TESIS
Oleh :
NAMA : DEVI HERLIANI
NPM : 186070047
1
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
Oleh :
NAMA : DEVI HERLIANI
NPM : 186070047
i
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 186070047
Proposal Tesis ini di ajukan dihadapan Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Pascasarjana Universitas Respati Indonesia.
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji
Dwi Martanti,SKM.M.Kes
Diketahui oleh
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.
materai
Devi Herliani
NPM: 186070047
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Strategi Pengendalian
Cacingan Pada Balita Dalam Upaya Pencegahan Kejadian Stunting Di
Kabupaten Yalimo Papua Tahun 2020 adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulisan lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka pada bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Universitas
Respati Indonesia
Devi Herliani
NPM: 186070047
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)
Sebagai civitas akademik Universitas Respati Indonesia, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Devi Herliani
NPM : 186070047
Program Studi : Kesehatan Masyarakat Program Magister
Peminatan : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Respati Indonesia hak bebas Royalti Non-Eksklusif (non-exclusive
royalty free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Strategi Pengendalian
Cacingan Pada Balita Dalam Upaya Pencegahan Kejadian Stunting Di
Kabupaten Yalimo Papua Tahun 2020, beserta softcopy (CD) dan perangkat yang
ada (bila diperlukan).
Dengan hak bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Respati Indonesia berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data
dan menampilkannya (database), mendistribusikannya dan menampilkan/
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/
pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Segala bentuk tuntutan hokum yang timbul
atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Devi Herliani
NPM: 186070047
v
© Hak Cipta Milik Universitas Respati Indonesia, Tahun 2020
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh tesis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
Universitas Respati Indonesia.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh tesis ini dalam
bentuk apa pun tanpa izin Universitas Respati Indonesia.
RIWAYAT HIDUP
3. PONED
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan hikmat Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tesis ini
dengan judul “Strategi Pengendalian Cacingan Pada Balita Dalam Upaya
Pencegahan Kejadian Stunting di Kabupaten Yalimo Tahun 2020”.
Dalam penyusunan Tesis ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, tetapi berkat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. drg. Tri Budi W. Rahardjo, MS selaku Rektor Universitas Respati
Indonesia (URINDO)
2. Dr. Ign. A. Wirawan Nugrohadi, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Pascasarjana
Universitas Respati Indonesia (URINDO) sekaligus Pembimbing II.
3. Dr. Atik Kridawati,ST,M.Kes selaku Ketua Program Kesehatan Masyarakat
Universitas Respati Indonesia (URINDO) yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyelesaian Tesis ini.
4. Dr. Cicilia Windiyaningsih, SMIP, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I yang
selalu mendukung dan memotivasi dengan luar biasa sehingga penelitian Tesis
ini dapat selesai.
5. Dwi Martanti, SKM, M.Kes selaku penguji dalam penyelesaian tesis ini.
6. Para Dosen Universitas Respati Indonesia khususnya Dosen Fakultas
Pascasarjana yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.
7. Para staf Universitas Respati Indonesia khususnya staf Fakultas Pascasarjana
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.
8. Kedua orangtuaku Mama, Bapa, adik tercinta, dan anak-anak serta keluargaku
yang telah memberikan doa, dorongan moril, materiil, dan spiritual.
9. Teman – teman Program Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan
semangat dan dukungan moril dan spiritual.
10. Semua pihak yang telah membantu, peneliti ucapkan terimakasih atas kerjasama
dan dukungannya sehingga penyusunan Tesis ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penulis
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JUDUL
ABSTRAK
Latar belakang:Sumber daya manusia merupakan salah satu modal dasar Kesuksesan
sebuah negara. Stunting menjadi Issu yang mendesak untuk diselesaikan karena berdampak
pada kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. Penyakit Infeksi merupakan
salah satu penyebab langsung dari kejadian Stunting dan Kecacingan merupakan salah satu
penyakit infeksi yang sering diabaikan padahal dampak nya mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan Balita. Sehingga penanganan Cacingan perlu upaya yang komprehensif
untuk dapat mereduksi Cacingan. Dengan sudah di buatnya regulasi oleh Kementrian
Kesehatan dapat menjadi pedoman Strategi dalam Pengendalian Cacingan di Kabupaten
Yalimo Papua. Studi ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan Pemerintah
Daerah Kabupaten Yalimo dalam Pengendalian Cacingan sehingga didapatkan strategi
Pengendalian Cacingan sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan NO. 15 Tahun 2017 di
Kabupaten Yalimo,Papua. Metode Penelitian yang di gunakan adalah pendekatan kualitatif
deskriptif yang bersifat subjektif dari sudut pandang Informan, Pengumpulan data dilakukan
dengan Indepth Interview untuk mendapatkan data dasar upaya yang dilakukan Pemerintah
Daerah dan dianalisa dengan SWOT. Hasil Penelitian menunjukkan bawa berjalannya
Program Pengendalian Cacingan di Kabupaten Yalimo belum di landasi oleh Strategi
Kebijakan Kemetrian Kesehatan No.15 Tahun 2017 yang dikeluarkan Pemerintah Pusat
sehingga Program Cacingan ini belum secara maksimal sehingga di butuhkan penetapan
strategi pengendalian Cacingan pada Balita Dalam Upaya pencegahan Kejadian Stunting di
Kabupaten Yalimo, Papua.
Kata Kunci : Upaya, Pengendalian, Cacingan,strategi,
ix
MASTER PROGRAM OF PUBLIC HEALTH
POSTGRADUATE FACULTY
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JUDUL
ABSTRACT
Background: Human resources are one of the basic assets for the success of a country.
Stunting is an urgent issue to be resolved because it has an impact on the quality of
Indonesia's human resources in the future. Infectious diseases are one of the direct
causes of the incidence of stunting and worms are one of the most neglected infectious
diseases, even though their impact affects the growth and development of toddlers. So
that the handling of intestinal worms requires a comprehensive effort to reduce worms.
