Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI UPTD INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO

PROVINSI SULAWESI UTARA

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Pendidikan Ahli Madya Farmasi

Oleh:

Rahmawaty wungguli (1803063) Fitriani Taslim (1803072)


Mario Laurestabo(1803011) Reni R. Limbanadi (1803038))
Fira Puspita Gansi (1803037) Femy TirsaTakuling(1803020)
Ayu Sari Jamal (1803032) R.A Wafiq F. Azizah (1703002)
Yulianti Husen (1803023) Eka W. D. Ambodalle (1803013)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH

MANADO

2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN DI UPTD INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA


MANADO

Oleh

Rahmawaty wungguli (1803063) Fitriani Taslim (1803072)


Mario Laurestabo(1803011) Reni R. Limbanadi (1803038))
Fira Puspita Gansi (1803037) Femy TirsaTakuling(1803020)
Ayu Sari Jamal (1803032) R.A Wafiq F. Azizah (1703002)
Yulianti Husen (1803023) Eka W. D. Ambodalle (1803013)

Laporan ini di susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meyelesaikan
Program Pendidikan Ahli Madya Farmasi
Telah diperiksa dan disahkan:
Pada Hari: Rabu, Tanggal: Februari 2020

Pembimbing PKL Lahan DosenPembimbing PKL

Rahmat Ismail, S.Farm., M.Farm., Apt.


NIDN. 09 191088 02

Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Farmasi

Rahmat Ismail, S.Farm., M.Farm., Apt.


NIDN. 09 191088 02

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan 
rahmat serta hidayah-Nya, karena kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja
Lapangan dan Laporan Praktek Kerja Lapangan di UPTD Instalasi Farmasi Kota
Manado. Laporan ini berisi tentang semua lingkup kegiatan yang dilakukan serta
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan PKL.

Kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam proses pengerjaan hingga laporan ini selesai. Laporan PKL ini
dapat disusun berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Melalui laporan
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1.   Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah serta karunia-Nya lah kami dapat
menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di UPTD Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Manado.

2.   Bapak Rahmat Ismail S.Farm.,M.Farm.,Apt. selaku Ketua Program Studi D3


Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado. Beserta
segenap jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan PKL.

3.   BapakRahmat Ismail S.Farm.,M.Farm.,Apt. . Selaku Dosen pembimbing PKL


yang telah memberi arahan serta bimbingan selama PKL berlangsung sampai
Laporan PKL selesai.

4.   Ibu selaku Kepala UPTD Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Manado.
Yang telah memberi izin untuk melaksanakan PKL.

5.   Ibuselaku pembimbing PKL di UPTD Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota


Manado memberikan materi serta arahan selama PKL.

6.   Orang tua dan saudara kami tercinta yang telah memberikan dorongan, doa
serta dukungan materi, sehingga kami dapat menjalankan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di UPTD Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Manado.

ii
Sadar akan banyaknya kekurangan pada laporan ini maka kami pun masih
mengharapkan saran dan kritik. Kami berharap laporan ini dapat berguna bagi para
pembaca sekalian dan bisa dijadikan pengalaman untuk kita semua.Semoga segala
bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan
dari Allah SWT.

Manado, 13 Februari 2020

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL).............................................................2

1.4. Manfaat Praktek KerjaLapangan (PKL)............................................................3

1.5. Waktu Dan Tempat Pkl......................................................................................3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Instalasi Farmasi...............................................................................4

2.2 Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personil Instalasi Farmasi………………….4

2.3 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi................................................................4

2.3.1 Tugas Instalsi Farmasi.............................................................................5

2.3.2 Fungsi Instalasi Farmasi..........................................................................6

2.4Tujuan Instalasi Farmasi......................................................................................7

2.5 Pengelolaan SDM di Instalasi Farmasi...............................................................7

2.6 Manajemen Perbekalan Farmasi.........................................................................7

2.7 Tempat Lahan Pkl


2.7.1 sejarah uptd instalasi kota manado..........................................................15
2.7.2 tata ruang……………………………………………………….………17

iv
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kegiatan Yang Dilakukan.................................................................................18
3.2 Perencanaan......................................................................................................18
3.3 Pendistribusian.................................................................................................19.
3.4 Laporan Neraca………………………………………………………………20.
3.5 Laporan Logistik………...……………………………………………………20
3.6 Mutasi……………………………………………………………………..….20
3.7 Persediaan…………………………………………………………………… 20

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................21

4.2 saran.................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut World
Health Organization( WHO ) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh
secara fisik, menta, dan social serta bukan hanya merupakan sehat adalah gaya
hidup yang bersih dan sehat. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.( Yurika
Fauzia Wardhani dan Astridiyah Paramita. 2016 )
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya maka perlu
dilakukan suatu upaya kesehatan. Pelaksanaan upaya kesehatan dapat dilakukan
dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit
dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (Presiden Republik
Indonesia, 2009).
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat selalu
digunakan dalam pelayanan kesehatan.Maka obat perlu dikelola dengan baik,
efektif dan efisien.Pengelolaan tersebut bertujuan untuk menjamin ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkauan obat dengan jenis dan jumlah yang cukup,
sehingga mudah di peroleh pada waktu dan tempat yang tepat. Oleh karena itu,
pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di kabupaten/kota memegang peranan
yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkaun
obat untuk pelayanan kesehatan dasar (Islan,2015)
Manajemen pengelolaan obat merupakan bagian dari upaya pembangunan
dibidang obat. Kebijakan dari pemerintah terhadap peningkatan akses obat
diselenggarakan melalui beberapa kebijakan yaitu : undang-undang No.6 Tahun
2009 tentang kesehatan, peraturan pemerintah No.51 tentang pekerjaan
kefarmasian, Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan kebijakan obat nasional

