Anda di halaman 1dari 114

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI

TERHADAP MINAT SCREENING PENYAKIT HIPERTENSI


PADA REMAJA DI KECAMATAN CIPAYUNG
TAHUN 2020

SKRIPSI

Oleh :

NAMA : Miftahul Zoga Darusalam


NIM : 185059051

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA
2020

1
2

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI


TERHADAP MINAT SCREENING PENYAKIT HIPERTENSI
PADA REMAJA DI KECAMATAN CIPAYUNG
TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh :

NAMA : Miftahul Zoga Darusalam


NIM : 185059051

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA
2020

2
3

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Miftahul Zoga Darusalam
NPM : 185059051

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Hubungan


antara Pengetahuan dan Motivasi terhadap Minat Screening Penyakit Hipertensi
pada Remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020 adalah benar-benar hasil
karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan
belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya
bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan skripsi
ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan
dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, September 2020


Yang menyatakan

Miftahul Zoga Darusalam


4

PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Miftahul Zoga Darusalam
NPM : 185059051
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Peminatan : Epidemiologi
Judul Skripsi : Hubungan antara Pengetahuan dan Motivasi terhadap Minat
Screening Penyakit Hipertensi pada Remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020.
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi tersebut diatas adalah karya saya
sendiri belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Jakarta
Tanggal : September 2020
Yang menyatakan

Miftahul Zoga Darusalam

4
5

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)

Sebagai sivitas akademik Universitas Respati Indonesia, saya yang bertanda


tangan dibawah ini :
Nama : Miftahul Zoga Darusalam
NPM :185059051
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Kekhususan : Epidemiologi
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Respati Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul Hubungan antara
Pengetauan dan Motivasi terhadap Minat Screening Penyakit Hipertensi pada
Remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020. Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Tanggal : September 2020
Yang menyatakan

Miftahul Zoga Darusalam


6

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Indonesia

Jakarta, September 2020


Pembimbing

(Akhmad Muttaqin, SKM, M.Epid)


NIDN. 0504108102

Mengetahui,
Ketua Program Studi

(Sri Widodo, SE, M.Kes)


NIDN. 0309107303

6
7

PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh tim penguji ujian sidang skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Indonesia guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Jakarta, September 2020


Pembimbing

(Akhmad Muttaqin, SKM, M.Epid)


NIDN. 0504101981

Anggota

(Samingan, SE, M.Kes.)


NIDN. ................................

Anggota

(Sri Widodo, SE, M.Kes)


NIDN. 0309107303
8

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT (SKM)
Skripsi, September 2020
Miftahul Zoga Darusalam
Hubungan antara Pengetahuan dan Motivasi terhadap Minat Screening Penyakit
Hipertensi pada Remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020
xvii + .. halaman, .. tabel, .. gambar, .. lampiran

ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi
masalah serius. Keadaan prevalensi hipertensi di indonesia berdasarkan hasil
Riskesda tahun 2018, prevalensi kejadian hipertensi sebesar 34,1%. Angka ini
meningkat cukup tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 25,8%. Berdasarkan
rekap kunjungan pasien hipertensi didapati pada umur10 sampai 19 tahun terdapat
14 pasien yang menderita hipertensi di Puskesmas Kecamatan Cipayung. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi
terhadap minat screening penyakit hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung
tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, di lakukan di
wilayah Kecamatan Cipayung, alat pengumpul data yang digunakan adalah
kuesioner google form. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40.129 dengan
jumlah sampel sebanyak 100 remaja. Hasil univariat berdasarkan minat screening
hipertensi sebagian besar nya memiliki minat baik (56%), pada pengetahuan
tentang hipertensi hampir seluruhnya memiliki pengetahuan cukup (77%), dan
untuk motivasi terkait hipertensi hampir seluruhnya memiliki motivasi cukup
(88%). Jenis kelamin pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin
perempuan (58%), sedang untuk umur responden rata-rata ber-usia 16 tahun.
Hasil uji bivariat menunjukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan
minat screening hipertensi dengan nilai p (0,509) value, sedang pada motivasi dan
minat screening hipertensi terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai p
(0,001) value, untuk jenis kelamin dengan minat screening tidak ada hubungan
yang signifkan dengan nilai p (0,410) value, dan untuk usia terhadap minat
screening di dapati tidak ada hubungan yang signifikan dengan nilai p (0,140)
value. Kesimpulan dalam penelitian ini minat remaja dalam melakukan screening
hipertensi sebagian besar sudah baik, pengetahuan tentang hipertensi dirasa masih
kurang untuk sebagian remaja, maka dari itu diharapkan petugas kesehatan atau
fasilitas kesehatan terus melaksanakan program posbindu remaja dengan
sosialisasi bahaya penyakit tidak menular terutama pada penyakit hipertensi pada
remaja sehingga minat screening hipertensi pada remaja meningkat.

Daftar Bacaan : .. (2007 – 2020)


Kata Kunci : Screening, Hipertensi, Remaja

8
9

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM


FACULTY OF HEALTH SCIENCE UNIVERSITY RESPATI INDONESIA
BACHELOR PROGRAM OF PUBLIC HEALTH (SKM)
Undegraduate Thesis, September 2020
Miftahul Zoga Darusalam
The Relationship between Knowledge and Motivation on Interest in Screening for
Hypertension in Adolescents in Cipayung District in 2020
xvii + .. pages, .. tables, .. pictures, .. attachments

ABSTRACT

Hypertension is a non-communicable disease (PTM) which is a serious problem.


The state of prevalence of hypertension in Indonesia based on the results of the
2018 Riskesda, the prevalence of hypertension is 34.1%. This figure increased
quite significantly compared to 2013 which was 25.8%. Based on the recap of
visits to hypertension patients, it was found that at the age of 10 to 19 years there
were 14 patients suffering from hypertension at the Cipayung District Health
Center. The purpose of this study was to determine the relationship between
knowledge and motivation to the interest in screening for hypertension in
adolescents in Cipayung District in 2020. This study used a cross sectional
approach, conducted in the Cipayung District area, the data collection tool used
was a google form questionnaire. The population in this study amounted to 40,129
with a sample size of 100 adolescents. The univariate results based on interest in
hypertension screening were mostly of good interest (56%), almost all of them
had sufficient knowledge (77%) of knowledge about hypertension, and almost all
of them had sufficient motivation for hypertension-related motivation (88%).
Most of the sex in this study were female (58%), while the average age of the
respondents was 16 years. The bivariate test results showed there was no
relationship between knowledge and interest in hypertension screening with p
value (0.509) value, while motivation and interest in hypertension screening had a
significant relationship with p value (0.001) value, for gender and interest in
screening there was no significant relationship. significant with p value (0.410)
value, and for age to interest in screening there was no significant relationship
with p value (0.140) value. The conclusion of this study is that most adolescents'
interest in screening for hypertension is good, knowledge about hypertension is
still lacking for some adolescents, therefore it is hoped that health workers or
health facilities will continue to carry out the adolescent posbindu program by
socializing the dangers of non-communicable diseases, especially in hypertension
in adolescents so interest in screening hypertension in adolescents is increasing.

Reading List: .. (2007 - 2020)


Keywords: Screening, Hypertension, Adolescents
10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : Miftahul Zoga Darusalam

NPM : 185059051

Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 11 Februari 1995

Alamat : Jalan Wirobrajan WB 2/312 RT 003/RW 014


Yogyakarta, Kecamatan Wirobrajan, Kelurahan
Wirobrajan. Kode pos 55252.

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1) 2001 – 2007 : SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta


2) 2007 – 2010 : SMP Negeri 8 Yogyakarta
3) 2010 – 2013 : SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
4) 2013 – 2018 : Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Jakarta, September 2020

Miftahul Zoga Darusalam

10
11

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Respati
Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terimakasih kepada :
1) Prof. Dr. Drg Tri Budi Wahyuni Raharjo, M.S selaku Rektor Universitas
Respati Indonesia (URINDO);
2) Zainal Abidin, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Respati Indonesia;
3) Sri Widodo, SE, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Respati Indonesia;
4) Akhmad Muttaqin, SKM, M.Epid, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini.
5) Samingan, SE, M.Kes, selaku penguji I yang telah memberikan kritikan dan
masukan dalam penulisan skripsi.
6) Dr. Ratna Budiani, selaku penguji II yang telah memberikan kritikan dan
masukan dalam penulisan skripsi.
7) Dosen dan staf Universitas Respati Indonesia yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keterampilan;
8) Ahmad Syarif Fajri M.Pkp, selaku Kepala Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) Kecamatan Cipayung yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian skripsi;
9) Seluruh ketua RW, Ketua RT, Karang taruna, dan pemuda pemudi di
wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur yang sudah membantu dalam
tercapainya jumlah responden pada penelitian ini.
12

10) Seluruh Remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur yang telah
bersedia menjadi responden dalam penelitian in
11) Orang tua tercinta dan keluarga, terimakasih atas segala kasih sayang yang
tulus, do’a yang selalu menyertai, motivasi, dukungan moril dan material
yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;
12) Rekan-rekan FIKes yang telah berbagi pengalaman, masukan dan
memberikan dukungan moril terhadap penulis dalam pembuatan skripsi ini,
juga untuk kebersamaan yang bermakna dan tak akan terlupakan selama
pendidikan.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, September 2020

Miftahul Zoga Darusalam

12
13

DAFTAR ISI

SKRIPSI............................................................................................................................ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT................................................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS..........................................................................................v
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................vi
PENGESAHAN...............................................................................................................vii
ABSTRAK.....................................................................................................................viii
ABSTRACT.....................................................................................................................ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................................x
DAFTAR ISI..................................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xvii
DAFTAR SINGKATAN..............................................................................................xviii
BAB I.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian....................................................3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................4
1.4 Maanfaat penelitian............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
2.1 Deskripsi Teori...................................................................................................6
2.7 Peneltian Yang Relavan...................................................................................25
2.8 Kerangka Teori.................................................................................................27
BAB III............................................................................................................................28
3.1. Kerangka Konsep.............................................................................................28
3.2 Hipotesisi Penelitian.........................................................................................28
3.3 Definisi Operasional.........................................................................................30
BAB IV............................................................................................................................31
4.1 Pendekatan Penelitian.......................................................................................31
4.2 Tempat dan Waktu...........................................................................................31
4.3 Populasi Penelitian...........................................................................................31
4.4 Sampel Penelitian.............................................................................................32
14

4.5 Jumlah Sampel.................................................................................................32


4.6 Instrumen Penelitian.........................................................................................35
4.7 Teknik pengumpulan Data Data.......................................................................35
4.8 Analisis Data....................................................................................................36
BAB V.............................................................................................................................40
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................................40
5.2. Analisis Data....................................................................................................40
6.2.1. Analisis Univariat.....................................................................................40
6.2.2. Analisis Bivariat.......................................................................................48
BAB VI............................................................................................................................52
6.1 Keterbatasan Penelitian....................................................................................52
6.2. Variabel Yang Diteliti......................................................................................53
BAB VII...........................................................................................................................64
7.2. Kesimpulan......................................................................................................64
7.3. Saran................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................66

14
15

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Hal


Tabel 2.1 Classification of Hypertension by Age Group 8
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO 2005 9
Tabel 2.3 Langkah Pengukuran tekanan darah menurut ESH/ESC 10
Tabel 2.4 Penelitian Yang Relavan 25
Tabel 3.1 Definisi Oprasional 30
Tabel 4.1 Pembagian Sampel Per-Kelurahan 33
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kuesioner Pernyataan Minat 41
Screening Hipertensi pada Remaja di wilayah Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
Tabel 5.2 Distribusi Minat Screening Hipertensi pada Remaja di 43
wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kuesioner Pertanyaan Pengetahuan 43
tentang Hipertensi pada Remaja di wilayah Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
Tabel 5.4 Distribusi Pengetahuan Hipertensi pada Remaja di wilayah 44
Kecamatan Cipayung Tahun 2020
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kuesioner Pernyataan Motivasi 45
tentang Hipertensi pada Remaja di wilayah Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
Tabel 5.6 Distribusi Motivasi Hipertensi pada Remaja di wilayah 46
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Wilayah 47
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Usia di Wilayah Kecamatan 47
Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
Tabel 6.1 Hubungan Antara Motivasi dengan Minat Screening 48
Hipertensi di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur
Tahun 2020
Tabel 6.2 Hubungan Antara Pengetahuan Hipertensi dengan Minat 49
Screening Hipertensi di wilayah Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur Tahun 2020
Tabel 6.3 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Minat Screening 50
Hipertensi di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur
Tahun 2020
Tabel 6.4 Distribusi Rata-Rata Usia Menurut Minat Screening 51
Hipertensi Pada Remaja
16

