mati adalah sebuah kebijakan hukum yang
melegalkan suatu negara atau sistem hukum untuk menjatuhkan hukuman mati
kepada pelaku tindakan kejahatan serius.
Vonis yang memerintahkan seorang tersangka didakwa dengan hukuman mati
dapat dikatakan telah divonis mati, dan tindakan pelaksanaan hukuman disebut
sebagai eksekusi.

Hukuman mati tidak dapat diterapkan di semua negara. Hukuman mati banyak
ditentang oleh beberapa sistem atau organisasi yang ada di dunia. Hukuman mati telah
menjadi kontroversi di sejumlah negara, dan posisinya dapat berbeda dalam ideologi
politik atau wilayah budaya yang sama.

Amnesty International mendeklarasikan bahwa hukuman mati adalah


pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), dengan menyatakan "hak untuk hidup dan
hak untuk hidup bebas dari penyiksaan, perlakuan jahat, tidak manusiawi, atau
merendahkan, atau penghukuman." Hak asasi tersebut dilindungi di bawah Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia yang diangkat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
1948.

Sekalipun sebagian besar negara telah meniadakan hukuman mati, lebih dari
60% populasi dunia tinggal di negara di mana hukuman mati masih berlaku, termasuk
di Indonesia. Hukuman mati adalah salah satu hukum yang diberlakukan di Indonesia
sejak tahun 2014.

Dukungan hukuman mati didasari argumen, di antaranya bahwa hukuman mati


untuk pembunuhan sadis akan mencegah banyak orang untuk membunuh, karena
gentar akan hukuman yang sangat berat. Jika pada hukuman penjara, penjahat bisa
jera dan bisa juga membunuh lagi jika tidak jera, pada hukuman mati penjahat pasti
tidak akan bisa membunuh lagi karena sudah dihukum mati, dan itu hakikatnya
memelihara kehidupan yang lebih luas.
Dalam berbagai kasus, banyak pelaku kejahatan yang merupakan residivis
yang terus berulang kali melakukan kejahatan karena ringannya hukuman. Seringkali
penolakan hukuman mati hanya didasarkan pada sisi kemanusiaan terhadap pelaku
tanpa melihat sisi kemanusiaan dari korban sendiri, keluarga, kerabat ataupun
masyarakat yang tergantung pada korban. Lain halnya bila memang keluarga korban
sudah memaafkan pelaku tentu vonis bisa diubah dengan prasyarat yang jelas.

Batasan Pelaksanaan Hukuman Mati

1. Hanya untuk “kejahatan paling serius”. Hukuman mati hanya berlaku pada tindak
“kejahatan paling serius” yang disengaja maupun tidak disengaja.
2. Menggunakan asas retroaktif. Hukuman mati tidak berlaku ketika tindak pidana
tersebut belum diterapkan hukuman mati.
3. Terpidana di bawah umur. Vonis hukuman mati tidak dapat dilakukan jika usia
terpidana berada di bawah 18 tahun.
4. Terpidana dengan gangguan jiwa. Penjatuhan hukuman dan eksekusi mati hanya
berlaku pada terpidana yang bebas gangguan mental.
5. Terpidana perempuan hamil. Hukuman mati hanya bisa diberikan kepada wanita
jika ia tidak mengandung bayi.

Hukuman Mati menurut Pandangan Agama Kristen

Menurut Pandangan Agama Kristen, hukuman bukanlah suatu balasan,


walaupun hukuman diperlukan untuk menyeimbangkan keadaan akibat dari kejahatan
tersebut. Selanjutnya, dalam agama Kristen juga diajarkan bahwa orang dapat
mengampuni karena Allah telah mengampuninya.

Terkait dengan hukuman pidana mati, terdapat dua pandangan, yakni yang
mendukung dan yang menolak diterapkannya hukuman pidana mati. Bagi yang
mendukung atau menerima diterapkannya hukuman pidana mati, dasarnya adalah
penjahat yang telah melakukan kejahatan pantas dihukum, bahkan dengan hukuman
mati. Hukuman mati merupakan pembalasan.
Seseorang merupakan abdi Allah dan menjalankan hukuman Allah kepada
mereka yang melakukan kejahatan, terlebih lagi Allah memberi kuasa kepada negara
untuk menghukum bagi siapa saja yang berbuat kejahatan. Dalam perwujudan akan
hal tersebut dituangkan dalam bentuk undang-undang dengan pandangan agama yang
diyakini.

Di sisi lain, bagi yang menolak (tidak setuju) diterapkannya pidana mati
beralasan bahwa hukuman mati tidaklah efektif dalam menangani kejahatan sebab
hukuman seumur hidup lebih tepat digunakan daripada hukuman mati. Hukuman mati
tidak pernah efektif, karena tidak melahirkan efek jera. Terbukti perdagangan
narkotika tetap saja tidak berkurang, meskipun sudah banyak yang telah dihukum
mati.

Hidup bukan milik manusia, tetapi milik Tuhan. Mengambil nyawa seseorang
adalah hak Tuhan. Ketika manusia berbuat dosa, Tuhan memberi kesempatan kepada
orang berdosa itu untuk menyesali perbuatannya atau bertobat. Oleh karena itu,
manusia tidak berhak mengambil nyawa orang lain. Karena merampas hak hidup
seseorang, berarti meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Hukuman itu bukan berarti
pembalasan dendam, tetapi harus diartikan sebagai suatu cara untuk mendidik.

Anda mungkin juga menyukai