Diajukan Oleh:
IKA MUSTIYAH
F.15.054
Kepada
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI
POLITEKNIK BINA HUSADA
KENDARI
2018
HALAMAN JUDUL
Diajukan Oleh:
IKA MUSTIYAH
F.15.054
Kepada
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI
POLITEKNIK BINA HUSADA
KENDARI
2018
Fniii#Bh H knrhi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
dialami dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, namum atas dorongan dan
kemauan yang keras terutama adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga
Ungkapan terima kasih yangtak terhingga kepada kedua orang tua penulis
yakni Ayahanda Imam dan Ibunda tercinta Suriyaniyang telah merawat dan
membiayai sehingga penulis dapat menyelesaikan studi saat ini, semoga dengan
ini penulis dapat menjadi kebanggaan orang tua penulis. Ungkapan terima Kasih
juga tidak lupa penulis sampaikan kepada Ibu Eny Nurhikma, S.Si., MPH., Apt.,
selaku Pembimbing I dan IbuEsti Badia, S.Si., Apt. selaku Pembimbing II yang
telah mengarahkan penulis sejak awal penulisan karya tulis ilmiah ini.
1. Ibu Tuty Dharmawati, SE., M.Si., AK., QIA., CAselaku ketua Badan
Kendari.
3. Bapak Muh. Ilyas Yusuf, S.Farm., M.Imun., Apt selaku Wakil DirekturI
4. Ibu Sernita S.Si., M.Pd. selaku Wakil Direktur IIPoliteknik Bina Husada
Kendari.
5. Ibu Nirwati Rusli, S.Si., M.Sc., Apt selaku Wakil Direktur IIIPoliteknik Bina
Husada Kendari.
6. Ibu Nur Saadah Daud, S.Si., M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi D-III
Teknologi Farmasi.
8. Ibu Nirwati Rusli, S.Si., M.Sc., Apt selaku penguji I dan Ibu Musdalipah,
9. Seluruh dosen, staf tata usaha dan asisten laboratorium Politeknik Bina
Husada Kendari.
10. Hasnawati, AMF selaku laboran yang telah meluangkan waktunya untuk
11. Kepada semua keluargaku tercinta terutama kakeku H. Kirno dan Neneku Hj.
Nur Hasanah, Prada Sahrul sahir, Muh. Ilham dan Sri hayati yang banyak
12. Kepada yang terkhusus sahabatku Nur afni delfia N, Rahmania, dan Nini
damayanti, putri anastasya, inda andriani dan teman-teman kelas B yang tidak
bisa disebut satu persatuyang banyak memberi semangat dan motivasi selama
14. Teman-teman Politeknik Bina Husada Kendari angakatan 2015 yang senasib
dan seperjuangan.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
tenaga maupun materi. Oleh karena itu pendapat, saran, dan kritik sangat
diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................... v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
ARTI SINGKATAN ............................................................................................ xiv
INTISARI............................................................................................................. xv
ABSTRACK ..........................................................................................................xvi
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
A. Rujukan Penelitian ....................................................................................... 5
B. Landasan Teori ........................................................................................... 6
1. Uraian Daun Kecombrang....................................................................... 6
2. Uraian Metode Ekstraksi Dan Maserasi .................................................. 8
3. Uraian Kulit ........................................................................................... 11
4. Uraian Radikal Bebas ............................................................................ 14
5. Uraian Antioksidan ............................................................................... 16
6. Uraian Kosmetik ................................................................................... 19
7. Uraian Krim ........................................................................................... 22
8. Evaluasi Fisik Sediaan Krim Wajah...................................................... 25
9. Formulasi Krim ..................................................................................... 29
10. Monografi Bahan. ................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38
A. Jenis Penelitian......................................................................................... 38
B. Desain Penelitian.......................................................................................38
C. Waktu dan Tempat Penelitian. ................................................................. 38
D. Populasi dan Sampel Penelitian. .............................................................. 38
