Diajukan Oleh:
NUNUNG FILDAYANTI
F.15.090
Kepada
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
POLITEKNIK BINA HUSADA
KENDARI
2018
i
HALAMAN JUDUL
Diajukan Oleh:
NUNUNG FILDAYANTI
F.15.090
Kepada
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
POLITEKNIK BINA HUSADA
KENDARI
2018
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat penulis selesaikan. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat yang
Kendari.
Karya Tulis Ilmiah ini, namun penulis juga menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Akhirnya Alhamdulillah
penulis bersyukur dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “UJI
Penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada orang tua tercinta penulis yakni Bapak
La Faasa, S.Sos dan Ibu Saona Asna, S.E yang membimbing, mendidik dan
membesarkan, yang telah memberikan kasih sayang serta selalu berdoa dan
memberi dukungan selama menimbah ilmu dari awal hingga akhir untuk
keberhasilan penulis.
vi
Ucapan terimakasih banyak kepada Bapak Muh. Azdar Setiawan, S.Farm.
M.M., Apt selaku pembimbing I yang tekun dan sabar dalam memberikan
bimbingan, petunjuk serta arahan pada penulis dan Ibu Selfyana Austin Tee.,
bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Tidak lupa penulis
1. Ibu Tuty Dharmawati, SE., M.Si., AK., QIA., CA selaku Ketua Yayasan
2. Dr. Muhammad Satria, SH., M.KN selaku Direktur Politeknik Bina Husada
3. Bapak Muh. Ilyas Yusuf, S.Farm., M.Imun., Apt selaku Wakil Direktur I
4. Ibu Sernita, S.Si., M.Pd selaku Wakil Direktur II Politeknik Bina Husada
Kendari;
5. Ibu Nirwati Rusli, S.Si., M.Sc., Apt selaku Wakil Direktur III Politeknik Bina
Husada Kendari
6. Bapak Muh. Ilyas Yusuf, S.Farm., M.Imun., Apt dan Ibu Hasnawati, S.Si,
7. Seluruh dosen, staf tata usaha dan asisten Laboratorium Akademi Farmasi
vii
Yani Zari, AMF atas bantuannya dan memberi motivasi selama kurang lebih
9. Saudara penulis Satriyani, Elly Sulastri, Fadlly dan Mufti yang penulis
dan motivasi;
12. Seluruh teman-teman Akfar angkatan 2015 yang telah bersama-sama penulis
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
tenaga maupun materi. Oleh karena itu pendapat, saran, dan kritik sangat
diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga
Nunung Fildayanti
viii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
INTISARI........................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
ix
4. Uraian Pelarut................................................................................. 15
5. Bakteri Staphylococcus epidermidis .............................................. 17
6. Antimikroba .................................................................................. 20
7. Sterilisasi ........................................................................................ 23
8. Pengujian Daya Hambat ................................................................. 24
9. Cara Perhitungan Zona Daya Hambat............................................ 28
10. Range Penilaian Zona Daya Hambat ............................................. 29
11. Uraian Media.................................................................................. 29
12. Tinjauan Tetracycline..................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 53
B. Saran..................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
LAMPIRAN .................................................................................................... 58
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Mikroba .......................... 29
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Buah Balongga .................................................................................. 8
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Sampel .................................................... 58
xiii
ARTI SINGKATAN
m : meter
mg : mili gram
mL : mili Liter
mm : mili meter
NA : nutrien agar
xiv
INTISARI
xv
ABSTRACT
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
dan tanaman herbal. Bukan hanya hasil pertaniannya saja tetapi sumber
1
yang sama, seperti buah mentimun. Buah mentimun adalah salah satu
tubuh manusia. Salah satu dari bakteri yang sering menyebabkan infeksi
(Radji, 2011).
2
dengan konsentrasi 100% memberikan nilai zona hambat terbesar yaitu
lemah.
epidermidis”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, maka rumusan
(Naudin) W.J.de Wilde & Duyjfes) pada konsentrasi 30%, 60% dan
epidermidis?
2. Berapa besar zona daya hambat yang dihasilkan ekstrak buah balongga
Staphylococcus epidermidis?