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Hal


Gambar 2.1 Kerangka Teori 27
Gambar 3.1 Kerangka Konsep 28

16
17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal
1.Pengantar Kuesioner .............................................................................................12
2.Surat Persetujuan Responden ................................................................................13
3.Kuesioner Penelitian..............................................................................................14
4.Hasil Analisis SPSS ..............................................................................................15
5.Surat Permohonan Izin Penelitian Skripsi .............................................................16
6.Surat Izin Penelitian...............................................................................................17
7.Surat Keterangan Uji Etik .....................................................................................19
DAFTAR SINGKATAN

1. AHA : American Heart Association.


2. BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
3. BPS : Badan Pusat Statistik.
4. DKI : Daerah Khusus Ibukota
5. ESC : European Society of Cardiology.
6. ESH : European Society of Hypertension.
7. HT : Hipertensi.
8. ICD : International Classification of Diseases.
9. JNC : Joint National Community.
10. KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia.
11. KEMENKES : Kementerian Kesehatan.
12. Kg : Kilogram.
13. mmHg : Milimmeter Merkuri.
14. NHANES : National Health and Nutrition Examination Survey
15. Oz : Onza/Ounce.
16. P2PTM : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
17. PTM : Penyaykit Tidak Menular.
18. PUSKESMA : Pusat Kesehatan Masyarakat.
S
19. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar.
20. SPSS : Statistical Package for the Social Sciences.
21. TDD : Tekanan darah distolik
22. TDS : Tekanan darah sistolik
23. WHO : World Health Organization

xviii
19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan di mana tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.( p2ptm
2020. Paragraph 1). Hipertensi disebut sebagai penyakit the silent killer karena
penderita yang menderita hipertensi sering kali tanpa keluhan, dan penderita baru
mengetahui telah menyandang hipertensi setelah terjadi komplikasi.(p2ptm 2019,
paragraph 8)
Data global World Health Organization tahun 2015, Jumlah penyandang
hipertensi meningkat setiap tahunnya, sekitar 1,13 Miliar orang di dunia
menyandang hipertensi, itu berarti 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis penyakit
hipertensi. Diperkirakan peningkatan akan terjadi pada tahun 2025 sebesar 1,5
Miliar yang akan terkena penyakit hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya
10,44 juta orang mati akibat penyakit hipertensi dan komplikasinya. (p2ptm 2019,
paragraph 4)
Keadaan prevalensi hipertensi di indonesia berdasarkan hasil Riskesda
tahun 2018, prevalensi kejadian hipertensi sebesar 34,1%. Angka ini meningkat
cukup tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 25,8% berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah di Indonesia pada usia ≥ 18 tahun (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan Profil Kesehatan DKI Jakarta tahun 2018, jumlah estimasi
penderita hipertensi berusia ≥ 15 tahun sebanyak 2.748.282 kasus, dan tercatat
275.092 kasus yang mendapatkan pelayanan kesehatan. Wilayah yang jumlah
akses pelayanan pasien hipertensinya tertinggi adalah Jakarta Selatan (67.738
kasus), disusul dengan wilayah Jakarta Timur (65.025 kasus), dan yang terendah
ada di wilayah Kepulauan Seribu (1786 kasus).
Puskesmas Kecamatan Cipayung yang berada di Jalan Bambu Hitam No.
104, Kelurahan Cipayung Kota Jakarta Timur memiliki jumlah 165.361 penduduk
(Cipayung dalam angka 2019). Hipertensi merupakan penyakit tidak menular
dengan jumlah kasus terbanyak pertama di Puskesmas Kecamatan Cipayung. Data
20

capaian indikator penyakit tidak menular screening penyakit hipertensi di


Puskesmas Cipayung pada tahun 2019 terdapat total 12.362 kasus dengan target
yang seharusnya dicapai 42.082 kasus yang ter-screening, sehingga presentase
yang didapatkan hanya 30,02 % saja.
Berdasarkan data rekap kunjungan pasien di Puskesmas Kecamatan
Cipayung tahun 2019, kasus tertinggi ada pada umur 45 sampai 59 tahun dengan
prevelensi 1.108. Sedang pada rentang usia umur 10 sampai 19 tahun terdapat 14
pasien yang menderita hipertensi di Puskesmas Kecamatan Cipayung. Deteksi
dini pada hipertensi penting dilakukan sejak masa sekolah atau pada anak usia
remaja untuk menghindari kesalahan atau keterlambatan diagnosis dan
penanganan yang berujung pada kematian
Periode pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik,
psikologis, maupun intelektual terjadi pada saat remaja, hal ini yang menentukan
bagaimana periode selanjut nya. Menurut World Health Organization yang
dimaksud usia remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, sedang
menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 yang dikatakan
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 Tahun, dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah
usia 10-14 tahun dan belum menikah. (Kemenkes RI, 2014)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah Kecamatan
Cipayung tanggal 30 juni 2020 dengan melakukan wawancara dan memberikan
10 pertanyaan pada 10 remaja berusia 10-19 tahun didapatkan 80% remaja
memiliki pengetahuan cukup terkait penyakit hipertensi, 10% remaja memilik
motivas terkait penyakit hipertensi yang kurang, sedang untuk minat screening
hipertensi 40% remaja kurang berminat melakukan screening. Alasan kurang
berminat nya remaja untuk melakukan screening diantaranya karena menganggap
hipertensi merupakan penyakit lansia. Meskipun kasusnya rendah dibandingkan
dengan usia lansia, hal ini bisa saja menjadi masalah kesehatan yang serius karena
akan mengakibatkan komplikasi yang berbahaya jika tidak terkendali dan tidak
diupayakannya pencegahan dini faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian
hipertensi pada remaja.
21

Pengetahuan merupakan salah satu faktor instrinsik yang mempengaruhi


motivasi. Pengetahuan juga merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,
2007), Tingkat pengetahuan seseorang tidak selalu memotivasi perilaku logika,
artinya pengetahuan yang baik tidak selalu mempunyai perilaku yang benar dalam
hal ini pengetahuan tentang hipertensi yang baik belum tentu mau untuk
screening hipertensi.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan pasal 137 ayat 1 menyebutkan, pemerintah berkewajiban menjamin
agar remaja dapat memperoleh edukasi, informasi, dan layanan mengenai
kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab, maka dari itu
pemerintah membentuk Posyandu Remaja diharapkan dapat menjadi wadah untuk
memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan remaja,
menemukan alternatif pemecahan masalah, membentuk kelompok dukungan
remaja, memperluas jangkauan Puskesmas PKPR, terutama bagi remaja daerah
yang memiliki keterbatasan akses.
Penyakit Tidak Menular yang semakin naik perlu di imbangi dengan adanya
edukasi dan pendampingan kepada masyarakat untuk melaksanakan deteksi dini
atau screening terhadap Penyakit Tidak Menular, terlebih kepada kelompok yang
memilik risiko tinggi. Pengenalan penyakit harus di ajarkan kepada masyarakat.
(Nina et al, 2018). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rano et al (2017)
diketahui bahwa hanya sekitar 50% responden yang memilik tingkat pengetahuan
baik terhadap hipertensi, sedang pasien yang memiliki tingkat pengetahuan cukup
dan kurang pada umumnya adalah pasien dengan tingkat Pendidikan rendah dan
menderita hipertensi tidak lebih dari 5 tahun.
Program Pemerintah yang saat ini sedang berjalan adalah Posbindu (Pos
Pembinaan Terpadu). Posbindu adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini
(Screening) faktor resiko PTM (Penyakit Tidak Menular) terintegrasi. Screening
didefinisikan sebagai identifikasi dugaan penyakit yang tidak dikenal pada
populasi yang tampaknya sehat, tanpa gejala melalui tes, pemeriksaan atau
prosedur lain yang dapat diterapkan dengan cepat dan mudah pada populasi target.
Program penapisan harus mencakup semua komponen inti dalam proses
22

penapisan mulai dari mengundang populasi target hingga mengakses pengobatan


yang efektif untuk individu yang didiagnosis dengan penyakit. (WHO 2020,
paragraph 1). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anang
(2006), hasil dari screening didapat kan prevelensi hipertensi sebesar 32,9%,
sebagian responden yang positif hipertensi mempunyai faktor risiko umur,
obesitas, dan merokok.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang Pengetahuan dan Motivasi terhadap minat screening penyakit hipertensi
pada remaja di Kecamatan Cipayung tahun 2020.

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

1.2.1. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian ini
adalah belum diketahuinya gambaran minat remaja melakukan screening penyakit
hipertensi

1.2.2. Pertanyaan Penelitian


Dari uraian diatas, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini
adalah:
a. Bagaimana gambaran minat screening penyakit hipertensi pada remaja di
Kecamatan Cipayung tahun 2020?
b. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan minat screening
penyakit hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung tahun 2020?
c. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan minat screening penyakit
hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung tahun 2020?
d. Apakah ada hubungan antara Usia dengan minat screening penyakit
hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung tahun 2020?
e. Apakah ada hubungan antara Jenis Kelamin dengan minat screening
penyakit hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung tahun 2020?
23

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi dengan minat


screening remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2020.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diketahuinya gambaran distribusi minat screening penyakit hipertensi
pada remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020.
b. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan minat screening
penyakit hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020.
c. Diketahuinya hubungan antara motivasi dengan minat screening
penyakit hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020.
d. Diketahuinya hubungan antara usia dengan minat screening penyakit
hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020.
e. Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin dengan minat screening
penyakit hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020.

1.4 Maanfaat penelitian

a. Bagi remaja di wilayah Kecamatan Cipayung agar dapat menjadi


informasi tentang bahaya hipertensi dan ikut serta dalam program
pencegahan penyakit hipertensi.
b. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat dapat menambah bahan
literatur di Fakultas Kesehatan Masyarakat agar menjadi bahan
referensi para peneliti selanjutnya.
c. Bagi mahasiswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam
melakukan penelitian dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh
selama pendidikan untuk meneliti masalah hipertensi pada remaja.
d. Bagi fasilitas pelayanan kesehatan disekitar wilayah Kecamatan
Cipayung agar dapat digunakan sebagai referensi terkait informasi
minat screening hipertensi pada remaja
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori.

2.2.1. Definisi Hipertensi


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.( p2ptm
2020. Paragraph 1). Peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 130 mmhg dan
diastolic lebih dari 80 mmHg atau lebih tinggi, merupakan pengertian hipertensi
menurut AHA (American Heart Association) pengukuran tekanan darah dilakukan
2 sampai dengan 3 kali, dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan istirahat
ataupun tenang dapat mengurangi risiko dalam kesalahan pengukuran tekanan
darah. (Fitmika,2018)

2.1.2. Gejala Hipertensi


Hipertensi merupakan penyakit yang tidak semua penderitanya
mengetahui bahkan merasakan keluhan adanya penyakit hipertensi. Penyakit
hipertensi sering disebut sabagai pembunuh diam-diam (Silent Killer) terkadang
gejala dirasakan ketika sudah semakin parah (P2PTM, 2018). Pada umumnya
Hipertensi tidak disertai dengan gejala atau keluhan tertentu. Keluhan tidak
spesifik pada penderita hipertensi adalah:
1. Sakit kepala,
2. Pusing,
3. Jantung berdebar-debar,
4. Rasa sakit di dada
5. Gelisah,
6. Penglihatan kabur,
7. Penderita Mudah merasa lelah, dll.
7

2.1.3. Hipertensi Berdasarkan Penyebab


Hipertensi berdasarkan penyebabnya di bedakan menjadi 2 kelompok yaitu
hipertensi essesial dan hipertensi sekunder.
1. Hipertensi essensial
Penderita hipertensi essensial lebih banyak sebesar (90%), hipertensi yang
tidak ada penyebab spesifiknya. Pada umumnya penderita hipertensi essensial
tidak memiliki keluhan sebelum nya seperti : nyeri kepala, gelisah, pusing, leher
kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah dan impotensi. Penderita
hipertensi essensial biasanya tidak menimbulkan gejala atau keluhan yang telah di
sebutkan di atas, oleh karena itu penderita hipertensi essensial tidak menyadarinya
sehingga menimbulkan angka kesakitan penyakit yang lebih berat (P2PTM,
2018).
Proses perkembangannya penyakit hipertensi esensial masih belum banyak
dimengerti. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan tekana darah menunjukan
adanya hubungan antara genetik dan lingkungan yang mempengaruhi tekanan
darah pada anak dan remaja untuk menimbulkan risiko hipertensi esenssial. Maka
dari itu hipertensi essensial dapat dikatakan kompleks, karena meliputi beberapa
faktor-faktor predisposisi seperti ras, jenis kelamin, riwayat keluarga/genetic dan
faktor ang mempengaruhi seperti konsumsi garam, merokok, konsumsi alcohol,
stress dan obesitas. Sudah banyak bukti yang mendukung konsper hipertensi
esensial berawal dari masa kanak-kanak walaupun hipertensi esensial lebih sering
terjadi pada remaja dibanding kan pada anak-anak remaja yang memiliki
hipertensi esensial kebanyakan tanpa gejala (asimtomatik) dan sering terdeteksi
hanya saat ada pemeriksaan rutin. Kegemukan sering dikaitkan dengan hipertensi
esensial dan di dapati hampir 50% kasus. Begitu juga dengan riwayat hipertensi
pada keluarga serta faktor lingkungan yang ikut berperan. (Johannes, 2005).