E. Kerangka Konsep Penelitian. ................................................................... 39
F. Variabel Penelitian. .................................................................................. 39
G. Definisi Oprasional Penelitian. ................................................................ 39
H. Prosedur Penelitian. .................................................................................40
1. Alat dan Bahan. .................................................................................... 40
2. Cara Kerja..............................................................................................41
I. Prosedur jalannya penelitian untuk formula .............................................. 45
Tabel Halaman
Lampiran Halaman
ad : sampai
cm : Centi meter
mL : mili liter
mg : mili gram
g : gram
qs : secukupnya
INTISARI
PENDAHULUAN
Penuaan dini biasanya ditandai dengan kondisi kulit yang kering, bersisik, kasar
dan disertai munculnya keriput dan noda hitam atau flek. Penuaan dini pada kulit
terjadi secara alami, hal ini disebabkan oleh sumber radikal bebas yangberasal
atau dingin dan reaksi oksidasi yang berlebihan. Bentuk sediaan kosmetik yang
banyak beredar dipasaran untuk mencegah penuaan dini seperti sediaan krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Depkes RI,
2014). Sifat umum sediaan krim ialah mampu melekat pada permukaan,
pemakaian dalam waktu yang cukup lama, Krim dapat memberikan efek
Krim mempunyai keuntungan yaitu mudah menyebar rata, praktis, cara kerja
berlangsung pada jaringan setempat, tidak lengket, terutama tipe M/A (Widodo,
2013).
Salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif penggunaan bahan aktif
dari bahan kimia dalam krim wajah adalah menggunakan bahan aktif alami atau
satu jenis tanaman dari suku Zingeberaceae. Tanaman ini sering digunakan
senyawa bioaktif dari tanaman ini seperti antibakteri, antioksidan dan antikanker.
ppm sebesar 2,4%. Menurut (Virsa Handayani dkk, 2014) senyawa yang
Berdasarkan fakta yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan, uji iritasi dan uji Cycling test?
C. Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rujukan Penelitian
Penelitian yang menjadi rujukan referensi dalam penelitian ini antara lain
adalah :
IC50 sebesar 24,394 mg/L. konsentrasi ppm sebesar 2,4% Sehingga dapat
diketahui aktifitas dari ekstrak air daun kecombrang sangat kuat. Semakin
2%, setil alkohol 2%, parafin cair 2%, propil paraben 0,02%, metil paraben
0,18%, gliserin 10%, minyak mawar 0,5% dan aquadest ad 100. Hasil
yakni 4,5-6, namun masih berada dalam kisaran pH netral (pH ± 7).
B. Landasan Teori
a. Taksonomi Tanaman
Regnum : Plantae
Divisi : Manogliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku :Zingiberaceae
Marga : Etlingera
b. Nama lain
c. Morfologi
batang sudah tua, bentuk tanaman mirip jahe, dengan tinggi mencapai 5 m.
Batang-batang semu bulat gilig, membesar dipangkalnya tumbuh tegak
Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris berseling dibatang semu
mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda (Indah,
2015).
d. Kandungan kimia
a. Cara dingin
1) Maserasi
2015).
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
2015).
a) Keuntungan Maserasi
b) Kerugian Maserasi
2) Perkolasi
3) Sokhletasi
(Hanani, 2015).
b. Cara panas
1) Refluks
2015).
2) Destilasi
(Hanani, 2015).
c. Cairan Penyari
melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut
“hidrofobik” (tidak larut dalam air). Kelarutan suatu zat dalam air
air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tark-menarik antar
3. Uraian Kulit
a. Definisi kulit
tubuh yang paling besar dengan luas permukaan melebihi 18,7 meter
1) Lapisan epidermis
terluka).
2) Lapisan dermis
3) Lapisan Hipodermis
2013).
1) Kulit Normal
2) Kulit berminyak
3) Kulit kering
4) Kulit sensitif
Produk perawatan kulit yang ringan akan lebih baik untuk jenis
kulit sensitive. Jenis kulit ini dapat diketahui dari adanya reaksi
5) Kulit kombinasi
Jenis kulit ini merupakan gabungan dari dua jenis kulit, kulit
berminyak dan kulit kering. Oleh karena itu dinamakan jenis kulit
dan bersifat reaktif. Suatu atom atau molekul akan tetapi stabil bila
bebas dapat berasal dari tubuh mahluk hidup itu sendiri sebagai akibat
yaitu:
bebas eksogen berasal dari luar sistem tubuh, misalnya; sinar UV.
untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA
dan sel. Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA
(Rohmatussolihat, 2009).