3
& Duyjfes) pada konsentrasi 30%, 60% dan 80% terhadap pertumbuhan
C. Tujuan Penelitian
berikut:
D. Manfaat Penelitian
4
(Naudin) W.J.de Wilde & Duyjfes) terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis.
sebagai antibakteri.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rujukan Penelitian
(Cucumis sativus) dan Melon (Cucumis melo L.) tersebar luas di Asia dan
akses tanaman.
sativus) dan Melon (Cucumis melo L.) memiliki 63 spesies di Afrika, Asia
dan Australia, berdasarkan urutan dari data kloroplas dan nuklir yang
6
3. Pratiwi (2017), melakukan penelitian mengenai Uji Aktivitas Antibakteri
Staphylococcus epidermidis.
10% yaitu 2,8 mm, konsentrasi 20% yaitu 4,36 mm dan konsentrasi 30%
7
B. Landasan Teori
1. Buah Balongga
a. Klasifikasi Balongga:
Regnum : Plantae
Division : Dermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
b. Morfologi
8
Daun balongga lebar berlekuk menjari dan dangkal, berwarna
hijau muda sampai hijau tua. Daunnya beraroma kurang sedap, serta
ujungnya meruncing.
tanaman ini berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga betina
terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal
tidak.
keputihan.
pipih. Biji balongga diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada
c. Kandungan Kimia
flavonoid.
olahan masakan seperti sayuran dan penambah cita rasa pada masakan
ikan.
9
2. Teknik Pengolahan Sampel
a. Sortasi Basah
dibuat dari tanaman obat, bahan-bahan asing, kerikil, rumput batang, daun,
akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang. Tanah yang
karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi
b. Pencucian
air bersih, misalnya air dari mata air, air sumur dari PAM. Bahan simplisia
yang mengandung zat yang mudah larut dalam air mengalir, pencucian
c. Perajangan
10
d. Pengeringan
penurunan mutu atau perusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam
enzimatik dalam sel bila kadar airnya dapat mencapai kurang dari 10%.
permukaan bahan.
tetapi bahan aktif yang tidak tahan pemanasan atau mudah menguap harus
(menggunakan instrumen).
e. Sortasi Kering
simplisia kering.
11
f. Penyimpanan
simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling
simplisia adalah cahaya, oksigen, atau sirkulasi udara, reaksi kimia yang
serta dari pengaruh cahaya, oksigen dan uap air (Depkes, 2000).
3. Ekstraksi
12
Ekstrak dikelompokkan atas sifat dasar yaitu:
b. Ekstrak kental (Extractum spissum) sediaan ini lihat dalam keadaan dingin
d. Ekstrak cair (Extractum fluidum) dalam hal ini di artikan sebagai ekstrak
yaitu:
1) Maserasi
pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu
13
penyaringan. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara
Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan banyak waktu,
diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi lain, metode maserasi dapat
(Mukhriani, 2014).
a. Digesti
lemah, yaitu pada suhu 40-50˚C. Cara maserasi ini hanya dapat
c. Remaserasi
14
d. Maserasi melingkar
(Depkes, 1986).
4. Uraian pelarut
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelarut etanol 96%,
pemerian etanol cairan tak berwarna, mudah menguap, jenuh dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap. Kelarutan dari etanol sangat mudah larut dalam air, dalam
terlindungi dari cahaya, ditempat sejuk dan jauh dari nyala api ((Depkes,
1979).
jenis zat aktif, baik bersifat polar, semi polar, dan non-polar sehingga
terhadap makhluk hidup jadi tidak mudah terinfeksi oleh racunnya. Selain
flavonoid, asam linoleat juga akan terlarut dalam etanol (Rowe, 2009). Etanol
96% dipilih karena etanol dengan konsentrasi tersebut dapat lebih mudah
15
mempunyai extractife power yang terbaik untuk hampir semua jenis senyawa
campuran alkohol air dengan perbandingan 7:3 (alkohol 70%) paling sesuai
untuk bahan baku simplisia yang berupa akar, batang atau bagian berkayu
untuk menghindari klorofil, senyawa resin atau polimer yang biasanya tidak
dalam pelarut saat ekstraksi. Senyawa polar hanya akan larut pada pelarut
polar, seperti etanol, metanol, butanol dan air. Senyawa non-polar juga hanya
akan larut pada pelarut non-polar, seperti eter, kloroform dan n-heksan
xanthin dan senyawa polar lainnya akan terekstrak dalam pelarut polar
dan total fenol (Ma‟sum dkk, 2014). Pelarut yang digunakan harus dapat
16
5. Bakteri Staphylococcus epidermidis
Kingdom : Protista
Divisi : Schizophyta
Class : Schyzomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriaceaea
Genus : Staphylococcus
positif, tumbuh optimum pada suhu 30-37˚C dan tumbuh baik pada NaCl
buram, biasa putih atau krem dan kadang-kadang merah bata. Bakteri ini
17
Bakteri yang memiliki genus Staphylococcus ini mempunyai ciri-
normal kulit dan selaput lendir pada manusia sebagai lagi menjadi bakteri
seperti radang nanah sampai sepsis yang bisa berakibat fatal. Sehingga
Staphylococcus epidermidis ialah salah satu dari tiga puluh tiga spesies
(Retno, 2010).
