Oleh :
JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2018
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KTI
NIM : 70400115065
menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri.
Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat
oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka karya tulis ilmiah ini dan gelar yang
Penulis,
A.ULVIA RAMADHANI F.
NIM: 70400115065
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas segala pertolongan
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan baik meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Shalawat serta salam
manusia dari kesesatan. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul
Tahun 2018”, Penulis mengakui banyak hambatan dan kesulitan yang dijumpai
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, namun berkat bimbingan dan bantuan
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua saya
yang telah tulus, ikhlas memberikan nasihat, kasih sayang, cinta, doa, perhatian,
dukungan moral dan materi agar penulis sukses dalam menggapai mimpi.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan kepada Jurusan Kebidanan pada Fakultas
v
Terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, Kesempatan ini penulis ingin
1. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. Sebagai Rektor Universitas
2. Kepada Bapak Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin. M.Sc. Sebagai Dekan Fakultas
3. Ibunda Dr. Hj. Sitti Saleha, S.SiT., SKM., M.Keb. Selaku Ketua Jurusan
memberikan semangat.
4. Ibunda dr. Nurhira Abdul Kadir, MPH selaku pembimbing II, pendamping yang
5. Ibunda dr. Nadyah, M.Kes sebagai pembimbing II, pendamping yang telah
yang membangun dalam penyusunan studi kasus laporan tugas akhir ini.
6. Ibunda dr. Rini Fitriani, M.Kes sebagai penguji yang telah banyak memberikan
mengoreksi dan memberikan saran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
7. Prof. Dr. Kasym Salenda, SH., M.Thi.I selaku penguji agama yang telah banyak
memberikan arahan dan saran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
vi
8. Segenap dosen terkhususnya dosen Prodi Kebidanan dan para staf Akademik
9. Yang tercinta orang tua saya serta saudara-saudaraku dan orang yang
memberikan dukungan moral dan materi serta doa yang tak henti-hentinya
kepada peneliti.
10. Teman seangkatan tahun 2015 Kebidanan serta teman yang lain di luar sana yang
11. Sahabatku Riswika Haltitah, Salsa Putri Aulia yang telah membantu peneliti baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam bantuan ilmu dan tenaga sehingga
kekurangan yang tidak dapat dihindari pada karya tulis ilmiah ini, sehingga kritik dan
saran yang membangun dari segala pihak guna untuk kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini.
viii
6. Efek Samping KB Suntik dan Penanganannya ................................ 17
C. Tinjauan Khusus Tentang Spotting ....................................................... 18
D. Tinjauan Manajemen Asuhan Kebidanan ............................................. 20
E. Pendokumentasian Hasil Asuhan .......................................................... 26
F. Tinjauan Islam Tentang Kontrasepsi .................................................... 29
BAB III STUDI KASUS
PEMANTAUAN TANGGAL 21 JULI 2018
A. Langkah I. Identifikasi data dasar .......................................................... 36
B. Langkah II. Identifikasi diagnosa/masalah aktual .................................. 40
C. Langkah III. Identifikasi/masalah potensial ........................................... 42
D. Langkah IV. Tindakan segera/kolaborasi .............................................. 43
E. Langkah V. Rencana tindakan ............................................................... 43
F. Langkah VI. Tindakan asuhan kebidanan .............................................. 45
G. Langkah VII. Evaluasi asuhan kebidanan .............................................. 46
PEMANTAUAN TANGGAL 21 JULI 2018
A. Identitas Istri/Suami ............................................................................... 47
B. Subjektif .................................................................................................. 47
C. Objektif ................................................................................................... 48
D. Assessment ............................................................................................. 49
E. Planning ................................................................................................. 50
PEMANTAUAN TANGGAL 28 JULI 2018
A. Identitas Isti/Suami ................................................................................ 52
B. Subjektif .................................................................................................. 52
C. Objektif ................................................................................................... 53
D. Assessment ............................................................................................. 54
E. Planning ................................................................................................. 55
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 56
ix
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 71
A. Kesimpulan ............................................................................................ 71
B. Saran....................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74
LAMPIRAN ......................................................................................................... 78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 86
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat permohonan izin Pengambilan Data Awal dari Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar Kepada Dinas Kesehatan Kota Makassar.
Lampiran 2 : Surat permohonan izin Pengambilan Data Awal dari Dinas Kesehatan
Kota Makassar Kepada Kepala Puskesmas Bara-Baraya Makassar.
Lampiran 6 : Surat Penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Kepada
Kepala Puskesmas Bara-Baraya Makassar.
Bara-Baraya Makassar.
xii
ABSTRAK
JURUSAN KEBIDANAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
KARYA TULIS ILMIAH, JULI 2018
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000 sampai 2010 sebesar 1,48
% pertahun. Artinya bahwa setiap tahunnya antara tahun 2000 sampai 2010 jumlah
237,6 juta jiwa tersebut, membuat Indonesia tetap sebagai negara berpenduduk
Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia juga tidak luput dari
kependudukan yang dihadapi Indonesia yaitu : jumlah penduduk besar dengan laju
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata,
struktur umur muda dan kualitas penduduk yang masih harus ditingkatkan
(Sulistyawati, 2013:3).
salah satu kebijakan kependudukan yang sangat populer dalam bidang kelahiran
berkualitas.