5. Uraian Antioksidan
a. Definisi Antioksidan
Antioksidandapatdikelompokkanmenjadiduabagian,yaituan
1) Jenis AntioksidanAlami
a) VitaminC
2014).
Gambar 4.Strukturkimiavitamin C
b) Flavonoid
alami yang terdapat pada sereal, sayur- sayuran dan buah, telah
c) Vitamin E
banyakdipelajariadalahβtokoferolkarenamemiliki ketersediaan
Gambar 6. Strukturkimiavitamin E
2) Antioksidan Sintetis
6. Uraian kosmetik
a. Definisi kosmetik
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ
genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama
kondisi baik.
kulit yaitu antara 4,5-6. Sedangkan untuk jenis kulit kering misalnya
2) Penyegar (Toning)
kulit sel-sel yang sudah mati dengan cara digosokkan (Facial scrub).
wash, dll
pelindung, dll
l) Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll
sunscreenfoundation, dll
a. Definisi Krim
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini
batas tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi
alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan
2014).
apakah jenis air dalam minyak atau minyak dalam air, dan juga pada
sifat zat padat dalam fase internal (Lachman, dkk. 1994). Emulsi
dapat dibagi menjadi empat macam yaitu nonionik (contoh Tween 80,
2001).
b. Penggolongan krim
yang dapat dicuci dengan air serta lebih ditunjukan untuk pemakaian
untuk memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim
sebagai berikut:
1) Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak dan
2) Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air dan bersifar basa
sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan
dibuat atau dikehendaki misalnya setil alkohol, polisorbat, dan
trietanolamin.
(Nipasol) 0,02-0,05%.
sediaan.
gliserin yang mampu menarik air dari udara dan menahan air agar
8) Zat berkhasiat.
a. Uji Organoleptik
(Widodo, 2013).
b. Uji Homogenitas
c. Uji pH
diencerkan dengan air dan tipe w/o dapat diencerkan dengan minyak
(Syamsuni, 2006).
Emulsi dikatakan stabil jika tidak terjadi koalesen fase internal,
creaming, dan perubahan pemisahan, bau, warna, serta sifat fisik yang
lain.
3) Invers fase
emulsi dimana satu siklus sediaan krim disimpan dalam kulkas suhu
oven pada suhu 40oC ± 20C selama 24 jam. Siklus ini berulang
a. Master formula
b. Modifikasi Formula
1. Asam Stearat
putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin. Kelarutan praktis tidak larut
tertutup baik (Depkes RI, 1979). Khasiat sebagai basis krim, juga
pada suhu rendah dapat memadat berbentuk masa hablur tidak berwarna
yang tidak melebur hingga suhu lebih kurang 20o. kemudian dapat
campur dengan aqudest dan dengan etanol 95% p, praktis tidak larut
1979).
atau kubus, berbau khas dan memiliki rasa yang lemah. Kelarutan yaitu
mudah larut dalam etanol (95%) dan dalam eter, kelarutannya meningkat
dengan lemak, parafin cair padat, isopropyl myristat, suhu lebur yaitu
(Rowe, 2009). Dalam emulsi minyak dalam air setil alkohol dapat
2012).
4. Triethanolamin
Pemerian cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah
dan sistem emulsi yang sangat stabil dan bersifat netral (Anwar, 2012).
sediaan yang halus, emulsi minyak dalam air yang stabil. Konsentrasi
kecil tetapi dapat memberikan hasil yang lebih baik. Jika konsentrasi
dari formula dan hal ini bukanlah tujuan dari penggunaan elmugator
(Martin, 1971).