2. Hipertensi sekunder
Penderita Hipertensi yang mengalami hipertensi sekunder sebanyak (10%),
hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat ditentukan
seperti : kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, peyakit
kelenjar adrenal (P2PTM, 2018).
8

Remaja yang memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik diatas persentil
ke-90 berdasarkan umur dan jenis kelamin dan yang dengan hipertensi bermakna
memerlukan pemeriksaan berkala. Evaluasi diagnostik untuk setiap remaja yang
dilakukan harus disesuaikan dengan gambaran klinis individu. Umur, jenis
kelamin, ras, berat bedan, nilai tekanan darah pada lengan dan paha harus diukur
dan dicatat. Untuk evaluasi etiologi hipertensi pada remaja sangant diperlukan
anamnesis yang teliti dan terarah. Sebaikna untuk menanyakan kepada pasien
tentang gejala hipertensi. Riwayat pertumbuhan, keluhan/gangguan ginjal dan
urologi yang sekarang. (Johannes, 2005).

2.1.4. Klasifikasi Hipertensi


Pada awalnya, Gauthier dan kawan-kawannya membagi klasifikasi
hipertensi menjadi 3 bagian : hipertensi ringan, sedang, dan berat. Dengan
menambahkan 10 mmHg setiap tingkatnya diatas persentil ke-95 pada grafik
presentil dari Task Forceon The High Blood Pressure Control in Children 1977.
Gauntler menetapkan kriteria pada hipertensi remaja, apabila tekanan darah
140/190 -149/99 mmHg maka dikatakan ringan, apabila tekanan darah 150/100-
159-109 mmHg maka dikatakan sedang, dan untuk hipertensi berat ≥160/110
mmHg. Sehingga yang dikatakan hipertensi pada remaja apabila tekanan darah
sistolik (TDS)=140 mmhg atau tekanan darah distolik (TDD)=90 mmHg.
(Johannes, 2005).
Dalam Report of the Second Task Force on blood Pressure Control in
Children 1987 di dapatkan pembagian klasifikasi hipertensi berdasarkan usia
seperti pada tabel dibawah :

Tabel 2.1. Classification of Hypertension by Age Group

Age Group Significant Hypertension Severe Hypertension


(mm Hg) (mm Hg)
Newborn Systolic BP ≥ 96 Systolic BP ≥106
7d Systolic BP ≥ 104 Systolic BP≥ 110
8-30 d
Infant <2 yr Systolic BP ≥ 112 Systolic BP ≥118
Diastolic BP ≥74 Diastolic BP ≥82
Children 3-5 yr Systolic BP ≥116 Systolic BP ≥124
9

Diastolik BP≥ 76
Diastolic BP ≥84
Children 6-9 yr Systolic BP ≥122 Systolic BP ≥130
Diastolic BP 82 Diastolic BP ≥86
Children 10-12 yr Systolic BP ≥126 Systolic BP ≥134
Diastolic BP ≥82 Diastolic BP ≥90
Adolescents 13-15 yr Systolic BP ≥16 Systolic BP ≥144
Diastolic BP≥ 86 Diastolic BP ≥92
Adolescents 16-18 yr Systolic BP ≥142 Systolic BP ≥150
Diastolic BP ≥92 Diastolic BP≥ 98
Sumber: Report of the Second Task Force on blood preasuer control in
children 1987

Sedang menurut World Health Organization pada tahun 2005 dibagi


menjadi :

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO 2005

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
tinggi 130-139 85-89
Tingkat I 140-159 90-99
(Hipertensi Ringan)
Tingkat 2 160-179 100-10
(Hipertensi Sedang)
Tingkat 3 ≥180 ≥110
(Hipertensi Berat)
Hipertensi Sistolik ≥140 <90
Terisolasi

Sumber : WHO 2005


10

2.1.5. Pengukuran Tekanan Darah


Tabel 2.3. Langkah Pengukuran tekanan darah menurut ESH/ESC
guidelines for the management of anterial hypertension

Langkah-Langkah Petunjuk Pemeriksaan


1. mempersiapkan pasien  Beritau pasien untuk rileks, duduk
dikursi (kaki menapak pada laintai
dan punggung bersandar pada kursi
selama >5 menit)
 Tanyakan pada pasien apakah
mengkonsumsi kafein/melakukan
aktifitas fisik dan merokok
ssebelum30 menit pengukuran.
Karena harus dihindari

2. gunakan teknik yang sesuai dengan  Taruh lengan pasien pada meja
pengukuran tekanan darah  Gunakan ukuran manset yang sesuai,
posisi tengah manset pada lengan
atas pasien pada titik stemum

3. memulai pengukuran untuk keperluan  Saat kunjungan pertama, ukur kedua


diagnosis dan pengobatan lengan, dan tentukan lengan mana
yang paling tinggi tekanan darah nya

 Gunakan perkiraan tekanan denyut


nadi radial yang teraba untuk sistolik
dan manset mengembang 20-
30mmHg di atas tingkat ini
menentukan tingkat tekanan darah

 Kurangi tekanan manset 2 mmHg


[per detik dan dengarkan bunyi
korokotoff

4. Catat pengukuran tekanan darah yang akurat  Catat tekanan sitolik pada saat bunyi
korotkoff pertama dan menghilana
semua bunyi koroktoff tersebut untuk
menentukan tekanan diastoliknya.
 Catat dinomor terdekat

5. Rata-rata pembacaan  Rata-rata berdasarkan ≥ 2 kali


pembacaan yang diperoleh dari ≥2
11

kali pengukuran untuk


memperkirakan besar tekanan darah
pasien

6. beritahukan hasil tekanan darah kepada  Beritahu pasien hasil dari


pasien pembacaan tekanan darah kepada
pasien secara tertulis maupun lisan

Sumber : ESC/ESH Clinical Practice Guidelines for the Management of


Arterial Hypertension

2.1.6. Epidemologi Hipertensi


Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015,
didapatkan sekitar 1.13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, hal ini
berarti setiap 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Setiap tahunnya
jumlah penyandang hipertensi terus meningkat. Pada tahun 2025 diperkirakan
akan ada 1.5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkerikan setiap
tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi nya.
(p2ptm 2019, paragraph 4).
Berdasarkan Profil Kesehatan DKI Jakarta tahun 2018, jumlah estimasi
penderita hipertensi berusia ≥ 15 tahun sebanyak 2.748.282 kasus, dan tercatat
275.092 kasus yang mendapatkan pelayanan kesehatan. Wilayah yang jumlah
akses pelayanan pasien hipertensinya tertinggi adalah Jakarta Selatan (67.738
kasus), disusul dengan wilayah Jakarta Timur (65.025 kasus), dan yang terendah
ada di wilayah Kepulauan Seribu (1786 kasus).
Pengendalian prilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat
seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam, dan lemak
berlebih, obesitas, kurang katifitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres
dapat mencegah terjadi nya hipertensi.Berdasarkan data riset kesehatan dasar
tahun 2018 didapatkan faktor risiko seperti proporsi masyarakat yang kurang
makan sayur dan buah sebesar 95.5%, proporsi kurang aktifitas fiksik 35.5%,
proporsi merokok 29,3%, proporsi obesitas sentral 31% dan proporsi obesitas
umum 21,8% pada penduduk usia 15 tahun keatas. Data diatas tersebut
menunjukan peningkatan jika di bandingkan dengan data riset kesehatan dasar
pada tahun 2013. (p2ptm, paragraph 13).
12

Hipertensi esensial (80%) di ikuti dengan penyakit ginjal adalah penyebab


hipertensi yang paling sering pada remaja usia 13-18 tahun, hipertensi esensial ini
merupakan lanjutan dari masa kanak-kanak dan berlanjut ke masa dewasa.
(johannes, 2005).
Peluang risiko yang lebih besar untuk menderita penyakit jantung koroner
atau gagal jantung saat dewasa di milik oleh ramaja yang tekanan darahnya lebih
dari angka normal. Prehipertensi pada remaja berubah menjadi hipertensi sekitar
7% setiap tahunnya. Yang dimaksud prehipertensi sendiri adalah apabila tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik 90 sampai <95 atau jika tekanan darah
lebih dari 120/80 mmHg meskipun berada diantara persentil 90 sampai <95
persentil. (zahrotul, 2017).

2.1.7. Faktor Hipertensi

Peningkatan risiko seorang untuk menderita hipertensi di pengaruhi oleh


beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah kondisi kesehatan, gaya
hidup, dan genetik keluarga. Ada beberapa faktor yang dapat di kontrol dan tidak
dapat dikontrol untuk mengendalikan hipertensi seperti berikut :: (JNC 7 report,
2003).

1. Faktor yang dapat dikontrol


a) Kurang aktifitas Fisik
Melakukan aktifitas fisik dengan intensitas sedang pada kebanyakan atau
setiap hari pada 1 minggu (total harian dapat diakumulasikan, misalnya 3 sesi
selama 10 meint). Aktifitas fisik dapat menurunkan darah sistolik hingga 4-9
mmHg.
b) Merokok
Rokok mengandung nikotin, zat kasrinogenik, dan 4000 jenis racun
lainnya. Nikotin merupakan bahan utama dalam rokok yang menyebab kan sifat
adiktif dari rokok. Zat-zat racun terutama nikotin ang terkandung dalam rokok
dapat menyebabkan penggumpalan di pembuluh darah.
c) Berat badan berlebih
Berat badan berlebih dapat memicu timbulnya beberapa penyakit
mematikan, penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-20
13

mmHg setiap penurunan 10 Kg. rekomendasi ukuran pinggang < 94 cm pada laki-
laki dan < 80cm pada wanita. Sedang untuk Indeks massa tubuh 18,5-25.0.
d) Pengaturan pola makan
Pola makan juga dapat mempengaruhi terjadi nya hipertensi, adopsi pola
makan DASH (Dietaryy Approaches to Stop Hpertension) dapat menurunkan
tekanan darah sistolik 8-14 mmHg. Lebih banyaka makan buah, sayur-sayuran
dan produk rendah susu lemak dengan kandungan lemak jenuh dan total lebih
sedikit kaa potassium dan calcium.
e) Kurangi asupan garam berlebih
Pengurangan asupan garam harian dapat menurunkan tekanan darah sitolik
2-8 mmHg. Konsumsi sodium chloride <6g per hari. Rekomendasikan makanan
rendah garam sebagai bagian pola makan sehat.
f) Batasi asupan alkohol
Alcohol berlebih dapat menjadi faktor pencetus hipertensi, pembatasan
konsumsi alcohol dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-4 mmHg.
Maksimum 2 minuman standar per hari adalah 1 oz atau 30 ml.
g) Stress
Stress psikososial berhubungan dengan terjadinya hipertensi, diduga akibat
aktivitas berlebihan dari saraf simpatis sehingga mengakibatkan peningkatan
kontraktilitas jantung dan pada ahkhirnya terjadi peningkatan curah jantung.
h) Konsumsi kopi
Risiko hipertensi mengintai orang yang terbiasa meminum kopi 1-2
cangkir per hari 4-12 kali lebih tinggi dibanding orang yang tidak memiliki
kebiasaan meminum kopi.

2. Faktor yang tidak dapat dikontrol


a) Usia
Seiring dengan bertambahnya usia, maka semakin rentan orang tersebut
untuk terkena penyakit hipertensi, pada usia lanjut hipertensi menjadi faktor risiko
terbesar terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Namun tak menutup
kemungkinan hipertensi dapat terjadi saat masa dewasa.
b) Genetik
14

Genetika hipertensi bersifat kompleks dan tanpa diketahui gen tunggal apa
ang dikenal memainkan peran utama. Melainkan banyak gen dengan efek ringan
masing-masing yang bereaksi dengan rangsangan lingkungan yang berbeda
terhadap tekanan darah.
c) Faktor Riwayat Keluarga
Risiko terjadi hipertensi akan lebih besar apabila pada keluarga di
dapatkan kedua orang tua nya menderita hipertensi.
d) Jenis Kelamin
Hasil pengamtan Third National Health and Nutrition Examination Surver
(NHANES) III memperlihatkan prevelensi hipertensi lebih tinggi pada populasi
pria dibandingkan dengan populasi wanita pada kelompok sebelum menopause.
Di Indonesia prevelensi menunjukan bahwa hipertensi lebih banyak di derita oleh
wanita dari pada pria. (Riskesdas. 2007)
e) Ras
Orang dengan kulit hitam(gen) lebih mempunyai risiko untuk menderita
hipertensi dibanding dengan orang yang berkulit putih (gen). dan semua yang
berkaitan dengan hipertensi seperti stroke. Tingkat risiko yang tinggi pada
masyarakat ini mengharuskan pemberian perhatian ang lebih tinggi walaupun
kejadiannya rendah dan ada perbedaan kriteria untuk diagnosis orang kulit hitam
dan putih.

