DI SUSUN OLEH:
WEMPI EKA RUSMANA, S.Farm., M.M., Apt
PEMASARAN FARMASI
1. Pendahuluan
Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Marketing. Asal kata
pemasaran adalah pasar = market. Yang dipasarkan adalah barang dan jasa. Memasarkan
barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual, tetapi lebih luas dari itu.
Didalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala macam
cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir, dsb. Dalam marketing usaha kita kenal
sebagai fungsi - fungsi marketing.
Beberapa pengertian marketing sebagai:
a. Charles F. Philip Ph.D and Delbert J. Duncan Ph.D, dalam bukunya “Marketing
Principles and Methods” menyatakan bahwa “Marketing yang oleh para pedagang
diartikan sama dengan distribusi dimaksdkan segala kegiatan untuk menyampaikan
barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri. Jadi,
dalam kegiatan marketing itu tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang yang
kita jumpai di dalam industri.
b. Maynard and Beckman dalam bukunya “Principles of Marketing” menyatakan;
“Marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor
produksi ke sektor konsumsi.
c. Paul D. Converse and Fred M. Jones (1958) dalam “Introduction to Marketing”
mengemukakan bahwa dunia bisnis itu dibagi dua yaitu produksi dan marketing.
Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan barang, sedangkan marketing ialah
pekerjaan memindahkan barang-barang ke tangan konsumen.
d. Beberapa defenisi lain dibaca dari Hermawan Kertajaya (2002) sebagai berikut:
Defenisi pemasaran telah berkembang pesat sekali dari dulu sampai sekarang yang
dirumuskan antara lain sebagai berikut:
- Pemasaran adalah menghubungkan penjual dengan pembeli potensial.
- Pemasaran adalah menjual barang, dan barang tersebut tidak kembali ke orang
yang menjualnya.
- Pemasaran adalah memberikan sebuah standar kehidupan
- Tahun 1953, Brech mendefenisikan pemasaran adalah suatu proses dalam
menentukan permintaan konsumen akan barang dan jasa, memotivasi penjualan,
mendistribusikan ke konsumen akhir dengan keuntungan sebagai imbalannya.
- Tahun 1972 (Kotler) pemasaran adalah sekumpulan aktivitas manusia yang
ditujukan untuk memfasilitasi dan melaksanakan pertukaran.
- Pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholdernya.
e. Philip Kotler, dalam bukunya “Marketing Management edisi 2000”, menyatakan
bahwa pengertian marketing dapat dilihat dari 2 sudut pandang.
Pengertian dari sudut pandang Societal (masyarakat) menunjukkan peranan
marketing dalam masyarakat. Sedangkan menurut pandangan Marketer, marketing
berperan untuk menyampaikan standar hidup yang lebih tinggi bagi masyarakat.
Artinya marketing adalah proses dimana seseorang atau kelompok dapat memenuhi
need (kebutuhan) dan want (keinginan) melalui penciptaan, penawaran dan
pertukaran barang dan jasa.
Dari sudut pandang manajerial dikutip pengertian marketing menurut The American
Marketing Association: Marketing adalah proses merencanakan konsepsi, harga,
promosi dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan
sesuai dengan tujuan organisasi.
PEMASARAN FARMASI
Pemasaran farmasi adalah suatu sub spesialisasi pemasaran , dimana pharmaceutical
care diaktualisasikan. Orientasi pemasaran farmasi tdk hanya terbatas pada produk,
tetapi justru memberikan perhatian yang besar pada layanan farmasi yang prima. Ini
berarti eksistensi pemasaran farmasi adalah memberi kepuasan atas kebutuhan dan
keinginan pasien, jadi bukan hanya sekedar menjual produk untuk meraih keuntungan.
Secara garis besar produk farmasi dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1. Obat bebas (OTC) yang dapat dibeli bebas oleh konsumen.
2. Obat ethical (obat keras) yang hanya dapat dibeli melalui resep dokter.
Dokter adalah penentu utama bahkan penentu tunggal dalam pemilihan dan
penggunaan obat untuk pasien. Dgn karakteristik ini, permintaan untuk produk ethical
berbeda dengan produk biasa. Jadi permintaan produk farmasi (ethical) adalah
permintaan kesehatan yang ditentukan oleh dokter. Dan ini mempunyai implikasi yang
luas dan kompleks pada pemasaran farmasi.
Logika dari definisi diatas ialah apabila seseorang atau perusahaan ingin memperbaiki
pemasarannya, maka ia harus melakukan kegiatan pemasaran itu sebaik mungkin.
Manajemen pemasaran merupakan suatu proses. Penekanan pada efisiensi dan efektifitas
erat hubungannya dengan pengertian produktivitas.
Paul Mali (1978:7) menyatakan bahwa produktivitas adalah merupakan kombinasi antara
efektivitas dan efisiensi). Jika ingin menentukan produktivitas, maka kita harus
mengetahui hasil yang dicapai (ini masalah efektifitas), dan sumber2 apa yang telah
digunakan (masalah penggunaan sumber2 seefisien mungkin dan berdaya guna) dan
mendapatkan hasil yang maksimal (berhasil guna), inilah efisiensi dan efektifitas.
PROCESSING OBJECTIVE
INPUTS (PROSES) OUTPUTS
(TUJUAN)
(Masukan) (luaran)
Feedback (balikan)
Dengan demikian proses manajemen pemasaran akan lebih meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Definisi singkat dari William J. Stanton (1981 : 14) : Marketing management
is the marketing concept in action. Definisi ini mempunyai implikasi sbb.:
Dalam pemasaran bila tiap bagian menonjolkan diri masing – masing akan timbul
konflik fungsional. Sebagai contoh seperti:
1. Bila bagian akuntan menghendaki ROI (Return On Investment) yang tinggi,
2. Manajer produksi menghendaki peralatan yang canggih (mahal) untuk membuat
produk yang kwalitasnya tinggi dan homogeny,
3. Petugas pengontrol biaya menghendaki pembelanjaaan yang kecil dan membatasi
amcamnya,
4. Manajer personil menghendaki produksi stabil tapi dengan permintaan siklus macam
pekerjaan yang sedikit dan
5. Petugas pemasaran menghendaki pembiayaan yang besar disertai kenaikan macam –
macam biaya untuk memuaskan pelanggan dan penjualan meningkat.