With the regulation made by the Ministry of Health it can be used as a strategy guide
for Worms Control in Yalimo Regency, Papua. This study aims to determine the efforts
made by the Regional Government of Yalimo Regency in controlling worms so that a
worm control strategy is obtained in accordance with the Minister of Health Regulation
NO. 15 of 2017 in Yalimo Regency, Papua. The research method used is a qualitative
descriptive approach which is subjective from the informant's point of view. Data
collection was carried out by in-depth interviews to obtain basic data on efforts made
by the local government and analyzed by SWOT. The results showed that the
implementation of the Worms Control Program in Yalimo Regency has not been based
on the Ministry of Health Policy Strategy No.15 of 2017 issued by the Central
Government so that the Worms Program has not been maximized so that it is necessary
to determine a worming control strategy in toddlers in an effort to prevent stunting in
Yalimo Regency, Papua.
References : 23 (2002-2019)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
18. U : Umur
xv
24. KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan pada upaya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dengan
pendekatan promotif dan preventif (bapenas.go.id, 2019). Sebagai salah satu upaya
Percepatan penurunan stunting yang dilakukan pemerintah adalah Penanganan
stunting terintegrasi salah satunya terkait dengan penurunan infeksi cacingan.
Pemerintah Pusat juga menerbitkan PERMENKES No.15 Tahun 2017 Tentang
pengendalian Cacingan, dimana pemerintah pusat juga mengharapkan pemerintah
daerah menjadikan program pengendalian cacingan dalam prioritas program.
Prevalensi cacingan dapat menjadi gambaran bagaimana tingkat kesehatan
lingkungan di suatu daerah, dimana Pemerintah Pusat menetapkan prevalensi
cacingan di kabupaten/kota dibawah 10%. Pengendalian faktor resiko penularan
infeksi kecacingan maka perlu adanya kordinasi di setiap sektor yang berkaitan
sehingga dalam kebijakan yang di buat pemerintah selalu menekankan kerja
sama di lintas sektoral dalam program pengendalian kecacingan yaitu
program promosi kesehatan, surveilens kecacingan, pengendalian faktor
resiko, penanganan penderita dan POPM cacingan.
Penelitiaan Infeksi Kecacingan ini pernah di lakukan di Kabupaten Kerom,
Provinsi Papua di dapat Jumlah kasus kecacingan yang di temukan di daerah ini pada
tahun 2011 sekitar 599 kasus. Sejalan dengan Penelitiaan Martila, Samuel Sandi dan
Nopita Paembonan (2015) menjukkan tingginya prevalensi cacingan di SDN
Abepura Jayapura,Papua yaitu 50% anak sekolah dasar terinfeksi cacing. Menurut
data BTKL Ambon Tahun 2018 dilakukan survey kecacingan di tiga Kabupaten Kota
di Papua dan di dapati masing-masing prevalensi nya adalah Kabupaten Supiori
(45,30%), Kabupaten Jayapura (24,30%), dan Kabupaten Bovendigul (32,90%).
Artinya di daerah Papua yang diperiksa prevalensi Kecacingan masih di atas rata-rata
10% yang di harapkan pemerintah pusat. Dari cakupan POPM Cacingan per Provinsi
Tahun 2018 dapat dilihat terdapat dua Provinsi dengan cakupan POPM cacingan
dibawah target yaitu Kalimantan Barat dan Papua.
Pada Tahun 2019 di lakukan pemeriksaan status gizi Balita di Kabupaten
Yalimo melalui program Biaya Oprasional Kesehatan (BOK), namun sampai saat ini
belum ada laporannya. Selain kegiatan tersebut diatas dilakukan juga Pemberiaan
Obat Pencegahan Cacingan juga dilakukan di POSYANDU pada Balita namun untuk
memastikan obat cacing tersebut di minum, tidak di lakukan pengecekan oleh
petugas Puskesmas . Evaluasi kesuksesan terhadap pemberian obat cacing pada
program POPM cacingan itu sendiri belum pernah dilakukan menurut penelitiaan
yang di lakukan oleh (Indriyati, 2010), Pemberian Obat cacing secara masal tidak
menjamin penurunan infeksi kecacingan di karenakan faktor resiko infeksi
kecacingan ini beragam pada setiap daerah.
Pengendalian cacingan di perlukan strategi kebijakan dari pemerintah
Daerah Kabupaten Yalimo yang dasar hukumnya nya sudah di buatkan
pedomannya dalam PERMENKES RI No.15 Tahun 2017 tentang
Penanggulangan Cacingan. Kabupaten Yalimo sendiri sudah memiliki Peraturan
Daerah No.3 Tahun 2015, tentang Pelayanan Kesehatan yang di keluarkan oleh
Bupati Yalimo. Dimana diatur yang berkaitan tentang pelayanan kesehatan termasuk
di dalam nya program penanganan gizi Balita dan penanggulangan infeksi
kecacingan. Penelitian Kebijakan pengendalian cacingan menititik beratkan pada
kerjasama lintas program dan lintas sekoral seta pendanaan yang mendukung
program tersebut (Juhairiyah & Annida, 2015).
belum adanya kerjasama dalam lintas Program dan lintas sektoral, serta ketersedian
dana dalam melaksankan program pengendalian kecacingan oleh karena itu di
perlukan penelitian strategi pengendalian cacingan pada Balita dalam upaya
pencegahan kejadian stunting di Kabupaten Yalimo Tahun 2020.
8
9
2.5.1 UMUR
Umur yaitu lamanya seorang manusia hidup dengan di hitung sejak tanggal
lahir yang di wakili oleh angka. Umur di hitung sebagai bulan penuh sejak hari
pertama kelahiran, apa bila kurang dari 30 hari maka di bulatkan kebawah.
Informasi terkait umur dapat diperloeh dengan wawancara.