5. Metil paraben
mempunyai rasa; agak membakar dikulit dan rasa tebal. Kelarutan larut
dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian
etanol (95%) dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P
6. Propil Paraben
sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol (95%) P,
(Maulina, 2011).
7. Tokoferol
Pemerian tokoferil tidak berbau atau sedikit berbau; tidak berasa atau
kuning, jernih, d-α tkoferil asetat pada suhu dingin bentuk padat. Α
lebih kurang 70o, dan melebur pada suhu lebih kurang 70o. Sediaannya
esternya stabil di udara dan cahaya, tetapi tidak stabil dalam alkali;
bentuk asam suksinatnya tidak stabil jika dilebur. Α-tokoferol tidak stabil
larut dalam air; sukar larut dalam larutan alkali; larut dalam etanol (95%)
P, dalam eter P, dalam aseton P, dan dalam minyak nabati; sangat mudah
larut dalam kloroform P, bentuk lain tokoferol praktis tidak larut dalam
air; larut dalam etanol (95%) P, dan dapat campur dengan eter P, dengan
dkk, 2009).
8. Parafin cair
cair ini memiliki kelarutan yaitu praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P, larut dalam kloroform P, dan dalam eter P dan memiliki
9. Aquadest
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitan yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.
B. Desain Penelitian
berbeda dan dilanjutkan dengan uji evaluasi fisik sediaan, uji iritasi dan uji
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
1. Populasi
F. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
Hasil uji evaluasi fisik sediaan krim yang meliputi uji organoleptis, uji
pH, uji homogenitas, uji iritasi, tipe emulsi dan hasil uji stabilitas krim
penggunaannya yang dibuat dari bahan dasar dengan zat aktif ekstrak
daun kecombrang.
pH, uji homogenitas, uji tipe emulsi , uji iritasi dan uji Cycling test.
H. Prosedur Penelitian
cawan porselin, gelas kimia, kain flanel, mortir dan stamper, pipet
aquadest.
2. Cara Pembuatan
Metode Maserasi
perhitungan.
perhitungan
hingga homogen
uji tipe emulsi, uji iritasi, dan uji cycling test sediaan krim
sampel uji
yang diperoleh
24 jam
f. Pengujian iritasi
Ekstrak Kental
Kesimpulan
BAB IV
daun kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith) yang bertujuan untuk
membuat sediaan krim antioksidan dengan variasi konsentrasi zat aktif ekstrak
daun kecombrang yaitu 3%, 6%, dan 9% yang memenuhi evaluasi fisik sediaan
antara lain uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji tipe emulsi, uji iritasi
krim antioksidan sebanyak 3 formula dengan variasi konsentrasi zat aktif ekstrak
daun kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith) yaitu 3%, 6%, dan 9%,
tujuan dilakukan variasi zat aktif untuk mengetahui apakah ekstrak atau zat aktif
mempengaruhi syarat evaluasi fisik sediaan, uji iritasi dan uji Cycling test. Dalam
kesalahan dan diharapakan didapatkan data yang akurat. Sampel yang digunakan
saponin, dan minyak atsiri yang memiliki potensi sebagai antioksidan (Naufalin,
2015).
Ekstraksi adalah penarikan zat aktif yang diinginkan dari bahan alam
dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan larut.
Metode yang digunakan yaitu metode maserasi karena simplisia yang digunakan
yaitu daun kecombrang sehingga tidak tahan terhadap pemanasan. Pelarut yang
digunakan dalam penelitian ini adalah aquabidest. Aquabidest adalah pelarut yang
kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan
baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (larut
air), dan zat-zat yng tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan
minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (tidak larut dalam air). Kelarutan
suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi
molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik
antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap
dalam air (Azis, 2009). Aquabidest (Aqua Bidestilata) yaitu air yang dihasilkan
aquabidest karena stabil secara fisik dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah
menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat
dan aquadest. Asam stearat 10% digunakan sebagai basis krim karena dapat
menjadikan krim lunak. Sehingga Asam stearat dipilih karena tidak menyebabkan
dengan mengurangi penguapan air selama pemakaian sehingga krim lebih mudah
menyebar dan pembentukan kerak dalam wadah dapat dihindari (Maulina, 2011).