1
2
pada tahun 2012 adalah sebesar 61,9%, hanya naik sebesar 0,4 jika dibandingkan
dengan hasil CPR pada SDKI tahun 2007 sebesar 61,4%. Target yang ingin dicapai
pada tahun 2019 nanti adalah sekitar 66% (Fadhila dkk, 2016:152).
akibat pertemuan sel telur yang matang dan sel sperma dengan tekhnik memakai
alat–alat, obat, cara perhitungan atau pengamatan, cara operasi untuk membatasi
merupakan suatu metode yang paling banyak diminati, terutama metode kontrasepsi
akseptor harus melakukan kunjungan ulang setiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan
menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan. Kenyataan itu
gangguan tidak teraturnya menstruasi. Namun itu sifatnya yang hormonal dan tidak
semua orang mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang terjadi karena
hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang (Fitrilidia (2012) dalam Maria (2016)).
dunia yang sangat pesat dengan laju pertumbuhan yang sangat melonjak (Magas
dkk, 2013:2).
Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PRSI) menggelar suatu kebijakan yaitu untuk
Nasional, 2016). Bukan hanya terkait dengan kesejahteraan masyarakat, program ini
juga turut mencegah bertambahnya jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) karena dekatnya jarak kelahiran antara anak yang satu dengan
yang berikutnya serta jumlah anak yang terlalu banyak adalah salah satu faktor
pemicu meningkatnya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (Suryani dan
diberikan kepada pasien pasca persalinan sampai kurun waktu 42 hari setelah
persalinan. Pada laporan bulan Februari 2015 mencatat bahwa hasil pelayanan
peserta KB baru pasca persalinan yaitu sebanyak 94,311 peserta, Metode yang
paling banyak digunakan peserta KB Baru pasca persalinan yaitu metode suntikan
4
sebanyak 22.337 peserta (23,68%). Selain itu peserta KB baru pasca persalinan
yang tertinggi adalah penggunaan kontrasepsi suntik sebanyak 100.610 orang (45,
sebanyak 14.049 orang (6,33%), pengguna implant sebanyak 13,920 orang (6,27%),
Desember 2015.
peserta KB suntik sebanyak 500 peserta, KB pil 140 peserta, implant 86 peserta dan
IUD sebanyak 50 peserta. Dari data tersebut akseptor yang tertinggi adalah KB
Dari uraian pada latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan
Baraya.
Ruang lingkup penelitian karya tulis ilmiah ini yaitu Manajeman Asuhan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Tujuan khusus
spotting.
spotting.
6
dengan spotting.
lapangan.
D. Manfaat Penulisan
suntik.
b. Bagi puskesmas
3. Manfaat Ilmiah
E. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
dengan KB termasuk karya tulis yang ada seperti: buku dan jurnal yang ada.
2. Studi kasus
a. Anamnesa
Peneliti menggunakan tanya jawab tentang kondisi klien yang terlibat guna
b. Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara sistematis pada klien mulai dari inspeksi, palpasi, auskultasi
3. Studi dokumentasi
4. Diskusi
F. Sistematika Penulisan
tentang siklus haid, tinjauan khusus tentang kontrasepsi suntik dengan spotting,
Bab III studi kasus, penulis membahas tentang 7 langkah Varney (2003) yaitu
(SOAP).
Varney (2003) mulai dari pengkajian sampai evaluasi dan data perkembangan.
asuhan kebidanan pada ibu spotting akibat efek samping dari kontrasepsi suntik.
Bab V penutup, pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran
tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus sedangkan saran merupakan
pustaka, bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah dan dijadikan dalam
penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan suatu proses kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin yang
tentang siklus haid sangat penting dan memahami cara kerja kontrasepsi dan efek
samping yang terjadi, khususnya spotting memahami siklus haid juga penting
dimengerti efek samping penggunaan alat kontrasepsi suntik, dalam hal ini spotting.
Haid adalah proses pelepasan dinding rahim yang disertai perdarahan yang
terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat terjadi kehamilan. Hari
pertama terjadi haid dihitung sebagai awal siklus haid (hari ke-1). Haid akan terjadi
3-7 hari. Hari terakhir haid adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus haid
berikutnya. Rata-rata perempuan mengalami siklus haid selama 21-40 hari. Hanya
sekitar 15% perempuan yang mengalami siklus haid selama 28 hari (Anurogo &
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
secara berkala terjadi dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Siklus menstruasi
dianggap sebagai indikator yang relevan dari kesehatan reproduksi, dan perubahan
10
11
pada siklus perdarahan dapat mempengaruhi kualitas hidup wanita (Indah M dkk,
2017:12).
Jarak siklus haid yang paling panjang biasanya terjadi setelah haid pertama
(menearche) dan sesaat sebelum berhenti haid (menopause). Jarak di antara waktu
tersebut biasanya 2 bulan atau bahkan 1 bulan terjadi 2 kali siklus. Ini adalah hal
yang normal dan tidak perlu dicemaskan. Dalam rentang waktu tertentu semenjak
menarche, siklus akan berlangsung normal. Pada perempuan yang akan menopause,
Menurut Prawirohardjo (2005), Siklus menstruasi terdiri atas dua fase dan
satu saat yaitu: fase folikular (sebelum telur dilepaskan), saat ovulasi (pelepasan
telur) dan fase luteal (setelah sel telur dilepaskan) dapat terlihat dalam gambar dan
penjelasan berikut:
12
fase dan 1 saat yaitu: fase folikuler, saat ovulasi dan fase luteal (Prawirohadjo, 2005).
13
a. Fase Folikular
berkembang. Pada fase ini, terjadi peningkatan hormon FSH untuk membantu
estrogen meningkat dan ini akan memberi efek feedback, yaitu penekanan produksi
hormon FSH. Hanya folikel dengan lingkungan hormonal tepat untuk mendorong
yang lain karena tidak mendapat bantuan hormon akan mengalami atresia. Pada
waktu ini, LH juga meningkat untuk membantu pembuatan estrogen dalam folikel.
penyimpanan bahan oleh oosit primer untuk digunakan jika dibuahi, terjadi
b. Saat ovulasi
folikel:
2) Hal ini memicu kembali meiosis di oosit folikel yang sedang berkembang.