1. Microtois di tempelkan dengan paku pada dinding yang lurus datar sampai
tepat dua meter.
2. Anak berdiri tegak dan pastikan tidak ada alas kaki yang menempel
termasuk alas kaki ataupun kaos kaki. Badan anak menghadap kedepan
dan tidak membungkuk ataupun menjinjitkan kaki.
3. Turunkan microtois pada kepala bagian atas, siku microtois harus lurus
menempel pada dinding.
4. Membaca microtois di gulungan tepat di lubang yang bergaris.
gumpalan cacing.
Adanya cacing pada usus dapat juga di ketahui dengan tehnik
pemeriksaan Radiologi atau sonografi. Terlihat gambaran infiltrate pada organ
yang di tempati oleh parasite cacing.
2.8.2.2. TERAPI
Pemberian Albendazole dosis tunggal 400 mg atau Mebendazole
2X100mg/hari . WHO merekomendasikan pemberian Abendazole yaitu
200mg untuk anak usia 12-24 bulan. Untuk meningkatkan haemoglobin
perlu di berikan asupan gizi dan suplemen zat gizi.
17
2.8.2.4. TERAPI
Albendazole 400mg selama 3 hari atau Mebendazole 100mg/hari
selama 3 hari berturut-turut.
2.9 Dampak Infeksi Kecacingan Terhadap Kesehatan
Infeksi kecacingan akan menimbulkan kekurangan gizi dan anemia. Dalam
jangka waktu yang lama ini selanjutnya dapat berakibat menurunnya daya tahan
tubuh penderita mudah jatuh sakit bila kondisi ini terjadi pada Balita dapat
menyebabkan kejadian stunting. Adanya parasite cacing dalam tubuh manusia
menandakan buruk nya kebersihan pada seseorang sehingga kemungkinan akan
terinfeksi penyakit pencernaan lainnya sangat besar. Pada gambar berikut akan
tampak dampak dari infeksi kecacingan
Penerapan Perilaku hidup bersih dan sehat oleh seluruh masyarakat, setiap
hari dan sepanjang hidup akan berdampak positif pada penurunan prevalensi
cacingan. Oleh sebab itu upaya pemerintah dalam usaha PROMOTIF dan
PREVENTIF adalah bagian dari integrasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS).
2.10.1. Tujuan
Reduksi cacingan pada tahun 2019 agar dampak nya pada kesehatan akan
meningkat dan di harapkan penurunan angka stunting juga dapat di capai. Reduksi
cacingan di perlukan komitmen lintas program dan lintas sektoral.
2.10.2. Sasaran
1. Nakes yang melaksanakaan Penanggulangan Cacingan di Puskesmas
2. Nakes yang melaksanakan Penanggulangan Cacingan di kabupaten/kota
3. Nakes yang melaksanakan pengendalian cacingan di provinsi
4. Tim Pembina UKS dan Tim pelaksana UKS
Instansi lintas program dan lintas sektor terkait yang melakukan
perencanaan, pembinaan, dan pengendalian cacingan pada Balita, anak usia pra
sekolah dan anak usia sekolah.
POPM Cacingan di lakukan dua kali setahun untuk daerah kabupaten/ kota
dengan prevalensi tinggi dan sekali dalam satu tahun dengan daerah
kabupaten/kota dengan prevalensi sedang. Pelaksanaan POPM wajib dilaksanakan
terus menerus sampai di dapatkan penurunan prevalensi di bawah 10%, dan
cakupan POPM 75%. Pemerintah pusat,provinsi dan daerah melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan evaluasi cacingan. Pematauan dilakukan
setiap tahun dan evaluasi di lakukan setiap 5 tahun setelah berturut-turut di
lakukan POPM Cacingan.
Pada program penanggulangan cacingan di lakukan, Penyusunan strategi,
Intensifikasi kegiatan penanggulangan cacingan, kordinasi dan integrasi dengan
lintas program dan lintas sektor.
2.10.4. Strategi
Dalam mewujudkan target program penanggulangan program cacingan
meliputi,
a) Meningkatkan komitmen Pemerintah Pusat dan daerah menjadikan program
pengendalian cacingan sebagai prioritas program.
b) Meningkatkan kordinasi litas program dan lintas sektoral serta peran serta
masyarakat baik swasta maupun swadaya masyarakat.
c) Integrasi program penanggulangan cacingan dengan, penjaringan anak sekolah,
uks dan pemberian vitamin A di POSYANDU serta pendidikan anak usia dini
dengan menggunakan pendekatan keluarga.
d) Memicu program penanggulangan cacingan masuk dlam rencana perbaikan
kualitas air bersih berkoordinasi dengan kementrian terkait.
e) Melakukan sosialisasi air Bersih dan Sehat pada PAUD, SD, atau MADRASAH
IBTIDAIYAH
f) Melakukan pembinaan dan evaluasi dalam pelaksanaan penanggulangan
cacingan di dareah.
Tahun 2017
Desain Penelitian sistematik review, kuantitative riset,
semi kualitatif interview, analisis pohon
masalah
Variabel masalah gizi, pertumbuhan dan
outcomenya
Cara Pengambilan Data mengunduh dari situssitus dunia (WHO,
Unicef, dll) melalui teknologi internet.
Analisis Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
2013, kesenjangan antar provinsi
tampak cukup lebar, yakni proporsi
20% (Yogyakarta) hingga 48% (NTT).