Nipagin 0,18% dan nipasol 0,02% digunakan sebagai pengawet karena sediaan
paraben dapat memperpanjang spektrum dan efektif terhadap bakteri dan jamur
dari pada ketika digunakan sendiri (Mirsonbol dkk, 2014). Parafin cair 0,2%
yang tidak enak pada sediaan dan aquades digunakan sebagai pelarut.
Uji evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji
pH, uji tipe krim dan uji iritasi pada suhu ruang, serta dilakukan uji stabilitas fisik
menggunakan metode cycling test dan diamati terjadinya perubahan fisik dari
sediaan krim pada sebelum uji dan sesudah uji cycling test yang meliputi uji
(rata-rata) (rata-rata)
Keterangan:
krim ekstrak daun kecombrang dari ketiga formula A 3%, formula B 6%, dan
formula C 9% memiliki tekstur yang sama yaitu bertekstur semi padat hal ini
disebabkan oleh asam stearat yang digunakan sebagai basis krim sehingga
menjadikan krim lunak. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan
konsentrasi zat aktif ekstrak daun kecombrang 3%, 6% dan 9% pada masing-
semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka bentuk sediaan krim juga semakin
formula sehingga memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan krim. Kemudian
setelah dilakukan cycling test, tidak terjadi perubahan pada formula A, B, dan
C memiliki tekstur yang sama yaitu bertekstur semi padat dan tidak
sediaan krim sehingga diperoleh krim yang stabil dan pengaruh suhu panas
memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan krim maupun uji stabilitas (Cycling
test).
kecombrang dari ketiga formula yaitu formula A 3%, formula B 6%, dan
dan formula C berwarna coklat tua, Perbedaan warna tersebut disebabkan oleh
bahwa perbedaan konsentrasi zat aktif ekstrak daun kecombrang 3%, 6% dan
maka semakin pekat pula warna yang dihasilkan oleh sediaan krim sehingga
memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan krim. kemudian setelah dilakukan
cycling test, tidak terjadi perubahan pada formula A tetap berwarna coklat
muda, formula B tetap berwarna coklat, dan formula C tetap berwarna coklat
dan pengaruh suhu panas 400C penyimpana dalam oven tidak mempengaruhi
kestabilan krim sehingga memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan krim
bahwa formula A 3%, formula B 6%, dan formula C 9% memiliki aroma yang
sama yaitu aroma khas kopi hal ini disebabkan karna penambahan parfum kopi
pada masing-masing formula yang berfungsi untuk menutupi aroma yang tidak
konsentrasi zat aktif ekstrak daun kecombrang 3%, 6% dan 9% pada masing-
aroma yang tidak enak dari ekstrak pada sediaan sehingga memenuhi syarat uji
evaluasi fisik sediaan krim. kemudian setelah dilakukan uji cycling test, tidak
terjadi perubahan pada formula A, B, dan C tetap memiliki aroma yang sama
yaitu aroma khas kopi dan tidak memperlihatkan adanya perubahan pada
yang stabil dan pengaruh suhu panas 400C penyimpana dalam oven tidak
sediaan krim maupun uji stabilitas (Cycling test). Hasil uji organoleptik dapat
2. Uji homogenitas
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas
B Homogen Homogen
C Homogen Homogen
Keterangan:
krim dari ekstrak daun kecombrang yang dibuat menunjukkan susunan yang
merata.
Hasil yang diperoleh dari pengujian homogenitas (tabel 4) sediaan
Karena sediaan krim tidak memperlihatkan adanya warna yang tidak merata
dan tidak adanya partikel-partikel kasar pada permukaan kaca objek. Hal ini
warna krim yang merata untuk setiap formula dan tidak ditemukannya partikel
dalam krim karna bahan-bahan dalam krim sudah tercampur dengan baik
sehingga memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan krim. Hasil uji
objek dan warna tercampur merata. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan
konsentrasi zat aktif ekstrak daun kecombrang 3%, 6% dan 9% pada masing-
masing formula tidak mempengaruhi kestabilan sediaan krim karna warna yang
mengalami perubahan maka diperoleh krim yang stabil dan pengaruh suhu
sehingga memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan krim maupun uji stabilitas
(Cycling test).