Melihat hal – hal tersebut di atas, strategi pemasaran akan melibatkan banyak kompromi
sebelum keputusan akhir optimal dapat tercapai. Sekarang pemasar mementingkan dan
menonjolkan strategi pemasaran.
Segmentasi pasar
Segmentasi adalah suatu proses mengidentifikasi dan menggambarkan pasar sasaran.
Agar dapat digunakan secara efektif, segmen pasar perlu memiliki karakteristik:
1. dapat diukur : Size dan daya beli konsumen serta profil segmen tsb harus dapat
diukur untuk mengetahui potensinya.
2. terjangkau : segmen tsb harus dapat dijangkau secara efektif dan dapat dilayani
perusahaan dengan baik.
3. Substansial : artinya memiliki size yang besar atau cukup menguntungkan untuk
dilayani.
4. Actionable/responsiveness : artinya pada segmen tsb dapat didesain suatu program
yang atraktif untuk melayani segmen tsb.
Perusahaan perlu melakukan evaluasi berbagai segmen, untuk kemudian menetapkan satu
atau beberapa segmen yang akan dilayaninya. Pada umumnya perusahaan menginginkan
target segmen dengan ukuran penjualan yang besar, tingkat pertumbuhan yang tinggi dan
tingkat keuntungan yang tinggi. Tetapi pasar yang seperti ini tidak terlalu baik untuk
perusahaan kecil karena sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki tidak mampu untuk
bersaing.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan segmentasi guna memilih area pasar
yang tepat untuk bersaing. Pasar konsumen (consumer market) dapat disegmentasikan
berdasarkan:
1. Segmen geografik: membagi pasar dalam unit geografik yang ber-beda2
termasuk: Negara, region dan kota.
2. Segmen demografik: membagi pasar dalam variabel2 a.l. umur,jenis kelamin,
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, ras dan kebangsaan.
3. Segmen psychografik membagi konsumen dalam kelompok2 yang berbeda yang
berbasis pada kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik personal. Orang yang berada
dalam kelompok demografi yang sama, bisa berbeda dalam segmen psychografik.
4. Segmen perilaku (behavior) membagi konsumen berdasarkan pengetahuan, sikap
(attitude), penggunaan dan respon terhadap produk.
Para pemasar percaya bahwa variabel perilaku ini merupakan starting point yang
terbaik untuk membangun segmentasi pasar.
Juga dapat disebutkan bahwa target market adalah suatu bagian yang spesifik yang
terpilih oleh penjual karena sifatnya yang khusus. Ada anggapan bahwa setiap pasar
mempunyai permintaan yang heterogen terdiri dari pelanggan yang potensial kedalam
bagian-bagian dari kombinasi pemasaran yang memungkinkan dapat memenuhi
kebutuhan mereka dan perusahaan mampu memenuhi dan melayani kebutuhan mereka.
Disamping itu tujuan program pemasaran perusahaan dan faktor lainnya dapat tercapai.
Untuk menganalisa pasar digunakan kisi-kisi pasar dan selanjutnya menyusun sasaran
pasar dan kombinasi pemasaran yang sesuai bagi tiap bagian individual.
Kombinasi pemasaran
Manajemen pemasaran dalam kombinasi pemasaran memilih elemen – elemen untuk
dikombinasikan dalam usaha memenuhi kebutuhan sarana pasar. Banyaknya variable
dalam kombinasi pemasaran dapat dikurangi menjadi empat golongan tersebut disebut
4P(product, price, promotion and place).
1. Produk: adalah sifat dari produk itu sendiri yang telah dirancang untuk memuaskan
golongan pelanggan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan suatu bagian
(segmen)
2. Harga: pemberian harga yang tergantung keinginan perusahaan dalam membayangkan
mengenai saingan harga dan permintaan pasar.
3. Promosi: dapat dilakukan melalui surat kabar, majalah, radio, TV atau tempat promosi
penjualan dan lainnya.
4. Tempat: tidak hanya meliputi daerah geografis atau Negara yang dipilih, tapi juga
termasuk semua saluran dan peraturan pemasaran melalui mana produk itu berjalan
termasuk pula transportasi yang digunakan dan rute ke pemakai.
3. RISET PEMASARAN
Manajemen pemasaran selalu memerlukan riset untuk menentukan suatu masalah daerah
yang harus diambil keputusan yang berhubungan dengan sasaran pasar dan kombinasi
pemasaran yang paling cocok bagi pasaran tersebut. Mereka harus membuat ramalan
mengenai aksi persaingan yang mungkin timbul dan faktor lingkungan yang berubah – ubah
dan sulit dikontrol.
Riset pemasaran merupakan suatu tugas yang dapat membantu manajer pemasaran.
Bantuan tersebut tidak hanya mengenai perencanaan tapi juga informasi umpan balik bagi
pengawasan.
Riset pemasaran dikerjakan secara sistematik dan objektif menyimpulkan data yang
lengkap, mencatat dan menganalisa fakta yang ada hubungannya dalam lapangan pemasaran.
Riset pemasaran meliputi macam – macam tipe riset antara lain:
1. Riset produk, termasuk tes pasar bagi produk baru yaitu mencari kegunaan dan
penggunaan baru dari produk yang tersedia, melakukan studi pengemasan yang
efektif dan aktivitas lain.
2. Analisa pasar, terutama studi tentang ukuran lokasi dan karaterisitik pasar.
3. Riset penjualan, suatu aktivitas kebijaksanaan mengevaluasi penjualan, studi
menentukan harga penaksiran penjual yang efektif, menyusun kuota penjualan.
4. Riset konsumen, terutama menyangkut penemuan dan analisa sikap konsumen,
reaksi dan kecenderungan didalam memilih produk.
5. Riset advertensi disusun untuk mengevaluasi program advertensi dan membuat
keputusan mengenai hal ini.
Awal mengerjakan riset pasar perlu mempelajari dan menyusun beberapa petunjuk
untuk mengevaluasi terus – menerus selama masa pengumpulan data.
Sering riset tak ada gunanya, karena si pemakai tidak memahami uraian yang
panjang dari batasan – batasan riset atau penggunaan teknologi yang tidak biasa. Dalam
laporan tertulis atau presentasi oral dikehendaki hasil yang jelas.