Judul Penelitiaan 5 HUBUNGAN HYGINE
PERORANGAN DENGAN KEJADIAN
KECACINGAN PADA MURID SD
NEGRI ABE PANTAI JAYAPURA
27
KEGIATAN
PENGENDALIAN
KECACINGAN
1. Promosi
Kesehatan STRATEGI
KEBIJAKAN
2. Surveilens
PENGENDALIAN
cacingan CACINGAN
TERINTEGRASI
3. Pengendalian
PENURUNAN
faktor resiko
STUNTING
4. Penanganan
Penderita
5.POPM Cacingan
Gambar 2.8 Kerangka Konsep Pengendalian kecacingan dalam upaya pencegahan stunting
4. Kepala BPMK
KEKHAL
PROBLE
LAYAK
MATIK
1 Promosi Kesehatan
2. Surveilens Kecacingan
3. Pengendalian Faktor
Resiko
4. Penanganan penderita
5. POPM
Tabel 3.2 USG
Keterangan:
Nilai 5: Sangat Mendesak/Gawat/Berdampak
Nilai 4: Mendesak/Gawat/Berdampak
Nilai 3: Cukup Mendesak/Cukup Gawat/Cukup Berdampak
Nilai 2: Kurang Mendesak/Kurang Gawat/Kurang Berdampak
Nilai 1: Sangat Kurang Mendesak/Kurang Gawat/Kurang Berdampak
33
15 1
E
F
15 1
NU
BF = ---------------------- X 100 %
∑ NU
RANKING
OR
NRK
NBK
NBD
TNB
NO
ND
BF
INT. &
10
11
12
EKST.
2
3
4
5
6
7
8
9
FAKT
OR
INTER
NAL
Kekuata
n (S)
Kelema
han (W)
FAKT
OR
KSTER
NAL
Peluang
(O)
Ancama
n (T)
Tabel.3.5 QSPM
37
Matriks TOWS adalah alat lanjutan yang di gunakan untuk mengembangkan empat
tipe pilihan strategis dimana kunci keberhasilan penggunaan Matriks TOWS adalah :
1. Strategi SO dengan kekuatan internal untuk mendapatkan keuntungan dari
kesempatan eksternal.
2. Strategi WO memperbaiki kelemahan internal serta menggunakan kesempatan
eksternal.
3. Strategi ST mengantisipasi ancaman eksternal melalui kekuatan internal yang ada.
4. Strategi WT bias saja di hadapi bila faktor-faktor kelemahan dan ancaman tidak
dapat di atasi dengan menggunakan kekuatan dan peluang yang ada.
Pelaksanaan analisisis ini akan dapat menentukan strategi yang terbaik dalam
pengendalian infeksi kecacingan pada Balita dalam upaya pencegahan stunting di
Kabupaten Yalimo, analisa SWOT maka akan di dapati Strategi yang cocok untuk
Pengendalian Cacingan sesuai dengan faktor Internal dan Eksternal
FAKTOR EKSTERNAL
Untuk menjamin strategi terlaksana dengan baik dalam mencapai sasaran yang
telah ditetapkan, Rencana Kerja seperti Tabel
Rencana Kinerja Tahun 2020 , Upaya Pengendalian Kecacingan
Sasaran Program Kegiatan
Uraian Indi Tar Rencan
kator get Indikator Satu a Tk.
Uraian
Kinerja an Capaia
n
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penyajian hasil penelitian pada bab ini meliputi: Profil Kabupaten Yalimo,
Papua, matriks indepth Interview Informan, Upaya Dinas Kesehatan
menanggulangi Cacingan, Strategi Program Pengendalian Cacingan di Kabupaten
Yalimo, Penetapan Isu Aktual, Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal, Memilih
dan menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan, Matrik SWOT, Penetapan Strategi, dan
rencana Kerja.
Melalui penelitian ini berhasil mewawancarai secara daring tujuh informan.
Hasil wawancara mendalam berupa verbatim yang belum berkoding, dan hasil
wawancara yang sudah berkoding, disajikan pada lampiran Tesis akhir ini. Reduksi
hasil wawancara dibagi dalam sembilan kelompok sub-tema yakni ,
i. Subtema program pengendalian cacingan sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan;
Kegiatan penanggulangan cacingan;
ii. Pemberian obat massal pencegahan (POM);
iii. Tanggung jawab dinas kesehatan;
iv. Dukungan;
v. Pencatatan dan pelaporan;
vi. Pendanaan;
vii. Pemantauan dan pengawasan,
Sehubungan dengan itu, agar memudahkan dalam merujuk dan menelusuri
bagian per bagian pada hasil wawancara tersebut, maka dibuat koding sebagaimana
disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Koding Sumber dan Hasil Wawancara
Konten
PERMEN Peraturan Menteri Kesehatan
KPC-PK Kegiatan Pengendalian Cacingan- Promosi
Kesehatan
KPC-SC Kegiatan Pengendalian Cacingan-Surveilans
Cacingan
KPC-PFR Kegiatan Pengendalian Cacingan- Pengendalian
Faktor Risiko
KPC-PENAPEND Kegiatan Pengendalian Cacingan- Penderita
POPM Pemberian Obat Massal Pencegahan
TJDK Tanggung Jawab Dinas Kesehatan
DUK-SDM Dukungan Sumber Daya Manusia
DUK-PSM Dukungan-Peran Serta Masyarakat
PEND Pendanaan
PENC & PEL Pencatatan dan Pelaporan
43
KASUBBAG.
