Jadi, obat yang harus dihapus/disesuaikan untuk pengadaan bulan depan adalah Asam mefenamat
tablet 500 mg karena berada pada prioritas paling rendah
Referensi:
Direktorat Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pengelolaan
Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta : Kemenkes RI
Jadi, berdasarkan perhitungan analisis pareto, Obat yang termasuk ke dalam kategori pareto B yang
menyerap anggaran 20% dari total anggaran/ investasi adalah Co amoxiclave dan ketamin
Referensi:
Direktorat Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pengelolaan
Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta : Kemenkes RI
Obat yang jumlah penyesuaiannya paling besar adalah kategori A karena Perbekalan Farmasi
kategori A menyerap anggaran 70% dari total anggaran/investasi walaupun hanya untuk beberapa
item perbekalan farmasi saja. Obat yang termasuk kedalam kategori A adalah asam mefenamat
tablet 500 mg, NaCl infus, Cefadroxil kapsul 500 mg
Referensi:
Direktorat Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pengelolaan
Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta : Kemenkes RI
Obat dengan kategori pareto A (cefadroxil, ketorolac, co-amoxiclave) perlu diawasi lebih ketat
dibanding kategori pareto B dan C. Hal ini dilakukan karena obat dengan kategori pareto A memiliki
nilai investasi paling tinggi. Dengan melakukan kontrol yang ketat terhadap pemasukan dan
pengeluaran sediaan yang masuk dalam kelompok A dapat meminimalkan terbuangnya sediaan dan
sediaan yang hilang akibat pencurian (Quick, dkk., 2012).
Referensi:
Quick, J D., Rankin J., Diaz., Vimal. 2012. Managing Drug Supply-3: Managing Access to Medicines and
Health T echnologies, VA: Management Sciences for Health. Management Health Science. Inc.
Urutan prioritas barang yang harus banyak dikurangi bahkan dihilangkan adalah mulai dari kategori
NC (OBH), bila dana masih kurang, maka obat kategori NB (NaCl infus) menjadi prioritas selanjutnya
dan obat yang masuk kategori NA (Asam mefenamat tablet) menjadi prioritas berikutnya, begitu
selanjutnya (Dirjen Binfar Alkes RI, 2010).
Referensi:
Direktorat Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pengelolaan
Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta : Kemenkes RI