Kemajuan dalam hasil riset pasar berhubungan dengan penggunaan teknik statistik
lanjut. Hal ini harus dapat berakibat mengurangi resiko dan ketidakpastian dalam
mengambil keputusan dagang.
Riset adalah penting dan bukan proses sekali baik awal maupun lanjutannya
mengenai perubahan besar dalam mengambil keputusan dan menjamin bahwa data – data
riset itu tetap valid dan berlaku.
4. STRATEGI PEMASARAN
Dalam menetapkan strategi pemasaran ada 2 komponen utama yang selalu harus
diperhatikan:
1. Pemilikan sasaran pasar
2. Kombinasi pemasaran yang terkenal dengan istilah 4P
Keputusan pemilikan sasaran pasar sangat erat hubungannya dengan keputusan
tentang produk dan merupakan rangkaian keputusan yang amat penting.
Salah satu cara yang ditempuh dalam mengambil keputusan pasar produk adalah
sebagai berikut:
1. Produk sekarang – pasar sekarang
2. Produk baru – pasar sekarang
3. Produk sekarang – pasar baru
b) Keadaan
Perlu dianalisa apakah posisi produk/pasar sudah tepat atau perlu diubah keadaannya
c) Perbaikan produk atau pengembangan produk baru
Mampukah kita memperbaiki produk kita agar dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen?
d) Sudahkah harga produk kita terjangkau oleh konsumen?
e) Sudahkah peliputan distribusi sudah cukup luas dan tinggi dan saluran pengecer
cukup membantu?
f) Perlu dianalisa manajemen penjualan. Mengenai tenaga penjualan apakah sudah
mencukupi? Apakah motivasinya dan apakah salesmanship mereka?
g) Media – media apakah yang digunakan dalam advertensi serta strategi dan tindakan
kreatifnya apakah sudah tepat?
h) Dalam menempuh strategi pemasaran yang lebih agresif, apakah keadaan keuangan
memungkinkan?
Produk tulang punggung mereka pasti akan memperoleh dana dan perhatian
manajemen yang paling maksimal.
Hasil analisa tersebut akan dapat menentukan apa yang menjadi kekuatan dan
kelemahan saingan utama/langsung kita.
Hasil analisa di atas akan menambah wawasan tentang kesempatan dan ancaman
yang dihadapi perusahaan atau produk kita.
Pemasaran:
1. Menekankan pada apa yang diinginkan oleh konsumen
2. Perusahaan mula – mula meneliti apa keinginan konsumenn, kemudian
merancang bagaimana membuat produk tersebut, agar memuaskan selera
konsumen
3. Manajemen berorientasi pada profit, dalam arti laba total, bukan laba per unit
barang
4. Rencana dibuat jangka panjang, dalm arti memikirkan pertumbuhan perusahaan di
masa yang akan dating
6. TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN
Menjual ialah masalah yang bersifat kreatif. Pekerjaan menjual merupakan keahlian
yang tidak mungkin diganti dengan mesin. Pada zaman modern seperti sekarang ini
seorang penjual yang pandai masih sangat dibutuhkan. Lebih – lebih di neagara yang
sedang berkembang, pekerjaan penjual mendapat kedudukan sangat dominan sekali
karena mereka dibutuhkan untuk menjaul kelebihan produksi, dan menjaga tetap
berputarnya diputar roda industry. Dengan demikian maka penjual bukan hanya sekedar
tugas sampingan saja, tetapi penjual adalah suatu pekerjaan yang menghasilkan dan
sebagai karir dalam hidup yang paling menantang.
Memang kita kenal ada mesin yang bias menjual secara otomatis yang disebut
“Vending Machine”. Pembeli memasukkan uang (coin) ke dalam lobang mesin itu,
kemeudian dengan menekan tombol barang yang kita ingini akan keluar sendiri. Namun
pelayanan mesin itu terbatas pada barang – barang tertentu saja, seperti minuman botol,
makanan kaleng, rokok dan sebagainya. Sangat beruntung sebuah perusahaan yang
mempunyai seorang penjual ahli, seorang penjual profesional. Perusahaan akan merasa
sangat terpukul bila penjual profesional meninggal dunia ataupun keluar dari
perusahaannya. Untuk mendapat gantinya memerlukan waktu yang sangat lama karena
harus mendidik, melatih seseorang yang baru dari bawah lagi.
Seorang penjual professional, harus dapat menjawab pertanyaan “Apa yang dapat
saya lakukan untuk kepentingan langganan dan masa depan saya?(Charles Atkinson
Kirkpatrick,1966) Bukan sebaliknya apa yang saya harapkan dari langganan dan
kemungkinan masa depan saya. Seorang penjual professional, harus memiliki dedikasi
tinggi untuk melayani kebutuhan dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh para
pembeli. Seorang penjual harus memberi advis kepada pembeli, apa yang harus dibeli,
bagaimana cara menggunakan barang dan sebagainya.
Gambaran seorang penjual professional adalah sebagai berikut (Atkinson
Kirkpatrick,1966):
1. Memiliki kemampuan menjual yang memuaskan.
2. Dia bangga memilih pekerjaan menjual ini.
3. Dia memiliki standar etika yang tinggi.
4. Terampil dalam pekerjaannya.
5. Memiliki pengetahuan
6. Benar bila berjanji
7. Dia tidak ketinggalan jaman, karena selalu belajar.
8. Dia memelihara keutuhan pribadinya dan kemerdekaannya.
9. Dia mengetahui bahwa pekerjaan menjual artinya.
Kaum professional dalam segala bidang pekerjaan, tidak dibentuk dalam sekejap
mata, dia tidak dilahirkan, tapi harus melewati proses panjang, dan kerja keras. Seorang
dokter akan tersohor dan banyak pasiennya, setelah dia praktek puluhan tahun, seorang
dosen professional harus mempunyai pengalaman mengajar puluhan tahun, seorang
petinju professional akan terbentuk berkat pengalaman yang lama, dan tidak lupa
membaca buku – buku yang relevan dengan bidangnya.
Ada beberapa keuntungan dan kelemahan, bila seseorang terjun ke dalam bidang
professional penjualan ini.
Keuntungannya:
1. Akan memperoleh gaji/penghasilan yang cukup tinggi, dibandingkan dengan
orang – orang yang menerima upah, gaji tetap.
2. Memiliki kesempatan yang lebih luas untuk berkembang, dibandingkan pegawai
tetap pada umumnya.