KASUBBAG. UMUM KASUBBAG KEUANGAN PENYUSUNAN
MARTINA KOMBO, SKM LERINA KEPNO, Amd. Kep PROGRAM
NIP. 19750217 200003 2 NIP. 19791102 200605 2 001 AGUSTINUS
003
SATTU, ST
NIP. 19830803
201104 1 001
KEPALA BIDANG KEPAL BIDANG KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPALA BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN PENCEGAHAN DAN KESEHATAN KELUARGA SUMBER DAYA
ANTON NEKWEK, AMK PEMBERANTASAN PENYAKIT YULIANTI S. PALINGGI, SKM KESEHATAN
NIP. 19680317 198902 1 002 - NIP. 19870602 201104 2 002 YERONES HISAGE,
Amd. Kep
NIP. 19860312 200909 1
001
KEPALA SEKSI PELAYANAN KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
RUMAH SAKIT PENYAKIT TERTENTU KESEHATAN IBU DAN ANAK KEPALA SEKSI ALAT
SUSANA WANDIK, Amd. Keb LARIUS LOGO ELIUS SIEP KESEHATAN DAN
NIP. 19740904 200012 2 003 NIP. 19661231198703 1 129 NIP. 19720504 199703 1 008 PERBEKALAN
KESEHATAN RUMAH
TANGGA
NAHOR HOLOMANGGEN,
KEPALA SEKSI PUSKESMAS KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI GIZI Amd, Kep
ISAK FALUK, AMK PENCEGAHAN DAN IMUNISASI EVIE EDOAI NIP. 19790704 200312 1 006
NIP. 19730409 199503 1 005 ZEBULON HELAKOMBO, S.Kep, NIP. 19740904 20001 2 002
Ners KEPALA SEKSI
NIP. 19690304 199803 1 012 SUMBER DAYA MANUSIA
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KESEHATAN
KEFARMASIAN PROMOSI KESEHATAN OBED NEGO DABI, SKM
SOSE LOHO, S.Kep, Ners KEPALA SEKSI drg. ARNIATI PANGALINAN
NIP. 19840207 200605 1 001
NIP. 19851011 201004 1 001 KESEHATAN LINGKUNGAN NIP. 19760208 2006052 002
YOSAFAT MABEL, SKM
NIP. 19830408 200501 1 003
UPTD
47
4.2.1 Upaya yang sudah dilakukan pihak Dinkes Kabupaten Yalimo, antara
lain:
1. Mengintegrasikan kegiatan pengendalian cacingan dengan POPM
aktivitas lain seperti, imunisasi, aktivitas Posyandu, sebagaimana
dimaksudkan Pasal 4 ayat (c) Permenkes No. 15 Tahun 2017.
2. Melakukan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat di POSYANDU
sesuai dengan Permenkes No. 15 Tahun 2017. Sosialsisasi PHBS
dilakukan pihak Dinkes dan kader, juga kepada masyarakat secara
umum.
49
Ke-
Isu/masalah kha Kelayak-
No. Aktual Problematik Terpilih
Umum Layak- an
an
1. Penyakit
cacingan + + + + Memenuhi
(selain
malaria, TB,
HIV), telah
menjadi
musuh
masyarakat
(DUK-SDM-
1; TJDK-7)
2. Permenkes
No. 15 Tahun + + + + Memenuhi
2017 belum
dilaksanakan
(DUK-PSM-
2)
3. Terjadi + - + + Tidak
kelengkaan air Memenuhi
bersih di
banyak lokasi
(KPC-PK-1)
4. Komunikasi
dan koordnasi + - + + Tidak
antara Memenuhi
pemerintah
Pemkab
dengan
Pemrov relatif
buruk
sehingga bisa
menjadi
kendala pada
terlaksananya
program
kesehatan
yang berasal
dari Pemprov
maupun
pemerintah
pusat
(PERMEN-5)
5. PHBS pada
masyarakat + + + + Memenuhi
masih belum
baik
Whatsapp dan di kirim kembali setelah diisi melalui e-mail dan lewat media
telepon selular langsung. Sebelum Pengambilan Indentifikasi Faktor Internal dan
eksternal peneliti menjelaskan terlebih dahulu analisis SWOT berdasarkan
Indepth Interview (wawancara mendalam) yang di dapati dari empat informan
sebelumnya. Dari Indepth interview para pemangku jabatan dan SKPD yang akan
mewakili Identifikasi faktor internal dan eksternal tidak ada perbedaan yang
significan yang dapat di artikan bahwa antara Para Pemangku Jabatan dengan
perwakilan SKPD sejalan dalam penanganan kecacingan di Kabupaten Yalimo.
Adapun hasil analisis SWOT berdasarkan Indepth Interview ( wawancara
mendalam) Identifikasi Faktor Internal yang di dalam nya termasuk Strengths
(Kekuatan), dan weakness (Kelemahan).
Faktor Internal
masyarakat dari segi jarak ke Fasyankes sangat jauh sehingga kehadiran kader di
tengah masyarakat sangat membantu sekali.