1
(KONAS). Salah satu sistem SKN 2009 adalah obat dan perbekalan kesehatan.
Gudang farmasi adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat pengelolaan obat
pemerintah meliputi obat dari dana APBN, APBD maupun JKN. Manajemen
pebekalan obat dan perbekalan kesehatan meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan serta pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan ke
puskesmas-puskesmas yang ada di wilayah kabupaten Banjar. Unit pelaksanaan
teknis daerah gudang farmasi kota Banjarmasin sebagai UPTD melkasanakan
fungsi perencanaan, penyimpanan dan pemeliharaan untuk menjamin mutu obat
dan alat kesehatan dan pelayanan pendistribusian (Islan, 2015)
Obat dan alat kesehatan kepada puskesmas kabupaten/kota dalam rangka
pemerataan kesehatan. Seorang calon tenaga teknis kefarmasian selain memiliki
kemampuan dalam aspek pelayanan kefarmasian juga dituntut untuk memiliki
pengatahuan dan manajemen yang baik seperti manajemen perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan
(Islan,2015).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah :
1. Bagaimana Cara Perencanaan obat di Instalasi Farmasi Kota Manado ?
2. Bagaimana Cara Pendistribusian di Instalasi Farmasi Kota Manado ?

1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Tujuan dilaksanakannya Praktek Kuliah Lapangan yaitu:
1. Mempersiapkan para mahasiswa menjadi terampil, handal dan mandiri
serta mampu memberikan informasi dan mampu menjawab tantangan
dalam bidang farmasi.
2. Memberikan gambaran mengenai organisasi, struktur, cara, situasi dan
kondisi pekerjaan di bidang farmasi, yang ada di Instalasi Farmasi Kab.
Minahasa Utara
3. Mengetahui cara perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, dan pemusnahan obat kada luarsa di Instalasi Farmasi Kab.
Minahasa Utara.

2
1.4. Manfaat Praktek KerjaLapangan (PKL)
1. Praktek Kuliah Lapangan (PKL) dapat memberikan gambaran tentang
keberadaan tenaga kerja profesi farmasi khususnya di Instalasi Farmasi
Kab. Minahasa Utara.
2. Praktek Kuliah Lapangan (PKL) juga membantu dalam
mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan
mahasiswa dalam pengelolaan manajemen di Instalasi Farmasi Kab.
Minahasa Utara, serta mahasiswa dapat belajar bagaimana berinteraksi
dengan baik dalam mengaplikasikan ilmu sebagai seorang farmasi.

1.5 Waktu dan Tempat PKL


Waktu dan lamanya pelaksanaan PKL KK di tentukan berdasarkan
kalender akademik Prodi D3 Farmasi Stikes Muhammadiyah Manado
yaitu, dimulai pada tanggal 17 Februari 2020 – 28 Februari 2020. PKL KK
dilaksanakan kurang lebih 2 minggu di UPTD Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Instalasi Farmasi


Instalasi Gudang Farmasi dan perbekalan kesehatan merupakan unit
pelaksanaan teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab kepada kepalah
daerah melalui dinas kesehatan, mempunyai tugas penerimaan, penyimpanan,
memilihara, mengamankan serta mendistribusikan obat, alat kesehatan, perbekalan
dan perlengkapan kesehatan dan pelaksanaan urusan ketatausahaan (Islan, 2015).

2.2 Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personil Instalasi Farmasi

Pola Ketenagaan Instalasi Farmasi seperti diuraikan berikut:

a. Sumber daya manusia di Instalasi farmasi adalah:


1. Untuk pekerjaan kefarmasian, terdiri dari:
- Apoteker
- Tenaga teknis kefarmasian
2. Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari:
- Operator komputer/teknisi
- Tenaga administrasi
- Pekarya/pembantu pelaksana
b. Adapun persyaratan SDM adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan farmasi harus dilakukan oleh apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian.
2. Tenaga teknis kefarmasian yang melakukan pelayanan kefarmasian
harus di bawah supervisi apoteker.
3. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian harus memenuhi persyaratan
administrasi.
4. Instalasi farmasi harus dikepalai oleh seorang apoteker dan memiliki
pengalaman minimal 3 tahun.

