Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Pemasaran merupakan salah satu bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Fungsi
pemasaran memungkinkan perusahaan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen,
serta bagaimana menyampaikan produkproduknya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen tersebut (Cannon dkk, 2008). Hal ini juga berlaku untuk perusahaan farmasi. Dengan
demikian perusahaan farmasi tidak bisa lepas dari pemasaran.
Pada awal abad ke-21 ini paradigma pemasaran tidak hanya fokus pada penjualan, tetapi
memuaskan kebutuhan konsumen melalui interaksi dan kerjasama dengan konsumen
(Sampurno, 2010). Banyak perusahaan yang telah menerapkan suatu metode untuk
mengevaluasi pelayanan mereka kepada para pelanggan, dan melakukannya secara teratur. Hal
ini karena mereka sadar bahwa salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah
kepuasan pelanggan. Pelanggan yang sangat puas biasanya akan setia dalam menggunakan
produk perusahaan untuk waktu yang lama, melakukan pembelian berulang, tertarik terhadap
produk-produk baru yang diperkenalkan perusahaan, tidak terlalu memperhatikan merek
pesaing, tidak terlalu sensitif terhadap harga, dan membicarakan hal-hal baik tentang
perusahaan dan produk-produknya kepada teman-temannya (Kotler & Keller, 2009a).
Komunikasi pemasaran juga berperan dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan
pembelian suatu produk. Komunikasi pemasaran dapat 2 memberitahukan atau
memperlihatkan kepada konsumen tentang pentingnya penggunaan produk, siapa saja yang
membutuhkan produk, cara penggunaan produk, serta kondisi-kondisi yang mengharuskan
pemakaian produk tersebut. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan
menghubungkan merek mereka dengan seseorang, tempat, acara, pengalaman, perasaan, dan
hal lainnya. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan ekuitas merek dan mendorong penjualan
(Kotler & Keller, 2009b).
Secara umum ada banyak cara untuk menciptakan kepuasan pelanggan, yang di dalam
pemasaran dikenal dengan istilah bauran pemasaran. Bauran pemasaran meliputi produk, harga,
tempat, dan promosi (Cannon dkk, 2008). Akan tetapi penyebab utama terjadinya permintaan
produk obat-obatan adalah adanya masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Sebaik apapun
kualitas suatu produk obat-obatan, semurah apapun harganya, sebaik apapun komunikasi
pemasarannya, produk tidak akan terjual jika tidak ada pasien yang membutuhkannya. Rute
penghantaran obat ke dalam tubuh pun juga bisa menjadi pertimbangan dalam memilih obat,

1
meskipun pasien merasa kurang nyaman melalui rute tersebut (Ansel dkk, 2011). Hal inilah
yang membedakan produk obat-obatan dengan komoditas seumumnya.
Produk farmasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu obat bebas
atau over the counter (OTC) dan obat ethical. Obat bebas dapat dibeli secara bebas oleh
konsumen, sedangkan obat ethical hanya dapat dibeli melalui resep dokter. Hal tersebut
mengakibatkan dokter memiliki peran sebagai penentu utama bahkan penentu tunggal dalam
pemilihan dan 3 penggunaan obat ethical untuk pasien. Permintaan obat ethical adalah
permintaan produk kesehatan yang ditentukan oleh dokter, tidak secara langsung oleh pasien
sebagai pembeli. Dengan demikian maka pemasaran obat ethical sangat berbeda dengan
produk-produk komersial biasa (Sampurno, 2010)

2. Rumusan Masalah

Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa definisi dari pemasaran itu sendiri ?