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunity) Ancaman ( Threats)
O.1 Sebagian besar Masyarakat T.1 Terjadi Kelangkaan air bersih di
(11) sudah mengetahui gejala (16) banyak lokasi
Cacingan
O.4 Jalur Misionaris Gereja dapat T.4 Masih banyak Masyarakat yang
(14) membantu media Promosi (19) meminum air sungai tanpa di
Kesehatan Pengendalian masak
Cacingan
61
Fakt S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 NF BF
or 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Inter-
nal
S1 (1) 1 3 1 1 6 7 8 9 10 3 0.07
S2 (2) 1 3 2 2 6 7 8 9 10 2 0.04
S3 (3) 3 3 3 3 6 7 8 9 10 4 0.09
S4 (4) 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 0.02
S5 (5) 1 2 3 4 6 5 8 9 10 1 0.02
W1 (6) 6 6 6 6 6 6 6 9 10 7 0.16
W2 (7) 7 7 7 7 5 6 8 9 10 4 0.09
W3 (8) 8 8 8 8 8 6 8 9 10 6 0.13
63
W4 (9) 9 9 9 9 9 9 9 9 10 8 0.18
W5 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 0.2
(10)
45 1
Faktor S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 NF BF
Inter- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
nal
S1 (1) 1 3 4 1 6 1 1 9 10 4 0.09
S2 (2) 1 2 2 5 6 2 2 9 10 4 0.09
S3 (3) 3 2 3 3 6 3 3 9 10 5 0.11
S4 (4) 4 2 3 4 6 4 4 9 10 4 0.09
S5 (5) 1 5 3 4 6 5 5 9 10 3 0.07
W1 (6) 6 6 6 6 6 6 6 6 10 8 0.18
W2 (7) 1 2 3 4 5 6 8 7 10 1 0.02
W3 (8) 1 2 3 4 5 6 8 9 10 1 0.02
W4 (9) 9 9 9 9 9 6 7 9 10 6 0.13
W5 (10) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 0.2
45 1
Nama Informan : Rita Agnes,S.Tr.Bid
Instansi Informan : PUSKESMAS Elelim
Tanggal Penisian : 6 Agustus 2020
Metode Pengisian : Email , Whatsapp, dan Telepon seluler
Faktor S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 NF BF
Inter- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
nal
S1 (1) 1 3 1 1 6 7 8 9 10 3 0.07
S2 (2) 1 3 2 2 6 7 8 9 10 2 0.04
S3 (3) 3 3 3 3 6 7 8 9 10 4 0.09
S4 (4) 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 0.02
S5 (5) 1 2 3 4 6 5 8 9 10 1 0.02
W1 (6) 6 6 6 6 6 6 6 9 10 7 0.16
W2 (7) 7 7 7 7 5 6 8 9 10 4 0.09
W3 (8) 8 8 8 8 8 6 8 9 10 6 0.13
W4 (9) 9 9 9 9 9 9 9 9 10 8 0.18
W5 (10) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 0.2
45 1
65
Fakto S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 NF BF
r 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Inter-
nal
S1 (1) 1 3 1 1 6 7 8 9 10 3 0,07
S2 (2) 1 2 2 5 6 7 8 9 10 2 0,04
S3 (3) 3 2 3 3 6 7 8 9 10 3 0,07
S4 (4) 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 0,02
S5 (5) 1 5 3 4 6 7 8 9 10 1 0,02
W1 6 6 6 6 6 6 6 9 10 7 0,16
(6)
W2 7 7 7 7 6 8 9 10 5 0,11
(7)
W3 8 8 8 8 8 6 8 9 10 6 0,13
(8)
W4 9 9 9 9 9 9 9 9 10 8 0,18
(9)
W5 (10) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 0,2
45 1
Dari tabel diatas maka kita dapati dari faktor internal yang paling penting
adalah:
Kekuatan:
1. Pemberian obat cacing pada Balita di Posyandu berjalan relative teratur
2. Adanya pengkaderan sebagai bentuk partisipasi Masyarakat dalam
Pengendalian Cacingan
3. Ketersedian obat cacing yang relative cukup
Kelemahan:
1. Permenkes No.15 Tahun 2017 belum dilaksanakan
2. Belum ada pemegang program pengendalian cacingan sesuai dengan
Permenkes No.15 Tahun 2017
3. Belum Mempunyai Indikator dalam Program pengendalian Cacingan sesuai
dengan Permenkes No.15 Tahun 2017
Dari masing-masing kekuatan dan kelemahan yang menurut ketiga informan yang
paling penting maka nanti nya akan di evaluasi untuk mengetahui peta posisi
kekuatan dan strategi dari dinas Kabupaten Yalimo dalam Pengendalian Cacingan
Setelah dilakukan Penilaian komparasi Faktor Internal maka di lanjutkan
oleh pertanyaan Penilaian komparasi faktor eksternal , berikut di sajikan pada
tabel dibawah ini.
T.1 16 16 16 16 16 16 16 19 20 7 0.16
(16)
T.2 17 17 17 17 17 16 17 19 20 6 0.13
(17)
T.3 18 18 18 18 15 16 17 19 20 4 0.09
(18)
T.4 19 19 19 19 19 19 19 19 20 8 0.18
(19)
T.5 20 20 20 20 20 20 20 20 20 9 0.2
(20)
45 1
O.1 11 13 11 15 16 17 18 19 20 2 0.04
(11)
O.2 11 13 12 15 16 17 18 19 20 1 0.02
(12)
O.3 13 13 13 15 16 17 18 19 20 3 0.07
(13)
O.4 11 12 13 14 16 17 18 19 20 1 0.02
(14)
O.5 15 15 15 14 16 17 15 19 20 4 0.09
(15)
T.1 16 16 16 16 16 16 16 19 20 7 0.16
(16)
T.2 17 17 17 17 17 16 18 19 20 5 0.11
(17)
T.3 18 18 18 18 15 16 18 19 20 5 0.11
(18)
T.4 19 19 19 19 19 19 19 19 20 8 0.18
(19)
T.5 20 20 20 20 20 20 20 20 20 9 0.2
(20)
45 1
T.4 19 19 19 19 19 19 19 19 20 8 0.18
(19)
T.5 20 20 20 20 20 20 20 20 20 9 0.2
(20)
45 1
meliputi Nilai Keterkaitan (NK). Nilai Rata – rata Keterkaitan (NRK) dan Nilai
Bobot Keterkaitan (NBK). Nilai yang dipergunakan adalah skala yang dianjurkan
oleh Rensis Likert yang disebut model skala nilai yaitu nilai yang diberikan pada
suatu faktor secara kualitatif dikonversi ke dalam angka yaitu :
Sangat baik : 5, sangat tinggi urgensi/ dukungan/keterkaitan
Baik : 4, tinggi nilai urgensi/dukungan/keterkaitan
Cukup : 3, cukup tinggi nilai urgensi/ dukungan/ keterkaitan
Kurang : 2, kurang nilai urgensi/dukungan/keterkaitan
Buruk : 1, sangat kurang nilai urgensi/dukungan/keterkaitan
Teknis penilaian adalah berikut ini
Nilai Urgensi (NU), diperoleh dengan cara memberikan nilai bobot pada setiap
faktor yang berkisar antara 1-5.
Bobot Faktor (BF), dihitung melalui dua tahap. Pertama, memberikan Nilai
Urgensi (NU), yang terentang antara 1-5, yakni 1=nilai terendah=nilai paling
kurang urgen, hingga 5=nilai tertinggi=nilai paling urgen. Kedua, BF dihitung
berdasarkan rumus berikut:
Nilai Dukungan Faktor (ND), diperoleh dengan memberikan nilai bobot pada
setiap faktor, dengan rentang penilaian antara 1-5.