2.1.8. Penatalaksanaan Hipertensi


Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-
obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat
dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari 6 gram per hari, tidak
merokok, menghindari minuman berkafein, menurunkan berat badan, dan
menghindari meminum alkhol. Olahragha yang disarankan bagi penderita
hipertensi dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan
frekuensi 3-5 kali per minggu, Istirahat teratur juga sangat penting (6-8 jam per
hari), serta mengatur agar tidak stress. Untuk pemilihan obat-obatan hipertensi
disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Untuk makanan, yang harus di
hindari adalah sebagai berikut : (Kemenkes, 2014)
15

1. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran, serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
2. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
3. Makanan yang di olah dengan garam natrium (biscuit, creaceker, keripik
dan makanan kering yang asin).
4. Alcohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan tape.
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolestrol seperti daging merah (sapi/kambing),
kuning telur, kulit ayam).
6. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
7. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung natrium.

Di negara Indonesia sendiri terjadi pergeseran pada pola makan yang


condong kea rah pada makanan cepat saji dan diawetkan yang kita ketahui pada
makanan cepat saji dan ang diawetkan tersebut mengandung garam ang tinggi,
lemak jenuh, dan rendah serat mulai menjamur terutama di kota-kota besar di
indonesia.
Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya hipertensi
diharpakan penderita hipertensi dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaa hidup ataupun obat-obatan, sehingga
komplikasi yang terjadi dapat di hindari.

2.2. Remaja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Remaja berarti mulai dewasa,
sudah sampai umur untuk kawin atau muda. Sedang menurut WHO, remaja
adalah penduduk baik pria dan wanita dengan rentang usia 10-19 tahun. menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2004 remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
16

Berencana (BKKBN) rentang usia ramaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah
(Kemenkes RI, 2004)

2.3. Pengetahuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pengetahuan berarti segala
sesuatu yang diketahui. Sedang menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni, indera
pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian
pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga.

Pengetahuan adalah suatu istilah yang di gunakan untuk menuturkan


apabila seorang mengenal tentang sesuatu. Sesuatu hal ang menjadi
penetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur mengetahui dan yang diketahui
serta kesadaran mengenai hal yang ingin di ketahui. Oleh karena itu pengetahuan
selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui
tentang suatu dan objek yang merupakan suatu yang di hadapi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil tau manusia terhadap sesuatu atau
segala perbuatan manusia untuk memahami objek tertentu. (Surajiyo, 2008)

Health belief model dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966,


kemudian disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan 1980. Sejak tahun 1974,
Konsep utama dari health belief model adalah perilaku sehat ditentukan oleh
kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia untuk
menghindari terjadinya suatu penyakit. Health belief model terdiri dari 6 dimensi,
diantaranya :

a) Perceived barriers (hambatan yang dirasakan untuk berubah)


Apabila individu mengahadapi rintangan yang ditemukan dalam mengambil
tindakan tersebut. Sebagai tambahan untuk 4 keyakinan (belief) atau presepsi.
Aspek-aspek negative yang potensial dalam suatu upaya kesehatan (ketidak
pastian, efek samping), atau penghalang yang dirasakan (gugup, kawatir tidak
cocok, tidak senang), yang mungkin berperan sebagai halangan untuk
merekomendasikan suatu prilaku.
17

b) Healt motivation (Motivasi kesehatan)


Hal ini terkait dengan motivasi individu untuk selalu hidup sehat, terdiri atas
control terhadap kondisi kesehatannya serta health value.
c) Cues to action
Suatu prilaku dipengaruhi oleh suatu hal yang menjadi isarat bagi. seorang untuk
melakukan suatu tindakan atau prilaku. Isyarat-isyarat yang berupa faktor-faktor
eksternal maupun internal, misalnya pesan-pesan pada media massa, nasihat atau
anjuran kawan atau anggota keluarga lain, aspek sosiodemogragis (Pendidikan,
lingkungan tempat tinggal, pengasuhan dan pengawasan orang tua, pergaulan
dengan teman, agama ,suku, keadaan ekonomi, social dan budaya, Self efficacy
(keyakinan seseorang bahwa dia mempunyai kemampuan untuk melakukan atau
menampilkan suatu perilaku tertentu).
d) Preceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan)
Hal ini mengacu pada persepsi subyektif seorang menyangkut risiko dari kondisi
kesehatannya. Di dalam kasus penyakit secara medis, dimensi tersebut meliputi
penerimaan terhadap hasil diagnose, perkiraan pribadi terhadap adanya
resusceptibilily (timbul kepekaan kembali), dan susceptibility (kepekaan penyakit
secara umum)
e) Perceived severitiy (kerseriusan yang dirasa)
Perasaan mengenai keseriusan terhadap suatu penyakit, meliputi kegiatan evaluasi
terhadap konsekuensi klinis dan medis (kecacatan, kematian, dan sakit) dan
konsekuensi social ang mungkin terjadi (efek ada pekerjaan, kehidupan keluarga
dan hubungan social) banyak ahli yang menggabungkan kedua komponen diatas
sebagai ancaman yang dirasakan (perceived threat)
f) Perceived benefits (manfaat yang dirasakan)
Penerimaan susceptibility sesorang terhadap suatu kondisi yang dipercaya dapat
mengakibatkan keseriusan (perceived threat) adalah mendorong untuk
menghasilkan suatu kekuatan yang mendukung kearah perubahan prilaku.hal ini
sangat tergantung kepada kepercayaan sesorang terhadap efektivitas dari berbagai
upaya yang tersedia dalam mengurangi ancaman penyakit atau keuntungan yang
di rasakan (perceived benefit) dalam mengambil upaya upaya kesehatan tersebut.
18

2.3.1. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Pengetahuan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam Notoatmodjo 2012
yaitu sebagai berikut :
a. Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan sesorang,
infromasi terbaru akan disaring kira-kira seusai tidak dengan budaya dan agama
yang di anut/diyakini
b. Pengalaman
Yang dimaksud pengalam disini ialah kaitan umur dan tingkat Pendidikan
seorang, maksudnya Pendidikan yang tinggi pengalamannya akan lebih luas
sedangkan umur semakin bertambah
c. Tingkat Pendidikan
Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang sangat
pokok. Tingkat Pendidikan dapat menghasilkan suatu perubahan dalam
pengetahuan.
d. Informasi
Dengan kurangnya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, cara
pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit akan menurunkan tingkat
pengetahuan seseoirang tentang hal tersebut.

2.4.2. Katagori Pengetahuan


Menurut Arikunto (2006), Pengetahuan di bagi menjadi 3 katagori, berikut
penjelasannya :
a. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar 40-55% dari seluruh
pertanyaan
b. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh
pertanyaan.
c. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
pertanyaan,

2.4. Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti daya upaya yang
mendorong seorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
19

penggerak dari dalam dan luar subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi mencapai suatu tujuan. Maka dari itu motif dapat diartikan sebagai suatu
keadaan internal (kesiapsiagaan). Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi
dapat di interprestasikan dalam tingkah laku. Berawal dari kata motif maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah mejadi aktif, motif
menjadi aktif pada saat keadaan tertenu, terutama apbila kebutuhan untuk
mencapai suatu tujuan sangat dirasakan mendesak.
Menurut Mc. Donald motivasi berarti perubahan energi dalam diri seorang
yang ditandi dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian motivasi yang dikemukakan oleh Mc.
Donald tersebut, terdapat 3 element penting, yaitu : 1) motivasi ditandai dengan
munculnya rasa/feeling. 2) motivasi akan terangsang karena adanya tujuan. 3)
motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia.
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang untuk
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seorang yang menggerakan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Maka dari itu
pada dasarnya perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu
mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.
Menurut Morgan manusia memiliki berbagai kebutuhan yang meliputi:
1. Kebutuhan utnuk berbuat sesuatu unuk sesuatu aktifitas.
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil
4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitaan/hambatan

2.4.2. Jenis-jenis Motivasi


Motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang jenis/macamnya,
berikut jenis atau macam motivasi :
A. Motivasi dilihat dari pembentuknya
1) Motivasi yang di pelajari
20

Motif- motif yang timbul karena di pelajari seperti dorongan belajar,


dorongan untuk mengajar di masyarakat. Motivasi ini sering disebut social
motives.
2) Motivasi bawaan
Motif yayng dibawa sejak lahir tanpa dipelajari seperti dorongan untuk
makan, minum, bekerja, istirahat, seksual. Motivasi ini sering disebut social
motives.

B. Jenis motivasi Menurut WoodWorth dan MarquisL


1) Motif-motif obyektif
Yaitu motif yang ditujukan atau diarahkan pada obyek atau tujuan tertentu
di sekita kita. Motif ini timbul karena adannya dorongan dari dalam kita (secara
sadar) untuk dapat mengadap dunia luar secara efektif, contohnya : keinginan
untuk menyelidiki, explorasi, menaruh minat, dll
2) Morif atau kebutuhan organis
Motif yang berhubungan dengan kebutuhan dasar tubuh manusia,
misalnya makan, minum, oksigen, seksual, istirahat.
3) Motif-motif darurat (emergency motives)
Yaitu motif yang timbul jika situasinya menuntut tindakan yang cepat,
motif timbul bukan dari dalam tapi atas rangsangan dari luar (reflect). Missal nya,
dorongan untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan, dorongan
menyelamatkan diri dari bahaya.

2.4.2. Klasifikasi Motivasi


a. Motivasi Lemah
Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memilik harapan
dan kenyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi
seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan ketrampilan
baru merupakan mutu kehidupannya, maupun mengisi waktu luangnya agar lebih
produktif dan berguna.
b. Motivasi Sedang
21

Motivasi yang dilakukan sedang apabila dalam diri manusua memiliki


keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memilik keakinan
yayng rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan
persoalanya yang dihadapi.
c. Motivasi Kuat
Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-
kegiatan sehari hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang
tinggi, dan memiliki keyakinan tinggi bahwa penderita akan menyelesaikan
pengobatannya tepat waktu pada waktu yang telah ditentukan.

2.4.3. Pengukuran Motivasi


Motivasi tidak dapat diobservesi secara langsung, maka dari itu diperlukan
pengukuran. Menurut Notoadmojo (2010) ada beberapa cara untuk mengukur
motivasi, berikut adalah caranya :
a. Observasi Prilaku
Cara lain mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga
responden dapat memunculkan prilaku yang mencermikan motivasinya.
b. Tes Proyektif
Apa yang kita ucapkan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri
kita. Maka dari itu untuk memahami apa yang dipikirkan orang kita beri stimulasi
yang harus di interprestasikan. Contoh nya Thematic Apperception Test (TAT)
c. Kuesinoner
Motivasi dapat diukur dengan kuesioner dengan memita responden untuk
mengisi keusioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing
motivasi responden. Contohnya EPPS (Edward’s Personal Preference Schedule)

Pengukuran motivasi menggunakan kuesioner dapat dilakukan dengan


skala liker yang berisi pertanyaan-pertanyaan terpilih dan telah di uji validitas dan
realibitas nya.
1. Pertanyaan Positif (Fevorable)
a) Jika responden Sangat Setuju (SS) dengan pertanyaan yang diberikan
maka diberi skor 4.
22

b) Jka responden Setuju (S) dengan pertanyaan yang diberikan maka


diberi skor 3.
c) Jika responden Tidak Setuju (TS) dengan pertanyaan yang diberikan
maka diberi skor 2.
d) Jika responden Sangat Tidak Setuju (STS) dengan pertanyaan yang
diberikan maka diberi skor 1.

2. Pertanyaan Negatif (Unfavorable)


a) Jika responden Sangat Setuju (SS) dengan pertanyaan yang diberikan
maka diberi skor 1.
b) Jika responden Setuju (S) dengan pertanyaan yang diberikan maka
diberi skor 2.
c) Jika responden Tidak Setuju (TS) dengan pertanyaan yang diberikan
maka diberi skor 3.
d) Jika responden Sangat Tidak Setuju (STS) dengan pertanyaan yang
diberikan maka diber skor 4.

Dari hasil pertanyaan yang sudah di beri skor, kemudian di jumlahkan semua
skornya, baru setelahnya dapat dilihat apakah motivsi tersebut kuat, sedang
ataupun lemah, dengan pembagian sebagai berikut:
1. Motivasi Kuat : 67 – 100 %
2. Motivasi Sedang : 34 – 66 %
3. Motivasi Lemah : 0 – 33 % (Hidayat, 2009)

2.5. Minat
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Minat memilik arti kecenderungan
hari ang tinggi terhadap suatu, gairah, keinginan. Jadi harus ada ayng ditimbulkan,
baik dari dalam dirina maupun dari luar untuk menyukai sesuatu. Minat
dipandang sebagai suatu variabel penentu bagi perilaku yang sesungguhnya.
Artinya, semakin kuat minat terhadap sesuatu, semakin besar pula keberhasilan
prediksi perilaku atau tujuan keperilakuan tersebut untuk terjadi. Sedang menurut
Prof. Dr. Iskandarwarsid dan Dr. H. Dadang Sunendar, minat adalah perpaduan
23

antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang. Minat juga dipengaruhi
pada diri sendiri dan dari luar (lingkungan). Menurut Purwanto (2011)
menyatakan bahwa proses terjadinya suatu minat terdiri dari :
a. Motif (alasan, dasar, pendorong).
b. Perjuangan motif, sebelum mengambil pada batin terdapat beberapa
motif yang bersifat luhur dan disini harus dipilih.
c. Perjuangan motif, sebelum mengambil pada batin terdapat beberapa
motif yang bersifat luhur dan disini harus dipilih.