4
c. Beban kerja adalah sebagai berikut:

Beban kerja, perlu diperhatikan faktor-faktor berikut:

1. Kapasitas tempat tidur dan Bed Occupancy Rate (BOR)


2. Jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang dilakukan (manajemen, klinik
dan produksi)
3. Jumlah resep atau formulir permintaan obat (floor stock) per hari
4. Volume sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
d. Penelitian dan pengembangan
1. Apoteker harus didorong untuk melakukan penelitian mandiri atau
berkontribusi dalam tim penelitian mengembangkan praktik pelayanan
kefarmasian.
2. Instalasi farmasi harus melakukan pengembangan pelayanan
kefarmasian sesuai dengan situasi perkembangan kefarmasian terkait.
(Daniel Ginting, 2019)

2.3 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi

2.3.1 Tugas Instalsi Farmasi


1. Instalasi farmasi mempunyai tugas mengadakan, menerima, menyimpan,
memelihara, dan mengamankan serta mendistribusikan obat, alat
kesehatan, perbekalan dan perlengkapan kesehatan.
2. Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada point di atas adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan dasar disusun
oleh tim perencanaan obat terpadu berdasarkan sistem “buttom up”
b. Perhitungan rencana keutuhan obat untuk 1 tahun anggaran disusun
dengan menggunakan pola konsumsi dan atau epidimiologi.
c. Mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan obat dari beberapa
sumber dana, agar jenis dan jumlah obat yang disediakan sesuai
dengan kebutuhan dan tidak tumpang tindih.

5
d. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota mengajukan rencana
kebutuhan obat kepada pemerintah kabupaten/kota , pusat, provinsi,
dan sumber lainnya.
e. Melakukan pelatihan petugas pengelola obat publik dan perbekalan
kesehatan untuk puskesmas.
f. Melakukan bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi ketersediaan
obat public dan perbekalan kesehatan ke pusksmas.
g. Melaksanakan advokasi penyediaan anggaran kepeda pemerintah
kabupaten/kota.
h. Dinas kesehatan kabupaten/ kota bertanggung jawab terhadap
pendistribusian obat kepada unit pelayanan kesehatan dasar.
i. Dinas kesehatan kabupaten/ kota bertanggung jawab terhadap jaminan
mutu obat yang ada di gudang farmasi.

2.3.2 Fungsi Instalasi Farmasi


Fungsi instalasi farmasi adalah untuk melaksanakan tugas yang dimaksud
tersebut di atas instalasi gudang farmasi dan perlengkapan kesehatan mempunyai
fungsi :
1. Perencanaan koordinasi dan pemantauan pelaksanaan tugas di
lingkungan unit.
2. Menyimpan dan mendistribusian obat-obatan, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan lainnya pada unit-unit pelayanan kesehatan.
3. Pelaksanaan perncatatan dan evaluasi mengenai ketersediaan/
penggunaan obat-obatan, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan.
4. Pelaksanaan pembinaan pemeliharaan mutu obat-obatan, alat kesehatan
dan perbekalan kesehatan.
5. Pengamatan secara umum terhadap khasiat obat yang ada dalam
persediaan.
6. Pemberian informasi mengenai pengelolaan obat, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan.

6
2.4 Tujuan Instalasi Farmasi
1. Tujuan umum :
Terlaksananya ketersediaan , pemerataan, mutu, dan keterjangkauan
sediaan farmasi dan alat kesehatan secara aman, efektif dan efisien pada
instalasi gudang farmasi dan perlengkapan kesehatan.

2. Tujuan khusus :
Terlaksananya penyimpanan dan distribusi obat yang merata dan teratur
secara tepat jumlah, waktu dan tempat.
a. Terlaksananya pengendalian persediaan obat dan pembekalan
kesehatan
b. Meningkatnya kompetensi sumber daya manusia (SDM) tenaga
farmasi dengan adanya jabatan fungsional.
c. Pengelolaan SDM di UPTD, sehingga efektif dan efisien.

2.5 Pengelolaan SDM di Instalasi Farmasi


Agar organisasi di Instalasi Farmasi berjalan lancar, maka diperlukan tenaga
yang sesuai untuk pengelolaan obat. Tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan
manajemen di Gudang Farmasi adalah : Apoteker, Asisten Apoteker, Tenaga
SMU/Sarjana lainnya. Menurut Depkes (2005), jumlah tenaga yang tersedia
dalam jumlah yang memadai akan memudahkan organisasi mencapai tujuan.

2.6 Manajemen Perbekalan Farmasi


Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di gudang farmasi kabupaten
meliputi perencanaan, pengadaan/ penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan,
pengamanan dan pendistribusiaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan
kepada puskesmas, sarana kesehatan dan pihak lainnya.
1. Perencanaa, tujuan dari perencanaan adalah agar terjadi kesinambungan
antara permintaan dan ditribusi , sehingga distribusi obat berjalan lancar
dari pihak gudang farmasi ke pihak yang membutuhkan serta
menghindari terjadinya stock out (kekosongan) obat. Metode yang
digunakan dalam melakukan perencanaan adalah :