14
3) Hal ini memicu pembentukan prostaglandin kerja lokal yang akan memicu
tonjolan folikel.
4) Hal ini menyebabkan diferensiasi sel folikel menjadi sel luteal. Lonjakan LH
di pertengahan siklus akan mengakhiri fase folikular dan memulai fase luteal
(Sherwood, 2009).
c. Fase Luteal
berkelanjutan hormon steroid oleh struktur ovarium ini. Di bawah pengaruh LH,
meningkat dan kadar estrogen juga meningkat tetapi tidak sampai mencapai kadar
yang sama ketika fase folikular. Progesteron akan mendominasi fase luteal dan akan
menghambat sekresi LH dan FSH untuk mencegah pematangan folikel baru dan
Korpus luteum berfungsi selama kurang lebih dua minggu dan akan
berdegenerasi jika tidak terjadi fertilisasi. Proses degenerasi ini ditandai dengan
estrogen. Hilangnya efek inhibisi kedua hormon ini akan memungkinkan sekresi
FSH dan LH kembali meningkat dan akan mempengaruhi kelompok folikel primer
tertanam. Hal ini terjadi sampai 9-10 minggu kehamilan dan fungsinya akan diambil
pemakaiannya yang praktis, harganya relative murah dan aman. Sebelum disuntik,
pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula
bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB
a) Suntikan kombinasi
b) Suntikan Progestin
sementara yang paling baik dan termasuk kontrasepsi yang aman dan sangat efektif
dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduktif (Sibagariang dkk, 2010:180).
adalah :
Berikut ini jadwal waktu suntikan menurut Manuaba (1998) adalah sebagai
berikut:
tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi
1. Pengertian spotting
sehingga memerlukan pemakaian tampon atau kain atau kassa pembalut, dan juga
berlanjut atau setelah haid namun kemudian terjadi perdarahan yang hebat maka
2. Gejala spotting
Manuaba (2010) dalam Lina (2015) yaitu perdarahan sedikit – sedikit berupa
bercak atau flek diantara siklus menstruasi. Sedangkan menurut Sulistiawaty (2014)
dalam Ernawati (2017) gangguan haid seperti : siklus haid yang memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau
di endomentrium dan vena pada akhirnya rapuh. Bila efek gestagen kurang, stabilitas
4. Penyebab spotting
Suratun dkk (2013) dalam Ernawati (2017), mengatakan gangguan pola haid
pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin
dalam urutan yang logis untuk keuntungan pasien dan pemberian asuhan (Nurhayati,
2013: 139).
berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosa atau masalah potensial kebidanan.
Selain itu, diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerja sama. Hal ini dapat
dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu
kerangka lengkap yang diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi langkah
dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan bisa berubah
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
(Mangkuji dkk, 2012:5). Pada kasus KB suntik dengan spotting, data yang
perlu dikumpulkan yaitu, data subjektif yang terdiri dari alasan utama ibu
memperburuk gejalanya.
keluhan utama ibu spotting dan keluhan lain spotting seperti pucat, cemas dan
juga terdapat infeksi pada vulva dan vagina serta keluhan lainnya.
riwayat kehamilan, dan nifas, riwayat KB, riwayat kesehatan sekarang dan
yang lalu. Di samping itu diperlukan pula riwayat penyakit keluarga, riwayat
sosial ekonomi, psikososial, dan spiritual, serta riwayat kebutuhan dasar ibu.
22
Selain itu, data objektif pun termasuk ke dalam asuhan kebidanan pada
aktual pada ibu anemia dengan keluhan bercak darah di luar siklus haid.
terjadinya bercak darah di luar masa haid dan terjadinya infeksi daerah vulva
penanganan segera).
atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi klien. Ada kemungkinan data yang
dkk, 2012). Pada kasus spotting diperlukan adanya tindakan segera, jika ibu
anemia yaitu pemberian tablet FE, gangguan psikologi dan infeksi pada vulva
dan vagina. Hal lain yang mungkin harus ditangani masalah sosial dalam
diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi. Pada langkah
adalah :
keluarga.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
secara efisien dan aman. Pada kasus ini dimana bidan harus berkolaborasi
kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan
1) Ibu mengerti tentang efek samping yang akan timbul pada akseptor KB
suntik.
yaitu :
a. Subjektif (S)
dikeluhkan oleh klien melalui anamnese dengan klien. Analis data subjektif
berupa :
b. Objective (O)
kepada ibu, melihat kondisi ibu sesuai dengan tanda dan gejala spotting serta
berupa:
2) kesadaran composmentis
3) Tanda – tanda vital normal atau mungkin saja tekanan darah ibu
merah kehitaman.
terjadi kehamilan.
c. Assesment (A)
d. Planning (P)
hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan klien yang diambil dalam
rangka mengatasi masalah klien dan memenuhi kebutuhan klien SOAP ini
dilakukan pada asuhan terhadap ibu dengan spotting pada tahap berikutnya.