2. Strategi pemasaran
3. Biaya pemasaran
4. Komunikasi pemasaran

3. Tujuan
Beberapa rumusan masalah yang didapat terdapat beberapa tujuan yang dicapai yaitu bagi:
 Diri sendiri
Tujuan bagi diri sendiri adalah untuk dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran dalam
memahami pemasaran
 Pembaca
Pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun setelah
membaca makalah ini.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian pemasaran
Menurut American Marketing Association (AMA), pemasaran adalah segala aktivitas
dan proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, menghantarkan, serta tukar-menukar suatu
penawaran yang memiliki nilai kepada konsumen, pelanggan, patner, serta masyarakat secara
luas (Anonim, 2007). Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha untuk mengembangkan serta mempertahankan kelangsungan
hidup usahanya (Dharmmesta dan Irawan, 2008).
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik
itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya, untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Hal tersebut disebabkan karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan
dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang
berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

Selain itu ada pula tiga pendapat tentang pemasaran (marketing) yaitu:

1. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang diajukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial. (William j.Stanton, 1978 )
2. Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan
jasa dari para produsen ke para konsumen. ( The Amirican Marketing Association )
3. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. ( Philip Kotler, 1995 )

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut berarti pemasaran terdiri dari tindakan-tindakan


yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan
distribusi fisik mereka. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik
menyangkut perpindahan barang-barang ketempat dimana mereka dibutuhkan. Sedangkan
aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para
pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.

2. Pengertian obat OTC dan Ethical


a) OTC (over the counter)

3
Obat ini dapat diperoleh di apotek tanpa resep dokter. Meliputi obat bebas dan obat
bebas terbatas. Tandanya lingkaran hitam berwarna dasar hijau untuk obat bebas, dan
warna biru untuk obat bebas terbatas.
Untuk obat bebas terbatas biasanya ada tanda peringatan berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
b) Obat Ethical (obat keras)
Obat ini termasuk golongan obat keras dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Tandanya lingkaran hitam, warna dasar merah dengan huruf K ditengah. Biasanya ada
tulisan " Harus dengan resep dokter ".

4
BAB III

PEMBAHASAN

1. Distribusi / pemasaran produk obat-obatan


Penjualan hasil produksi obat-obatan dari perusahaan farmasi di Indonesia pada
umumnya untuk konsumsi/pasaran dalam negeri. Namun ada juga sebagian hasil produksi yang
dijual ke luar negeri/diekspor. Jalur distribusi pemasaran obat-obatan untuk penjualan lokal
dilakukan melalui distributor atau Pedagang Besar farmasi (PBF) dengan cara penjualan putus
yang didukung dengan kontrak. PBF kemudian akan menyalurkannya ke apotek-apotek dan
atau toko obat yang kemudian dijual kepada konsumen. Sedangkan untuk penjualan ekspor
biasanya dikirimkan kepada perusahaan induknya atau groupnya, disamping juga diekspor
kepada pihak ketiga.
Dalam kontrak jasa perantara dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF) pada umumnya
berisi tentang hak dan kewajiban. Ada suatu klausul tertentu yang cukup unik yaitu adanya
kewajiban bagi PBF untuk mengiklankan atau mengenalkan produk produsen obat dengan
beberapa cara salah satunya berupa pemberian suatu bonus atau imbalan kepada toko obat dan
apotek bila dapat menjual produk tertentu dalam jumlah tertentu.
Proses pemasaran produk obat-obatan mempunyai karakteristik tertentu. Untuk
pemasaran atau memperkenalkan produk obat-obatan yang dijual bebas dapat dilakukan secara
umum kepada publik baik melalui media cetak maupun media elektronika. Namun pemasaran
untuk obat-obatan yang termasuk dalam daftar G sesuai dengan kode etik kedokteran, tidak
boleh diiklankan secara langsung kepada umum.
Karena pemasaran atau memperkenalkan produk obat-obatan yang termasuk daftar G
tidak dapat dilakukan secara langsung, maka produsen obat dalam kegiatan pemasarannya
biasanya melakukan beberapa hal sebagai berikut:
 Menggunakan jasa PBF dalam mendistribusikan dan memasarkan produknya.

 Membuat acara launching/peluncuran produk baru baik dengan seminar maupun acara
simposium.
 Menggunakan jasa detailer untuk memperkenalkan produknya kepada para dokter.