2.5.1. Karakteristik Minat


Ada beberapa macam karakteristik minat menurut Prof. Dr.
Iskandanrwasid dan Dr. H dadang Sunendar, antara lain :
a. Minat menimbulkan sikap positif terhadap suatu obyek.
b. Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu obyek.
c. mengandung suatu penghargaan menimbulkan keinginan atau gairah
untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi keinginan atau gairah untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya.

2.5.2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Faktor yang mempengaruhi perkembangan minat pada individu menurut


Harlock dalam Rahmanti (2011) dapat dikelompokan menjadi :

a. Faktor Internal
Yang teridri dari faktor kematangan fisik maupun psikis, jasmaniah, dan
fisiologis yang bersifat bawaan maupun heredity.
b. Faktor Eskternal
Faktor yang terdiri dari faktor social meliputi lingkungan sekolah dan
keluarga, adat istiadat dan budaya, teknologi dan ilmu pengetahuan, faktor
lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, iklim dan sebagainya, faktor spiritual.

2.5.3. Pengukuran Minat


Minat merupakan suatau perasaan antara sikap yang timbul dari pada
pengalam subyektif. Keberadaan dan kekuatan minat hanya dapat diketahui
24

dengan suatu pengukuran menggunakan alat ukur tertentu. Menurut Nurkancana


dan Sumartana dalam Rahmato (2011) pengukuran dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Inventori
Inventori merupakan metode untuk mengadakan pengukuran atau
penilaian yang sejenis kuesioner, yaitu memiliki kesamaan yang berisi daftar
pertanyaan secara tertulis. Perbedaana ialah dalam kuesioner responden menulis
jawaban relative panjang, sedang pada invetori responden memberikan jawaban
dengan memberi lingkaran, tanda cek, mengisi nomor atau dengan tanda-tanda
lain yang berupa jawaban singkat.
b. Kuesioner/Angket
Mengajukan beberapa pertanaan secara tertulis. Isi pertanyaan yang
diajukan dalam angeket pada prinsipnay tidak berbeda dengan isi pertanyaan
wawancara. Dibanding dengan wawancara dan observasi, angket lebih efisien.
c. Interview
Pelaksanaan interview sebaiknya dilakukan dalam situasi santai, sehingga
percakapan dapat berlangsung secara bebas. Interview baik digunakan untuk
mengukur minat seseorang,
d. Observasi
Pengukuran dengan metode observasi ini memilik kelebihan karena dapat
mengamati sesorang dalam kondisi wajar. Obeservasi dapat dilakukan dalam
setiap situasi. Kelemahannya tidak dapat dilakukan terhadap situasi atau beberapa
hasil observasi bersifat subyektif.

2.6. Screenig
Screening didefinisikan sebagai identifikasi dugaan penyakit yang tidak
dikenal pada populasi yang tampaknya sehat, tanpa gejala melalui tes,
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat diterapkan dengan cepat dan mudah
pada populasi target. Program penapisan harus mencakup semua komponen inti
dalam proses penapisan mulai dari mengundang populasi target hingga mengakses
pengobatan yang efektif untuk individu yang didiagnosis dengan penyakit. (WHO
2020, paragraph 1).
25
26

2.7 Peneltian Yang Relavan

Tabel 2.4 Penelitian Yang Relavan

No. Judul / Penulis / Tahun Sumber Metode Variabel Variabel Hasil


Bebas Terikat
1. Densitas energi makanan Skripsi, UNDIP Case Densitas Hipertensi Prevelenesi hipertensi
dan hereditas sebagai control energi dan Obesitik obesitras sebesar 7.5%,
faktor pada hipertensi hereditas ditemukan hubungan yang
obesik pada remaja awal, bermakna antara densitas
Rizka 2012 energi dan hereditasdengan
kejadian hipertensi obesitik
pada remaja awal.
2. Risik faktor hereditas, Skripsi, UNDIP Cross faktor Hipertensi Prevelensi hipertensi sebesar
obesitas, dan asupan Sectional hereditas, 33.3%, ditemukan hubugan
natrium terhadap kejadian obesitas dan yang bermakna antara faktor
hipertensi pada remaja asupan hereditas, obesitas dan asupan
awal, Megi 2009 natrium natrium terhadap kejadian
hipertensi pada remaja awal.
3. Faktor Risiko Hipertensi JNH (Journal Cross- Asupan zat Tekanan Prevelensi hipertensi 13.3%..
Pada Remaja, Enny 2017 of Nutrition Sectional gizi yang darah sistolik Asupan protein, kalium dan
and Health) dikonsumsi, dan tekanan magnesium kurang pada
Vol.5 No.1 asupan darah beberapa responeden. Tidak
protein, distolik ada hubungan yang siginifikan
asupan terhadap asupan pada tekanan
lemak, darah
kalium dan
magnesium
4. Faktor Risiko Hipertensi Skripsi, UI Cross Faktor Kejadian Proporsi Hipertensi adalah
Pada Masyarakat RW 01 Sectional Risiko Hipertensi 33,7%. Faktor risiko yang
27

Srengseng Sawah, Hipertensi berhubungan dengan kejadian


Kecamatan Jagakarsa hipertensi adalah umur dan
Kota Jakarta Selatan, obesitas sedangkan faktor-
Hesti 2012 faktor risiko selainnya tidak
menunjukan hubungan.
5. Motivasi pasien Skripis, UIN deskriptif Motivasi, Pengendalia Dari 96 responden diketahui
penderita hipertensi kategorik Pengetahuan, n Hipertensi bahwa 85 respnden memiliki
di puskesmas ciputat Hipertensi pengetahuan baik., sedang
timur dalam untuk kualitas hidup sebanyak
penyakit hipertensi, 68 responden,58 reponden
Fitmika 2018 memiliki keteraturan
pengobatan ang baik, 83 orang
memiliki motivasi yang baik.
6. Analisis faktor yang Jurnal Cross- Faktor Hipertensi Usia rata rata responden
berhubungan dengan keperawatan sectional Hipertensi Pada Remaja adalah 16 tahun, ada
hipertensi pada muhammadiah hubungan antara BMI dan
remaja Zohrotul vol; 4 No.1 aktifitas fisik dengan kejadian
2019 2019 hipertensi pada remaja, sedang
riiwayat keluarga, asupan
natrium, merokok, stees
psikogenik, dan pendapatan
orang tua tidak berhubungan
dengan kejadian hipertensi
pada remaja.
2.8 Kerangka Teori

Landasan teori dalam penelitian ini mengacu pada teori Lawrence Green
tentang Health Belief Model (HBM) dimana perilaku kesehatan yaitu minat
remaja melakukan Screening Hipertensi dapat di pengaruhi oleh faktor
presdiposisi, faktor penguat, dan faktor pemungkin. Untuk lebih jelasnya faktor-
faktor yang mempengaruhinya perilaku kesehatan dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori


BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Konsep

Variable Bebas Variable Terikat

Pengetahuan Hipertensi
Motivasi Minat Screening Penyakit
Hipertensi pada Remaja

Jenis Kelamin
Usia

Variabel Penggangu

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari (dua) 2 yaitu :

1. Variabel bebasnya adalah Pengetahuan Hipertensi, dan Motivasi.


2. Variabel terikatnya adalah Minat Screening Hipertensi Pada Remaja.
3. Variabel pengganggunya adalah usia dan jenis kelamin.

3.2 Hipotesisi Penelitian

1. Ada hubungan antara Pengetahuan Hipertensi dengan Minat


Screening hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung Jakarta
Timur Tahun 2020.
30

2. Ada hubungan antara Motivasi dengan Minat Screening penyakit


hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung Jakarta Timur TAhun
2020.

3. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat screening penyakit


hipertensi pada remaja di Kecamatan Cipayung Jakarta timur pada tahun
2020

4. Ada hubungan antara usia dengan minat screening penyakit hipertensi


pada remaja di Kecamatan Cipayung Jakarta timur tahun 2020
31

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. variabel Definisi Oprasional Cara Ukurr Alat Ukur Kategori Skala
Ukur
Variabel Dependen
1. Minat Ketertarikan remaja atau responden Kuesioner terdiri dari 10 Mengisi 1. Baik, bila nilai skor Ordinal
Screening untuk melakukan deteksi dini hipertensi pernyataan Keisioner minat ≥ median (39).
Hipertensi lebih lanjut ke puskesmas atau fasilitas 2. Kurang, bila nilai
kesehatan skor minat ≤ median
(39).
Variabel Independen
1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui responden Kuesioner terdiri dari 10 Mengisi 1. Baik, bila nilai skor Ordinal
Hipertensi yang berkaitan dengan penyakit pertanyaan Kuesioner pengetahuan ≥
hipertensi median 11,27.
(definisi, penyebab, komplikasi, terapi (median+std.deviasi)
dan dietnya) 2. Cukup, bila nilai
skor pengetahuan
antara median 6,73
sampai dengan
11,27. (antara nilai
skor baik dan
kurang)
3. Kurang, bila nilai
skor pengetahuan ≤
median 6,73
(median-std.deviasi)
2. Motivasi Dorongan yang timbul dari luar atau diri Kuesioner terdiri dari 10 Mengisi 1. Baik, bila nilai skor Ordinal
responden secara sadar atau tidak sadar pernyataan Kuesoner motivasi median ≥
untuk melakukan Pencegahan tehadap 51,99
Penyakit Hipertensi (median+std.deviasi)
2. Cukup, bila nilai
32

skor motivasi antara


median 42,01
sampai dengan
51,99 (antara nilai
skor baik dan
kurang)
3. 3. Kurang, bila
nilai skor motivasi ≤
median 42,01.
(median-std.deviasi)
Variabel Pengganggu
1. Jenis Jenis Kelamin dari Responden Kuesioner data Mengisi 1= Perempuan Nominal
Kelamin demografi kuesioner 2=Laki-laki
responden
2. Usia Usia saat responden mengisi kuesioner Kuesioner data Mengisi Rentang Usia 10 tahun Rasio
demografi responden kuesioner sampai dengan 19 tahun.
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan


pendekatan studi cross sectional, Variabel bebas (independent variable) dalam
penelitian ini terdiri dari pengetahuan hipertensi dan motivasi, Variabel terikat
(dependen variable) dalam penelitian ini adalah Minat Screening Hipertensi pada
remaja di Kecamatan Cipayung tahun 2020. Dan Variabel Penggangu dalam
penelitan ini adalah jenis kelamin dan umur.

4.2 Tempat dan Waktu

Penlitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.


Waktu untuk pengambilan data dilakukan pada 17 Agustus – 25 Agustus 2020.

4.3 Populasi Penelitian

4.3.1. Populasi

Pada Penlitian ini populasi nya adalah semua remaja yang ber-usia 10
sampai dengan 19 tahun yang berada di wialyah Kecamatan Cipayung Jakarta
Timur selama periode pengumpulan data dan memenuhi kriteria inklusi di ikut
sertakan dalam penelitian sampai jumlah sampel terpenuhi. Jumlah populasi
berdasarkan kategori umur tahun 2017 pada laporan Kecamatan Cipayung dalam
angka tahun 2018, untuk remaja ber usia 10 tahun sampai dengan 19 tahun di
Kecamatan Cipayung berjumlah 40.219 jiwa.
32

4.4 Sampel Penelitian

4.4.1 Kriteria Sampel


Teknis pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive
Sampling, dengan kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut :

a) Kriteria Inklusi
1) Para remaja yang bersedia menjadi responden dan bersedia mengisi
kuesioner.
2) Seluruh remaja yang berusia 10-19 tahun dan tinggal serta menetap di
wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta timur.

b) Kriteria Ekslusi
1) Remaja yang sakit hipertensi dan tinggal di wilyah Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur.
2) Remaja yang sudah mengisi inform consesnt namun kuesioner tidak
dikembalikan/tidak di submit.

4.5 Jumlah Sampel

Menurut Sugiyono (2017), sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik


yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel dilakukan dengan metode
Slovin sebagai berikut :
N
n=
1+ N (d)²
Keterangan :
𝑛=besar sampel
𝑁=jumlah populasi
𝑑=tingkat kesalahan yang ditolerier (0,1)

Maka sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
N 40.219
n= = = 99,751
1+ N (d)² 1+ 40.219(0,1)²
33

Jadi, jumlah sampel yang diambil adalah 100 remaja.