1) Ibu mengerti tentang efek samping yang akan timbul pada akseptor KB
suntik.
keadaannya memburuk.
pedoman hidup umat Islam. Masalah penggunaan alat kontrasepsi menurut Islam
tidak dapat dipisahkan antara niat dan motivasi, cara penggunaan, alat dan juga
resiko yang dapat terjadi pada pengguna KB. Sehingga bila komponen tersebut tidak
sejalan dengan hukum Islam, maka pemakaian alat kontrasepsi tersebut menjadi
haram. Ada beberapa kalangan yang menganggap KB adalah hal yang tabu dan
mendapatkan umat terbanyak diantara umat-umat yang lain dan berkeyakinan bahwa
dibolehkan dan yang tidak dibolehkan, antara lain: Syaed Abi Bakr dalam kitab
30
I„anatut Talibin memberi patokan secara umum tentang penggunaan berbagai alat
atau cara kontrasepsi yang dibenarkan dan yang tidak dapat dibenarkan yaitu:
sumbernya.
Dari dua pendapat di atas bisa kita simpulkan bahwa penggunaan alat
pria, dan pembuluh ovarium bagi wanita). Maka upaya pencegahan kehamilan yang
tidak dibenarkan dalam Islam adalah melakukan kebiri. Dalam ilmu kesehatan, cara
ini disebut dengan vasektomi pada pria atau tubektomi pada wanita dan pengguguran
kandungan yang dikenal dengan istilah abortus. Abortus dengan cara apapun dilarang
oleh Islam baik dikala janin sudah bernyawa atau belum kecuali memiliki alasan
cara bertentangan dengan norma agama, misalnya dengan cara vasektomi (sterilisasi
tersebut di atas, umat Islam dapat menemukan ayat al-qur‟an dan hadist yang
yang baik secara fisik maupun psikis. Pendidikan, kesehatan dan ekonomi anak–anak
terjamin sampai hari tuanya. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Qur‟an :
(QS. An-nisa/4:9)
31
diperbolehkan dalam Islam jika dilihat dari sisi ekonomi, kesehatan dan pendidikan
bagi orang-orang yang tidak mampu membiayai kehidupan anaknya. Ayat ini
setelah kematian mereka anak-anak yang lemah, karena masih kecil atau tidak
memiliki harta, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan atau penganiayaan atas
rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka
menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak
hendaknya dipikirkan bersama. Hal ini termasuk dalam tujuan program KB untuk
suami-istri telah dikenal sejak masa Nabi Muhammad SAW. Dengan perbuatan „Azl
melakukan ejakulasi (inzal al-mani) di luar vagina (faraj) sehingga sperma tidak
bertemu dengan indung sel telur istri. Dengan demikian tidak mungkin terjadi
kehamilan karena indung telur tidak dapat dibuahi oleh sperma suami (Al-fauzi,
2017:10).
ِ َّ ى
صلى هللا- َّللا َّ ِ فَبَلَ َغ رَلِكَ وَب-صلى هللا عليه وسلم- َّللا
ِ َّ ىل
ِ س
ُ ع ْه ِذ َس َ علَى َ ُكىَّب وَ ْع ِض ُل
. فَلَ ْم يَ ْى َهىَب-عليه وسلم
Artinya :
Artinya :
Artinya :
yang diriwayatkan Ahmad ibn Hanbal no. Indeks 27447 dalam musnadnya hadist
dari Judamah ibnti Wahb. Pada hadist riwayat Ahmad diketahui bahwa semua sanad
yang ada pada hadist tersebut thiqah dan tidak ada shadh dan „illat, sehingga
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Isma‟il Ath Thalaqani, telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Ibnu Abu Najih dari Mujahid dari
Qaza‟ah dari Abu Sa‟id, telah disebutkan „azl (mengeluarkan mani di luar
rahim) di hadapan Rasulullah shallallahu wa‟alaihi wa sallam, kemudian
beliau berkata: “Kenapa salah seorang diantara kalian melakukannya-
bukan mengatakan: “Janganlah salah seorang diantara kalian
melakukannya”-.”Sesungguhnya tidak ada jiwa yang tercipta kecuali Allah
yang menciptakannya.” Abu Daud berkata; Qaza‟ah adalah mantan budak
Ziyad (H.R Bukhari dan Muslim).
Ayat tersebut di atas juga memberi petunjuk agar setiap keluarga (orang tua)
memikirkan masa depan anak cucunya, jangan sampai menjadi generasi yang lemah
fisik dan mental. Lemah fisik karena kurang pangan (gizi) dan perawatan kurang
keperluan anak dalam bidang material dan spiritual harus seimbang, agar masyarakat
yang ditinggalkan oleh orang tua adil, makmur dan mendapatkan ridha dari Allah
anak, baik yang sudah lahir atau yang masih dalam kandungan sedangkan
pertemuan sel telur dan sel sperma, sehingga tidak terjadi pembuahan (Maloko,
2013:139).
pemasangan AKDR harus dipasang oleh tenaga medis/paramedik wanita atau tenaga
medis pria, dengan syarat harus didampingi oleh suami wanita akseptor atau wanita
lain. Adapun tubektomi dan vasektomi bertentangan dengan hukum agama Islam
STUDI KASUS
36
37
b. Riwayat Keluhan :
e. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 15 tahun
2) Siklus : 28 hari
f. Riwayat Obstetrik
keguguran.
38
h. Riwayat Ginekologi
i. Riwayat KB
Ibu merasa cemas dengan apa yang dialaminya, ibu belum ada rencana
untuk ber-KB, ibu berkeyakinan bahwa tidak ada larangan dalam agama
Ibu makan sebanyak 3 kali sehari dan minum air sebanyak 7-8 gelas
perhari, nafsu makan baik. Ibu tidak mengalami gangguan system pencernaan
dan system perkemihan, ibu BAB 1-2 kali sehari dan BAK 3-4 kali sehari.