7
a. Metode Morbiditas/Epidimiologi Metode perencanaan yang di
dasarkan pada penyakit yang ada di suatu daerah atau yang paling
sering muncul di masyarakat.
b. Metode Konsumsi Metode konsumsi adalah suatu metode
perencanaan obat berdasarkan pada kebutuhan riil obat pada periode
lalu dengan penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan
obat tahun sebelumnya.
c. Metode Campuran Metode yang merupakan gabungan dari metode
konsumsi dan metode epidimiologi.
2. Pengadaan dan Penerimaan Tujuan dari pengadaan adalah memperoleh
obat yang di butuhkan dengan harga layak,mutu baik, pengiriman obat
terjamin tepat waktu, proses berjalan lancar tidak memerlukan waktu
dan tenaga yang berlebihan. Pengadaan dilakukan untuk merealisasikan
kebutuhan yang telah direncanakan dan di setujui,melalui :
a. Pembelian secara tender (oleh panitia pembelian barang farmasi)
b. Pembelian secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar
farmasi (PBF).
c. Sumbangan/droping/hibah Penerimaan barang merupakan bagian
penting dalam proses pengelolaan obat. Obat atau perbekalan
kesehatan yang di terima haruslah memenuhi ketentuan diantaranya
adalah tepat jenis, tepat jumlah dan waktu kadaluarsa obat dan
perbekalan kesehatan yang diterima dicatat dengan mempergunakan
formulir penerimaan obat dan perbekalan kesehatan.
Beberapa ketentuan yang harus di laksanakan berkenaan dengan prosedur
penerimaan obat dan perbekalan kesehatan yaitu :
1. Dasar
a. Surat order pembelian atau kontrak
b. Faktur pengantar
2. Proses
a. Cek keabsahan dukumen
b. Cek keabsahan barang

8
c. Cek jenis yang sesuai dengan SOP ( surat order/pembelian obat) dan
faktur pengantar.
d. Cek kualitas barang.
e. Cek jumlah barang yang sesuai dengan SOP ( surat order/pembelian
obat) dan faktur pengantar.
f. Bila semua sesuai , buat BA (berita acara) penerimaan.
g. Buat laporan penerimaan.
h. Catat pada buku masuk
i. Catat pada kolom gudang dan kolom kurang
j. Lanjut dengan proses penyimpanan Dalam hal ini penerimaan barang
hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Sumber barang
Obat dan perbekalan kesehatan di dapat dari sumber: APBN
(DAK), APBD (DAU), ASKES, program-program dinas
kesehatan, bantuan kemanusiaan (jika terjadi bencana alam).
b. Kondisi barang
c. Tanggal kadaluarsa (Expired Date)
d. Jumlah barang
3. Penyimpanan dan Pemeliharaan merupakan kegiatan pengaturan
perbekalan farmasi dan perlengkapan kesehatan menurut persyaratan
yang di tetapkan yaitu dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya,
suhunya, kestabilannya, mudah tidaknya meledak/terbakar,
Tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan sistem informasi yang
selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.di
gudang farmasi, obat juga di simpan sesuai sumber anggaran obat atau
perbekalan kesehatan tersebut.sediaan narkotik dan psikotropik di
simpan pada lemari khusus. Penyimpanan harus dapat menjamin bahwa
obat tetap dalam bentuk sediaan awalnya tanpa mengalami perubahan
fisik maupun kimia yang dapat mempengaruhi efek kliniknya saat
digunakan.macam-macam sistem penataan obat:

9
a. First Expired First Out (FEFO) Yaitu obat yang mempunyai tanggal
kadaluarsa lebih dahulu di letakkan di depan obat yang mempunyai
tanggal kadaluarsa kemudian.
b. First In First Out (FIFO) Yaitu obat yang datang kemudian di
letakkan di belakang obat yang terdahulu. Pengelolaan penyimpanan
obat dilakukan sedemikian rupa sehingga :
1. Kualitas obat dalam perbekalan kesehatan dapat di pertahankan.
2. Obat dan perbekalan kesehatan terhindar dari kerusakan fisik.
3. Pencarian obat dan kesehatan mudah dan cepat.
4. Obat dan perbekalan kesehatan aman dari pencurian.
5. Mempermudahkan pengawasan stock obat dan perbekalan
kesehatan. Obat dan perbekalan kesehatan yang disimpan perlu
dilengkapi dengan kartu stock. Informasi yang tertera antara lain :
tanggal obat atau perbekalan kesehatan, jumlah, expired date,
nomor batch, dan paraf petugas. Kartu stock berfungsi sebagai alat
pantau dari obat dan perbekalan kesehatan yang di simpan.
Barang-barang perbekalan/perlengkapan kantor baik yang ada
didalam gudang maupun yang ada pada unit pemakai harus selalu
dipelihara agar siap untuk di guanakan dan juga untuk
memperpanjang usia pemakaian dalam rangka menghemat
anggaran.
4. Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan obat dan perlengkapan
kesehatan kepada pihak-pihak terkait seperti puskesmas dan pelayanan
kesehatan lainya.
5. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan obat di gudang farmasi kabupaten/Kota :
Pencatatan obat adalah proses kegiatan membuat catatan secara tertib dalam
rangka melakukan penata usahaan obat-obatan, baik yang di terima, disimpan,
didistribusikan maupun yang digunakan di puskesmas (Depkes2005).
Ketepatan dan kebenaran pencatatan dan laporan/informasi merupakan faktor
yang sangat penting dalam keberhasilan manajemen logistic obat. Proses
perencanaan dilakukan berdasarkan rekapitulasi pemakaian obat seluruh