Selain berhubungan dengan jasa PBF, perusahaan farmasi dalam memasarkan produknya
juga berhubungan dengan rumah sakit, apotek dan toko obat. Kepada apotek, perusahaan
farmasi biasanya memberikan bonus bilamana rumah sakit atau apotek yang bersangkutan
mampu menjual obat-obatan tertentu sesuai dengan target yang telah ditentukan. Namun karena
yang berhubungan langsung dengan apotek atau rumah sakit adalah PBF, maka tidak semua

5
bonus yang diberikan kepada Apotek/Rumah Sakit ditanggung oleh perusahaan farmasi saja.
Biasanya, bonus dibebankan juga kepada PBF sesuai perjanjian yang telah disepakati. Selain
itu biasanya produsen obat juga dibebani pengeluaran-pengeluaran tertentu yang dilakukan oleh
PBF dalam rangka pemasaran produk, seperti pemasangan umbul-umbul maupun sebagai
sponsor event-event tertentu.

Penggunaan jasa detailer untuk memasarkan/memperkenalkan produk obat-obatan sudah


umum dilaksanakan pada industri farmasi. Para detailer merupakan pegawai tidak tetap
perusahaan, walaupun ada juga detailer yang menjadi pegawai tetap perusahaan produsen obat.
Wilayah kerja detailer dibagi-bagi menurut suatu kebijaksaan tertentu dari perusahaan,
biasanya per propinsi atau per kota Dati II. Para detailer inilah sebagai perpanjangan tangan
produsen obat mendekati para dokter guna memperkenalkan produknya. Semua pengeluaran
yang dilakukan detailer dalam rangka memasarkan produknya dapat dibebankan kepada
produsen obat. Para detailer diberikan uang muka atau istilahnya kas kecil untuk melakukan
kegiatan pemasarannya. Metode yang biasanya digunakan adalah Imprest Fund. Dalam
melakukan pendekatan kepada para dokter untuk menggunakan obat-obatan ditawarkan,
adakalanya para detailer ini menjanjikan suatu imbalan tertentu kepada para dokter tersebut
dalam bentuk uang maupun natura/kenikmatan lainnya dengan persetujuan dari manajemen
produsen obat.

2. Strategi pemasaran obat


Dalam penyusunan strategi pemasaran, perusahaan farmasi mengklasifikasikan
produknya menjadi produk OTC (Over The Counter) atau CHC (Consumer Health Care) yaitu
produk yang bisa dibeli bebas di apotek dan toko obat tanpa resep dokter dan produk ethical,
produk yang pembeliannya harus dengan resep dokter. Produk OTC dipromosikan dengan
menggunakan iklan pada media elektronik, media cetak ataupun media umum lainnya, promosi
pemasaran dan lain-lain. Produk ethical dipromosikan terutama dengan pemasaran langsung
oleh medical representative, yang didukung dengan kegiatan lainnya seperti pameran pada
acara-acara tertentu, seminar ilmiah, iklan di media cetak kedokteran dan kegiatan lain yang
sifatnya terbatas pada profesi medis. Dengan demikian medical representative merupakan
ujung tombak perusahaan dalam melakukan promosi obat ethical (Baroto, 2013).
Dalam pemasaran obat keras, dokter memiliki peran yang sangat penting bagi
keberhasilan atau kegagalan sasaran pemasaran obat keras. Hal ini dikarenakan pembelian obat
keras oleh pasien tanpa disertai resep dari dokter tidak akan dilayani oleh apotek. Perusahaan
farmasi biasanya memberikan hadiah kepada dokter tertentu yang menjadi mitra perusahaan
tersebut agar terus menggunakan produk-produknya. Dengan demikian perusahaan farmasi

6
dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan pangsa pasar produk-produknya (Wuliyadi,
1996).

3. Biaya pemasaran obat


Di dalam proses pemasaran obat-obatan akan timbul biaya-biaya baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung dalam penjualan hasil produksi. Biaya pemasaran untuk
produk obat-obatan yang penggunaannya dapat dibeli bebas (obat OTC) biasanya berupa biaya
iklan melalui media massa antara lain : koran, majalah, televisi, radio dan billboard.
Biaya pemasaran atas produk obat-obatan yang dipakai/dibeli berdasarkan resep dokter (obat
daftar G) biasanya meliputi antara lain:
 Biaya Simposium dan Ekshibisi
Biaya ini merupakan pengeluaran untuk memperkenalkan produk perusahaan baik produk
baru maupun produk lama, seperti antara lain :
o Honor dan akomodasi para dokter yang mengikuti simposium/ekshibisi
o Sewa tempat, sewa stan dan pemasangan banner/baliho
o Biaya presentasi dan lain-lain.
 Biaya promosi
Biaya ini merupakan pembayaran kepada dokter-dokter yang telah menuliskan resep obat
hasil produksi perusahaan kepada pasiennya, biaya ini dibayarkan melalui Medical
Representative.
 Bonus
Bonus merupakan penghargaan berupa uang (black bonus) kepada distributor yang telah
berprestasi dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Biaya ini tidak sesuai dengan
Surat Dirjen Pajak No : SE-02/PJ.33/1998 tanggal 16 Maret 1998.
 Promotion Materials
Biaya ini merupakan contoh obat yang diberikan kepada dokter-dokter dalam rangka
memperkenalkan produknya.