Nilai Bobot (NBD), diperoleh dengan mengalikan antara Bobot Faktor (BF)
dengan Nilai Dukungan (ND), dengan rumus:
NBD = BFR x ND
Nilai Keterkaitan (NK). Nilai keterkaitan berarti keterkaitan antara S1 dab S2, S1
dan W1, S1 dan T1 dan seterusnya. Nilai keterkaitan terentang antara 0-5
Nilai Rata-Rata Keterkaitan (NRK), diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
NILAI KETERKAITAN
NO FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL BF ND NBD NRK NBK TNB R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
FAKTOR INTERNAL
Kekuatan (S)
Pemberian obat cacing pada Balita di
POSYANDU berjalan relatif teratur
1
NILAI KETERKAITAN
NO FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL BF ND NBD NRK NBK TNB R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
FAKTOR Eksternal
PELUANG (O)
Sebagian besar Masyarakat sudah mengetahui
gejala cacingan
11
15 Adanya Kader
16 Terjadi kelangkaan air bersih di banyak Lokasi 0.16 4 0.64 1 1 1 1 5 1 1 5 1 2 1 1 1 1 1 5 5 5 5 2.3 0 1.01
-3,5
T
O
5.6
4.7
-0.9
KUADRAN IV
(DIFENSIF)
W 5.3
Gambar 4.2 Peta Posisi Strategi Program
Lintas sektor belum dengan cara Memperbaiki sebagai Program Prioritas dan
lakukan setiap
Tahun dan
Melaporkan secara
teratur kepada Dinas
Kesehatan Propinsi.
Rencana Kegiatan Tahunan dan Perkiraan Dana Tahun 2020-2021Program Pengendalian Cacingan Dinas Kesehatan Yalimo Papua
No. Kegiatan Rincian Kegiatan Penanggung Jawab Waktu Biaya Target Kinerja
1 Sosialisasi Pengendalian
cacingan menurut Pemahaman Penting nya
PERMENKES No.15 Tahun Pengendalian Cacingan
2017 Presentasi Penelitian sesuai dengan
Strategi Pengendalian dr. Devi Nov-20 Nol PERMENKES NO.15
cacingan di Dinkes Yalimo Tahun 2017 dalam Upaya
pencegahan Kejadian
Stunting
PERMENKES No.15 dr. Devi dan bagian P2P Desember Indikator Pengendalian
DIPA Penandatanganan
Sosialisasi Pengendalian
Dinkes Komitmen Bersama
cacingan menurut
Januari 2021 Kabupaten Kegiatan Pengendalian
PERMENKES No.15 Tahun
Yalimo (Rp. Cacingan dalam upaya
2017 Lintas Sektor
25.000.K) pencegahan Stunting
Program Pengendalian
Berjalannya Program
Cacingan oleh Dinkes P2P Dinkes Kabupaten Febuari 2021
Pengendalian sesuai dengan
Kabupaten dan sosialisasi 1. Menetapkan Program Yalimo dan Masing- dan Agustus Dana BOK
PERMENKES NO.15
dengan Puskesmas-Puskesmas Pengendalian sebagai masing Kepala Puskesmas 2021
Tahun 2017
di Kabupaten Yalimo Program Prioritas 2.
Pelaksanaan Program
POPM
5
Evaluasi di Tingkat
Cakupan POPM 75% di
Evaluasi dan Monitoring Kabupaten dengan di tandai P2P Dinkes Kabupaten
Oktober Kabupaten Yalimo Papua
Pelaksanaan Program adanya Data Prevalensi dan Yalimo dan Masing- Dana BOK
2021 dan reduksi Cacingan di
Pengendalian Cacingan data cakupan POPM masing Kepala Puskesmas
bawah 10%
Cacingan
Note: Perkiraan di atas akan di sesuaikan dengan Transport sesuai Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Yalimo mengingat geografis dan biaya
kemahalan di Papua
83
TAHUN 2020-2021
NO KEGIATAN 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
1
Pelaksanaan PMK NO.15 Tahun2017
dan Koordinasi Lintas Program
2
Sosialisasi dan Koordinasi Lintas Sektor
6
Pelaksanaan POPM
7
Pelaporan dan Evaluasi
85
BAB V
PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Tujuan umum penelitian adalah untuk menentukan startegi
pengendalian cacingan pada balita dalam upaya pencegahan stunting di
Kabupaten Yalimo, Papua tahun 2020. Tujuan khusus penelitian adalah untuk: (i)
Mengetahui upaya Pemda Yalimo dalam pengendalian infeksi kecacingan untuk
pencegahan kejadian stunting pada balita di Kabupaten Yalimo. (ii) Menganalisis
faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam kegiatan
program pengendalian pengendalian cacingan. (iii) Menentukan strategi dan
komitmen kegiatan program pemerintah daerah Kabupaten Yalimo, Papua.
Pembahasan dalam penelitian ini dalam upaya menjawab tiga permasalahan
penelitian, sehingga pembahasan akan tertdiri dari tiga sub-bab.
Mengapa Dinkes Yalimo belum bisa melaksanakan PMK No. 15 tahun 2017
tentang Pengendalian Cacingan, berdasarkan hasil wawancara dan observasi
peneliti diketahui sejumlah penyebab, antara lain:
1. Tidak adanya sosialisasi dari Pemerintah Provinsi Papua (c.q Kantor Wilayah
Kesehatan Provinsi Papua) terhadap Dinkes Yalimo mengenai PMK No. 15 tahun
2017 tentang Pengendalian Cacingan. Hal ini berakibat jajaran Pemda Yalimo
(c.q Dinkes Yalimo) tidak mengetahui mengenai keberdaaan PMK tersebut. Oleh
karena itu penanggulangan cacingan yang dilakukan hanya yang mereka ketahui
selama ini, yakni terbatas pada POPM, dan promosi kesehatan (terutanma
PHBS); sedangkan kelima aktivitas pada PMK tersebut tidak mereka ketahui.