10
puskesmas dan data pendukung lainnya seperti data epididemiologi atau pola
penyakit. Dengan demikian ketepatan data dan informasi pemakaian obat
puskesmas sangat mempengaruhi ketersediaan obat di kabupaten. Berdasarkan
fungsinya kegiatan pencatatan dan pelaporan terbagi atas :
a. Pencatatan dan pengelolaan data untuk mendukung perencanaan pengadaan
obat.
1) Komplikasi pemakaian obat, dibuat berdasarkan data LPLPO yang
dilaporkan oleh masing-masing peskesmas. Hasil kompilasi digunakan
untuk menghitung kebutuhan obat dengan metode konsumsi.
2) Komplikasi data penyakit, dilakukan dengan bantuan lembat komplikasi
Data Penyakit (LB-1) dari masing-masing Puskesmas. Data ini
digunakan untuk menghitung kebutuhan obat berdasarkan metode
morbiditas.
3) Estimasi kebutuhan obat, dilakukan sebagai bahan penyusunan rencana
pengadaan obat untuk pemakaian tahun yang akan datang, dapat
dilakukan baik dengan metode konsumsi atau mordibilitas.
4) Pembagian menurut sumber dana, hasil perhitungan kebutuhan obat
yang telah dilakukan dibagi lebih rinci menurut sumber dana obat.
5) Rekonsiliasi pengadaan obat, menyesuaikan rencana pengadaan obat
dengan alokasi dana obat yang tersedia.
b. Pencatatan dan pengolahan data untuk mendukung pengendalian persediaan
obat.
1) Kartu persediaan barang, digunakan untuk mencatat semua kegiatan
mutasi obat di gudang, antara lain mencatat jumlah penerimaan,
pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluarsa. Hasil pencatatan ini
merupakan basis data yang selanjutnya digunakan sebagai bahan uji
silang terhadap stok obat dalam gudang penyimpanan.
2) Kartu induk persediaan barang, digunakan sebagai duplikasi kartu stok,
juga dapat digunakan untuk komplikasi jenis dan jumlah obat yang di
mutasikan dalam waktu tertentu serta untuk kompilasi sisa stok akhir
dari semua jenis obat yang tersimpan di gudang. Kartu ini bermanfaat

11
sebagai control bagi kepala gudang farmasi dan sebagai alat bantu dalam
penyusunan laporan, perencanaan, pengadaan dan distribusi serta
pengendalian persediaan dan pemantauan ketersediaan obat.
3) Kartu realisasi pengadaan obat, digunakan untuk mencatat realisasi
pengadaan tiap jenis obat oleh masing-masing sumber dana obat.
c. Pencatatan dan pengolahan data untuk mendukung pengendalian distribusi.
1) Penentuan stok optimum obat puskesmas, perumusan stok optimum
persediaan dilakukan dengan memperhitungkan siklus distribusi rata-
rata pemakaian, waktu tunggu serta ketentuan mengenai stok pengaman
(DepKes,2002)
2) Perhitungan tingkat kecukupan obat, dapat dilakukan dengan
menghitung sisa stok obat di GFK dibagi dengan total kebutuhan stok
optimum obat di puskesmas. Pencatatan stok obat dikabupaten
merupakan penata-usahaan obat yang dilakukan oleh pengelola obat
kabupaten, dalam hal ini adalah gudang farmasi. Pencatatan obat
dilakukan terhadap :
a. Penerimaan obat yang berasal dari berbagai sumber anggaran
pengadaan obat, baik dari APBD I, APBD II dan JKN, Program dan
lain-lain.
b. Pencatatan nama obat, jenis obat, masa kada luarsa obat.
c. Pencatatan harga obat, sesuai dengan SK menkes.
d. Penyimpanan di gudang farmasi.
e. Penyerahan/distribusi obat kepada puskesmas atas permintaan yang
diajukan melalui LPLPO.
f. Perencanaan kebutuhan obat kabupaten. Pelaporan obat di gudang
farmasi kabupaten/Kota : Dinas kesehatan membuat laporan bulanan
yang dinamakan laporan bulanan yang dibuat oleh gudang farmasi.
Pelaporan laporan bulanan jadwalkan paling lambat tanggal 10 setiap
bulan pelaporan. Untuk pelaporan obat kedinas kesehatan propinsi
dilakukan setiap tiga bulan sekali (triwulan).

