Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PROMOSI KESEHATAN
“BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK”

Pembimbing
Anita Nilawati, M.Farm., Apt

Disusun Oleh :
Tri Ulfa Noviarini, S.Farm 1820364074
Triana Cholib N, S.Farm 1820364075
Trimida, S.Farm 1820364076

HALAMAN JUDUL

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2018
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : PROMOSI KESEHATAN BIJAK


MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK DI
PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA
2. Ketua Pelaksana
Nama : Triana Cholib, S.Farm
NIM : 1820364075
3. Pemakalah Materi
a. Nama : Tri Ulfa Noviarini, S.Farm
NIM : 1820364074
b. Nama : Trimida, S.Farm
NIM : 1820364076
4. Jumlah Tim Pelaksana : 3 orang
5. Lokasi Kegiatan : Posyandu Lansia Melati Rw 19 Mojosongo
6. Waktu Pelaksanaan : Rabu, 28 November 2018
7. Bentuk Kegiatan : Penyuluhan dan Pembagian Leaflet

Surakarta, 28 November 2018

Mengetahui,
Dekan Fakultas Farmasi Pembimbing

Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., M.Sc., Apt Anita Nilawati, M.Farm.,Apt

ii PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan program pengabdian masyarakat
yang berjudul PROMOSI KESEHATAN BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK
Posyandu Lansia Rw 19 Mojosongo, Surakarta pada Hari/Tanggal: Rabu, 28
November 2018.
Kami berharap semoga penyuluhan ini dapat membantu memberikan
pengetahuan tentang cara penggunaan obat yang benar di masyarakat sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf Puskesmas Sibela
Surakarta, Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, dan semua pihak yang telah
membantu hingga terselenggaranya program pengabdian ini.
Kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk meningkatkan kualitas
pengabdian masyarakat selanjutnya.
Wassalamu’allaikum. Wr. Wb.

iii PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Promosi Kesehatan ..................................................................... 2
C. Manfaat Promosi Kesehatan ................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
A. Pengertian Antibiotik .............................................................................. 3
B. Mekanisme kerja antibiotik .................................................................... 3
C. Efek samping Antibiotik ......................................................................... 4
D. Penggolongan Antibiotik ........................................................................ 4
E. Faktor Penyebab Meningkatnya Resistansi terhadap Antibiotik ............ 6
F. Penggunaan antibiotik yang benar .......................................................... 7
BAB III METODOLOGI PROMOSI KESEHATAN ........................................................ 9
A. Program .................................................................................................. 9
B. Jenis Kegiatan ......................................................................................... 9
C. Sasaran Kegiatan .................................................................................... 9
D. Evaluasi Sasaran ..................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11
LAMPIRAN...................................................................................................................... 12

PROGRAM PROFESI APOTEKER


iv ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Tugas Promkes dan Pelatihan ...................................................... 12

Lampiran 2. Dokumentasi Promkes ......................................................................... 13

Lampiran 3. Daftar Pasien Pengunjung Promkes dan Pelatihan ............................... 15

Lampiran 4. Leaflet ................................................................................................... 17

PROGRAM PROFESI APOTEKER


v ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antibiotika merupakan obat yang ditujukan untuk membunuh kuman
penyebab infeksi. Antibiotik termasuk dalam kategori obat keras,
sehingga penggunaannya harus tepat dan tidak boleh dijual bebas, melainkan
harus dengan resep dokter. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu
obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain
antibakteri/ antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa. Antibiotik merupakan
obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara
tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak
memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai
bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada
indikasi.
Penggunaan antibiotik di masyarakat yang tidak sesuai dengan indikasi
penyakit misalnya untuk menurunkan panas atau demam tanpa diketahui
penyebabnya dan dosisnya tidak tepat, justru dapat menyebabkan resistensi
terhadap bakteri sehingga dibutuhkan dosis obat yang lebih besar atau
penggantian antibiotik ke jenis yang lebih tinggi lagi dalam penggunaan
berikutnya. Resistensi dapat memperburuk kondisi klinis dan menambah biaya
kesehatan. Resistensi juga meningkatkan jumlah pasien di rumah sakit dan potensi
pandemik mikroba yang resisten. Penyebaran kuman yang resisten terhadap
antimikroba saat ini sudah menjadi ancaman dunia. Antibiotik dengan
penggunaan yang tidak tepat selain dapat membuat bakteri menjadi resisten, juga
dapat membunuh bakteri baik yang berfungsi melindungi tubuh kita dari serangan
penyakit sehingga dapat menimbulkan infeksi yang lebih berat.
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai
permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi

1 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas,


juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi.
Pada awalnya resistensi terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat laun juga
berkembang di lingkungan masyarakat, khususnya Streptococcus pneumoniae
(SP), Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Kuman resisten antibiotik
tersebut terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan penerapan
kewaspadaan standar (standard precaution) yang tidak benar di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study)
terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43% Escherichia coli resisten terhadap
berbagai jenis antibiotik antara lain, ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan
kloramfenikol (25%). Hasil penelitian 781 pasien yang dirawat di rumah sakit
didapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu
ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), ciprofloksasin
(22%), dan gentamisin (18%).