Itulah sebabnya pihak Dinkes Yalimo tidak memiliki indikator penanggulangan
cacingan, tidak ada data dan pelaporan yang memadai, juga tidak ada surveilans
2. Lemahnya sistem kerja dan koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Tingkat I (Provinsi) dan Pemerintah Daerah II, lebih-lebih dalam konteks
otonomi daerah, seakan-seakan diasumsikan bahwa pemerintah daerah dapat
mengurus dirinya sendiri. Pasal 10 ayat (2) dan (3) UU No 32 Tahun 2004 tentang
Otonomi Daerah menyatakan bahwa:
Ayat (2)
“Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintahan
daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan sendiri
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asaa otonomi dan tugas
pembantuan”
Ayat (3)
“Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. politik luar negeri
b. pertahanan
c. keamanan
d. yustisi
e. moneter dan fiskal nasional, dan
f. agama
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan dihubungkan dengan rumusan masalah/
tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Mengenai upaya Pemda Yalimo dalam menanggulangi infeksi cacingan,
tampak masih terbatas, dan belum mampu melaksanakan PMK No. 15 tahun
2017. Aktivitas yang sudah dilakukan dalam menanggulangi kecacingan baru
terbatas pada: (i) Mengintegrasikan kegiatan pengendalian cacingan dengan
POPM aktivitas lain seperti, imunisasi, aktivitas Posyandu; dan (ii) Melakukan
sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat di Posyandu. Sementara itu aktivitas
yang belum dilakukan oleh Pemda Kabupaten Yalimo antara lain: (i) Indikator
pencapaian target program Pengendalian cacingan belum diketahui; (ii)
Komitmen Dinas Kesehatan Kabuapaten Yalimo dalam Pengendalian cacingan
masih terbatas; (iii) Koordanasi lintas program, lintas sektor, dan peran
masyarakat, masih lemah; (iv) Pembinaan dan evaluasi dalam pelaksanaan
pengendalian cacingan di daerah masih dilakukan terbatas belum terarah dengan
baik; dan (v) Belum terealisasi pengendalian cacingan masuk dalam rencana
perbaikan kualitras air serta berkoordinasi dengan kementerian yang bertanggung
jawab dalam penyediaan sarana air bersih.
2. Mengenai faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman adalah
sebagai berikut:
a. Kekuatan, meliputi: (i) Pemberian obat cacing pada Balita di Posyandu
106 obat cacing relatif cukup di DINKES
berjalan relatif teratur; (ii) Ketersediaan
Yalimo; (iii) Adanya pengkaderan sebagai bentuk Partisipasi Masyarakat dalam
Pengendalian Cacingan; (iv) Promosi Kesehatan tentang Pengendalian Cacingan
di POSYANDU dan FASYANKES di Kabupaten Yalimo; (v) Penyuluhan
PHBS terus berjalan oleh Puskesmas.
b. Kelemahan, meliputi: (i) Belum mempunyai indikator dalam program
pengendalian cacingan sesuai PERMENKES No.15 Tahun 2017; (ii) DINKES
97
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
1. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar-instansi, secara horizontal
maupun vertikal. Komunikasi dan koordinasi tersebut dapat dilakukan Dinkes
atas izin/sepengetahuan Bupati. Komunikasi dan koordinasi secara horizontal
dengan sesama instansi pada level pemerintahan Kabupaten, misalnya dengan
Dinas Pendidikan (agar program penanggulangan cacingan dapat masuk ke
sekolah-sekolah), atau dengan Dinas Pekerjaan Umum (seperti membuat sarana
jamban umum, jalan yang diperkeras, dll). Komunikasi dan koordinasi verttikal
adalah dengan Dinas Provinsi Papua, sehingga semua strategi dan program
penanggulangan cacingan di Kabupaten Yalimo berada dalam satu visi dan misi
dengan Pemprov Papua.
2. Menyusun program penanggulangan cacingan yang komprehensif, termasuk
sumber anggarannya. Program yang komprerhensif berarti progream yang
cakupannya menyeluruh, yang disusun bersama antar-instansi; dan melibatkan
elemen masyarakat, serta jelas sumber anggarannya.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat, melalui kader, dan jaringan
kelembagaan (sekolah. Posyandu, gereja, LSM, media massa, dll). Partisipasi
masyarakat tersebut harus terarah, terukur baik mengenai volume kebutuhan,
jadwal pelaksanaan, dan koordinasinya, serta mendukung pelaksanaan program
yang telah disusun.
99
DAFTAR PUSTAKA
Juhairiyah, J., & Annida, A. (2015). The Policy of Helminthiasis control and
Public knowledge Againts Helminthiasis in banjar regency South kalimantan
Province. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(2 Apr), 185–192.
https://doi.org/10.22435/bpsk.v17i2
Kesehatan, K., & Indonesia, R. (2019). Menkes lakukan soft launching hasil
survei status gizi balita indonesia 2019. c, 11–12.
Lutfi Mairizal. (2017). Jangan Sepelekan Cacingan Resiko nya Dari Anemia
Sampai Kematian. Kompas.Com.
Martila, Sandy, S., & Paembonan, N. (2015). Hubungan Higiene Perorangan
dengan Kejadian Kecacingan pada Murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura.
PLASMA, 1(5), 87–96.
Sutanto, I., Ismid, I., Sjarifuddin, P. K., & Sungkar, S. (2008). Buku Ajar
Parasitologi Kedokteran. FKUI.
Umar, Z. (2008). Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada
Murid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan
Masyarakt Nasional, 2(6).
Anak? COmpas.Com.