12
1. Laporan Mutasi Laporan mutasi obat adalah laporan berkala
mengenai mutasi yang dilakukan pertriwulan yang berisi jumlah
penerimaan, pengeluaran dan sisa stok yang ada di GFK, kecuali
narkotika dan psikotropika yang dilaporkan setiap bulan.
Kegunaan laporan ini adalah mengetahui jumlah penerimaan dan
jumlah pengeluaran obat pertriwulan , mengetahui sisa stok obat
pertriwulan dan sebagai pertanggung jawaban bagi kepala GFK
dan bendaharawan barang.
2. Laporan kegiatan distribusi Laporan distribusi berfungsi sebagai
laporan puskesmas atau mutasi obat dan /kunjungan resep
pertahun. Informasi yang didapat antara lain jumlah obat yang
tersedia/stok akhir. Jumlah kunjungan resep. Manfaat laporan ini
adalah mengetahui jumlah persediaan obat di setiap unit
pelayanan kesehatan, mengetahui perbandingan sisa stok dengan
pemakaian perbulan dan perbandingan jumlah persediaan dengan
jumlah pemakaian per bulan.
3. Laporan supervisi puskesmas Laporan ini disampaikan
pertriwulan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/Kota
dengan tembusan bupati, yang berisi rencana dan realisasi
triwulan kegiatan supervise ke puskesmas, administrasi
persediaan obat di puskesmas, pelayanan obat di puskesmas dan
pola peresepan serta informasi obat.
4. Laporan pencatatan persediaan akhir tahun anggaran Laporan
ini merupakan laporan pertanggung jawaban kepala gudang
farmasi kabupaten/kota yang berisi semua aspek yang berkaitan
dengan manajemen logistic obat dalam satu tahun. Laporan
dibuat setiap akhir tahun anggaran yang memuat jumlah
penerimaan dan pengeluaran selama satu tahun anggaran dan
persediaan pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan.
Kegunaan laporan ini adalah mengetahui jumlah penerimaan dan
pengeluaran obat selama satu tahun anggaran, mengetahui sisa

13
persediaan obat pada khir tahun anggaran dan sebagai bahan
pertanggung jawaban kepala GFK dan bendaharawan barang.
5. Laporan pengelolaan obat tahunan Fungsi laporan ini adalah
dapat mengukur tingkat kinerja pengelolaan obat di kabupaten
selama satu tahun anggaran. Kegiatan yang harus dilakukan
antara lain mempersiapkan pencacahan obat per 31 Desember di
tingkat puskesmas, menyusun daftar obat yang diterima pada
tahun berjalan yang berasal dari bebagai sumber anggaran,
mengevaluasi LPLPO/LB2 untuk mendapatkan informasi
mengenai pemakaian rata-rata tiap jenis obat dan jumlah
kunjungan resep.
6. Laporan pemakaian dan lembar permintaan Obat (LPLPO)
LPLPO adalah laporan pemakaian dan lembar permintaan obat
yang disampaikan oleh puskesmas atau unit pelayanan kesehatan
kepada unit pengelola obat di kabupaten/kota. Formulir ini
digunakan untuk permintaan dan pemakaian obat. Kegunaan
LPLPO antara lain :
1) Sebagai bukti pengeluaran obat di GFK
2) Sebagai bukti penerimaan obat di puskesmas
3) Sebagai surat pesanan obat dari puskesmas kepada dinas
kesehatan dan GFK
4) Sebagai bukti penggunaan obat di puskesmas.
6. Penghapusan Penghapusan adalah rangkaian kegiatan pemusnahan sediaan
farmasi dalam rangka pembebasan barang milik/ kekayaan Negara dari
tanguung jawab berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan penghapusan sediaan farmasi adalah sebagai berikut :
a) Penghapusan merupakan bentuk pertanggung jawaban petugas terhadap
sediaan farmasi/ obat-obatan yang diurusinya, yang sudah ditetapkan
untuk dihapuskan/ di musnahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

14
b) Menghindarkan pembiayaan (biaya penyimpanan
pemeliharaan,penjagaandan lain-lain) atau barang yang sudah tidak layak
untuk dipelihara.
c) Menjaga keselamatan dan terhindar dari pengotoran lingkungan.
Kegiatan penghapusan sediaan farmasi :
a) Membuat daftar sediaan farmasi / obat-obatan yang akan di hapuskan
beserta alasan-alasannya.
b) Pisahkan sediaan farmasi / obat-obatan yang kadaluarsa/ rusak pada
tempat tertentu sampai pelaksanaan pemusnahan
c) Pisahkan narkotika dan psikotropika dari obat lainnya
d) Melaporkan kepada atasan mengenai sediaan farmasi/ obat-obatan yang
dihapuskan.
e) Membentuk panitia pemeriksaan sediaan farmasi / obat-obatan melalui
surat keputusan Bupati/Walikota.
f) Membuat berita acara hasil pemeriksaan sediaan farmasi / obat-obatan
oleh panitia pemeriksaan dan penghapusan sediaan farmasi / obat-obatan
g) Melaporkan hasil pemeriksaan kepada yang berwenang / pemilik obat
h) Melaksanakan penghapusan setelah ada keputusan dari yang berwenang

2.7 Tempat Lahan Pkl


2.7.1 Sejarah UPTD Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Manado
UPTD instalasi farmasi sebelum otonomi daerah bunyinya GFK ( Gudang Farmasi
Kabupaten / Kota ) setelah UU Otonomi daerah untuk pemerintah kota Manado
bunyinya UPTD DEPO Farmasi. Pada saat Undang – undang No. 5 tahun 2017

Menimbang :
a. bahwa unit pelaksanaan teknis daerah adalah organisasi yang
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan kegiatan teknis
penunjang tertentu pada dinas atau badan daerah
b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 20 ayat (1) peraturan menteri dalam
negeri no.12 ahun2017 tentang pedoman pembentukan dan klasifikasi