pembentuk spora yang banyak terdapat di udara, air, dan tanah. Sel
18
berbentuk bola dengan diameter 1 µm yang tersusun dalam bentuk kluster
yang tidak teratur, dan tampak sebagai kokus tunggal, berpasangan, tetrad
dan berbentuk rantai dalam biakan cair. Koloni biasanya berwarna putih
d. Patogenitas
kulit manusia dan pada umumnya tidak menjadi masalah bagi orang
normal yang sehat, tetapi kini organisme ini menjadi patogen oportunis
alat-alat yang terbuat dari plastic atau kaca. Lendir ini pula yang
19
6. Antimikroba
merugikan manusia. Antibiotik adalah ialah zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba jenis lain. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang
berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya
20
perusakan oleh mikroorganisme. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh
larut dan bersifat stabil, tidak bersifat racun bagi manusia dan hewan, tidak
bergabung dengan bahan organik, efektif pada suhu kamar dan suhu tubuh,
kurang sedap, murah dan mudah didapat (Pelczar and Chan 1988).
seluruh bakteri.
biak.
target menjadi lisis sehingga jumlah sel total mikroba berkurang, yang
pertumbuhan bakteri dan ada yang bersifat membunuh bakteri. Kadar minimal
21
Antibakteri tertentu aktivitasnya dapat meningkat menjadi bakteriosida bila
serangan zat antibakteri dapat diduga dengan melihat struktur serta komposisi
sel bakteri. Kerusakan pada salah satu situs dapat mengawali terjadinya
a. Mekanisme Kerja
kelompok:
dkk, 2005).
22
c) Penghambatan sintesis protein
didalam proses kehidupan normal sel. Hal itu berarti bahwa gangguan
2005).
dkk, 2005).
7. Sterilisasi
yang dirancang khusus untuk tujuan ini. Oven dapat dipanaskan dengan
23
gas atau listrik dan pada umumnya temperatur sekitar 160-170˚C atau
c. Sterilisasi gas
Beberapa senyawa yang tidak tahan dengan panas dan uap dapat
1) Metode dilusi
terhadap bakteri yang diujikan. Prinsip dari metode dilusi adalah bahan
disatukan dengan media bakteri, baik cair maupun padat. Terdapat dua
cara untuk melakukan metode dilusi ini, yaitu meode dilusi cair (broth
24
Selanjutnya ditentukan KHM, yaitu konsentrasi zat terkecil
dikarenakan rumit dan memakan waktu yang lama, metode ini jarang
2) Metode difusi
terbuat dari gelas atau besi tahan karat di atas media agar yang
25
tidaknya daerah hambatan di sekeliling silinder (Kusmayati dan
Agustini, 2007).
26
inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada
Agustini, 2007).
27
9. Cara Perhitungan Zona Daya Hambat
menggunakan dua garis yang saling tegak lurus melalui titik pusat diameter
lingkaran, sedangkan garis yang ketiga diambil diantara dua garis yaitu
membentuk garis dengan sudut 45º. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali
28
10. Range Penilaian Zona Daya Hambat
1) Media alamiah terdiri atas bahan-bahan alam seperti sari buah, wortel,
Dextrose Agar), BPA (Baird Parker Agar), EMBA (Eosin Metilen Blue
29
b. Media berdasarkan kegunaanya
dengan yang lainnya, disebabkan adanya suatu reaksi atau ciri khas.