Ibu menjaga kebersihan dirinya dengan cara mandi dan sikat gigi sebanyak 2
39
kali sehari dan ibu mencuci rambutnya sebanyak 2-3 kali seminggu. Dan ibu
juga selalu menjaga kesehatan dan istirahat yaitu tidur siang sebanyak ± 2
6. Pemeriksaan Fisik
b. Kesadaran composmentis
TD : 110 / 80 mmHg.
N : 80 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,5 ºc
d. BB : 60 kg
1) Wajah
2) Mata
3) Mulut
4) Leher
jugularis.
5) Payudara
6) Abdomen
tekan.
7) Ekstremitas
8) Pemeriksaan penunjang
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
Pada kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai suntikan 1 bulan.
pertemuan sel telur dan sel sperma terhambat dan juga terganggu serta
a. Data Subjektif
Ibu menjadi akseptor KB suntik sejak tahun 2017 dan haidnya teratur. Ibu
b. Data Objektif
Cyclofem.
(Titin, 2015).
perlahan-lahan.
pola makan. Hal lain yang harus segera ditangani masalah sosial dalam keluarga ibu
1. Tujuan
2. Kriteria
TD : 110 / 80 mmHg.
N : 80 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,5 ºc
08-2018.
44
3. Rencana tindakan
Cyclofem.
tindakan.
f. Anjurkan kepada ibu untuk datang kapan saja apabila ada masalah
waktu.
pelayanan
i. Anjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu
1. Menyambut pasien dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5 S).
cyclofem.
6. Menganjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau
9. Menganjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu
2. Ibu mengerti tentang penyebab spotting dan tidak merasa cemas dengan hal
tersebut.
B. Subjektif (S)
Ibu menjadi akseptor KB suntik Cyclofem, ibu mengeluh adanya bercak darah
sejak ber-KB, ibu dan suaminya bersama dalam mengambil keputusan untuk ber-KB.
yang bertambah
C. Objektif (O)
2. Kesadaran composmentis
TD : 120 / 70 mmHg
N : 82 x/menit
P : 21 x/menit
S : 36, 6 ºc
kehitaman.
5. Pemeriksaan fisik
a. Wajah
b. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda dan sclera
putih
49
c. Mulut
Inspeksi : Bibir lembab, pucat, gigi tampak bersih dan tidak ada caries
d. Leher
jugularis.
e. Payudara
f. Abdomen
Palpasi : Tidak ada pembesaran uterus dan tidak ada nyeri tekan.
g. Ekstremitas
6. Pemeriksaan penunjang
Pada kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai suntikan Cyclofem
nereticinicon enantat dan 5 mg estradiol valerat pada bokong ibu di 1/3 SIAS
secara IM.
D. Assesment (A)
E. Planning (P)
1.Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5 S).
yang dialaminya.
7. Menganjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau
10. Menganjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu
Hasil : Ibu bersedia untuk datang kembali sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
52
B. Subjektif (S)
C. Objektif (O)
2. Kesadaran composmentis
TD : 120/70 mmHg
N : 82 x/menit
P : 21 x/menit
S : 36,5ºc
BB : 62 kg
kehitaman.
5. Pemeriksaan fisik
a. Wajah
b. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda dan sclera
putih
c. Mulut
Inspeksi : Bibir lembab, pucat, gigi tampak bersih dan tidak ada caries.
54
d. Leher
jugularis.
e. Payudara
f. Abdomen
Palpasi : Tidak ada pembesaran uterus dan tidak ada nyeri tekan.
g. Ekstremitas
6. Pemeriksaan penunjang
D. Assesment (A)
E. Planning (P)
dan santun).
2. Memberikan konseling pada ibu tentang efek samping yang bias timbul dari
kontrasepsinya.
PEMBAHASAN
Pada bab ini, akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil studi
secara statistik dengan kejadian spotting pada akseptor, namun demikian kejadian
spotting lebih banyak ditemukan pada episode pemakaian kurang dari satu tahun.
dalam penerapan asuhan kebidanan secara teoritis yang dimulai dari identifikasi data
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk evaluasi keadaan secara lengkap,
56
57
keluarganya serta sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik dimulai dari kepala
Lucky dan Titik (2014), KB suntik Cyclofem tidak cocok untuk ibu yang
menyusui. Kontrasepsi ini memiliki tingkat efektivitasnya 0,3 kehamilan per 100
perempuan dalam satu tahun pemakaian. Kegagalan yang terjadi pada umumnya
dikarenakan oleh ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada jadwal yang telah
ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi harus benar-benar intragluteal
dilakukan dimulai dari data subjektif dan objektif. Data sebjektif antara lain identitas
nifas yang lalu, Riwayat KB, Riwayat kesehatan dan pola kebiasaan sehari-hari
seperti nutrisi, eliminasi, pola istrahat, personal hygiene, aktivitas dan data
psikososial, ekonomi dan spiritual. Adapun data subjektif yang didapatkan pada saat
menanyakan identitas klien, yaitu nama Ny ”F” berumur 27 tahun sebagai ibu rumah
58
tangga, pendidikan terakhir SMA dan alamat di Jalan kerung-kerung Lr.2 Makassar.
selama memakai KB suntik 1 bulan ibu tidak pernah merasa terganggu dengan
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit serius seperti hipertensi, asma, diabetes
Puskesmas atau di Rumah sakit, tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan dan
motivasi kepada ibu agar ibu tetap menjadi akseptor KB suntik Cyclofem.