4. Perusahaan yang terkait dalam pemasaran obat


Rantai produk/obat-obatan yang dihasilkan oleh produsen obat tidak langsung didistribusikan
ke konsumen akhir (pemakai) tetapi melalui jalur pemasaran yang melibatkan unit pemasaran
baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari pihak lain. Khusus untuk obat-obatan
daftar G, pemakaiannya harus memalui resep dokter sehingga konsumen juga tidak bisa
langsung membelinya di apotek.
Peranan dari masing-masing unit pemasaran obat-obatan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut.

7
1) Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan suatu perusahaan berbentuk badan hukum yang
melakukan kegiatan distribusi obat-obatan secara partai besar, berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
Berbagai fungsi / jenis Pedagang Besar Farmasi, antara lain:
 PBF Biasa, yaitu PBF yang membeli obat dari pabrik/PBF lainnya dan
mendistribusikan kepada Apotek/PBF lainnya atas obat-obatan yang tergolong dalam
daftar G, daftar W, dan bebas, dan kepada Toko Obat Berizin atas obat-obatan yang
tergolong dalam daftar W dan bebas.
 PBF Penyalur Bahan Baku Obat, yaitu PBF Biasa yang juga memiliki izin khusus untuk
mengimpor dan menyalurkan bahan baku obat kepada industri farmasi atau PBF bahan
baku lainnya, sebagaimana diatur dalam Surat-Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
287/Men.Kes/SK/XI/76 Tanggal 18 November 1976.
 PBF Penyalur Bahan Baku Obat Khusus kepada Apotek, yaitu PBF Biasa yang
memiliki izin khusus untuk menyalurkan bahan baku obat khusus kepada Apotek
(Catatan : sampai saat ini yang mendapat izin baru PBF PT. Kimia Farma).
 PBF Penyalur Narkotika, yaitu PBF Biasa yang diberi izin khusus untuk menyalurkan
obat-obat berbahaya.
 PBF Penyalur Obat Keras Tertentu, yaitu PBF Biasa yang diberi izin khusus
untuk menyalurkan Obat Keras Tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 213/Men.Kes/Per/IV/1985 Tanggal 22 April 1985.
 PBF Terbatas, yaitu PBF Biasa yang diberi izin hanya menyalurkan obat-obat keluaran
suatu pabrik farmasi yang ditentukan dalam izin yang bersangkutan
2) Apotek
Apotek merupakan suatu perusahaan/sarana tempat pengabdian apoteker, yang melakukan
distribusi obat langsung kepada pasien/apotek lainnya/poliklinik, untuk obat-obat yang
termasuk Golongan G atas resep dokter, dan obat-obat bebas terbatas (W) maupun obat
bebas. Apotek tersebut didirikan berdasarkan peraturan Pemerintah No.26/1965, jo PP. 25
Tahun 1980, jo Permenkes No. 26/MenKes/Per/I/1981 jo Surat Keputusan Menteri
Kesehatan masing-masing: No. 278/Men.Kes/SK/V/1981, No.279/Men.Kes/SK/V/1981,
dan No. 280/Men.Kes/SK/V/1981 tertanggal 30 Mei 1981. Selanjutnya dalam Paket
Kebijaksanaan Deregulasi Tanggal 28 Mei 1990 dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan
R.I. Nomor 244/Men.Kes /SK/V/1990.
3) Toko Obat
Toko Obat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