3. Memiliki kesempatan mengadakan tour, ke seluruh daerah, dan ini akan
menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman, bergaul dengan banyak orang
dari segala lapisan.
4. Rasa bangga akan pekerjaannya dan lebih bebas, tidak selalu bekerja di bawah
seorang mandor seperti dalam pabrik.
5. Pribadinya dapat berkembang, karena banyak mendapat ide – ide baru, dari hasil
interelasinya dengan orang lain.
6. Memiliki rasa tanggung jawab tinggi, karena sudah terlatih.
Kelemahannya:
1. Kurang waktu tinggal di rumah, karena seorang penjual banyak bepergian ke luar
daerah.
2. Kurang kekuasaan, karena segala kegiatan yang dilakukan sudah ditetapkan oleh
perusahaan.
3. Monoton, pekerjaan bias membosankan, karena sehari – hari yang dilakukan
tidak aka perubahan.
Bagaimanapun juga karir seorang penjual, banyak tergantung pada orang itu
sendiri. Jika ada bakat, mau belajar, gandrung dengan prestasi, bukan mengejar
prestise, maka seorang penjual akan sukses menjadi seorang pengusaha besar. Banyak
contoh dapat dilihat dari sejarah hidup para pengusaha besar baik dalam negeri maupun
luar negeri dimulai dari pekerjaan menjual ini. Di Jepang seorang sarjana Ekonomi
memulai karirnya dari bawah. Dia harus menjadi pelayan/pramuniaga lebih dulu, baru
kemudian naik pangkat secara bertahap.
Jadi apabila ia tidak memiliki barang tersebut, ia akan merasa rugi dan takut
barang tersebut nanti dibeli oleh orang lain. Bagaimana usaha penjual untuk mendorong
pengambilan keputusan oleh calon pembeli, maka ia perlu memberikan motivasi dengan
memberikan keterangan atau penjelasan yang bersifat sugesti tentang:
1. Manfaat atau daya guna yang ada pada barang tersebut, sebab apabila pembeli telah
menyadari dan tidak meragukan lagi akan manfaat barang tersebut bagi dirinya,
keluarganya atau yang dipentingkannya ia akan berusaha untuk memilikinya.
2. Setiap orang berpendirian untuk mendapatkan sesuatu barang yang baik dengan harga
yang pantas atau murah. Apabila penjual dapat meyakinkan bahwa kualitas barang itu
baik, harga bersaing jika dibandingkan dengan toko-toko lainnya, maka ia akan cepat
memberikan reaksinya yang menunjukkan keinginannya untuk memiliki barang
tersebut.
Penjual tidak boleh menganggap keberatan yang diajukan calon pembeli itu salah,
artinya jangan ditentang, tapi ulaslah pertanyaan pembeli itu secara baik.
Kita harus ingta semboyan, bahwa pembeli itu adalah raja. Penjual harus
memuaskan sang raja.
Oleh sebab itu proses penjualan ini, merupakan suatu drama. Drama
membutuhkan suatu persiapan, ada permulaan, pertengahan dan klimaks akhir atau
penutupnya.
Penjualan dimulai dengan anggukan, tegur sapa antara penjual dan pembeli,
menanyakan dan melihat-lihat barang, tawar-menawar, dan akhirnya klimaks terjadi
transaksi. Tugas penjual disini ialah membantu calon pembeli, mengarahkan dia menuju
titik klimaks, yang memuaskan sehingga dia kelak menjadi langganan yang setia.
a. Kesetiaan e. Hati-hati
b. Rajin f. Sungguh-sungguh
c. Teliti g. Tepat pada waktu
d. Tulus hati h. Patuh
a. Pandai bergaul
b. Lancar berbicara
c. Sopan santun
d. Bijaksana
e. Halus budi pekerti
f. Toleran
g. Simpati
h. Sikap mau bekerja
i. Tenang dan tabah
Dengan meneliti persyaratan-persyaratan diatas yang harus dimiliki oleh seorang
penjual, terlintaslah dalam alam pikiran kita betapa penjual itu harus mempunyai
kepribadian, yang merupakan integrasi dari segala sifat dan persyaratan fisik mental,
karakter ataupun kemampuan menyesuakan diri dengan lingkungannya. Perpaduan antara
bakat, ilmu yang dipelajari serta seni penyesuaian dan keterampilan memberikan
penyajian barang-barang yang dijualnya adalah merupakan suatu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan pada waktu penjual melaksanakan tugasnya.
Kematangan jiwa seorang penjual akan lebih dimiliki apabila ia sudah
berpengalaman dapat ia peroleh karena melihat, memandang, mendengar atau melakukan
sendiri melalui job training misalnya atau tugas-tugas khusus yang dilakukan dalam
berjualan. Memang pengalaman itu adalah merupakan salah satu unsur yang sangat
diperlukan. Seperti orang mengatakan “The experience is the best teacher” Artinya
pengalaman merupakan guru yang baik dalam mematangkan jiwa atau kepribadian
penjual.
1. Di industri farmasi
2. Di farmasi rumah sakit
3. Di pedagang besar farmasi
4. Di apotik
Di bidang laboratorium termasuk juga perkembangan dan penentuan obat baru dan bentuk
sediaannya
Daftar obat tanpa resep ditentukan Menkes dan penilaiannya ditentukan secara terus
menerus dengan pertimbangan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
Masyarakat.
4. Permenkes no. 920/Menkes/Per/X/1993
Tentang : Ketentuan Pendaftaran Obat Jadi Impor
Yang dimaksud obat jadi impor ialah obat jadi hasil produksi pabrik farmasi di luar
negeri.
Obat jadi impor wajib didaftarkan sesuai ketentuan yang berlaku juga termasuk obat jadi
dengan bentuk sedian, komposisi, dan nama dagang, yang sama dengan obat yang telah
terdaftar.
Obat jadi tersebut dapat diimpor dan harus berasal dari Negara lokasi produsen obat jadi
yang bersangkutan.
Negara asal obat jadi tersebut harus merupakan Negara pihak terhadap konvensi atau
Negara yang menerapkan persyaratan yang setara.
Yang dapat mengimpor obat jadi hanya Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi, atau
apotik yang mendaftarkan obat jadi yang bersangkutan.
5. Permenkes no. 921/Menkes/Per/X/1993
Tentang : Pembuatan obat berdasarkan Kontrak.