Pemerikasaan yang dilakukan pada Ny “F” yaitu keadaan umum ibu tampak cemas,
vital ibu yaitu tekanan darah 110/80 mmHg, didapati hasil dengan cara menggunakan
tensi meter, kemudian nadi 80 x/menit dan teratur, suhu diukur pada aksila 36,6 ºc,
Data diatas kecemasan ibu dapat dikurangi dengan terus bertawakkal kepada
Allah SWT untuk senantiasa berdoa agar diberikan kesehatan dan selalu dalam
lindungan-Nya serta menganjurkan ibu untuk tetap sholat 5 waktu dan berzikir agar
Pemeriksaan pada wajah tidak ditemukan oedema, tidak pucat dan tidak ada
kelainan, tampak pada mata konjungtiva berwarna merah muda dan sclera tidak
icterus. Dada simetris kanan dan kiri, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, Perut
tidak ada bekas operasi dan tidak ada pembesaran uterus, Ekstremitas atas dan bawah
tidak cacat, tidak ada oedema dan varises. Pada pemeriksaan tes kehamilan didapati
plano test negative. Pada kunjungan ulang tanggal 21 Juli 2018 melakukan
pernafasan 22 x/menit, suhu 36,6 ºc dan BB 60 kg. Pada kunjungan kedua tanggal 28
Juli 2018 melakukan pemeriksaan tanda–tanda vital yaitu TD 120/80 mmHg, nadi 82
bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu
makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik, akibat pemakaian suntikan dapat
tidak dilakukan. Karena keluhan ibu hanya mengeluarkan bercak darah. Sedangkan
dilahan dapat dilakukan pemeriksaan dalam dan spekulo apabila klien mengeluh
pada konsep dasar dan yang ditemukan pada kasus secara garis besar tidak ada
kesenjangan.
(Nurhayati dkk, 2013). Dalam langkah ini data yang diinterpretasikan menjadi
pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data
subjektif yang diperoleh dari hasil pengkajian Ny “F” maka peneliti merumuskan
Keluarga Berencana merupakan usaha suami istri untuk mengatur jumlah dan
Berencana harus dimiliki oleh setiap keluarga termasuk calon pengantin, misalnya
kapan usia ideal untuk melahirkan, berapa jumlah anak, dan jarak kelahiran yang
(2015) Keluarga Berencana adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien pasca
persalinan sampai kurun waktu 42 hari setelah persalinan. Pada Ny “F” menyatakan
jarak kehamilan yang bertujuan agar orang tua terutama ibu menjaga kesejahteraan
bercak darah di luar siklus haid ± 2 hari yang lalu. Secara teori spotting merupakan
perdarahan ringan yang tidak berbahaya yang terjadi di luar siklus haid. Spotting
dapat terjadi akibat pemakaian kontrasepsi suntik yang berisi hormon estrogen dan
progesteron.
BB Ny ”F” naik 62 kg, dalam hal ini teori menjelaskan bahwa kenaikan berat badan
hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus. Dengan meningkatnya nafsu makan
yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi oleh hormon
progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan dibawah kulit. Perubahan berat
badan ini akibat adanya penumpukan lemak yang lebih hasil sintesa dari karbohidrat
Kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik 1 bulan rata-rata 2-3 kg pada
tahun pertama pemakaian dan terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya (Varney,
“F” mengeluh haid sedikit-sedikit setelah ± 2 hari yang lalu, selama ini haid ibu
62
teratur setiap bulannya, haid yang ibu alami saat ini hanya bercak-bercak yang
berlangsung selama ±2 hari yang lalu dan ibu tidak memakai pembalut saat ini
Spotting dan Kenaikan berat badan merupakan salah satu efek samping dari
Masalah Spotting dan kenaikan berat badan merupakan hal yang biasa terjadi pada
akseptor KB suntik Cyclofem dan tidak perlu dicemaskan karena tidak mengganggu
kesehatan.
Penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny “F” secara garis besar
tampak ada persamaan dalam diagnosa aktual yaitu Ny ”F” ingin memakai KB
suaminya dan juga keluarganya untuk ber-KB. Keadaan umum ibu baik, kesadaran
yang ditegakkan yaitu Ny “F” dengan Akseptor KB suntik 1 bulan dengan spotting.
Apa yang dijelaskan ditinjauan pustaka dengan studi kasus tampak tidak ada
masalah potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin terjadi. Pada
langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis lain berdasarkan rangkaian
Data yang ditemukan dari hasil pengkajian pada klien yang mengalami
spotting yaitu efek samping yang akan timbul salah satunya yaitu mengalami
kenaikan berat badan dan infeksi pada area genitalianya. Seperti yang tercantum
didalam Al-Qur‟an yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk makan dari hasil yang
halal dan bergizi untuk melindungi diri dari perbuatan yang buruk dan adapun kita
Mangkuji dkk (2012), perlunya tindakan segera dan kolaborasi dilakukan jika
klien mengalami efek samping atau keluhan yang mengancam maka dilakukan
akseptor KB suntik 1 bulan. Tidak ada data yang yang memberikan indikasi adanya
tindakan segera dimana harus menyelamatkan jiwa klien, berupa kolaborasi dengan
tenaga kesehatan yang lebih professional sesuai keadaan yang dialami oleh klien
Data yang ditemukan dari hasil pengkajian tidak ada data yang mendukung
tinjauan pustaka dan studi kasus Ny “F” secara garis besar tampak ada persamaan
yaitu tidak perlu dilakukan kolaborasi, jika tidak ada efek samping yang mengancam,
64
sehingga apa yang dijelaskan ditinjauan pustaka dengan studi kasus tampaknya ada
manusia untuk menyelamatkan jiwa merupakan hal yang paling mulia terutama
untuk kesehatan, jika fisik kita terganggu maka kita tidak dapat melakukan aktivitas
seperti biasanya.
