Anda di halaman 1dari 2

Pro:

1. Hukuman mati adalah hukuman yang seratus persen menghilangkan kekhawatiran


masyarakat akan kemungkinan seorang pelaku kejahatan mengulangi kejahatannya lagi.
Sementara orang lain yang berencana untuk melakukan kejahatan yang sama akan berpikir
ulang untuk melanjutkan aksinya karena contoh terhukum mati sudah ada.

2. Seseorang tentu akan berpikir ulang untuk melakukan kejahatan jika nyawanya jadi
taruhan. Jika hanya diberi hukuman penjara atau sanksi denda, seseorang akan dengan
mudah mengulangi lagi perbuatannya. Apalagi bagi orang yang memiliki jabatan dan uang.
Hukuman kurungan atau denda tidak akan berarti besar.

3. Hukuman mati biasanya dijatuhkan kepada pelaku tindakan kriminal berat seperti
perdagangan narkoba, pembunuhan berencana dan lain-lain. Tindakan mereka
menimbulkan kerugian besar bagi korban dan tidak mungkin diganti dengan hal-hal materil
seperti uang. Oleh karena itu, mengakhiri nyawa si pelaku dirasa sebagai satu-satunya jalan
paling adil bagi korban dan keluarganya.

4. Pelaku kriminal cenderung keluar masuk penjara karena mengulang perbuatannya.


Lagipula, tinggal di penjara tidaklah mudah. Banyak kekerasan dan kekejaman yang terjadi
di sana, bahkan peredaran narkoba masih ada yang dikendalikan dari dalam lapas (lembaga
pemasyarakatan). Hukuman mati sama saja dengan “membebaskan” si pelaku dari beban
berat yang dia terima di penjara.

Contoh kasus (pelaku pembunuhan yang keluar masuk penjara) :

https://news.okezone.com/read/2018/09/25/338/1955496/baru-2-minggu-keluar-penjara-
pelaku-pembunuhan-berencana-kembali-ditangkap-terkait-perampasan

Contoh kasus (peredaran narkoba dari dalam lembaga pemasyarakatan):

https://news.okezone.com/read/2019/02/03/337/2013127/peredaran-narkoba-
dikendalikan-dari-dalam-lapas-ini-solusinya

Kontra:
1. Jika sang pelaku mati, apa yang didapatkan oleh keluarga korban? Jika korban mati
dan pelaku juga mati, maka apa yang didapatkan masyarakat? Tidak sedikit orang yang
beranggapan bahwa lebih baik pelaku diberi hukuman kerja sosial, di mana dia bisa
diberdayakan untuk menjadi sumber tenaga gratis untuk pekerjaan-pekerjaan yang hasilnya
bisa dimanfaatkan banyak orang.

2. Jika pelaku dihukum mati karena terbukti bersalah atas kasus pembunuhan atau
pengedaran narkoba, bukankah aparat hukum; eksekutor (algojo); dan orang-orang yang
turut serta dalam pemberian hukuman mati juga bersalah karena membunuh si pelaku? Jika
pembunuhan dibalas pembunuhan, manusia sekiranya merupakan makhluk tidak beradab,
yang saling bunuh untuk menyelesaikan persoalan. Hukuman mati bertentangan dengan
HAM, pasalnya hukuman mati justru merendahkan martabat manusia.

3. Hukuman mati bertentangan dengan esensi ajaran semua agama dan kepercayaan
yang mengajarkan pentingnya merawat kehidupan sebagai anugerah terbesar dari Tuhan.
Dalam agama islam misalnya, seluruh ajarannya memihak kepada penghargaan martabat
manusia sebagai Tuhan yang terbaik dan sempurna.
4. Walaupun Metode eksekusi mati sudah diusahakan selembut mungkin, entah eksekusi
dengan regu tembak di mana penembak jitu akan menembak tepat di jantung atau eksekusi mati
menggunakan metode suntik, hampir dipastikan semua metode tesebut dapat menyiksa si terdakwa
(siksaan dalam bentuk fisik maupun psikis).

5. Ada beberapa kasus di mana eksekusi mati dilakukan pada orang yang salah atau
bukan pelaku kejahatan yang sebenarnya. Hukuman mati sangat merugikan seseorang dan
keluarga orang tersebut apabila tidak adanya penyelidikan yang teliti.
Contoh kasus (salah eksekusi mati) :
http://jateng.tribunnews.com/2016/07/29/fatal-ini-lima-kasus-salah-hukuman-mati-sudah-
dieksekusi-tapi-ternyata-keliru

Referensi: https://www.boombastis.com/pro-kontra-hukuman-mati/20411

Anda mungkin juga menyukai