3. Uji tipe emulsi
Tabel 5. Hasil Uji Tipe Emulsi
M/A M/A
C
Keterangan:
sediaan kedalam air, jika sediaan terlarut maka sediaan merupakan emulsi tipe
minyak dalam air (M/A) dan jika sediaan tidak larut dengan baik maka sediaan
Hasil pemeriksaan uji tipe emulsi pada uji evaluasi fisik (tabel 5)
dapat dilihat bahwa tipe emulsi sediaan krim menunjukkan hasil yang
diperoleh tipe emulsi minyak dalam air (M/A). Tipe emulsi minyak dalam air
(M/A) sesuai dengan yang diinginkan pada penelitian ini karna ketika
dioleskan pada kulit dapat dengan cepat menyerap kedalam kulit. Hal ini
dalam sediaan krim lebih kecil dari fase pendispersi (fase air), sehingga fase
minyak akan terdispersi kedalam fase air membentuk emulsi tipe minyak
memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan krim. Hasil uji tipe emulsi dapat
tipe emulsi minyak dalam air (M/A), yang artinya bahwa semua sedian krim
formula A, B, dan C tetap stabil. Dalam tipe emulsi minyak dalam air setil
pengemulsi yang larut dalam air seperti triethanolamin. Hal ini menunjukkan
bahwa perbedaan konsentrasi zat aktif ekstrak daun kecombrang 3%, 6% dan
krim yang stabil yaitu tipe emulsi minyak dalam air (M/A) dan pengaruh suhu
sehingga memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan krim maupun uji stabilitas
(Cycling test).
4. Uji pH
Tabel 6. Hasi Uji pH
B 6 6
C 6 6
Keterangan:
dan menjamin stabilitas dari zat aktif yang digunakan. pH suatu sediaan
tergantung dari komponen penyusun baik zat aktif atau zat tambahan yang
digunakan dalam formulasi sediaan. Nilai suatu pH tidak boleh terlalu asam
karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan pH yang terlalu basa
asam dan tidak terlalu basa yaitu pH sekitar 6. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pH sebelum cycling test dan sesudah cycling test memenuhi persyaratan
perbedaan konsentrasi zat aktif ekstrak daun kecombrang 3%, 6% dan 9% pada
yang diperoleh tetap stabil yaitu pH 6 dan pengaruh suhu panas 400C
memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan krim maupun uji stabilitas (Cycling
5. Uji iritasi
Formula
Panelis B C
A
1 - - - - - -
2 - - - - - -
3 - - - - - -
4 - - - - - -
5 - - - - - -
6 - - - - - -
7 - - - - - -
8 - - - - - -
9 - - - - - -
Keterangan :
+ = terjadi iritasi
yang dibuat dapat menimbulkan iritasi atau tidak pada kulit . Uji tempel adalah
uji iritasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sediaan uji
reaksi iritasi pada kulit berupa eritema dan edema dari semua formula A, B,
dan C yang dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi zat aktif
kulit sehingga tidak memperlihatkan adanya iritasi. Hal tersebut sesuai dengan
rentang pH sediaan topikal sehingga tidak menyebabkan kulit iritasi. Hasil uji
Dari serangkaian uji evaluasi fisik sediaan dan uji kestabilan (Cycling
test) sediaan krim antioksidan ekstrak daun kecombrang yakni formula A 3%,
formula B 6%, dan formula C 9%, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak
daun kecombrang dapat dibuat dalam sediaan krim antioksidan dan perbedaan
suhu kamar dan setelah uji stabilitas (cycling test) dari ketiga formula tersebut
menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan (stabil). Hal ini dikarnakan tahan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
krim antioksidan ekstrak daun kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)
variasi konsentrasi 3%, 6% dan 9% dapat dibuat dalam bentuk sediaan krim.
