melayani
para
pemangku
kepentingan.
Nilai-nilai
Pancasila
dapat
mempengaruhi pemangku kepentingan yang jauh lebih besar, dan sebagai hasilnya
dapat digunakan untuk merekonstruksi pada akuntan kode etik yang lebih cocok
untuk orang Indonesia dan kepentingan bangsa.
Kesaktian Pancasila kini diuji dengan penjajahan imperialisme.Imperalisme
diterima dengan suka rela oleh masyarakat.Ideologi ini jelas memberontak dan
membuat keropos pondasi kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu dalam teori
stakeholders digunakanlah Pancasila sebagai senjata untuk menghancurkan
imperialisme.Seperti pada pidato presiden Republik Indonesia pertama kita
Ir.Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang menegaskan bahwa Pancasila merupakan
hasil perasan dari jiwa kebangsaan, jiwa budaya Indonesia.Teori stakeholder antara
akuntan dan para pemangku kekuasaan saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat
dari hubungan sosial diantara keduanya.Dalam memecahkan imperialisme teori
stakeholders membutuhkan peranan Pancasila didalamnya dengan begitu memiliki
aturan dasar dan tujuan yang sama.
Pada sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa yang memiliki
arti bahwa percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.Seorang pemangku kekuasaan seharusnya memiliki
rasa malu terhadap dirinya sendiri apabila mereka menyalahgunakan wewenang dan
kekuasaan yang mereka miliki sebab apa pun yang mereka lakukan pasti Tuhan
mengawasinya.Sebagai seorang akuntan dalam sistem ekonomi Pancasila tidak hanya
berorientasi mengumpulkan keuntungan hanya semata-mata demi kepentingan
investor atau seorang pemegang saham melainkan juga bertanggung jawab atas
kesejahteraan lingkungan sosial yang mengacu pada sila kelima yang berbunyi
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yaitu tidak ada pengistimewaan
terhadap satu elemen. Tidak ada superioritas dari satu golongan terhadap golongan
lain. Semestinya juga tidak ada perasaan lebih unggul dari yang mayoritas terhadap
yang minoritas, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban antara seorang
akuntan dan para pemangku kekuasaan ,dan bersama-sama berusaha mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial dengan cara baik melalui bekerja
bersama-sama tanpa memandang bulu kasta maupun status sosial seseorang. Maka
dengan prinsip keadilan dalam ekonomi, niscaya kemakmuran akan lebih mudah
terwujud.
HANINDHIYA FIKRIANI
260110150102