34

Tabel. 4.1
Pembagian Sampel Per-Kelurahan
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur, 2017 (Cipayung Dalam Angka 2018)
Sumber : Proyeksi Penduduk dari Hasil Sensus Penduduk Antar Sensus 2015
KECAMATAN
Laki- Jumlah Jumlah usia 10- Jumlah Pembulatan
No. KECAMATAN Tabel USIA Perempuan FIX
Laki total 19 Sampel Terdekat
10-14 10270 9419 19689
1. CIPAYUNG 3.10 40219 99,75 100 100
15-19 10172 10358 20530
  KELURAHAN
Laki- Jumlah Jumlah usia 10- Jumlah Pembulatan
No. KELURAHAN Tabel USIA Perempuan FIX
Laki total 19 Sampel Terdekat
PONDOK 10-14 1090 1137 2227
1. 3.11 4389 10,89 11 11
RANGGON 15-19 1082 1080 2162
10-14 1224 1071 2295
2. CILANGKAP 3.12 4501 11,16 11 11
15-19 1120 1086 2206
10-14 1045 956 2001
3. MUNJUL 3.13 4016 9,96 10 10
15-19 1000 1015 2015
10-14 1108 957 2065
4. CIPAYUNG 3.14 4262 10,57 11 11
15-19 1077 1120 2197
10-14 903 773 1676
5. SETU 3.15 3323 8,24 8 8
15-19 764 883 1647
10-14 1143 1034 2177
6. BAMBU APUS 3.16 4902 12,16 12 12
15-19 1376 1349 2725
10-14 817 809 1626
7. CEGER 3.17 3376 8,37 8 8
15-19 883 867 1750
No. KELURAHAN Tabel USIA Laki- Perempuan Jumlah Jumlah usia 10- Jumlah Pembulatan FIX
35

Laki total 19 Sampel Terdekat


LUBANG 10-14 2940 2682 5622
8. 3.18 11450 28,40 28 29
BUAYA 15-19 2870 2958 5828
TOTAL 40219 99,75 99 100
36

4.6 Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


kuesioner. Kuesioner yang digunakan berisikan pertanyaan dan pernyataan untuk
mendapat data terkait pengetahuan dan motivasi remaja tentang hipertensi serta
minat melakukan screening penyakit hipertensi. Kuesioner dalam penelitian ini
menggunakan 2 jenis, yaitu :
1. Google Form
2. Kuesioner Kertas (Optional)
Google Form digunakan sebagai alat pengumopul data utama dalam
penelitian ini guna mengurangi rantai penyebaran virus covid-19. Kuesioner
terdiri dari pertanyaan tertutup dalam jawaban yang berbentuk pilihan daftar tilik
(check list) dan pilihan ganda. Setelah diisi kemudian dikembalikan pada peneliti.
Kuesioner yang diiisi akan dicocokan dengan masing-masing kunci jawaban.
Adapun kisi – kisi pertanyaan kuesioner adalah sebagai berikut :

No Kisi-Kisi Pertanyaan / Pernyataan Jumlah Soal Nomor Soal


1. Pengetahuan Hipertensi pada Remaja. 10 1-10
2. Motivasi Terkait Hipertensi pada Remaja. 10 11-20
3. Minat Screening Penyakit Hipertensi pada 10 21-30
Remaja.

4.7 Teknik pengumpulan Data Data

Dalam penelitian ini jenis pengumpulan data yang dilakukan yaitu


menggunakan data primer yang dikumpulkan langsung dan diperoleh
dengan cara menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan yang
selanjutnya diisi oleh remaja sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Karena di
indonesia sedang terjadi pandemi covid-19 maka dari itu peneliti dalam
mengumpulkan data menggunakan protokol kesehatan yang di lakukan
sebagai berikut :

1. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand
37

sanitizer.

2. Memakai masker.

3. Jaga jarak sosial/fisik (social/physical distancing).

4. Tidak berjabat tangan.

5. Menerapkan etika batuk dan bersin.

Didalam kuesioner google form maupun kuesioner kertas terdapat


informed consent, apabila responden bersedia kemudian melanjutkan ke
tahap pengisian data hingga responden mengembalikan / submit data
tersebut pada peneliti maka dianggap telah menyetujui informed consent
tersebut.

4.8 Analisis Data

4.4.1 Pengolahan Data


Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah dengan
tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang
diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam
pengujian hipotesis. Dikarenakan menggunakan google form data otomatis sudah
ter-record dan dapat di olah kedalam Statistical Product and Service Solutions
(SPSS). Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh, diantaranya :
a. Editing
Peneliti memeriksa kelengkapan jawaban responden pada statistik google
form untuk memastikan semua pertanyaan dijawab oleh responden dan tidak ada
yang terlewatkan.

b. Coding / Scoring

Setelah data diperoleh secara keseluruhan, peneliti melakukan


kegiatan pemberian kode dan skor untuk mempermudah analisis data.
38

Pemberian kode dan skor ini sangat penting bila pengolahan dan analisis
data menggunakan komputer.

Pemberian Skor pada kuesioner penelitian ini sebagai berikut :

1. Minat Screening Penyakit Hipertensi


Kuesioner penelitian tentang Minat Screening Penyakit Hipertensi
terdiri dari 10 pernyataan dengan alternatif jawaban SS (sangat setuju), S
(setuju), RG (Ragu-ragu), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak
setuju).

a) Sangat setuju : diberi skor 5.

b) Setuju : diberi skor 4.

c) Ragu-ragu : diberi skor 3.

d) Tidak setuju : diberi skor 2.

e) Sangat tidak setuju : diberi skor 1.

Sehingga didapatkan nilai skor jawaban untuk minat remaja


melakukan screening hipertensi sebagai berikut :
a) Kode 1 : baik, nilai median ≥ 39,0.
b) Kode 2 : kurang, nilai median < 38,90

2. Pengetahuan tentang Hipertensi Remaja


Kuesioner penelitian tentang Hipertensi Remaja terdiri
dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban pilihan ganda.
a) Benar : diberi skor 1.
b) Salah : diberi skor 0.

Sehingga didapatkan nilai skor jawaban untuk pengetahuan


tentang Hipertensi sebagai berikut :

a) Kode 1 : baik, nilai median ≥ 11,27.


39

b) Kode 2 : cukup, nilai median 6,73-11,27.

c) Kode 3 : kurang, nilai median < 6,73.

3. Motivasi Screening Hipertensi


Kuesioner penelitian tentang Motivasi Screening Penyakit
Hipertensi terdiri dari 10 pernyataan dengan alternatif jawaban SS (sangat
setuju), S (setuju), RG (Ragu-ragu), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak
setuju).

a) Sangat setuju : diberi skor 5.

b) Setuju : diberi skor 4.

c) Ragu-ragu : diberi skor 3.

d) Tidak setuju : diberi skor 2.

e) Sangat tidak setuju : diberi skor 1.

Sehingga didapatkan nilai skor jawaban untuk Motivasi Screening


Penyakit Hipertensi sebagai berikut :

a) Kode 1 : baik, nilai median ≥ 51,99.

b) Kode 2 : cukup, nilai median 42,01-51,99.

c) Kode 3 : kurang, nilai median < 42,01

c. Data entry
Memasukkan jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk angka
pada pengolahan data statistik.

d. Cleaning
40

Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan apakah


terdapat kesalahan atau tidak dengan cara mengetahui missing data

4.4.2 Analisis Data


Analisis data merupakan tahapan yang dilakukan setelah data terkumpul.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis univariat dan bivariat dalam
bentuk distribusi proporsi terhadap semua variabel yang diteliti disajikan ditabel.
Tiap variabel kemudian dihitung jumlah presentasenya untuk memperoleh
hubungan masing-masing variabel.
a. Analisis Univariat
Analisa univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel
minat remaja melakukan screening hipertensi, pengetahuan dan motivasi tentang
hipertensi, jenis kelamin dan usia remaja. Hasil dari analisa ini berupa distribusi
frekuensi dan presentase dari variabel. Selanjutnya analisa ini akan ditampilkan
distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
b. Analisis Bivariate
Analisa bivariat adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara
pengetahuan, motivasi, usia, dan jenis kelamin dengan minat remaja melakukan
screening hipertensi. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi.
Untuk variabel pengetahuan, motivasi dan jenis kelamin uji yang dipakai
adalah Chi Square/X2. Uji Chi Square/X2 dapat digunakan untuk mengestimasi
atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi
untuk mengetahui, apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan pada
penelitian tidak yang menggunakan data nominal. Sedang untuk variabel usia
menggunakan uji T independent.
Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima bila didapatkan nilai p ≤ 0,05, dan Ho diterima dan Ha ditolak bila
didapatkan nilai p > 0,05.
BAB V
HASIL

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Cipayung merupakan kecamatan yang berada di wilayah


adminstrasi kota Jakarta Timur, letak kantor Kecamatan Cipayung berada di Jalan
Bina Marga No.2, Rt.6/Rw.2, Cipayung, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13840.
Wilayah Kecamatan Cipayung memiliki luas 2,845.80 Ha yang terdiri dari
8 (delapan) kelurahan, 56 RW, 508 RT, 84.898 KK, dengan fasilitas kesehatan
pemerintah 9 puskesmas kelurahan dan 1 puskesmas kecamatan. Jumlah
penduduk di wilayah Kecamatan Cipayung Tahun 2018 sebesar 199.019 jiwa,
dengan angka kepadatan penduduk rata-rata 69.9/km2. (Cipayung dalam angka
2018)
Kecamatan Cipayung terdiri dari 8 kelurahan diantara nya adalah :
1. Kelurahan Bambu Apus
2. Kelurahan Cipayung
3. Kelurahan Ceger
4. Kelurahan Setu
5. Kelurahan Cilangkap
6. Kelurahan Pondok Ranggon
7. Kelurahan Munjul
8. Kelurahan Lubang Buaya

5.2. Analisis Data

6.2.1. Analisis Univariat


a. Minat Screening Hipertensi pada Remaja
Hasil analisis minat screening hipertensi pada remaja di wilayah
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut :
42

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kuesioner Pernyataan Minat Screening Hipertensi pada
Remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
No. Pernyataan STS (%) TS (%) RG (%) S (%) SS (%)
1. Saya ingin mengetahui 0 3,0 5,0 29,0 63,0
apakah diri saya
memiliki penyakit
hipertensi.
2. Saya akan tetap 0 3,0 6,0 51,0 40,0
melakukan pemeriksaan
hipertensi, meskipun
keluarga saya tidak ada
yang terkena penyakit
hipertensi
3. Saya ingin 0 1,0 5,0 36,0 58,0
menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan
untuk memeriksa diri
saya dari penyakit
hipertensi
4. Saya ingin mengetahui 0 1,0 5,0 43,0 51,0
risiko penyakit
hipertensi pada diri saya
5. Saya akan melakukan 7,0 19,0 24,0 29,0 21,0
pemeriksaan hipertensi,
meskipun petugas
pemeriksa tidak ramah
6. Saya bersedia 4,0 11,0 27,0 35,0 23,0
melakukan pemeriksaan
penyakit hipertensi di
fasilitas pelayanan
kesehatan seperti
puskesmas atau rumah
sakit meskipun jarak
yang ditempuh jauh.
7. Saya bersedia 4,0 13,0 27,0 39,0 17,0
melakukan pemeriksaan
penyakit Hipertensi
meskipun waktu yang
dibutuhkan untuk
menunggu pemeriksaan
lama / antre.
43

8. Saya akan bersedia 0 3,0 12,0 47,0 38,0


untuk mengikuti
pemeriksaan penyakit
hipertensi yang
dianjurkan oleh petugas
kesehatan.

No. Pernyataan STS (%) TS (%) RG (%) S (%) SS (%)

9. Saya akan tetap 1,0 7,0 28,0 47,0 17,0


melakukan pemeriksaan
penyakit hipertensi
meskipun keluarga saya
tidak menganjurkan.
10. Saya akan melakukan 12,0 18,0 27,0 32,0 11,0
pemeriksaan hipertensi
dengan biaya uang jajan
sendiri.

Dari hasil kuesioner 10 pernyataan tentang minat screening


hipertensi pada remaja, pada pernyataan kategori sangat setuju diperoleh
jawaban paling tinggi yaitu pada pertanyaan nomor 1 mengenai saya ingin
mengetahui apakah diri saya memiliki penyakit hipertensi didapatkan
jawaban sangat setuju 63%, sedang untuk kategori setuju diperoleh
jawaban paling tinggi yaitu pada pertanyaan nomor 2 mengenai saya akan
tetap melakukan pemeriksaan hipertensi, meskipun keluarga saya tidak ada
yang terkena penyakit hipertensi didapatkan jawaban setuju 51%, untuk
kategori ragu-ragu paling tinggi yaitu pada pertanyaan nomor 9 mengenai
saya akan tetap melakukan pemeriksaan penyakit hipertensi meskipun
keluarga saya tidak menganjurkan didapatkan jawaban ragu-ragu 28%.