2. Ketiga formula krim ekstrak daun kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M
persyaratan uji evaluasi fisik, uji iritasi dan uji stabilitas (Cycling test).
B. SARAN
2. Perlu adanya evaluasi tambahan untuk sediaan krim yaitu uji viskositas, uji
daya sebar, uji daya melekat dan uji pelepasan zat aktif sediaan krim.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Muhammad. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gajah mada. UI Press
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2015, Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat Dan Makanan RI Nomor 19 Tahun 2015, Tentang Persyaratan
Teknis Kosmetik, Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.
Darmawan, A dan Artanti, N. 2009. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Aktif
Antioksidan Dari Ekstrak Air Daun Benalu Yang Tumbuh Pada Cemara.
Darwati, 2013. Cantik Dengan Lulur Herbal. Tibbun Media, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia.
Hasniar dkk, 2015. Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Daun Kapas (Gossypium
sp.), Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, universitas Tadulako, Palu,
Indonesia, Diakses maret 2015
Inggrid, Maria dan Santoso. 2014. “Ekstraksi Antioksidan Dan Senyawa
Antioksidan Dari Ekstrak Minyak Bekatul Beras Ketan Hitam (Oryza
Sativa Glutinosa)”, Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim
Malang, Diakses 25 Januari 2018.
Lachman, L., Herbert A., Lieberman and Kanig, J.L. 1994, Teori dan Praktek
Farmasi Industri Edisi Ketiga Jilid 2. Universitas Indonesia, Jakarta,
Indonesia.
Lubis, E.S., Lubis, L.S. dan Reveny, J. 2012, Pelembab Kulit Alami Dari Sari
Buah Jeruk Bali Citrus maxima (Burm.) Osbeck Natural Skin Moisturizer
From Pomelo Juice Citrus maxima (Burm.) Osbeck,Journal of
Pharmaceutics and Pharmacology, 1(2):104–111.
Lukman, A., Susanti, E. Dan Oktaviana, R. 2012, Formulasi Gel Minyak Kulit
Kayu Manis (Cinnamomum burmanii Bl) sebagai Sediaan Antinyamuk,
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 1(1): 24-29.
Maulina, I.D. 2011, Uji Stabilitas Fisik dan Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim
Yang Mengandung Ekstrak Umbi Wortel (Daucua carotaL.) Skripsi, S.
Farm, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Mawar indah, 2015. Karakterisasi Senyawa Kimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri
Minyak Atsiri Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) Yang Diisolasi
Dengan Destilasi Stahl. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan9(1):
27-33.
Mokodompit, N.A, Edy, J.H, dan Wiyono, W. 2013. Penentuan Nilai Sun
Protective Factor (SPF) Secara In Vitro Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol
Kulit Alpukat. Jurnal Ilmiah Farmasi –UNSTRAT Vol. 2. No. 03. ISSN
2302-2493.
Ningtyas Rina, 2010. Uji Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Air Daun
Kecombrang (Etlingera Elatior (Jack) R.M.Smith) Sebagai Pengawet
Alami Terhadap Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus. Fakultas
Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Rahmi, H.A., Cahyanto, T., Sujarwo, T. Dan Lestari, R.I. 2015, Uji Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) Terhadap
Propionibacteriumacnes Penyebab Jerawat, Jurnal Kesehatan, IX(1).
Redha, Abdi. 2010. ‘Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya
Dalam Sistem Biologis’. Politeknik Negeri Pontianak, 9 (2): 196-202.
Diakses pada 25 januari 2015.
Rohmatussolihat, 2009. Antioksidan, Penyelamat Sel-sel Tubuh Manusia.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmacetical
Excipients Sixth Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association.
Saraswati, F.N. 2015, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 96% Limbah
Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana) Terhadap Bakteri Penyebab
Jerawat (Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus, dan
Propionibacterium acne), Skripsi, S.Farm, Fakultas farmasi, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Virsa Handayani, Aktsar roskiana ahmad dan miswati sudir, 2014. Uji Aktifitas
Antioksidan Ekstrak Metanol Bunga Dan Daun Patikala (Etlingera elatior
(Jack) R.M.Smith) Menggunakan Metode DPPH. (Vol. 1 NO. 2) Pharm
Sci Res ISSN 2407-2345.