dilakukan termasuk atas indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien, rencana
tindakan harus disetujui klien dan semua tindakan yang diambil harus berdasarkan
rasional yang relevan dan diakui kebenarannya. Menurut HPTM (2011), salah satu
syarat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan adanya persetujuan pasangan, agar
Membuat rencana tindakan, dibuat berdasarkan tujuan dan kriteria yang akan
dicapai. Rencana ini disusun berdasarkan kondisi klien (diagnosa, masalah aktual
dan masalah potensial) maka dapat disimpulkan rencana tindakan yang akan
dilakukan.
klien penyebab terjadinya spotting klien perlu memahami bahwa gejala atau keluhan
tersebut merupakan hal yang tidak perlu dicemaskan. Pada kondisi tertentu jika klien
tidak dapat menerima keadaan tersebut maka dianjurkan untuk mengganti dengan
Kasus Ny “F” tujuan yang ingin dicapai yaitu agar ibu ingin tetap menjadi
akseptor KB suntik cyclofem, kriteria keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital
normal yaitu TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, suhu 36,5 ºc dan pernafasan 21
x/menit. Ibu mendapatkan suntikan KB secara teratur dan ibu bersedia datang pada
kunjungan berikut sesuai jadwal yang ditentukan. Adapun rencana tindakan yang
akan dilakukan pada NY. “F” akseptor KB suntik cyclofem dengan spotting yaitu :
Menyambut ibu dengan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun), berikan
kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan masalahnya, jelaskan pada ibu tentang
hubungan suami istri, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, klien tidak perlu
menyimpan obat, resiko terhadap kesehatan sangat kecil dan efek samping sangat
bahwa akan dilakukan penyuntikan di daerah bokong ibu, menjelaskan kepada ibu
tentang penyebab spotting dan kenaikan berat badan untuk mencegah kekhawatiran
hormon–hormon di dalam tubuh yaitu hormon estrogen dan progesterone, akibat dari
pembuluh vena menjadi rapuh, sehingga terjadi perdarahan lokal. Perdarahan lokal
Apabila efek gestagen kurang, stabilitas stroma berkurang, yang pada akhirnya
bawah kulit bertambah, selain itu hormone progesterone juga menyebabkan nafsu
makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik, akibat pemakaian suntikan dapat
ibu akan tetap memakai KB suntik cyclofem, menganjurkan ibu agar datang kembali
pada jadwal yang telah tentukan yaitu pada tanggal 01 Agustus 2018 karena suntikan
dari pemberian suntikan yang terlambat. Pada tahap ini tidak ditemukan adanya
diberikan sesuai dengan keluhan yang dirasakan klien akseptor KB suntik 1 bulan.
Ibu mengeluh keluar bercak darah ± 2 hari yang lalu, keadaan umum ibu
tampak cemas, tanda-tanda vital dalam batas normal didapati TD 120/80 mmHg,
Nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,5 ºc, BB 62 kg, wajah tidak pucat,
tidak ada edema, konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak terdapat luka bekas
Rencana asuhan yang diberikan pada ibu yaitu menciptakan suasana nyaman
dengan 5 S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun). Memberikan konseling kepada
ibu tentang efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian suntikan 1 bulan yaitu
spotting (Bercak darah diluar siklus haid) dan efek samping yang ditimbulkan
cyclofem selain spotting yaitu perubahan berat badan dan nyeri pada payudara.
apabila ada masalah atau gangguan kesehatan sehubungan dengan alat kontrasepsi.
Ibu mengeluh keluar bercak darah sejak 1 minggu lalu. Keadaan umum ibu
x/menit. Suhu 36,5 ºc, BB 62 kg, wajah tidak pucat, tidak ada edema, konjungtiva
merah muda, sclera putih, tidak terdapat luka bekas operasi dan tidak ada
pembesaran uterus.
yang ditimbulkan dari pemakaian suntikan 1 bulan yaitu spotting (Bercak darah di
luar siklus haid) dan efek samping yang ditimbulkan cyclofem selain spotting yaitu
perubahan berat badan dan nyeri pada payudara. Menganjurkan kepada ibu untuk
datang ke tempat pelayanan kesehatan terdekat apabila ada masalah atau gangguan
Ingatkan ibu untuk memperbaiki diri bukan hanya di dunia tetapi persiapan
untuk di akhirat kelak, taat beribadah senantiasa bertawakkal serta berdzikir dan
68
berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan dalam dirinya dan selalu dalam
lindungannya.
Bara-Baraya tahun 2018. Sehingga penulis tidak menemukan hambatan yang berarti
karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari ibu dan keluarga serta
dukungan, bimbingan dan arahan pembimbing dari lahan praktek. Pada kasus Ny “F”
1. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S).
berat badan.
5. Menganjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau
untuk disuntik.
enantat dan 5 mg estradiol valerat secara IM pada daerah bokong ibu 1/3
9. Menganjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu
Umat Islam harus bertakwa kepada Allah swt dan menyesuaikan perbuatan
dengan ucapan yang telah diikrarkan bahwa akan membangun masyarakat dan
Negara dalam segala bidang materil dan spiritual untuk mewujudkan suatu
masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. Salah satu usaha
yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang telah diberikan kepada
klien dengan pedoman dan tujuan serta kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Cyclofem.
d. Ibu bersedia datang kembali pada tanggal yang telah ditentukan untuk
Para ulama dan tokoh agama dari berbagai organisasi di Indonesia semisal
dan tujuan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah
PENUTUP
dari hasil pengkajian Manajemen Asuhan Keluarga Berencana pada Ny “F” Akseptor
Agustus 2018, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
ibu. Data subjektif saat ini ibu mengeluh adanya bercak darah selama
menggunakan KB suntik. Data objektif pada kartu ibu, tercantum bahwa ibu
mengalami spotting.