Industri farmasi yang belum memiliki fasilitas produksi bentuk sediaan obat tertentu
dapat melimpahkan pekerjaan pembuatan berdasarkan kontrak Industri lainnya dan yang
mempunyai fasilitas sendiri.
Pemberi kontrak wajib memiliki izin usaha industri farmasi dan bertanggung jawab atas
mutu obat jadi yang diproduksi berdasarkan kontrak.
Industri farmasi pada tanggal 1-4-1994 belum memenuhi C.P.O.B untuk seluruh fasilitas
produksinya dapat melimpahkan pembuatan produksi obat jadi berdasarkan kontrak pada
industri farmasi lain yang obat jadinya telah terdaftar.
Kontrak pembuatan obat jadi tersebut dapat dilaksanakan tidak lebih dari lima tahun.
Bila setelah lima tahun belum juga memenuhi persyaratan C.P.O.B izin industri farmasi
dicabut.
Penerima kontrak wajib memiliki izin usaha farmasi dan fasilitas produksinya telah
memenuhi C.P.O.B.
Penerima kontrak menerima pembuatan obat jadi setelah pemberi kontrak mendaftar obat
jadi tersebut.
6. Permenkes no. 922/Menkes/Per/X/1993
Tentang : Ketentuan dan tata cara pemberian izin apotik.
Fungsi apotik adalah melakukan tugas pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan
farmasi kepada masyarakat.
Apoteker pengelola apotik dalam melayani resep yaitu suatu permintaan tertulis Dokter,
Dokter gigi, Dokter hewan wajib menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita
sesuai perundang – undangan.
Surat Izin Apotek (S.I.A) diberikan Oleh Menkes kepada Apoteker atau Apoteker bekerja
sama dengan pemilik sarana apotik (P.S.A)untuk mendirikan apotik di suatu tempat
tertentu.
Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia (obat tradisional), bahan
obat asli Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika.
Selama Apoteker pengelola apotek masih aktif dan dapat melaksanakan tugasnya dan
masih memenuhi persyaratan Surat Izin Apotik masih berlaku seterusnya.
Pengelolaan apotik di daerah – daerah tertentu dapat dinyatakan sebagai pelaksanaan
Masa Bakti Apoteker yang bersangkutan.
Bila Apoteker pengelola apotik berhalangan pada jam – jam tertentu pada hari buka
apotik dapat diganti oleh Apoteker Pendamping dan juga bekerja di samping Apoteker
pengelola.
Bila Apoteker pengelola apotik tidak berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus –
menerus harus diganti oleh Apoteker pengganti yang telah memiliki surat izin kerja dan
tidak merangkap sebagai Apoteker pengelola apotik di apotik lain.
Dalam melakukan tugas Apoteker pengelola Apotik dapat dibantu oleh Asisten Apoteker
yang berhak melakukan pekerjaan kefarmasian. Untuk menjadi Apoteker pengelola
Apotik harus memenuhi persyaratan seperti :
1. Ijazah Apoteker telah terdaftar di Dep. Kes.
2. Telah mengucapkan sumpah/ janji sebagai Apoteker.
3. Memiliki S.I.K dari Menkes.
4. Sehat fisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai Apoteker.
5. Tidak bekerja di perusahaan farmasi dan di apotik lain.
Persyaratan Apotik :
1. Harus siap dengan tempat dan perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan
perbekalan lainnya milik sendiri atau pihak lain.
2. Pada apotik dapat dilakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan
farmasi.
3. Sarana apotik dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayan
komoditi lainnya diluar sediaan farmasi .
D. SUMPAH APOTEKER
Untuk menjadi Apoteker harus sudah mengucapkan Sumpah/Janji sebagai Apoteker.
Lafal sumpah Apoteker adalah sebagi berikut :
Demi Allah, saya bersumpah :
1. Akan membaktikan hidup saya guna kepentingan kemanusiaan.
2. Merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan dan keilmuan saya
sebagai Apoteker.
3. Sekalipun merasa diancam, saya tidak akan mempergunakan kemampuan kefarmasian
saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan.
4. Akan menjalankan tugas saya dengan sebaik – baiknya sesuai dengan tradisi luhur
jabatan kefarmasian.
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh – sungguh
supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukaan, politik kepartaian,
atau kedudukan sosial.
6. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh – sungguh dan penuh keinsyafan.
Dalam memasarkan produk farmasi perlu mengetahui tentang penggolongan obat sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan
penggunaannya maka pemerintah menggolongkan obat menjadi zgolongan yaitu:
Selain tersebut ada juga golongan Obat Wajib Apotik (OWA), Yaitu obat keras yang dapat
diperoleh di apotik tanpa resep dan harus diserahkan oleh Apoteker pengelola apotik.
Gambar 2-1. Tanda khusus obat bebas dan obat bebas terbatas
Macam tanda peringatan :
P.No.1 P.No.2
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Bacalah aturan memakainya, ditelan Hanya untuk dikumur, jangan ditelan
P.No.3 P.No.4
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan Hanya untuk dibakar
P.No.5 P.No.6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan Obat Wasir jangan ditelan
Yang di sebut obat bebas yaitu obat yang tidak digolongkan sebagai obat keras, obat
psikotropika, obat narkotika maupun obat bebas terbatas.
Semua obat bebas dan Obat Bebas Terbatas dalam penjualan diwajibkan didalam
bungkusan di sertakan brosur yang menerangkan :
1. Obat tradisional ialah obat jadi atau obat terbungkus yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, hewan, mineral dan atau sediaan galenik atau campuran dari bahan- bahan
tersebut yang usaha pengobatan berdasarkan pengalaman.
2. Obat jadi ialah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan,
salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis sesuai F.I
atau buku lain.
3. Obat paten ialah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau
yang dikuasakannnya dan dijual dalam bungkusan asli dari pabrik yang
memproduksinya.
4. Obat esensial adalah obat jadi yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terbanyak yang meliputi diagnose, profilaksi, terapi dan rehabilitasi.
5. Obat generic berlogo adalah obat esensial yang tercantum dalam daftar obat esensial
nasional (DOEN) dan mutunya terjamin karena di produksi sesuai dengan Cara
Pembuatan Obat Yang Baik (C.P.O.B) dan di uji oleh Pusat Obat dan Makanan Dep. Kes.