Reaksi ini terjadi karena mikroba mampu mengurai salah satu bahan
jumlahnya diatas 50% (>50%). Misalnya PCA (Plate Count Agar) dan
30
2) Media setengah padat ini ditambahkan agar-agar atau menggunakan
biasanya nama media diikuti dengan kata broth atau fluid. Misalnya
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton dan agar. NA merupakan
salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti
uji biasa dari air, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam
bakteri gram positif dan gram negatif, termaksud bakteri anaerob d, riketsia,
baru pada rantai peptide yang sedang terbentuk, biasanya bersifat menghambat
31
atau membunuh bakteri Gram positif dan Gram negatif atau baik pada
a. Riketsiosis.
c. Konjungitivitas inklusi.
d. Uretritis nonspesifik.
f. Infeksi basil.
g. Infeksi kokus.
h. Infeksi venerik.
i. Acne vulgaris.
m. Frambusia.
n. Leptospirosis.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya
B. Desain Penelitian
perlakuan.
Keterangan :
A = Ekstrak buah balongga 30%
B = Ekstrak buah balongga 60%
C = Ekstrak buah balongga 80%
D = Kontrol Positif (Tetracycline)
E = Kontrol Negatif (Propylenglikol)
33
C. Waktu dan Tempat Penelitian
dan Parasitologi Politeknik Bina Husada Kendari pada bulan Juni - Juli 2018.
1. Populasi
forma agrestis (Naudin) W.J.de Wilde & Duyjfes) yang berada di Unahaa,
Konawe.
2. Sampel
Variabel terkendali:
34
F. Variabel Penelitian
epidermidis.
aktivitas antibakteri.
Staphylococcus epidermidis.
4. Zona hambat adalah suatu area yang tidak ditumbuhi bakteri sebagai daya
hambat yang diujikan dan biasanya ditandai dengan daerah yang berwarna
bening. Berpengaruh dan tidaknya bahan antimikroba dapat dilihat dari besar
kecilnya area yang tidak ditumbuhi mikroba. Pengukuran zona daya hambat
zona hambat hingga ke tepi zona hambat yang terpanjang lainnya. Sedangkan
H. Hipotesis
Staphylococcus epidermidis.
35
I. Prosedur Penelitian
pengaduk, botol vial, cawan petri, erlenmeyer, cylinder cup, gelas kimia
(pyrex), gelas ukur (pyrex), hot plate, inkubator, jarum ose, jangka sorong,
labu ukur, laminar air flow, lampu spiritus, mikro pipet, oven, pinset,
aquadest, buah balongga, etanol 96%, kain flannel, kapas, kertas, lakban
hitam, larutan NaCL 0,9%, media nutrien agar, tetracycline 250 mg, Tisu.
c. Subjek penelitian
2. Cara Kerja
b. Pengolahan Sampel
1) Dibersihkan buah balongga dari kotoran dengan cara dicuci dengan air
36
2) Dibagi buah balongga menjadi dua bagian lalu di ambil daging buah
balongga.
c. Pembuatan Ekstrak
37
3) Diaduk hingga homogen, lalu dimasukkan kedalam gelas kimia dan
diberi label.
e. Sterilisasi Alat
3) Disterilkan alat yang tahan terhadap panas dalam oven pada suhu
180˚C selama 2 jam, sedangkan alat yang tidak tahan panas disterilkan
f. Pembuatan Media NA
pemanas.
tertera pada label kemasan pada botol media (pH 7,4 ± 0,2).
38
5) Setelah dilakukan sterlisasi, media diangkat dan pindahkan dari
autoklaf.
6) Media siap digunakan (perhatian: jika media yang dibuat belum juga
yang telah memadat, kemudian di inkubasi pada suhu 37˚C selama 1-2
x 24 jam.
media NA miring.
sebanyak 5 mL.
39
i. Pengujian Luas Zona Hambat Ekstrak Buah Balongga Terhadap
Sumuran agar.
yang berisi media nutrien agar (NA), dikocok sampai homogen, lalu
cawan petri.
masing sumuran.
pertumbuhan bakteri.
3. Analisis data
a. Data
1) Sifat data
40
tentang sebab akibat, reduksi kepala variable, hipotesis dan pertanyaan
teori).
2) Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data rasio dan data
data lain. Data rasio termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Angka
3) Sumber data
mendukung penelitian.
adalah data primer hasil zona hambat dari tumbuhan buah balongga yang
c. Penyajian Data
pengamatan.
41
1) Pencatatan : dalam proses pencatatan data yang diperoleh dari
masing-masing kalsifikasi.
selanjutnya.
d. Pengolahan Data
42
untuk menguji rata-rata dari beberapa kelompok sampel yang memiliki
pasangan rata-rata mana yang paling berbeda diantara pasangan yang ada.
Salah satu prosedur uji yang paling sederhana untuk menjawab pernyataan
Tinggkat ketepatan uji BNT akan berkurang jika digunakan untuk menguji
diperhatikan agar uji ini dapat digunakan secara efektif antara lain,
gunakan uji BNT hanya apabila F. Hitung > F. Table, tidak menggunakan
ulangan yang sama yaitu (r), maka formula untuk perhitungan nilai
43
(2 KT Galat )
NP BNTα = tα𝑥 = r
galat dan α yang digunakan. Untuk melihat apakah dua nilai tengah
(beda) dua nilai tengah perlakuan tersebut dengan nilai BNT. Jika beda
dua nilai tengah > nilai BNT, maka dua nilai tengah dikatakan berbeda
secara nyata pada taraf α, sebaliknya jika beda dua nilai tengah ≤ nilai NP
BNT, maka dua nilai tengah dikatakan tidak berbeda nyata (Harni, 2015).
44
7) Setelah dilakukan sterlisasi, media diangkat dan pindahkan dari
autoklaf.
8) Media siap digunakan (perhatian: jika media yang dibuat belum juga
yang telah memadat, kemudian di inkubasi pada suhu 37˚C selama 1-2
x 24 jam.
media NA miring.
sebanyak 5 mL.
45
l. Pengujian Luas Zona Hambat Ekstrak Buah Balongga Terhadap
Sumuran agar.
yang berisi media nutrien agar (NA), dikocok sampai homogen, lalu
cawan petri.
masing sumuran.
pertumbuhan bakteri.
4. Analisis data
b. Data
4) Sifat data
46
tentang sebab akibat, reduksi kepala variable, hipotesis dan pertanyaan
teori).
5) Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data rasio dan data
data lain. Data rasio termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Angka
6) Sumber data
mendukung penelitian.
adalah data primer hasil zona hambat dari tumbuhan buah balongga yang
g. Penyajian Data
pengamatan.
47
7) Pencatatan : dalam proses pencatatan data yang diperoleh dari
11) Perhitungan : Data yang sudah ada dihitung dan dibuatkan diagram
masing-masing kalsifikasi.
selanjutnya.
h. Pengolahan Data
48
untuk menguji rata-rata dari beberapa kelompok sampel yang memiliki
pasangan rata-rata mana yang paling berbeda diantara pasangan yang ada.
Salah satu prosedur uji yang paling sederhana untuk menjawab pernyataan
Tinggkat ketepatan uji BNT akan berkurang jika digunakan untuk menguji
diperhatikan agar uji ini dapat digunakan secara efektif antara lain,
gunakan uji BNT hanya apabila F. Hitung > F. Table, tidak menggunakan
ulangan yang sama yaitu (r), maka formula untuk perhitungan nilai
49
(2 KT Galat )
NP BNTα = tα𝑥 = r
galat dan α yang digunakan. Untuk melihat apakah dua nilai tengah
(beda) dua nilai tengah perlakuan tersebut dengan nilai BNT. Jika beda
dua nilai tengah > nilai BNT, maka dua nilai tengah dikatakan berbeda
secara nyata pada taraf α, sebaliknya jika beda dua nilai tengah ≤ nilai NP
BNT, maka dua nilai tengah dikatakan tidak berbeda nyata (Harni, 2015).
50
5. Skema Jalannya Penelitian
a. Maserasi
Buah Balongga
Sortasi Basah
Pencucian
Dipotong-potong
Pengeringan
Perendaman
Penyarian
Residu Maserat
\
Penguapan
Ekstrak kental
51
b. Uji Daya Hambat
Data
Analisis
Hasil
Kesimpulan
52
BAB IV
disimpan lama dan tidak terjadi perubahan zat aktif yang dikandungnya.