8
a) Toko Obat Berizin, ialah suatu usaha tempat mendistribusikan obat secara eceran
langsung kepada konsumen, yaitu obat-obat yang termasuk dalam daftar W (bebas
terbatas) dan obat bebas. Toko Obat Berizin tersebut didirikan berdasarkan
Permenkes No. 167/Kab/B. VII/72 Tanggal 28 Agustus 1972. Penanggung-jawab
teknis farmasi Toko Obat Berizin adalah Asisten Apoteker.
b) Toko Obat Biasa, ialah suatu usaha yang sebagian besar kegiatannya
mendistribusikan obat secara eceran langsung kepada para konsumen, yaitu obat-
obat bebas saja.

5. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun
tidak langsung akan produk dan merek yang dijual perusahaan tersebut (Kotler & Keller,
2009b).
Ada beberapa macam komunikasi pemasaran massa, antara lain adalah yang akan dibahas
berikut ini :
a) Iklan
Periklanan (adversiting) adalah semua bentuk berbayar untuk suatu presentasi barang
atau jasa oleh sponsor yang jelas (Kotler & Keller, 2009b), atau dalam definisi lain,
periklanan adalah suatu komunikasi non pribadi yang disampaikan ke khalayak umum
sehingga pesan menjadi jelas dan dimengerti oleh sasaran target (Blythe, 2005).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 pasal
32, obat-obat yang penyerahannya harus berdasarkan resep dokter hanya boleh diiklankan
melalui media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah farmasi (Anonim, 1998).
Media cetak merupakan kumpulan berbagai media informasi yang disampaikan kepada
sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan sering kali disertai gambar sehingga dapat
dilihat dan dibaca. Berbeda dengan informasi di media radio, informasi di media cetak bisa
menampilkan gambar dan informasinya bisa lebih rinci. Seperti halnya televisi, media cetak
ideal untuk menunjukkan atau memperlihatkan produk. Hal ini sangat berguna untuk
mengiklankan produk baru atau produk yang perlu didemonstrasikan atau ditunjukkan
manfaatnya atau keuntungannya secara visual 11 bila produk tersebut digunakan. Selain
itu, informasi di media cetak lebih mudah disimpan atau di dokumentasikan untuk
keperluan di kemudian hari. Meskipun demikian, informasi tersebut hanya akan sampai
pada khalayak sasaran bila sasaran melihatnya (Agus, 2005).
b) Promosi Penjualan
Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen, seperti sampel, kupon,
penawaran pengembalian dana tunai, potongan harga, premi, hadiah, percobaan gratis,

9
garansi, promosi yang berkaitan, promosi silang, tampilan titik pembelian, dan
demonstrasi. Promosi penjualan dirancang untuk menstimulasi penjualan yang lebih cepat
atau lebih lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan
(Kotler & Keller, 2009b).
Ada bermacam-macam tujuan promosi penjualan. Sampel gratis mendorong percobaan
konsumen untuk menggunakan produk, sementara layanan nasehat manajemen gratis
bertujuan memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Penjual menggunakan
promosi jenis insentif untuk menarik pencoba baru, menghargai pelanggan setia, dan
meningkatkan tingkat pembelian kembali pengguna yang jarang membeli (Kotler & Keller,
2009).
c) Acara dan Pengalaman
Pertemuan dengan merek dapat mempengaruhi sikap dan keyakinan konsumen
terhadap merek. Semakin sering konsumen bertemu dengan merek, semakin besar
kesempatan untuk meyakinkan dan menarik konsumen untuk menggunakan merek
tersebut. Oleh karena itulah perusahaan sering kali membuat suatu acara atau mensponsori
suatu acara yang dibuat oleh pihak lain dengan 12 tujuan-tujuan tertentu, seperti
meningkatkan kesadaran merek, mengidentifikasi pasar sasaran atau gaya hidup tertentu,
menciptakan atau memperkuat persepsi tentang asosiasi citra merek kunci, dan sebagainya.
Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan namanya untuk mensponsori arena,
stadion, dan tempat lain yang menyelenggarakan acara demi memperbanyak pertemuan
konsumen dengan merek mereka (Kotler & Keller, 2009).
d) Pemasaran hubungan masyarakat (Marketing public relation)
Perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur,
tetapi juga harus berhubungan dengan masyarakat, terutama yang berminat. Hubungan
masyarakat meliputi berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra atau
produk perusahaan. Saat ini banyak perusahaan menerapkan pemasaran hubungan
masyarakat untuk mendukung promosi dan pembentukan citra produk atau korporat (Kotler
& Keller, 2009).
Pemasaran hubungan masyarakat memberikan manfaat kepada perusahaan farmasi
antara lain: membangun kembali, meluncurkan kembali, dan reposisi dari produk-produk
yang sudah jenuh, membangun komunikasi tentang kelebihan-kelebihan manfaat dari
produk-produk yang sudah lama, menambah paparan dari produk-produk yang tidak dapat
diiklankan kepada konsumen, memberikan suplementasi terhadap kegiatan iklan dengan
mengkomunikasikan manfaat produk, menyampaikan cerita megenai produk dalam bentuk
yang lebih mendalam (Hariyanto, 2009).
Selain komunikasi pemasaran massa, ada juga komunikasi pemasaran pribadi.
Komunikasi pribadi meliputi pemasaran langsung, pemasaran interaktif, serta berita dari