15
cabang dinas dan unit unit peaksanaan teknis derah pada dinas atau
badan daerah kabupaten atau kotadapat dibentuk unit pelaksanaan
daerah
c. bahwa berasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudkan pada huruf
a dan b ,perlu di tetapkan dengan peraturan walikota manado tentang
pembentukan,susunan,organisasi,tugas dan fungsi tata kerja Unit
Pelaksanaan daerah pust kesehatan masyarakat kota manado dan
instalasi farmasi pada dinas kesehatan kota manado

Mengingat :

1. Undang-undang 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah tingkat II di


sulawesi;
2. Undang-undang no.1 tahun 2011 tentang peraturan perundang-undangan
;
3. Undng-undang no.5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara
4. Undang-undang no.23 tahun 2014 tentang pemerintahan sebagaimana
telah diubah dbeberapa kali terakhir dengan undang-undang no.9 tahun
2015 tenatnag perubahan kedua atas undang-undang no.23 tahun 2014
tentang pemerintahan daerah ;
5. Peraturan pemerintahan no.18 tahun 2016 tentang perangkat daerah ;
6. Peraturan menteri dalam negeri no.80 tahun 2015 tentang pembentukan
produk daerah
7. Peraturan menteri dalam negeri no.1 tahun 2017 tentang pedoman
pembentukan dan klasifikasi cabang dinas dan unit pelaksanaan teknis
daerah
8. Peraturan daerah kota manado no.2 tahun 2016 tentang pembentukan
dan susunan perangkat daerah kota manado
9. Peraturan walikota kota manado nomor 38 tahun 2016 tentang
kedudukan,susunan organisasi tugas dan fungsi serta tata kerja dinas
kesehatan kota manado tipe A.

16
2.7.2 Tata Ruang

UPTD Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Manado memiliki 5 ruangan yaitu:

1. Ruangan Kepala UPTD


2. Ruangan Logistik
3. Ruangan gudang
4. Ruangan dapur
5. Ruangan penyimpanan obat:
a. Lemari obat psikotropika.

17
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kegiatan Yang Di Lakukan

Instalasi Gudang Farmasi dan perbekalan kesehatan merupakan unit


pelaksanaan teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab kepada kepalah
daerah melalui dinas kesehatan, mempunyai tugas penerimaan, penyimpanan,
memilihara, mengamankan serta mendistribusikan obat, alat kesehatan, perbekalan
dan perlengkapan kesehatan dan pelaksanaan urusan ketatausahaan

Praktek kerja lapangan yang dilaksanakan kali ini bertempat di Instalasi


Farmasi Dinas kesehatan Kota Manado. Instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota
Manado tidak hanya menyediakan Produk Obat-obatan tetapi juga alat kesehatan
dan BMHP.

Waktu oprasional di Instalasi Farmasi ini adalah dari hari senin sampai
jumat yang berlangsung pukul 08.00-15.00 WITA.

Seluruh Kegiatan PKL yang dilaksanakan di Instalasi Farmasi ini selalu


diawasi dan dibimbing oleh Pegawai Instalasi Farmasi yang juga merupakan
tenaga profesi Apoteker di Instalasi farmasi. Kegiatan yang kami lakukan pada
saat PKL yaitu membersihkan ruangan,mengatur dan mengurutkan stok obat
berdasarkan abjad,bentuk sediaan dan nomor batch, memindahkan obat – obat
yang sudah expire dateke ruang karantina.Kami diberikan arahan untuk
mengambil obat berdasarkan DBMB Puskesmas.Kami juga melakukan diskusi
sesuai materi yang diberikan oelh Pembina di Instalasi.

3.2 Perencanaan

Semua Obat dan BMHP ( Bahan Medis Habis Pakai ) yang ada di UPTD
Instalasi Farmasi kota manado di rencanakan oleh TPOT ( Tim Perencanaan Obat
Terpadu ) berdasarkan RKO (rancangan kebutuhan obat ) dari 16 Puskesmas yang
ada di Kota Manado 15 Puskesmas berada di daratan Manado dan 1 di pulau
Bunaken, dalam perencanaan obat dan BMHP ( Bahan Medis Habis Pakai ) yang

18
di lakukan oleh masing masing puskesmas harus berdasarkan ketentuan FORNAS
(formularium nasional) atau DOEN (daftar obat esensial nasional) setelah itu hasil
perencanan obat, perencanaan tersebut menggunakan metode button up dengan
cara pemakaian rata-rata di kalikan dengan 18 bulan dan BMHP (Bahan Medis
Habis Pakai ) oleh masing masing puskesmas di tuangkan kedalam dokumen RKO
(rancangan kebutuhan obat ) yang memuat seluruh jumlah atau jenis sediaan obat
dan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) dan kemudian RKO (rancangan kebutuhan
obat) dari masing masing puskesmas tersebut di serahkan kepada uptd instalasi
farmasi kota manado.