Menurut Tiwari, dkk (2011) proses ekstraksi dilakukan selama lima hari
53
Buah balongga yang digunakan sebanyak 500 gram dengan pelarut
etanol 96%, sebanyak 3.750 mL. Pelarut etanol 96% merupakan pelarut
di dalam buah balongga dapat tertarik kedalam pelarut. Selain itu etanol
96% dapat menghasilkan ekstrak yang lebih kental. Hasil dari maserasi
agar tidak merusak senyawa bioaktif yang terkandung dalam sampel serta
agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan bakteri karena media
menjadi anggota flora normal pada kulit, yang dapat menyebabkan infeksi
bakteri ini tidak bersifat patogen tetapi bila terjadi perubahan kondisi kulit,
54
bakteriostatik berspektrum luas yang menghambat sintesis protein.
dan industri farmasi sebagai pelarut dan membawa bahan-bahan larut dan
flavonoid, saponin dan tanin. Tetapi senyawa yang diduga paling aktif
Tabel 4. Rata-rata luas zona hambat ekstrak buah balongga (Cucumis melo L.
forma agrestis (Naudin) W.J.de Wilde & Duyjfes) terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis.
Luas zona hambat (mm)
Jumlah Rata-rata
No Perlakuan Replikasi (mm) (mm)
1 2 3
Ekstrak buah
1. 0 0 0 0 0
balongga 30%
Ekstrak buah
2. 2,8 2,5 3 8,3 2,77
balongga 60%
Ekstrak buah
3. 3,58 3,38 3,25 10,21 3,43
balongga 80%
Kontrol positif
4. 19,4 22,1 21 62,5 20,8
(Tetrasiklin)
Kontrol negatif
5. 0 0 0 0 0
(Propylenglikol)
(Sumber: Data Penelitian Tahun 2018)
55
Pada tabel di atas dapat di lihat konsentrasi 30% tidak memiliki
luas zona hambat, konsentrasi 60% memiliki zona hambat rata-rata 2,77
mm, konsentrasi 80% memiliki luas zona hambat rata-rata 3,43 mm,
kontrol positif memiliki luas zona hambat 20,8 mm dan kontrol negatif
epidermidis.
kuat. Dengan demikian ekstrak buah balongga pada konsentrasi 30% dan
sedang.
4
3,5
3
2,5 Rata-rata
2
1,5
1
0,5
0
Konsentrasi 30% Konsentrasi 60% Konsentrasi 80%
Gambar 6. Grafik rata-rata luas zona hambat tiap perlakuan pada grafik diatas
terdapat perbedaan rata-rata antar perlakuan.
56
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa ekstrak buah
semakin tinggi konsentrasi sampel maka semakin besar luas daya hambat
Tabel 4. Hasil uji anova daya hambat ekstrak buah balongga (Cucumis melo L.
forma agrestis (Naudin) W.J.de Wilde & Duyjfes) terhadap Staphylococcus
epidermidis.
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between
922.287 4 230.572 596.008 .000
Groups
Within
3.869 10 .387
Groups
Total 926.155 14
dengan konsentrasi 30%, 60% dan 80% memiliki perbedaan rata-rata yang
epidermidis. Hal ini dapat pula dilihat pada nilai sig/α < 0,05 dengan nilai
(.000).
57
Apabila dalam ANOVA diperoleh hasil yang berbeda nyata, maka
analisis dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %
perlakuan secara statistik. Dilihat pada lampiran 8, uji BNT pada ekstrak
buah balongga 30% terhadap 60% berbeda, ekstrak 30% terhadap 80%
berbeda dan 60% terhadap ekstrak buah balongga 80% tidak terdapat
perbedaan yang signifikan karena nilai uji BNT lebih besar dari nilai
probabilitasnya (0,238 > 0,05). Meskipun di lihat dari nilai rata-rata uji daya
hambat pada ekstrak buah balongga 60% terhadap ekstrak buah balongga
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Ekstrak buah balongga untuk konsentrasi 30% tidak memiliki daya hambat,
pada konsentrasi 60% memiliki daya hambat rata-rata 2,77 mm, dan pada
3. Ekstrak buah balongga dengan konsentrasi 30%, 60% dan 80% memiliki
Staphylococcus epidermidis.