10
mulut ke mulut. Pemasaran langsung dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
surat langsung, telemarketing, katalog, serta dengan tenaga penjualan atau wiraniaga.
Pemasaran interaktif memanfaatkan teknologi internet untuk menciptakan penjualan
(Kotler & Keller, 2009).
Pada masa silam, pemasaran langsung dilakukan dengan mengadakan kunjungan
penjualan lapangan. Saat ini banyak perusahaan yang sangat bergantung kepada tenaga
penjualan profesional untuk menemukan tempat calon pelanggan, mengembangkannya
menjadi pelanggan, dan menumbuhkan bisnis. Ada juga perusahaan yang memperkerjakan
perwakilan produsen dan agen untuk melaksanakan tugas penjualan langsung (Kotler &
Keller, 2009).
Menurut majalah marketing, meskipun sekarang teknologi pemasaran sudah
berkembang, tenaga penjualan masih sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan pendekatan
humanis masih diperlukan untuk produk-produk tertentu, seperti produk-produk farmasi,
alat-alat berat, dan asuransi (Anonim, 2013).

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu
perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal
tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara
langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan
manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Salah satu masalah pokok yang menjadi
kendala dalam pemasaran adalah banyaknya saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis
maupun dari produk lain. Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh
suatu perusahaan jika ingin tetap eksis didalam persaingan bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan
perubahan-perubahan yang terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran oleh manajemen pemasaran
agar dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi baik untuk masa sekarang
dan akan datang.

Proses pemasaran produk obat-obatan mempunyai karakteristik tertentu. Untuk pemasaran


atau memperkenalkan produk obat-obatan yang dijual bebas dapat dilakukan secara umum kepada
publik baik melalui media cetak maupun media elektronika. Namun pemasaran untuk obat-obatan yang
termasuk dalam daftar G sesuai dengan kode etik kedokteran, tidak boleh diiklankan secara langsung
kepada umum.

Perusahaan yang terkait dalam pemasaran obat:

o Perusahaan Besar Farmasi (PBF)


o Apotek
o Toko Obat

Komunikasi pemasaran:

o Iklan
o Promosi penjualan
o Acara dan pengalaman
o Pemasaran hubungan masyarakat (Marketing public relation)

12
DAFTAR PUSTAKA

http://sarjanakesehatan.blogspot.co.id/2013/05/proses-pemasaran-dan-penjualan-obat.html

http://untungsetiawan66.blogspot.co.id/2014/11/pemasaran-farmasi.html

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0a
hUKEwjEkqaSiJvTAhVIP48KHfNHAbEQFghNMAg&url=http%3A%2F%2Fetd.repository.ugm.ac.i
d%2Fdownloadfile%2F77505%2Fpotongan%2FS1-2014-268485-
introduction.pdf.pdf&usg=AFQjCNHm5mW1iTSFFuosg7ZJi18sUZN6aA&sig2=SAy6D5V2AdIeW
7OT4Wqeug

13

Anda mungkin juga menyukai