Manajer perusahaan perlu tahu tempat penjualan obat yang diizinkan, karenal hal itu
dapat tahu tempat penyaluran obat yang ingin dipasarkan.
Pelajaran tentang:
a. Persyaratan P.B.F
b. Tata cara penyaluran perbekalan farmasi. Disamping itu P.B.F wajib membukukan
lengkap setiap pengadaan, penyimpanan dan penyaluran perbekalan fermasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pembukuan mencakup surat pesanan, faktur penerimaan, pengiriman, dan penyerahan, kartu
stok gudang maupun di kantor.
2. Apotik.
Pedagan obat eceran diatur oleh Per.Menkes no.: 167/Kab/BVII/72, ialah orang atau badan
Hukum Indonesia yang memiliki izin untuk menyimpan obat bebas dan obat bebes
terbatas ( daftar W) untuk dijual secara eceran ditempat tertentu sesuai dengan syarat
izinnya, hanya boleh menjual Obat bebas terbatas dalam bungkusan asli dari pabrik
yang membuat secara eceran.
Obat yang dijual harus bermutu baik berasal dari pabrik farmasi atau P.B.F berizin Depkes.
Penaggung jawab teknik farmasi adalah seorang Asisten Apoteker. Setiap penggantian
penanggung jawab harus segera lapor kepada Kakanwil Depkes setempat.
Pedagang eceran obat harus memasang papan dengan tulisan Toko Obat Berizin, tidak
menerima resep Doktervdan nama Toko di depan tokonya. Tulisan harus mudah dilihat
umum, dibagian bawa h pojok kanan baris dicantumkan nomor izin. Tulisan harus
berwarna hitam- putih, tinggi huruf paling sedikit 5 cm dan tebal 5 mm. ukuran papan
paling sedikit lebar 40 cm dan panjang 60 cm.
Apotik,pabrik obat atau PBF.yang dapat menimbulkan kesan took obat terdebut adalah apotik
atau ada hubungan apotik,pabrik farmasi atau PBF.
Bila izin paddagang obat batal atau dicabut harus segera menyerahkan izinnyz ke zkakanwil
Depkes setempat.
Dalam memasarkan produk farmasi tidak terlepas mengenai masalah produksi ,biaya,harga
dan promosi yang harus difahami dibawah ini diberikan contoh organisasi suatu PT Pabrik
Farmasi.
Dewan komisaris
direksi
Pemimpin umum
Control perencanaan
Produksi (P.P.C)
pembelian
(D.Q.C)
P.P.I.C
Penjelasan:
Pimpinan umum pabrik farmasi bertanggung jawab pada direksi dan direksi baertanggung
jawab pada Dewan komisaris.
Dalam tugas pimpinan umum dibantu oleh sekretaris,Konrol Perencanaan Produksi (P.P.C)
dan personalia.
1.tablet
2.Dragee
Dasar perencanaan:
Biasanya produsen akan menyusun kelompok biaya menurut dominasinya, dimulai yang
sangat dominan dan diakhiri yang kurang dominan. Dalam keadaan tertentu mengurangi atau
menghapus jenis biaya dalam penetapan harga pokok.
Produsen yang membuat lebih dari satu macam obat, perlu memperhatikan bagaimana
pembebanan biaya pada tiap jenis obat tersebut.
Tidak ada perbedaan antara bahan zat aktif dan bahan penolong dari segi ekonomis.
Yang dianggap biaya bahan adalah ialah yang seharusnya dipakai dan disebut pemakaian
bahan Standard. Dengan demikian dapat diketahui adanya pemborosan.
Untuk pemakaian bahan secara kuantitatif berdasarkan formula resep.
1. Harga rata-rata
2. First in first out (F.I.F.O)
3. Last in first out (L.I.F.O)
4. Harga penggantian
Yang dipakai sekarang adalah biaya standard. Kebanyakan bahan baku adalah diimport
secara garis besar kalkulasi sebagai berikut :
1. Harga F.O.B
2. Freight yaitu sea freight atau air freight
3. Asuransi
4. Biaya veem ekspedisi (ongkos bongkar, sewa gudang dsb)
5. Biaya bank (L/C dsb)
6. Jasa kredit (bila ada)
7. Biaya masuk
8. P.P.N
9. Biaya lain-lain
Pengadaan bahan baku obat impor memakan waktu dapat sampai 6 bulan. Maka perlu
menentukan besarnya persediaan yaitu :
1. Persediaan teknis
2. Persediaan ekonomis
3. Persediaan psekulatif
4. Persediaan besi (iron stock)
Agar apotek bebas menentukan harga eceran oleh P.B.F ditentukan harga produk dengan
H.N.A = harga netto apotek.
H.J.P dan H.N.A antara lain ditentukan pada besarnya pemintaan dan ketentuan pabrik
bersangkutan.
1. Obat yang laku keras, harga pokok dihitung berdasarkan biaya penuh ( biaya tetap +
biaya variable ) dalam harga obat ditambah keuntungan yang memadai.
2. Obat yang laku sedang, harga pokok dihitung berdasarkan biaya penuh ditambah
keuntungan yang kecil.
3. Obat kurang laku, harga dihitung hanya biaya variable.
Untuk menjamin pengembangan usaha, kebijaksanaan yang lazim dipakai pabrik ada tiga
hal, ialah :
1. Pengembangan produksi
2. Pengembangan penjualan
3. Kebijaksanaan menentukan harga.
Setiap pabrik farmasi bertujuan mencapai R.O.I yang baik dan mempertahankan B.E.P,
sehingga perlu ada tiga unsure yang menentukan ialah :
1. Hasil jualan
2. Harga pokok
3. Modal tertanam
Analisa system pembentukan dan tingkat harga umumnya terdiri atas 4 sistem yang member
pengaruh.
1. Pemerintah adalah administrator juga sebagai produsen, konsumen yang dominan dalam
pembentukan harga.
2. Produsen obat turut member terbentuknya harga obat dalam keadaan pasar.
3. Profesi kesehatan.
4. Konsumen baik individu maupun sebagai instansi dan perusahaan dengan kemampuan
daya beli.
Di dalam penasaran peranan konsumen dan pelanggan (customer) harus mendapat perhatian
penuh. Meskipun obat bermutu baik dan harganya murah bila tidak ada konsumennya maka
tidak ada artinya. Yang disebut pelanggan adalah orang yang membuat keputusan untuk
membeli. Untuk farmasi yang mendorong pasien untuk membeli ialah dokter.