B. Tujuan Promosi Kesehatan


Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksaan Promosi Kesehatan
“Antibiotik” yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bijak dalam
penggunaan Antibiotik
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mengetahui cara memperoleh antibiotik yang benar
b. Masyarakat mengetahui cara penggunaan antibiotik yang benar
c. Masyarakat mengetahui bahaya yang terjadi jika penggunaan antibiotik
tidak sesuai aturan/petunjuk

C. Manfaat Promosi Kesehatan


Manfaat kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai penggunaan antibiotik yang rasional.

2 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Antibiotik
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios
= hidup. Antibiotika adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi
dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba
jenis lain, sedangkan toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr.Alexander
Fleming (Penisilin) pada tahun 1928, tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan
digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey, kemudian banyak zat
dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain di seluruh dunia,
namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat.
Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis atau semisintetis.

B. Mekanisme kerja antibiotik


Mekanisme kerja antibiotika antara lain :
a. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak
sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel
akan pecah; contoh antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini adalah
penisilin dan sefalosporin.
b. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel
dikacaukan pembentukannya, hingga bersifat lebih permeabel akibatnya zat-
zat penting dari isi sel dapat keluar; contoh antibiotik yang bekerja dengan
mekanisme ini adalah kelompok polipeptida.
c. Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk,
contoh antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini adalah klindamisin,
linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
d. Mengganggu pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel
tidak dapat berkembang, contoh antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini
adalah metronidazole, quinolon, novobiosin, rifampisin.

3 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

e. Menghambat sintesa folat seperti sulfonamida dan trimetoprim.

C. Efek samping Antibiotik


Efek samping dari antibiotika yaitu :
a. Sensitisasi/ hipersensitif, seperti gatal-gatal, kulit kemerah-merahan, bentol-
bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok. Contohnya penisilin dan
kloramfenikol.
b. Resistensi, terjadi bila obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah atau
waktu terapi kurang lama. Untuk mencegah resistensi dianjurkan
menggunakan antibiotik sesuai dengan hasil kultur bakteri dan dosis yang
tepat.
c. Superinfeksi, yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana
sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama.
Selain antibiotik yang menekan sistem kekebalan tubuh yaitu kortikosteroid
dan imunosupressiv lainnya dapat menimbulkan suprainfeksi

D. Penggolongan Antibiotik
Penggolongan antibiotik adalah sebagai berikut :

1. Penggolongan berdasarkan luas aktivitas kerjanya


a. Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja
(bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya
eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif),
streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja).
b. Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spektrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram
positif maupun gram negatif. Contohnya ampisilin, sefalosporin, dan
kloramfenikol.

4 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK

2. Penggolongan berdasarkan mekanisme kerja


a. Penghambatan sintesis dinding bakteri
b. Penghambatan sintesis membran sel
c. Penghambatan sintetis protein di ribosom
d. Penghambatan sintetis asam nukleat
e. Penghambatan metabolik (antagonis folat)

Masing-masing golongan terdapat mekanisme kerja, farmakokintetik,


farmakodinamik, serta aktivitas antimikroba yang berbeda-beda. Perbedaan ini
menyebabkan perbedaan kegunaan di dalam klinik, sehingga mekanisme
resistensi dari masing-masing golongan juga mengalami perbedaan.

3. Penggolongan berdasarkan daya kerjanya


a. Bakterisid
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Termasuk
dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis
besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.
b. Bakteriostatik
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah
atau menghambat pertumbuhan kuman, sehingga pembasmian kuman
sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam golongan ini
adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim,
linkomisin, makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.