Dari 10 pernyataan yang diberikan tentang motivasi hipertensi pada


remaja, kategori tidak setuju paling besar yaitu pada pernyataan nomor 5
mengenai saya akan melakukan pemeriksaan hipertensi, meskipun petugas
pemeriksa tidak ramah didapatkan jawaban tidak setuju 19%, sedang untuk
kategori sangat tidak setuju paling besar ada pada nomor 10 mengenai saya akan
melakukan pemeriksaan hipertensi dengan biaya uang jajan sendiri didapatkan
jawaban sangat tidak setuju 12%.
44

Tabel 5.2
Distribusi Minat Screening Hipertensi pada Remaja di wilayah Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
Minat Jumlah Frekuensi

Baik 56 56,0
Kurang 44 44,0
Total 100 100,0

Dari tabel diatas dapat diketahui minat screening hipertensi pada


remaja sebagian besar memiliki minat screening hipertensi yang baik yaitu
56 remaja (56%).

b. Pengetahuan tentang Hipertensi pada Remaja

Hasil analisis pengetahuan tentang hipertensi pada remaja di


wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Kuesioner Pertanyaan Pengetahuan tentang Hipertensi pada
Remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
No. Pertanyaan Salah (%) Ben
ar
(%)
1 Hipertensi merupakan penyakit berbahaya 11,0 89,0

2 Anak yang memilik orang tua dengan riwayat 25,0 75,0


penyakit hipertensi lebih berisiko terkena
penyakit hipertensi.

3 Merokok dapat menyebabkan hipertensi 27,0 73,0


45

4 Salah satu gejala yang dialami penderita 8,0 92,0


hipertensi adalah sakit kepala, pandangan kabur,
dan mudah marah.

5 Alkohol dan kopi yang dikonsumsi secara 20,0 80,0


berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit
hipertensi.

6 Obesitas meningkatkan risiko hipertensi. 21,0 79,0


7 Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan 21,0 79,0
namun dapat di kontrol.
No. Pertanyaan Salah (%) Benar (%)

8 Konsumsi makanan asin berlebih dapat 14,0 86,0


meningkatkan risiko penyakit hipertensi
9 Olahraga secara rutin pada penderita hipertensi 8,0 92,0
dapat menurunkan risiko kompilikasi

10 Penyakit hipertensi dapat menyerang remaja 25,0 75,0

Dari hasil analisis 10 pertanyaan yang diberikan pada remaja tentang


pengetahuan hipertensi yang baik dengan kategori benar paling tinggi yaitu pada
pertanyaan nomor 4 dan 9 didapatkan presentase 92%.

Dari hasil 10 pertanyaan tentang hipertensi pada remaja yang kurang baik
dengan kategori salah yang paling tinggi yaitu pada pertanyaan nomor 3 dengan
presentase 27%.

Tabel 5.4
Distribusi Pengetahuan Hipertensi pada Remaja di wilayah Kecamatan Cipayung
Tahun 2020
Pengetahuan HT Jumlah Frekuensi

Cukup 77 77,0
Kurang 23 23,0
Total 100 100,0

Dari tabel diatas dapat diketahui pengetahuan hipertensi pada remaja


hampir seluruhnya memiliki pengetahuan cukup yaitu 77 remaja (77%).
46

c. Motivasi tentang Hipertensi pada Remaja

Hasil analisis motivasi tentang hipertensi pada remaja di wilayah


Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Kuesioner Pernyataan Motivasi tentang Hipertensi pada
Remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020
No. Pernyataan STS (%) TS (%) RG (%) S (%) SS (%)

1. Saya tidak ingin 3,0 1,0 0 2,0 94,0


menderita penyakit
hipertensi.
2. Saya tidak ingin 3,0 0 0 6,0 91,0
keturunan saya
menderita penyakit
hipertensi.
3. Saya mempunyai 2,0 0 2,0 27,0 69,0
keluarga dan teman
yang mendukung saya
untuk hidup sehat agar
terhindar dari penyakit
hipertesnsi.
4. Saya ingin mengetahui 3,0 1,0 0 32,0 64,0
risiko penyakit
hipertensi
5. Saya ingin mengetahui 1,0 1,0 2,0 26,0 70,0
cara mengurangi risiko
penyakit hipertensi

6. Saya merasa senang 2,0 0 0 11,0 87,0


apabila mengetahui
diri saya tidak terkena
penyakit hipertensi
7. Saya ingin orang lain 2,0 0 9,0 33,0 56,0
termotivasi karena
saya mengikuti
screening penyakit
hipertensi
8. Saya merasa senang 1,0 0 0 9,0 90,0
apabila tekanan darah
saya normal
47

9. Saya merasa tertantang 3,0 3,0 13,0 38,0 43,0


untuk mengikuti
screening penyakit
hipertensi
10. Saya percaya bahwa 1,0 3,0 12,0 34,0 50,0
screening penyakit
hipertensi dapat
mengurangi risiko
komplikasi penyakit
lain.

Dari hasil kuesioner 10 pernyataan tentang motivasi pada remaja, pada


pernyataan kategori sangat setuju diperoleh jawaban paling tinggi yaitu pada
pertanyaan nomor 1 mengenai saya tidak ingin menderita penyakit hipertensi
didapatkan jawaban sangat setuju 94%, sedang untuk kategori setuju dan ragu-
ragu paling tinggi yaitu pada pertanyaan nomor 9 mengenai saya merasa
tertantang untuk mengikuti screening penyakit hipertensi didapatkan jawaban
setuju 38% dan ragu-ragu 13%.

Dari 10 pernyataan yang diberikan tentang motivasi hipertensi pada


remaja, kategori tidak setuju paling besar yaitu pada pernyataan nomor 9
didapatkan jawaban tidak setuju 3% dan pernyataan nomor 10 mengenai Saya
percaya bahwa screening penyakit hipertensi dapat mengurangi risiko komplikasi
penyakit lain didapatkan jawaban tidak setuju 3%, sedang untuk kategori sangat
tidak setuju paling besar ada pada nomor 1, nomor 2 mengenai saya tidak ingin
keturunan saya menderita penyakit hipertensi, nomor 4 mengenai saya ingin
mengetahui risiko penyakit hipertensi, dan nomor 9 didapatkan masing-masing
jawaban sangat tidak setuju 3%.

Tabel 5.6
Distribusi Motivasi pada Remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur
Tahun 2020
Motivasi Jumlah Frekuensi

Cukup 88 88,0
Kurang 12 12,0
Total 100 100,0
48

Dari tabel diatas dapat diketahui motivasi hipertensi pada remaja


hampir seluruhnya memiliki motivasi yang cukup yaitu 88 remaja (88%).

d. Jenis Kelamin Responden

Hasil analisis dari jenis kelamin responden yang mengisi kuesioner


di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 5.7
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur Tahun 2020
Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Perempuan 58 58,0

Laki-laki 42 42,0

Total 100 100,0

Dari tabel diatas dapat diketahui jenis kelamin responden sebagian


besar adalah perempuan (58%).

e. Usia Responden
Hasil analisis dari usia responden yang mengisi kuesioner di wilayah
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.8
Distribusi Responden Menurut Usia di Wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta
Timur Tahun 2020
Variabe Mean SD Minimal-Maksimal 95% CI
l
Usia 15,92 2,12 11 - 19 15,50 - 16,34
49

Dari tabel diatas dapat diketahui rata-rata usia responden adalah


15,92 tahun (95% CI: 15,50 - 16,34), dengan standar deviasi 2,12 tahun.
umur termuda 11 tahun dan umur tertua 19 tahun. Dari hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata umur
remaja adalah diantara 15,50 tahun sampai dengan 16,34 tahun.

6.2.2. Analisis Bivariat


a. Hubungan Antara Motivasi dengan Minat Screening Hipertensi pada
Remaja
Hasil analisis antara motivasi dengan minat screening hipertensi pada
remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 6.1
Hubungan Antara Motivasi dengan Minat Screening Hipertensi di wilayah
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020

Minat Screening Hipertensi


Total OR P
Motivasi (95% CI) valu
Baik Kurang e
n % n % n %
Cukup 55 62,5 33 37,5 88 100
Kurang 1 8,3 11 91,75 12 100 18,333 0,001
2,2-148,5
Total 56 56,0 44 44,0 100 100

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui, proporsi remaja yang


memiliki motivasi cukup namun memiliki minat screening hipertensi
kurang ada 33 remaja (37,5%) sedangkan proporsi remaja yang
mempunyai motivasi kurang dan memiliki minat kurang pada screening
hipertensi ada 11 remaja (91,75%). Dengan deminkian dapat disimpulkan
remaja yang mempunyai motivasi cukup lebih tinggi dari pada remaja
yang memiliki motivasi kurang dalam minat screening hipertensi.
50

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,001 artinya terlihat


proporsi perbedaan yang signifikan antara remaja yang mempunyai
motivasi cukup dan kurang terhadap minat screening hipertensi atau
dengan kata lain dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
motivasi dengan minat screening hipertensi pada remaja.

Dari hasil analisi di peroleh pula nilai OR=18,333, artinya remaja


dengan motivasi kurang mempunyai peluang 18,33 kali untuk memiliki
minat screening hipertensi kurang dibanding remaja dengan motivasi
cukup

b. Hubungan Antara Pengetahuan Hipertensi dengan Minat Screening


Hipertensi pada Remaja
Hasil analisis antara pengetahuan hipertensi dengan minat screening
hipertensi pada remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun
2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6.2
Hubungan Antara Pengetahuan Hipertensi dengan Minat Screening Hipertensi di
wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020

Minat Screening
Hipertensi Total OR
Pengetahuan P
Hipertensi Baik Kurang (95% CI) value

n % n % n %
Cukup 45 58,4 32 41,6 77 100 0,509
Kurang 11 47,8 12 52,2 23 100 1,534
0,6-3,9
Total 56 56,0 44 44,0 100 100

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui, proporsi remaja yang


memiliki pengetahuan cukup namun memiliki minat screening hipertensi
kurang ada 32 remaja (41,6%) sedangkan proporsi remaja yang
mempunyai pengetahuan kurang dan memiliki minat kurang pada
screening hipertensi ada 12 remaja (51,2%). Dengan deminkian dapat
disimpulkan remaja yang mempunyai pengetahuan kurang lebih tinggi dari
51

pada remaja yang memiliki pengetahuan cukup dalam minat screening


hipertensi.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,509 artinya terlihat


tidak ada proporsi perbedaan yang signifikan antara remaja yang
mempunyai pengetahuan cukup dan kurang terhadap minat screening
hipertensi atau dengan kata lain dapat disimpulkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan hipertensi dengan minat screening
hipertensi pada remaja.

Dari hasil analisi di peroleh pula nilai OR=1,534, artinya remaja


dengan pengetahuan kurang mempunyai peluang 1,53 kali untuk memiliki
minat screening hipertensi kurang dibanding remaja dengan pengetahuan
cukup.

c. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Minat Screening Hipertensi pada


Remaja
Hasil analisis antara jenis kelamin dengan minat screening hipertensi pada
remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 6.3
Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Minat Screening Hipertensi di
wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020

Minat Screening Hipertensi


Total OR P
Jenis
(95% CI) valu
Kelamin Baik Kurang e
n % n % n %
Perempuan 35 60,3 23 39,7 58 100
Laki-laki 21 50,0 21 50,0 42 100 1.522 0,410
0,6-3,3
Total 56 56,0 44 44,0 100 100

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui, proporsi remaja yang memiliki
jenis kelamin perempuan dan memiliki minat screening hipertensi kurang ada 23
remaja (39,7%) sedangkan proporsi remaja yang mempunyai jenis kelamin laki-
52

laki dan memiliki minat kurang pada screening hipertensi ada 21 remaja (50%).
Dengan demikian dapat disimpulkan remaja yang mempunyai jenis kelamin
perempuan lebih banyak dari pada remaja yang mempunyai jenis kelamin laki-
laki dalam minat screening hipertensi.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,410 artinya terlihat


tidak ada proporsi perbedaan yang signifikan antara remaja yang
mempunyai jenis kelamin perempuan dan laki-laki terhadap minat
screening hipertensi atau dengan kata lain dapat disimpulkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan minat screening
hipertensi pada remaja.