B. Saran
menyarankan:
yang berbeda.
59
DAFTAR PUSTAKA
60
Ibrahim, A.M. 2013,“Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridians dengan Metode Disc
Diffusion, Skripsi, S.Ked., Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Prabawati. 2008, Tekonologi Pasca Panen dan Teknik Buah Pisang. Penyunting.
Wisnu Broto. Balai Besar Penerbit dan Pengembangan Pertanian.
Pradana, et al. 2013, Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Batang Rhizophora
mucronata Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonashydrophila,
Streptococcus agalactiae dan Jamur Saprolegnia sp Secara In Vitro.
Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sumatra Utara
Pramasanti. 2008, Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri, Balai Penelitian.
Veteriner. Bogor.
61
Pratiwi, A. 2017, „Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceplukan
(Physalis angulata L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis, Karya
Tulis Ilmiah, Amd.Farm, Akademi Farmasi Bina Husada, Kendari.
Putri M A., Diar, H., Nety, K. 2015, “Pengembangan Metode Analisis Antibiotik
Tetrasiklin dalam Hati Ayam Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT), Prodi Farmasi. Fakultas MIPA Unisba, Bandung.
Rowe, R.C. Paul J.S, Sian C.O, 2009, Handbook of pharmaceutical Excipients:
fifth edision, Pharmaceutical Press, USA.
Sebastian, P., Schaefer, H., Ian, R. H., Telfordc., Susanne, S., Rennera. 2010,
Cucumber (Cucumis sativus) and melon (Cucumis melo) have numerous
wild relatives in Asia and Australia, and the sister species of melon is from
Australia, Department of Biology, University of Munich, Germany;
Organismic and Evolutionary Biology, Harvard University, Cambridge, and
School of Environmental and Rural Science, University of New England,
Armidale NS, Australia.
Sheikh, M., Abdullah R.M., M.K., Meghavanshi and Irshad, M. 2012, “Studies on
Some Plant Extract for Their Antimicrobial Potential Against Certain
Pathogenic Microorganisms, American Journal of Plant Sciences. 3. 209-
213.
62
Suriaman, E., Permana A.S.H., Warman M. 2016, “Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Buah Mentimun (Cucumis sativus Linn) Terhadap Salmonella typhi
dan Bacillus cereus Secara In Vitro, Stigma Journal of science 9(1).
Tjay dan Rahardja. 2007, Obat-obat Penting, Edisi ketiga, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Voigt. 1994, Teknologi Farmasi, UGM Press, Yogyakarta.
63
LAMPIRAN
64
Lampiran 2. Perhitungan Pelarut Ekstrasi
10 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1
=
7,5 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝐶𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 7,5
Pelarutnya = 3.750 mL
50 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 100%
= 10 %.
65
Lampiran 3. Perhitungan Media NA
23 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1.000 𝑚𝐿 x 200 mL = 4,6 gram.
66
Lampiran 4. Pembuatan Kontrol positif 1% dalam 100 mL
𝑏
1% = x 100%
10 𝑚𝐿
1 𝑥 10
b = 100
10
b = 100
b = 0,1 gram
Timbang setara
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
Bobot rata-rata = 10
6,3
= = 0,63 gram
10
630 x 0,1
= 250 mg
63
= 250 mg
= 0,252 gram.