Wardiyah, S. 2015. “Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang
Mengandung Etil P-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur
(Kaempferia galanga Linn.), Skripsi, S.Farm, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Widodo, H., 2013, Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker, D-Medika, Yogyakarta,
Indonesia.
Wulandari, P. 2016. “Uji Stabilitas Fisik dan Kimia Sediaan Krim Ekstrak Eanol
Tumbuhan paku (Nephrolepis falcata (Cav) C Chr.), Skripsi, S.Farm,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Yulianti, R., 2015, Formulasi Krim Antijerawat Kombinasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L.) dan Daun Jambu biji(Psidium guajava L.), Jurnal
kesehatan bakti tunas husada, 14(1).
Yumas Medan. 2016, Formulasi Sediaan Krim Wajah Berbahan Aktif Ekstrak
Metanol Biji Kakao Non Fermentasi (Theobroma Cacao L) Kombinasi
Madu Lebah, Jurnal Balai Besar Industri HasilPerkebunan11(2): 75-87.
LAMPIRAN
Lampiran 1
2. Asam stearat = x 30 g = 3 g
Total =3,3 g
3. Gliserin = x 30 g = 3 g
Total = 3,3 g
Total = 0,99 g
,
5. Metil paraben= x 30 g = 0,054 g
Total = 0,0594 g
,
6. Propil paraben = x 30 g = 0,006 g
Total = 0,0066 g
Total = 0,66 g
8. Triethanolamin = x 30 g = 0,9 g
Total = 0,99 g
,
9. α – tokoferol = x 30 = 1,5 g
= 1,65 g
0,66+0,99+1,65)
= 30 g – 11,946 g
= 18,054 mL
B. Perhitungan formula B
Total = 1,98 g
2. Asam stearat = x 30 g = 3 g
Total =3,3 g
3. Gliserin = x 30 g = 3 g
Total = 3,3 g
Total = 0,99 g
,
5. Metil paraben= x 30 g = 0,054 g
Total = 0,0594 g
,
6. Propil paraben = x 30 g = 0,006 g
Dilebihkan 10% = x 0,006 g = 0,0006 g
Total = 0,0066 g
Total = 0,66 g
8. Triethanolamin = x 30 g = 0,9 g
Total = 0,99 g
,
9. α – tokoferol = x 30 = 1,5 g
= 1,65 g
0,66+0,99+1,65)
= 30 g – 12,936g
= 17,064 mL
C. Perhitungan formula C
Total = 2,97 g
2. Asam stearat = x 30 g = 3 g
Total =3,3 g
3. Gliserin = x 30 g = 3 g
Total = 3,3 g
Total = 0,99 g
,
5. Metil paraben= x 30 g = 0,054 g
Total = 0,0594 g
,
6. Propil paraben = x 30 g = 0,006 g
Total = 0,0066 g
Total = 0,66 g
8. Triethanolamin = x 30 g = 0,9 g
Total = 0,99 g
,
9. α – tokoferol = x 30 = 1,5 g
= 1,65 g
0,66+0,99+1,65)
= 30 g – 13,926 g
= 16,074 mL
Lampiran 2. Simplisia daun kecombrang
Formula A
Formula B
Formula C
LABORATORIUM FARStnG£T1KA
t'‹ it I I I.Koi K Ian x i ii •.\l›.\ KI.^I› \ i‹ i
I'It‹ ›r.H.\ \I * I'I 'Iil I›-II1 1 1It 11.\xl
i \ I« iH \ ‹ iltli \l 1 1It +l 1> I I I k.\
I’^ TI I I f. k X I k ITI S \ III * \ N \ k I NJ I \ Iz I
I'It‹›‹ .It s \t * I I l›I I i-Il I I \ It1I \' I
LABORATORltlM FARMU¥TtKñ
POMTEKNfk BFRA ffUSA0A XE!'i0ARI
PRDfiltAN 6TtOI D-III £ASMASI