5 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK

E. Faktor Penyebab Meningkatnya Resistansi terhadap Antibiotik


Resistensi bakteri terhadap antibiotik muncul karena banyak mekanisme
dan cenderung semakin rumit pendeteksiannya. Mekanisme genetik ikut terlibat
termasuk di antaranya mutasi kromosom, ekspresi gen – gen resisten kromosom
laten, didapatkan resistansi genetik baru melalui pertukaran DNA langsung, atau
melalui mekanisme yang disebut transformasi , transduksi dan konjugasi.
Penyebab utama resistansi antibiotika adalah penggunaannya yang meluas
dan irasional. Sekitar 80% konsumsi antibiotik dipakai untuk kepentingan
manusia dan sedikitnya 40% berdasar indikasi yang kurang tepat, misalnya infeksi
virus. Terdapat beberapa faktor yang mendukung terjadinya resistensi, antara lain:
1. Penggunaannya yang kurang tepat (irasional): terlalu singkat, dalam dosis
yang terlalu rendah, diagnosa awal yang salah
2. Pengetahuan pasien yang kurang tentang penggunaan antibiotika
Kecenderungan pasien dengan kemampuan financial yang baik akan meminta
diberikan terapi antibiotik yang paling baru dan mahal meskipun tidak
diperlukan. Bahkan pasien membeli antibiotika sendiri tanpa peresepan dari
dokter (self medication). Sedangkan pasien dengan kemampuan financial yang
rendah seringkali tidak mampu untuk menuntaskan regimen terapi.
3. Jumlah resep yang diberikan klinisi meningkat ketika diagnosa awal belum
pasti.
4. Perilaku hidup sehat: terutama bagi tenaga kesehatan, misalnya mencuci
tangan setelah memeriksa pasien dan desinfeksi alat-alat yang akan dipakai
untuk memeriksa pasien.
5. Penggunaannya untuk hewan dan binatang ternak: antibiotik juga dipakai
sebagai suplemen rutin untuk profilaksis atau merangsang pertumbuhan
hewan ternak. Bila dipakai dengan dosis subterapeutik, akan meningkatkan
terjadinya resistensi.
6. Promosi komersial dan penjualan besar-besaran oleh perusahaan farmasi serta
didukung pengaruh globalisasi, memudahkan jumlah antibiotika yang beredar
mudah diakses masyarakat luas

6 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

7. Kurangnya penelitian yang dilakukan para ahli untuk menemukan antibiotika


baru (Bisht et al, 2009)
8. Lemahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam distribusi dan
pemakaian antibiotika, misalnya pasien dapat dengan mudah mendapatkan
antibiotika, selain itu juga kurangnya komitmen dari instansi terkait baik
untuk meningkatkan mutu obat maupun mengendalikan penyebaran infeksi
(Kemenkes RI, 2011).

Upaya cara mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik :


1. Mendorong penggunaan antibiotik secara rasional (antibiotik hanya diberikan
untuk indikasi yang jelas)
2. Mengurangi penggunaan yang tidak perlu, baik untuk profilaksis, maupun
terapi.
3. proses seleksi antibiotik termasuk dosis, frekuensi, dan lama pemberian harus
dilakukan secara lebih seksama untuk meningkatkan efektivitas antibiotik
dalam menanggulangi infeksi
4. Edukasi dan training pasien juga merupakan hal penting untuk dilakukan.
Pesan akan diterima dengan baik apabila disampaikan oleh pemimpin lokal
atau orang yang dianggap berpengaruh (Bisht et al, 2009). Pesan dapat
disampaikan melalui berbagai media misalnya melalui iklan di televisi, radio,
koran, perlu disebarluaskan bahwa tidak semua jenis penyakit dapat
disembuhkan dengan pemberian antibiotik, jika diperlukan pemakaian
antibiotik harus sesuai dengan instruksi dokter baik dosis maupun rentang
terapinya.
5. Perlunya sosialisasi generasi muda sejak dini terhadap bahaya resistansi
antibiotik melalui pembelajaran di kelas, kegiatan PMR, KIR, sosial media
yang sering di akses oleh kalangan muda.

F. Penggunaan antibiotik yang benar


Penyakit yang disebabkan virus (murni disebabkan virus) seperti demam
karena virus, influenza, radang tenggorokan, diare singkat tanpa pendarahan,

7 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

demam berdarah dan beberapa infeksi telinga tidak boleh diobati dengan
antibiotik, sehingga perlu dipahami meski sangat bermanfaat antibiotik hanya
ditujukan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri, bukan infeksi virus. Dokter jika
merekomendasikan bahwa anda perlu mengonsumsi antibiotik, maka harus
dikonsumsi sesuai dengan resep dokter. Sangat dianjurkan menuntaskan dosis
sesuai resep, misalnya jika memang harus diminum tiga kali sehari selama lima
hari, lakukan sesuai aturan dan pada waktu yang tepat pada pagi, siang, dan
malam harinya atau setiap interval waktu yang sama.

BIJAK antibiotik di masyarakat:


1 Beli antibiotik hanya dengan resep dokter
Antibiotik termasuk golongan obat keras, jangan gunakan resep lama
meskipun gejala penyakitnya dirasakan sama dengan sakit sebelumnya.
2. Ikuti petunjuk penggunaan antibiotik
Ikuti aturan cara pemberian, dosis/takaran, beberapa kali pemberian perhari,
dan lama waktu antibiotik harus dihabiskan. Perhatikan keutuhan kemasan,
petunjuk penyimpanan dan kabel kadaluarsa.
3. Jeli dan berani bertanya kepada dokter apakah ada antibiotik yang diberikan
Tanyakan apa penyebab penyakit, apa perlu diberikan antibiotik mengapa
perlu diberi dan bagaimana petunjuk konsumsinya.
4. Awasi penggunaan antibiotik dirumah
Jangan berikan antibiotik anda kepada keluarga atau oranglain, meskipun
gejala penyakitnya sama. Habiskan antibiotik meskipun gejala penyakit
menghilang.
5. Konsultasikan ke dokter jika sakit lebih dari 3 (tiga) hari.
Batuk, demam, dan pilek tidak perlu menggunakan antibiotik; istirahat dan
konsumsilah makanan bergizi. Jika disertai lendir atau darah segera ke dokter.
Hal yang sangat berguna namun jarang dilakukan untuk mengindari
terjadinya infeksi atau penyebaran bakteri masuk kedalam tubuh adalah dengan
membiasakan menjaga kebersihan tubuh. karena dengan kebersihan, tubuh akan
terhindar dari penyakit.

8 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK

BAB III
METODOLOGI PROMOSI KESEHATAN

A. Program
Penyuluhan dan pembagian leaflet.

B. Jenis Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan kepada masyarakat mengenai “PROMOSI
KESEHATAN TENTANG BIJAK MENGUNAKAN ANTIBIOTIK"
Lokasi dan Waktu pelaksanaan ;
Lokasi : POSYANDU LANSIA MELATI RW 19
Hari/Tgl : Rabu, 28 November 2018
Waktu : 09.00 – selesai

C. Sasaran Kegiatan
Masyarakat lansia di Rw 19 Mojongso.

D. Evaluasi Sasaran
Evaluasi hasil dilakukan dengan dibuka tanya jawab dari masyarakat yang
ikut sebagai peserta tentang hasil dari pemaparan dan brosur yang telah
dibagikan.
Promosi kesehatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan pada
masyarakat mengenai bijak dalam penggunaan antibiotik dengan benar,
sehingga dalam pengobatan tersebut lebih efektif dan rasional.

9 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan di POSYANDU LANSIA
MELATI RW 19 Kelurahan Mojosongo berjalan dengan lancar, masyarakat yang
hadir berjumlah 49 orang, mereka mengikuti kegiatan dengan baik. Penyaji
menyampaikan materi tentang penggunaan antibiotik dan disertai sesi tanya
jawab, kemudian banyak masyarakat yang mengajukan pertanyaan dan bercerita
tentang pengalaman mereka dalam penggunaan antibiotik di kehidupan sehari-
hari.

B. Saran
Pendidikan/penyuluhan kesehatan perlu ditingkatkan dan dilaksanakan
secara intensif kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat tentang bijak
menggunakan antibiotik demi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pengunaan antibiotik sehingga masyarakat dapa mencegah terjadinya
resistensi.

10 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

DAFTAR PUSTAKA

Annette, Saskatoon,Larochelle, A., Lambert, St., 2000, Recurrent Urinary


Tract Infection, JOGC

APUA (Alliance for prudent use of antibiotics). 2011. What is antibiotic


resistance and why is it problem.www.apua.org on 16-09-2011.

Bisht, et al, 2009. Antibiotic resistance- A global issue of concern. Asian


jurnal of pharmaceutical Vol. 2

Chow, A., and Robinson, J.L., 2011, Fever of unknown origin in children:
a systematic review, World J Pediatr, Vol 7 No 1

DR. OEN Solo Baru, Hospiatl, Surakarta, The Indonesian Journal of


Medical Science Volume 1 No.7. 392-399

Eka Rahayu Utami, Antibiotika, Resistansi, Dan Rasionalitas Terapi,


Jurnal

Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology, 21st ed, Prentice


Hall International Inc, 145 – 176

Kuswandi.20111. strategi mengtasi bakteri yang resisten terhadap


antibiotika

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2015


Tentang Program Pengendalian Resisten

Sainstis. Volume 1, Nomor 1, April – September 2012 Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia. 2015.

Santillan, R.M., Garcia, G.R., Benavente, I.H., Garcia, E.M., 2000, Efficay
of cefixime in the therapy of thyfoid fever, Proc. West pharmacol.Soc, 43:65-66.

WHO Chronicle ,Antibiotic Resistance in Pathogenic Bacteria., 36 (5) :


191 –196.

WHO, Drug And Therapeutic Committees; A Practical Guide, Department


of Essential Drugs and Medicines Policy Geneva, Switzerland, 2003

Zhang, Y. 2007. Mechanisms of antibiotic resistance in the microbial


world.Baltimore, USA.

11 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas Promkes dan Pelatihan

12 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

Lampiran 2. Dokumentasi Promkes

13 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

14 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

Lampiran 3. Daftar Pasien Pengunjung Promkes dan Pelatihan

15 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

16 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN SECARA DINI LEPTOSPIROSIS

Lampiran 4. Leaflet

17 PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXXVI

Anda mungkin juga menyukai