UPTD instalasi farmasi kota manado melakukan kompilasi data RKO


(rancangan kebutuhan obat) masing masing puskesmas dengan meperhatikan
beberapa hal seperti masa kadaluwarsa obat dan BMHP (Bahan Medis Habis
Pakai) serta kebutuhan obat kegiatan lainnya yang bersifat sosial yang berada di
instalasi farmasi kota manado, ketersediaan stok obat dan BMHP (Bahan Medis
Habis Pakai), setelah itu uptd instalasi farmasi kota manado menuangkan seluruh
hasil kompilasi data kedalam dokumen RKO (rancangan kebutuhan obat) lalu di
serahkan kepada TPOT ( Tim Perencanaan Obat Terpadu ) yang berada di
DINKES (dinas kesehatan) kota manado.

3.3 Pendistribusian

Pendistribusian dilakukan dengan berdasarkan RKO (rancangan kebutuhan


obat) dari masing masing puskesmas tersebut lalu diambil obat dan BMHP
berdasarkan RKO (rancangan kebutuhan obat) tersebut, Pendistribusian di instalasi
farmasi kota manado dilakukan di 16 puskesmas yang berada di sekitar kota
manado, setelah obat dan BMHP diambil berdasarkan RKO (rancangan kebutuhan
obat) dibuat DBMB 3 lembar dan diberikan 1 lembar ke instansi dan 2 lembar ke
puskesmas tersebut. Dengan mengacu pada SOP pendistribusian yang berada di
UPTD instalasi farmasi kota manado. Pendistribusian dilakukan oleh UPTD
Instalasi farmasi atau di ambil sendiri oleh pihak puskesmas.

19
3.4 Laporan Neraca

Laporan neraca adalah neraca, timbangan yang menimbang seberapa


balance-nya kah asset, utang, dan modal anda. Dia menunjukkan posisi kekayaan
sekaligus kemiskinan perusahaan pada waktu t. Waktu t itu bisa kapan saja, ini
istilah fisika, t bisa tgl 31 Maret, bisa 31 Desember bisa kapan saja. Kapan saja
pada waktu dibuat laporannya. (Peni R. Pramono, 2007)

3.5 Laporan Logistik

Laporan dinamika logistik dilakukan unit pelayanan per bulan. Logistik itu
sendiri yaitu ilmu dan seni yang mengatur dan mengontrol arus barang, energy dan
sumber daya lainnya (produk, jasa, dsn manusia) dari sumber produksi ke pasar.
(L. I. Irmawati, 2014)

3.6 Mutasi

Mutasi atau rotasi kerja dilakukan untuk menghindari kejenuhan karyawan


atau pegawai pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta
memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami
pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan. (Andi Fachruddin,
2016)

3.7 Persediaan

Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau


diproses lebih lanjut menjadi barang jadi yang (pada akhirnya) akan dijual untuk
memperoleh penghasilan. (Soemarso S. R.,)

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Instalasi Gudang Farmasi dan perbekalan kesehatan merupakan unit


pelaksanaan teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab kepada kepala daerah
melalui Dinas Kesehatan, mempunyai tugas penerimaan, penyimpanan,
memilihara, mengamankan serta mendistribusikan obat, alat kesehatan, perbekalan
dan perlengkapan kesehatan yang hanya mengarah kepada Puskesmas dan Instalasi
Farmasi Dinas Kesehatan Kota Manado tidak hanya menyediakan Produk Obat-
obatan tetapi juga alat kesehatan dan BMHP.

4.2 Saran
i. Saran Kepada Institusi
1. Diharapkan agar kedepannya, waktu PKL lebih lebih lama sehingga
hal-hal yang dilakukan lebih maksimal dan wawasan yang didapatkan
lebih banyak.
2. Diharapkan Pembimbing PKL dari pihak Institusi agar lebih giat
untuk mengontrol mahasiswa selama PKL berlangsung dan
memberikan bimbingan untuk kemajuan mahasiswa.
ii. Saran Kepada UPTD Instalasi Farmasi
1. Sebaiknya untuk UPTD instalasi farmasi kota manado untuk
penyimpanannya disesuaikan dengan suhu penyimpanan produk dan
untuk psikotropika agar disimpan sesuai dengan UU yang berlaku

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1426/Menkes/S.K/XV.2002 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Anonim. 2010. Materi Pelatihan Managemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi
Kabupaten/ Kota. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Anonim.2014. Laporan Tahunan UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar Tahun
2014.Martapura : Dinas Kesehatan
Anonim. 2015. Peraturan Bupati Banjar Nomor 21 Tahun 2015 Tentang

Fachruddin Andi. 2016. Manajemen Pertelevisian Modern. Yogyakarta: CV. Andi


Offset

Ginting Daniel. 2019. Kebijakan Penunjang Medis Rumah Sakit (SNARS).


Yogyakarta: Budi Utama

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Instalasi Farmasi.
Martapura : Dinas Kesehatan

Pramono Peni R. 2007. Membuat Laporan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Elex


Media Komputindo

R. Soemarso. S. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba empat

Islan. 2015. Laporan PKL di Gudang Farmasi Banjar. Dalam URL :


http;//www.laporanpkldigudangfarmasibanjar.scribd.com. Diakses pada
tanggal : 18 Desember 2017.

22

Anda mungkin juga menyukai