67
Lampiran 5. Perhitungan uji daya hambat
A. Konsentrasi 30%
B. Konsentrasi 60%
1. Perlakuan 1
3 + 2,6 + 2,8
= 3
8,4
= 3
= 2,8 mm
2. Perlakuan 2
7,5
= 3
= 2,5 mm
68
3. Perlakuan 3
9
=3
= 3 mm
2,8 + 2,5 +3
= 3
8,3
= 3
= 2,77 mm
C. Konsentrasi 80%
1. Perlakuan 1
4 + 3,3 + 3,45
=
3
69
10,75
= 3
= 3,58 mm
2. Perlakuan 2
10,15
= 3
= 3,38 mm
3. Perlakuan 3
3 + 3,4 + 3,35
= 3
9,75
= 3
= 3,25 mm
70
perhitungan 1 + perhitungan 2 +(perhitungan 3)
Rata – rata zona hambat = 3
10,21
= 3
= 3,40 mm
1. Perlakuan 1
19,6 + 18,6 + 20
= 3
58,2
= 3
= 19,4 mm
2. Perlakuan 2
21,5 + 24 + 21
= 3
71
66,5
= 3
= 22,1 mm
3. Perlakuan 3
21+ 21+21
= 3
63
= 3
= 21 mm
62,5
= 3
= 20,83 mm
72
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan Penelitian
a. Penyiapan Sampel
(Pengeringan)
73
b. Pembuatan Ekstrak buah balongga dengan Metode Maserasi
(Penimbangan) (Maserasi)
(Ekstrak kental)
74
c. Pembuatan Media Nutrien Agar (NA)
(Autoklaf) (Oven)
e. Penimbangan sampel dengan konsentrasi 30%, 60% dan 80% serta kontrol
75
(Konsentrasi 80%) (Kontrol porsitif)
76
h. Hasil pengujian daya hambat
30%
-
+ 60%
80%
(Replikasi I)
30%
- + 60%
80%
(Replikasi II)
77
30%
-
+
60%
80%
(Replikasi III)
78
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan Penelitian
a. Penyiapan Sampel
(Pengeringan)
79
b. Pembuatan Ekstrak buah balongga dengan Metode Maserasi
(Penimbangan) (Maserasi)
(Ekstrak kental)
80
c. Pembuatan Media Nutrien Agar (NA)
(Autoklaf) (Oven)
e. Penimbangan sampel dengan konsentrasi 30%, 60% dan 80% serta kontrol
81
(Konsentrasi 80%) (Kontrol porsitif)
82
h. Hasil pengujian daya hambat
30%
-
+ 60%
80%
(Replikasi I)
30%
- + 60%
80%
(Replikasi II)
83
30%
-
+
60%
80%
(Replikasi III)
84
Lampiran 7. Hasil Analisis Anova dengan SPSS 20,0
Descriptives
Daya Hambat
Bound Bound i
m
u
m
del Random
3.92064 -5.4848 16.2861 76.72827
Effects
Daya Hambat
ANOVA
DayaHambat
85
Lampiran 8. Hasil Uji BNT
Multiple Comparisons
(I) (J) Mean Std. Sig. 95% Confidence Interval
perlakuan perlakuan Difference (I- Error
Lower Upper
J)
Bound Bound
Ekstrak 60% -2.76667* .50785 .000 -3.8982 -1.6351
*
Ekstrak Ekstrak 80% -3.40333 .50785 .000 -4.5349 -2.2718
30% kontrol+ -20.83333* .50785 .000 -21.9649 -19.7018
kontrol - .00000 .50785 1.000 -1.1315 1.1315
Ekstrak 30% 2.76667* .50785 .000 1.6351 3.8982
Ekstrak Ekstrak 80% -.63667 .50785 .238 -1.7682 .4949
60% kontrol+ -18.06667* .50785 .000 -19.1982 -16.9351
kontrol - 2.76667* .50785 .000 1.6351 3.8982
Ekstrak 30% 3.40333* .50785 .000 2.2718 4.5349
Ekstrak Ekstrak 60% .63667 .50785 .238 -.4949 1.7682
80% kontrol+ -17.43000* .50785 .000 -18.5615 -16.2985
kontrol - 3.40333* .50785 .000 2.2718 4.5349
Ekstrak 30% 20.83333* .50785 .000 19.7018 21.9649
Ekstrak 60% 18.06667* .50785 .000 16.9351 19.1982
kontrol+
Ekstrak 80% 17.43000* .50785 .000 16.2985 18.5615
kontrol - 20.83333* .50785 .000 19.7018 21.9649
Ekstrak 30% .00000 .50785 1.000 -1.1315 1.1315
Ekstrak 60% -2.76667* .50785 .000 -3.8982 -1.6351
kontrol - *
Ekstrak 80% -3.40333 .50785 .000 -4.5349 -2.2718
kontrol+ -20.83333* .50785 .000 -21.9649 -19.7018
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
86
Lampiran 9. Grafik Analisis SPSS
87
Lampiran 10. Hasil Determinasi Buah Balongga
88
Lampiran 11. Hasil Skrining Fitokimia Buah Balongga
89
Lampiran 12. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
90
91
92
93