Dalam pengelolaan usaha atau perusahaan diperlukan analisa financial dan gunanya adalah
mengetahui :
1. Keadaan perusahaan
2. Pembuatan rencana pembelanjaan atau rencana lain
3. Control operasi perusahaan
4. Menentukan nilai perusahaan
Suatu perusahaan yang dapat menunjukkan likuiditas yang baik belum berarti berhasil
usahanya. Perlu tahu apakah dana yang tersedia bertambah atau berkurang.
J. PENILAIAN PERUSAHAAN
Net profit
Margin =
Total sales
X =
Laba bersih
Aktiva
Perputaran total lancar
Jumlah investasi/
Modal total
Aktiva
tetap
Contoh soal R.O.I = rentabilitas
Omzet usaha farmasi dalam neraca tahun 1990 adalah Rp. 100.000.000.00. modalnya adalah
Rp. 60.000.000.00 dan harga pokok obat adalah Rp. 60.000.000.00
Biaya total adalah Rp. 12.000.000.00. berapa R.O.I nya?
Jawab ;
Laba bersih adalah : Rp. 100.000.000.00
Dikurangi biaya total + harga pokok : Rp. 72.000.000.00 (-)
Laba bersih : Rp. 28.000.000.00
R.O.I adalah = 28/60 x 100%
= 46,7%
6. Tak-rugi tak-laba (B.E.P = Break even point)
Untung mempertahankan konyuinutas usaha, usaha farmasi harus menjaga tingkat
keseimbangan antara hasil penjualan (total revenue) atau laba dengan biaya total.
Analisa pendekatan yang digunakan ialah: metode Break Even Analisis
F.C (biaya tetap)
B.E.P =
1 – VC/TR
Bila B.E.P = 1 , maka
FC x TR = TR - VC
B.E.P = Break Even Point
F.C = Fixed Cost
V.C = Variable Cost (biaya variabel)
T.R = Total Revenue (hasil penjualan)
B.E.P adalah suatu tekhnik untuk mengetahui kelangsungan hidup suatu usaha dengan omzet
beberapa harus dicapai, penentuan harga jual, dan berapa seharusnya biaya perusahaan agar
tidak rugi.
Analisa B.E.P erat berkaitan untuk mengetahui dengan berapa volume produksi, volume
penjualan, harga jual, biaya produksi, baik biaya tetap, biaya variable dengan berapa laba dan
berapa rugi yang dialami.
Sebagai pimpinan suatu usaha farmasi perlu menguasai dan memahami apa arti dan maksud
digunakan analisa B.E.P, karena hal ini dapat digunakan baik untuk industry farmasi, apotik
maupun PBF.
Cara menghitung :
Indeks harga rata-rata = 1,3 x 0,90 + 1,1 x 0,1 = 1,28
BEP = 700,000
1-1/1,28
Direkomendasikan :
Penjualan = Rp. 3.196.347,00
Usaha penekanan harga obat dengan membina R.O.I yang baik memang sulit.
Tujuan umum Pembangunan Kesehatan Nasional adalah tercapainya mutu hidup dan
lingkungan yang optimal bagi setiap penduduk, serta tercapainya derajat setinggi-tingginya yang
meliputi kesehatan badaniah, rohaniah dan social dan bukan hanya keadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan.
Dengan makin meningkatnya kegiatan pelayanan kesehatan maka pola distribusi obat
ditata dan disempurnakan sesuai perkembangan dan situasi.
1. Industri farmasi: unit usaha produksi farmasi yang telah mendapat izin dari Dep.Kes RI
dan berdomisili di Indonesia.
2. Sole distributor: P.b.F yang mampu mendistribusikan obat secara nasional ke propinsi
melalui distributor setempat yang ditunjuk.
3. Distributor Wilayah: P.B.F yang ditunjuk oeh Sole distributor atau Industri Farmasi yang
mampu mendistribusikan obat di daerah operasionalnya.
4. Distributor: P.B.F yang ditunjuk oleh Sole distributor dan Industri Farmasi yang mampu
mendistribusikan obat didaerah operasionalnya.
5. Terminal/Stock Holder: P.B.F yang mampu menyediakan dan mendistribusikan jenis
komoditi farmasi di kabupaten yang bersangkutan sesuai kebutuhan.
1. Obat yang digunakan oleh konsumen karena memenuhi persyaratan mutu obat yang
ditetapkan.
2. Penyaluran dan penyerahan obat melalui jalur distribusi yang ditetapkan sesuai dengan
penggolongannya.
3. Jenis dan jumalh obat yang dibutuhkan cukup dan selalu dapat dipeoleh bila diperlukan.
4. Harga obat yang rasional dan terjangkau oleh masyarakat.
5. Tercipta pemerataan pelayanan farmasi kepada masyarakat dan pemerataan kesempatan
berusaha.
1. Industri farmasi khusus memproduksi obat dan menjual obatnya pada P.B.F.
2. P.B.F menyalurkan obat ke apotik Rumah Sakit dank e took obat berizin hanya untuk
obat bebas dan terbatas.
Penyalur obat narkotik ke apotik hanya oleh P.B.F khusus yang mendapatkan izin.
3. Dokter, Puskesmas, Poliklinik memperoleh obat dari apotik.
4. Penjualan keliling (kanvas) untuk semua jenis obat dilarang, untuk menghindari
penjualan obat bagi yang tidak berhak.
5. Industri farmasi menetapkan H.J.P, H.N.A atau H.E.T yang berlaku di Indonesia.
6. Sole distributor bertanggung jawab atas terlaksananya distribusi obat secara tertib.
7. Sole distributor/PBF berstatus badan Hukum P.T/Koperasi.
Industri Farmasi
Apotik
Rumah Sakit
Pasien/konsumen
Konsumen poliklinik
(obat bebas/obatbebas
terbatas)
Perlu pula dalam pemasaran memahami kebutuhan dan keinginan terhadap farmasi, hal ini
berhubungan dengan:
Untuk memperkembangkan produk farmasi yang memenuhi kebutuhan dan keinginan prlu
dilakukan penelitian oleh farmasi mengenai:
Ke dalam:
Keluar:
1. Menentukan saluran distribusi yang efisien dan efektif. Yaitu memilih penyalur yang
jujur dan membantu pemasaran produk
2. Mengetahui keadaan pasar dan memilih pasar yang sesuai dengan produksi
3. Dapat mengatasi adanya kompetitor(pesaing)
4. Mengetahui tentang kebutuhan dan keinginan rakyat dan bagaimana sikapnya,
diusahakan memberi penjelasan dan mempengaruhi untuk menggunakan produk yang
dihasilkan.