4. Pada Ny “F” ada data yang menunjang untuk terjadinya masalah potensial
5. Pada Ny “F” perlu dilakukan tindakan segera karena ada data yang
71
72
6. Tindakan segera yang dilakukan pada Ny “F” bertujuan agar ibu tetap
tercapai dengan adanya kerja sama antara bidan dengan petugas lainnya agar
B. Saran
1. Untuk Klien
b. Ibu harus mengerti dan mengetahui dengan jelas apakah efek samping
2. Untuk Bidan
kepada mekanisme kerja dan efek samping yang ditimbulkan oleh alat
kontrasepsi.
3. Untuk Institusi
Arunurogo dan Wulandari. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. PT. CV Andi Offset
Yogyakarta.2011.
Faradhila N dkk, Unmed Need Keluarga Berencana pada Pasangan Usia Subur Di
kecamatan Padang Barat Tahun 2015. Universitas Andalas. 2016.
Fauzi. Keluarga Berencana Perspektif Islam Dalam Bingkai Indonesia. UIN Jakarta.
2017.
74
75
Magas M.M dkk, Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu Pengguna Kontrasepsi Suntik
Cyclofem dengan Depo Medroxy Progesterone Asetat Di wilayah Kerja
Puskesmas Bontang Utara 1, Program Studi Ilmu Keperawatan Bontang
Utara satu. 2016.
Ningsih Surya. KTI. Akseptor Baru Implant di RSUD Syekh Yusuf. Gowa. 2017.
Pujianti dkk. Relasi Suami Istri Dalam Islam. Jakarta: Pusat Studi Wanita (PWS)
UIN, 2004.
Rufaridah, A dkk. Perbedaan indeks massa tubuh pada akseptor KB suntik 1 bulan
dan 3 bulan. Stikes Ranah Minang, Sumatera Barat. 2017.
Safitri. KTI. Akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting di BPS suminten
Mantingan Ngawi. Surakarta. 2012.
Sibagariang, E dkk. Kesehatan Reproduksi Wanita. Trans Info Media, Jakarta. 2010.
Soleha, Siti. Studi tentang dampak program keluarga berencana di desa bangun
mulya kabupaten penajempaser utara. Universitas Mulawarman. 2016.
Varney, Helen dkk. Buku Panduan 2001 Varney’s midwifery, ed.Alfrima Hany.
Jakarta:EGC:2003.
Yani y.f. KTI. Akseptor KB suntik Depo Progestin dengan spotting di BPS Harapan
Kita Sumberlewang Sragen. Surakarta. 2014.
Yuhedi, LT. Kurniawati, T. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta.
EGC. 2015.
77
Yulidasari, F dkk. Hubungan pengetahuan ibu dan pekerjaan ibu dengan pemilihan
kontrasepsi suntik. Univertsitas lambung Mangkurat. 2015.
Zaenuri. Tinjauan Hukum Islam Untuk Peserta Diklat Penyuluh Agama Islam
Sebagai Tenaga Motivator Keluarga Berencana di Pedesaan. 2013.
86
LAMPIRAN VIII
SUNTIKAN KB
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Puskesmas
Bara-Baraya 00 1/3
88.1/PUSK-
BRY/SOP-C-
9/II/17
Ditetapkan Oleh :
Tgl. Terbit DIREKTUR
Standar 13 Maret 2017
Operasional
Prosedur dr. Fauziah Dachlan Saleh, M.Kes
Nip. 19600224 198911 2 001
6. Diagram Alir
Pasien di Panggil
Anamnese
Pemeriksaan
Konseling KB
Pengisian Kartu
Informed Consent
90
Melayani Tindakan
Menyerah Kartu
Peserta KB
LAMPIRAN IX
GAMBAR KUNJUNGAN
2. 28/07/18 1. Ibu merasa berat 1. Menjelaskan bahwa salah satu efek dari KB 1.Ibu mengerti Follow up tanggal
badannya bertambah suntik 1 bulan berat badan meningkat. dengan penjelasan 01/08/18
yang diberikan.
1.Memastikan ibu
dengan
kondisinya dan
ibu siap datang
pada jadwal
suntikan 1
bulan.
2. Ibu tidak ada keluhan 2. Menganjurkan ibu untuk tetap datang ke 2. Ibu bersedia 2.Memberikan
dan sudah tidak Puskesmas Bara-Baraya sesuai dengan datang ke konseling pasca
mengalami spotting dan jadwal suntikan yang tertera pada buku Puskesmas sesuai penyuntikan
ibu sudah haid kontrolnya. dengan jadwal mengenai efek
suntikannya. Health
Education serta
segera datang ke
Puskesmas jika
mengalami
keluhan.
94
Negeri 5 Bulukumba pada tahun 2008. Di tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 8 Bulukumba. Selama mengenyam pendidikan, Penulis juga aktif disalah satu sanggar
seni yang ada di Bulukumba, setelah lulus dari SMA di tahun 2014, Penulis Melanjutkan study
di UIT hingga semester II, tahun 2015 penulis memilih untuk lanjutkan studinya dan memilih
UIN Alauddin Makassar jurusan Kebidanan sebagai tempat terbaik untuk menggali ilmu. Saat ini
Semoga apa yang dijalani penulis dapat bernilai ibadah, apa yang diperoleh dapat
diaplikasikan kepada masyarakat, sebagai bakti kepada orang tua, bangsa dan Negara. AMIN
YA ROBBAL ALAMIN.