Anda di halaman 1dari 2

EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUMAN MATI

TERHADAP NARAPIDANA DI INDONESIA DI


TINJAU DARI HAK ASASI MANUSIA
Menurut pendapat saya Efektifitas Penerapan Hukuman mati di Indonesia terhadap para narapidana di
Indonesia, Penerapan hukuman mati di Indonesia telah menjadi topik yang kontroversial dalam konteks
hak asasi manusia. Karena itu bagi saya kontroversial atau perdebatan atau juga perselisihan adalah yang
sangat sensitive umumnya perselisihan ini dapat terjadi berkepanjangan hingga dalam waktu yang cukup
lama. Biasanya hal hal seperti ini berisi tentang mengenai masalah pendapat atau sudut pandang yang
saling bertentangan. Oleh karena itu di Sebagian agama menyebutkan bahwa “jauhilah Perdebatan
Walaupun Itu Benar” Bermaksud walaupun Yang di perdebatkan itu hal yang baik, akan tetapi, Hukuman
mati di Indonesia perlu di lakukan secara efektif dan di tingkatkan secara menyeluruh dengan prinsip
keadilan , sesuai dengan Pancasila sila ke tiga yang berbunyi “keadilan sosial bagi seleruh rakyat
Indonesia” maka dengan itu Pemerintah Harus menerapakan prinsip ini sesuai dengan porsinya. Berikut
adalah beberapa argumen yang biasa diajukan oleh berbagai pihak:

1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia:

Penerapan hukuman mati dianggap oleh sebagian besar organisasi hak asasi manusia sebagai
pelanggaran hak asasi manusia fundamental, seperti hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan hak
untuk tidak mengalami perlakuan kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia. Dalam
banyak kasus, kondisi di penjara dan selama proses hukum sebelum eksekusi dapat memicu keprihatinan
serius mengenai pelanggaran hak asasi manusia.

2. Rendahnya Efektivitas sebagai Deterrensi:

Salah satu argumen utama yang mendukung penerapan hukuman mati adalah bahwa itu berfungsi
sebagai deterrensi terhadap kejahatan berat, seperti pembunuhan. Namun, ada perdebatan apakah hukuman
mati benar-benar efektif dalam mencegah kejahatan, dan banyak penelitian tidak dapat memberikan bukti
yang kuat untuk mendukung klaim ini. Beberapa negara dan yurisdiksi telah menghapuskan hukuman mati
tanpa melihat peningkatan signifikan dalam tingkat kejahatan berat.

3. Risiko Kesalahan Hukum:

Penerapan hukuman mati juga menyiratkan risiko kesalahan hukum yang tidak dapat diperbaiki.
Kesalahan pengadilan atau penyelidikan dapat menyebabkan eksekusi orang yang tidak bersalah. Dalam
beberapa kasus, terdapat bukti kemungkinan eksekusi orang yang salah dituduh. Ini menggarisbawahi
pentingnya menjaga sistem peradilan yang adil dan bebas dari kesalahan.
4. Perubahan Sikap Global:

Banyak negara di seluruh dunia telah mengurangi atau menghapuskan hukuman mati. Ini mencerminkan
perubahan sikap global terhadap hukuman mati dan peningkatan kesadaran akan hak asasi manusia.
Indonesia sendiri telah mengalami perubahan sikap terhadap hukuman mati, terutama dalam konteks
hubungan diplomatik dengan negara-negara yang menentangnya.

5. Alternatif Hukuman:

Beberapa orang berpendapat bahwa ada alternatif hukuman yang lebih manusiawi dan efektif dalam
menangani kejahatan berat, seperti hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat yang dapat
memberikan kesempatan bagi pemasyarakatan dan rehabilitasi narapidana.

Pemerintah Indonesia telah menjalankan kebijakan hukuman mati terhadap narapidana yang terbukti
bersalah atas kejahatan berat. Namun, perdebatan tentang efektivitas dan kesesuaian penerapan hukuman
mati dengan standar hak asasi manusia terus berlanjut di tingkat nasional dan internasional. Setiap
kebijakan hukuman mati harus selalu dievaluasi dengan cermat dalam konteks hak asasi manusia dan
perubahan sikap global terkait dengan hukuman mati.

6. Kesimpulan

SHukuman mati di Indonesia adalah topik yang sangat kontroversial dan kompleks. Beberapa poin
penting yang dapat diambil sebagai kesimpulan tentang penerapan hukuman mati di Indonesia adalah:

1. Kontroversial secara Hukum dan Etika: Hukuman mati di Indonesia telah menjadi subjek perdebatan
hukum dan etika yang kuat. Banyak organisasi hak asasi manusia dan individu yang memandangnya
sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan tidak manusiawi.

2. Tidak Jelasnya Deterrensi: Argumen yang mendukung hukuman mati sebagai alat deterrensi terhadap
kejahatan berat masih menjadi sumber perdebatan, dan penelitian tidak konsisten dalam mengkonfirmasi
efektivitasnya dalam mencegah kejahatan.

3. Risiko Kesalahan Hukum: Terdapat risiko kesalahan hukum dalam penerapan hukuman mati, yang
dapat mengakibatkan eksekusi orang yang tidak bersalah. Ini adalah masalah serius yang harus diatasi.

Anda mungkin juga menyukai