Susunan struktur organisasi pemasaran di industri farmasi dapat disusun sebagai berikut :
Pemasaran
Perusahaan
Penjualan secara person tentunya tidak semua obat dan mematuhi perundang-undangan farmasi.
Mengenai strategi harga penjualan dilakukan dengan cara :
1.Orientasi harga berdasarkan biaya. Misalkan menentukan R.O.I
2.Orientasi harga berdasarkan kompetisi, misalkan:
a. harga untuk tender
b. harga kecepatan kenaikan omzet
Penyajian harga dilakukan dengan:
1. menyajikan daftar harga
2. memberikan diskon
3. memberikan kredit
M. STRATEGI PROMOSI PENJUALAN PRODUK FARMASI
Mengingat jalan distribusi obat maka promosi dapat dilakukan sebagai berikut:
Mempertahankan konsumen agar tetap loyal terhadap apotik adalah lebih sulit. Kepuasan
pasian/konsumen adalah merupakan faktor yang menentukan.
Ada lima faktor utama yang menentukan tingkat kepuasan konsumen/pasien yaitu:
Pertama: adalah kualitas produk farmasi yaitu kemampuan menyembuhkan penyakit. Hal ini
menyangkut ketersediaan farmasi dan ketersediaan hayati,hingga tercapai tujuan efek
terapi. Persepsi konsumen/pasien terhadap produk farmasi dipengaruhi oleh dua hal
yaitu kenyataan sesungguhnya kualitas produk farmasi dan komunikasi.
Kedua: adalah kualitas pelayanan terhadap pasien. Pasien akan merasa puas bila mereka dapat
pelayanan yang baik,ramah, sesuai dengan yang diharapakan.
Ketiga: adalah merupakan komponen emosial yaitu pengaruh atau pertimbangan yang bersifat
emosional seperti : karena sugesti,angan-angan, gambaran yang indah, emolution
mencontoh orang yang terhormat atau terkenal, perasaan bangga, supaya kelihatan
laindari yang lain.
Sebagai contoh, minum kapsul Hemaviton plus, merasa terlihat gagah dan mampu
berdansa.Kemampuan tersebut membuat konsumen merasa puas terhadap produk
farmasi tersebut.
Keempat : adalah masalah harga. Meskipun produk farmasi yang dipilih mempunyai kemanjuran
khasiat yang sama dengan produk farmasi lainnya tetapi harganya relatif lebih murah.
Hal tersebut juga merupakan faktor penting bagi konsumen untuk menentukan tingkat
kepuasannya.
Kelima : adalah faktor biaya untuku memperoleh produk farmasi tersebut. Konsumen tidak
perlu mengeluarkan biaya tambahan juga tidak perlu membuang waktu untuk
memperoleh obat tersebut. Maka bagi apotek perlu memperlengkapi obat-obat yang
disediakan.
Dikatakan untuk mendapatkan konsumen tidak sulit, tetapi yang lebih sulit aadalah
mempertahankan konsumen/pasien tetap setia.
Obat bebas dan obat bebas terbatas dapat digunakan masyarakat untuk pengobatan sendiri.
Obat tersebut harus telah terbukti secara ilmiah menunjukkan manfaat klinis, sangat diperlukan
banyak masyarakat, relatif aman dan dapat dipantau oleh petugas kesehatan.
Dalam masyarakat melakukan pengobatan sendiri sacara aman dan efektif diperlukan informasi
tentang obat yang obyektif, lengkap dan tidak menyesatkan dan tidak terlalu komersial.
Keputusan Menkes no 386 tahun 1994 tentang periklanan obat mengatur demikian :
1. Obat harus sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku tergolong obat bebas
atau bebas terbatas.
2. Obat tersebut telah mendapat nomor persetujuan pendaftaran Depkes RI.
3. Rancangan iklan telah disetujui Depkes RI
4. Nama obat yang diiklankan adalah nama yang disetujui dalam pendaftaran.
5. Iklan obat dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk pemilihan penggunaan obat bebas
secara rasional.
6. Iklan tidak boleh mendorong penggunaan obat yang berlebihan dan terus menerus.
7. Informasi produk obat dalam iklan harus :
a. Obyektif : sesuai kenyataan, tidak boleh menyimpang sifat kemanfaatan dan
keamanan obat yang telah disetujui.
b. Lengkap: tidak hanya tentang khasiat obat tetapi juga kontra indikasi obat dan
efeksamping.
c. Tidak menyesatkan : harus jujur, akurat, bertanggung jawab, cara penyajian tidak
boleh mengakibatkan penggunaan obat yang berlebihan dan tidak sesuai dengan
kebutuhan.
8. Iklan tidak boleh ditujukan untuk anak-anak atau menampilkan anak-anak tanpa severvisi
orang dewasa. Iklan tidak boleh menggambarkan bahwa keputusan penggunaan obat
ditentukan dan diambil oleh anak-anak.
9. Iklan tidak boleh diprankan oleh tenaga profesi kesehatan aktor yang berperan sebagai
tenaga profesi kesehatan.
10. Iklan obat harus mencantumkan informasi mengenai :
a. Komposisi zak aktif obat dengan nama I.N.N.
b. Indikasi utama obat dan informasi keamanan obat.
c. Nama dagang obat.
d. Nama industri farmasi.
e. Nomor pendaftaran (khusus untuk media cetak)
Soal-soal Pemasaran Farmasi
1. Marketing adalah istilah dalam pemasaran, dimana yang dipasarkan adalah barang dan jasa.
b. Tuliskan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan 4 P dalam kombinasi pemasaran !
3. a. Tuliskan hal-hal yang sebaiknya dimiliki oleh seorang penjual yang professional !
b. Tuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang penjual yang professional untuk
4. a. Seorang Apoteker mempunyai peranan penting di bidang Farmasi. Tuliskan peran Apoteker
tersebut di bidang distribusi obat, pada Apotik dan Pedagang Besar Farmasi !