Dari hasil analisi di peroleh pula nilai OR=1,522, artinya remaja


berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang 1,52 kali untuk memiliki
minat screening hipertensi kurang dibanding remaja berjenis kelamin
perempuan.

d. Hubungan Antara Usia dengan Minat Screening Hipertensi pada Remaja


Hasil analisis antara usia dengan minat screening hipertensi pada remaja di
wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 6.4
Distribusi Rata-Rata Usia Menurut Minat Screening Hipertensi Pada Remaja
Minat Mean SD SE P value N

Baik 15,64 2,093 0,280 0,140 56


Kurang 16,27 2,117 0,319 44

Berdasarkan hasil uji T independen diketahui, proporsi usia remaja


yang memiliki minat screening hipertensi baik rata-rata ber-usia 15,64
tahun, dengan standar deviasi 2,093 berjumlah 56 remaja. sedangkan
proporsi usia remaja yang mempunyai minat kurang pada screening
hipertensi rata-rata ber-usia 16,27 tahun, dengan standar deviasi 2,117
53

berjumlah 44 remaja. Dengan demikian dapat disimpulkan usia remaja


yang mempunyai minat baik lebih banyak dari pada usia remaja yang
mempunyai minat cukup dalam minat screening hipertensi.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,140 artinya terlihat


tidak ada proporsi perbedaan yang signifikan antara usia remaja yang
mempunyai minat baik dan kurang terhadap minat screening hipertensi
atau dengan kata lain dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia dengan minat screening hipertensi pada remaja.
BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pengalaman langsung peneliti dalam proses penelitian ini, ada


beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa faktor agar dapat
untuk lebih diperhatikan lagi bagi peneliti yang akan datang dalam lebih
menyempurnakan penelitiannya karena penelitian ini sendiri tentu memiliki
kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam penelitian-penelitian kedepannya.
Beberapa keterbatasan dalam penelitian tersebut, antara lain :

a. Faktor – faktor yang mempengaruhi minat screening hipertensi pada


remaja di penelitian ini hanya terdiri dua variabel independen yaitu pengetahuan
hipertensi dan motivasi, dan untuk variabel penggangu ada jenis kelamin dan usia.
Maka dari itu masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi minat
screening hipertensi pada remaja seperti tingkat pendidikan, pengalaman dan
sumber informasi. Pengetahuan bisa dipengaruhi oleh pendidikan, semakin tinggi
pendidikan responden semakin mudah pula responden menerima informasi dan
pada akhirnya semakin banyak dan luas pula pengetahuan tentang hipertensi yang
dimiliki. Selain pendidikan, pengalaman juga akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang, pengalaman yang berasal dari diri atau orang lain dapat dijadikan
referensi untuk pencegahan suatu masalah penyakit dan cara mengatasi nya,
semakin banyak pengalaman tentang kesehatan maka akan semakin baik pula
kesehatan pada dirinya. Dalam hal ini perlu dianalisis juga faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi minat remaja melakukan screening hipertensi.
b. Jumlah responden yang hanya 100 orang, tentunya masih kurang untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
c. Keterbatasan keabsahan data dikarenakan peneliti untuk langsung bertemu
dengan seluruh responden remaja terrbilang susah akibat pandemi coronavirus
disease (Covid19) yang terjadi, sehingga membutuhkan pihak lain seperti ketua
55

RW, ketua RT, karang taruna dan pemuda pemudi untuk membantu menyebarkan
kuesioner google form melalui aplikasi Whatsapp.
d. Dalam proses pengambilan data, informasi yang diberikan responden
melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat/responden yang
sebenarnya, hal ini terjadi karena kadang perbedaan pemikiran, anggapan dan
pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor lain seperti faktor kejujuran
dalam pengisian pendapat responden dalam kuesionernya.

6.2. Variabel Yang Diteliti

6.2.1. Minat Screening Hipertensi pada Remaja di wilayah Kecamatan Cipayung


Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan minat screening remaja pada


penyakit hipertensi sebagian besar memilik minat yang kurang yaitu 44 remaja
(44%) sedang remaja yang memiliki minat baik pada screening hipertensi yaitu 56
(56%). Screening hipertensi seharusnya dilakukan sejak dini agar dapat
mendiagnosa apakah remaja tersebut menderita hipertensi, karena hipertensi
disebut sebagai penyakit the silent killer. penderita yang menderita hipertensi
sering kali tanpa keluhan, dan penderita baru mengetahui telah menyandang
hipertensi setelah terjadi komplikasi. Notoadmodjo (2012) menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Selain itu pengetahuan juga merupakan
faktor predisposisi yang menentukan prilaku sesorang. Minat sesorang untuk
melakukan perilaku tertenu dipengaruhi oleh keyakinan yang mendukung aspek
pengetahuan. Artinya stimulus yang diterima individu membentuk keyakinan
dalam diri individu yag bersangkutan untuk berprilaku tertentu. Sedang menurut
Djaali (2011) minat adalah kecenderungan seseorang untuk merasa tertarik pada
bidang tertentu dan merasa terjun kedalam bidang tersebut. Minat screening
hipertensi remaja merupakan ketertarikan atau rasa lebih suka yang datang dalam
diri seseorang untuk melakukan screening hipertensi dan menerima kegiatan yang
ada didalamnya, tanpa ada paksaan serta dilakukan secara sukarela
56

Berdasarkan penelitian Ria Anggraini (2017) didapati perbedaan tingkat


minat sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan Voluntary counseling and
testing (VCT) pada remaja di SMA Ma’arif kota Yogyakarta, adanya perbedaan
sebelum dan sesudah perlakuan menunjukan ada nya pengaruh diberikan
penyeluhuan terhadap minat melakukan VCT pada remaja di Ma’arif kota
Yogyakarta, hal itu juga diperkuat oleh penelitian Hasanah (2015) tentang
pengaruh penyuluhan tentang human immunodeficiency virus/Acquired Immune
Deficiency Syndroe (HIV/AIDS) terhadap pengetahuan dalam pencegahan
HIV/AIDS pada remaja kelas XI MAN 2 Yogyakarta didapat bahwa pendidikan
kesehatan melalui penyuluhan berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan
remaja dalam pencegahan penularan HIV/AIDS di MAN 2 Yogyakarta. Sama hal
nya pada minat screening hipertensi semakin tinggi pengetahuan tentang
hipertensi dapat meningkatkan minat remaja melakukan screening hipertensi.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi minat
seseorang.

Menurut asumsi peneliti masih ada nya remaja yang memiliki minat
kurang dalam melakukan screening hipertensi bisa dikarena kan karena kurang
nya pengetahuan terkait hipertensi itu sendiri, dengan mencari informasi terkait
hipertensi dan dengan mengikuti kegiatan posbindu remaja di harapkan para
remaja menjadi lebih tahu mengenai penyakit tidak menular (PTM) terutama yang
berkaitan dengan hipertensi dan faktor risikonya, sehingga minat remaja dalam
melakukan screening hipertensi nantinya dapat meningkat lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian dengan memberikan kuesioner kepada 100


responden remaja tentang minat melakukan screening hipertensi (Tabel 5.1), pada
kategori tidak setuju (TS) pada pernyataan soal nomor 5 dengan presentase 15%
mengenai, Saya akan melakukan pemeriksaan hipertensi meskipun petugas
pemeriksa tidak ramah. Masa remaja adalah masa ketika emosi mulai meninggi,
perubahan emosi yang tiba tiba karena perubahan suasana hati sering terjadi.
Untuk meningkatkan minat remaja dalam melakukan screening hipertensi
diharapkan petugas bersikap ramah agar remaja merasa tertarik untuk mengikuti
screening hipertensi, jika petugas ramah maka remaja juga akan bersedia
mengukuti anjuran petugas kesehatan tersebut, hal ini diperkuat dengan
57

pernyataan nomor 8 dengan jawaban setuju (S) sebanyak 47% mengenai saya
akan bersedia untuk mengikuti pemeriksaan penyakit hipertensi yang dianjurkan
oleh petugas kesehatan.

Masih pada Tabel 5.1, didapati pada pernyataan nomor 10 dengan kategori
sangat tidak setuju (STS) pada minat screening hipertensi tertinggi yaitu 12%
mengenai, saya akan melakukan pemeriksaan hipertensi dengan biaya uang jajan
sendiri. Dalam penelitian ini rentang usia remaja berkisar antara 10 hingga 19
tahun yang artinya sebagian besar responden masih belum mampu untuk
berproduktif sehingga masih membutuh kan uang dari orang tua atau wali nya,
uang tersebut biasanya hanya cukup untuk uang jajan sehari-hari, hal ini
berbanding terbalik dengan pernyataan nomor 1 dengan kategori sangat setuju
(SS) pada minat screening hipertensi yaitu 63% mengenai, saya ingin mengetahui
apakah diri saya memiliki penyakit hipertensi. Dengan demikian, menurut asumsi
peneliti dengan memberikan remaja uang tambahan untuk memeriksakan
kesehatannaya, maka dapat berpeluang meningkatkan minat remaja untuk
melakukan screening hipertensi.

6.2.2. Hubungan Antara Pengetahuan Hipertensi dengan Minat Screening


Hipertensi di wilayah Kecamatan Cipayung Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan remaja


tentang hipertensi di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur hampir
seluruhnya memiliki pengetahuan cukup yaitu 77 remaja (77%). Sedangkan
remaja dengan pengetahuan hipertensi kurang yaitu 23 remaja (23%).
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang
didapatkan oleh setiap manusia. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu
hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara
sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak
atau pengamatan terhadap objek tertentu. Pengetahuan remaja terkait hipertensi
merupakan dasar pembentukan minat remaja untuk melakukan screening
hipertensi. Dengan suatu pengetahuan tentang hipertensi maka akan timbul rasa
ketertarikan remaja terhadap screening hipertensi. Semakin bertambah
58

pengetahuan remaja maka akan besar pula rasa ketertarikan terhadap screening
hipertensi. Dari ketertarikan tersebut akan tumbuh minat dalam diri remaja.
Sehingga semakin luas dan baik pengetahuan remaja maka akan semakin tinggi
pula minat yang tumbuh dalam dirinya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan
tentang hipertensi dapat membentuk sesuatu keyakinan tertentu sehingga
seseorang dapat berperilaku sesuai dengan keyakinannya (Notoatmodjo, 2003).

Menurut asumsi peneliti masih adanya responden yang memiliki


pengetahuan kurang tentang hipertensi disebabkan oleh remaja yang tidak aktif
dalam mencari informasi tentang hipertensi serta melakukan interaksi komunikasi
kepada petugas kesehatan baik di lingkungan belajar mengajar maupun fasilitas
kesehatan. Padahal pengetahuan memegang peranan penting dalam membentuk
kepercayaan yang akan mempengaruhi seseorang dalam memberikan persepsi
terhadap suatu kenyataan, sehingga timbul dorongan atau motif yang melandasi
seseorang dalam pengambilan keputusan dan terbentuklah minat untuk bertindak
atau melakukan sesuatu. Sama halnya dengan pengetahuan tentang hipertensi
yang dimiliki remaja dapat mempengaruhi minat untuk melakukan screening
hipertensi. Akan tetapi setiap individu berbeda dalam menangkap suatu informasi
yang dipengaruhi beberapa faktor sehingga dapat mengakibatkan individu tersebut
salah dalam menerima informasi atau malah makin acuh terhadap informasi
tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian dengan memberikan kuesioner 10 pertanyaan


terkait hipertensi kepada 100 responden remaja (Tabel 5.3). pada kategori salah
tertinggi ada pada soal nomor 7 yaitu (27%) mengenai, Merokok dapat
menyebabkan hipertensi. Banyak nya responden yang salah dalam menjawab soal
ini bisa dikarenakan kurang nya pengetahuan bahaya tentang merokok. Remaja
pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena didorong rasa ingin
tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang menjelajah segala sesuatu
dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya dan juga didorong
oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba
melakukan apa yang sering di lakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang
secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena sering melihat
orang dewasa melakukannya (M.Ali & M.Asrori, 2010). Hal ini diperkuat dengan
59

penelitian yashinta octavian, delmi sulastri dan yuniar lestari (2015) yang berjudul
Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Laki-Laki Usia 35-65
Tahun di Kota Padang Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara kebiasaan
merokok dengan hipertensi (p=0,003) yaitu dipengaruhi oleh lama merokok
(p=0,017) dan jenis rokok (p=0,017), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan tentang bahaya rokok berpengaruh kepada prevelensi kejadian
hipertensi, perokok usia muda berisiko mengalami hipertensi di masa tua nya.

Hal ini juga diperkuat dengan pertanyaan nomor 10 yaitu (25%) menjawab
salah mengenai, Penyakit hipertensi dapat menyerang remaja. Kurang nya
pengetahuan remaja terkait hipertensi pada remaja, membuat remaja seakan acuh
dengan masalah penyakit. Dengan berkembang nya zaman modern maka pola
gaya hidup semakin beralih, makanan junk food dan gaya hidup tidak sehat makin
marak terjadi, obesitas dan penyakit lain nya pun semakin meningkat angka
kejadiannya. Hal ini diperkuat oleh data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018 yang menunjukkan bahwa 95,5% masyarakat Indonesia kurang
mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian 33,5% masyarakat kurang aktivitas
fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami
obesitas sentral serta 21,8% terjadi obesitas pada dewasa. Apabila hal ini terus
terjadi maka diprediksi prevelansi penyakit tidak menular (PTM) dapat terus
meningkat.

Hasil pengolahan data dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan


nilai p = 0,509 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara
pengetahuan tentang hipertensi dengan minat screening hipertensi pada remaja.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan intan lestari, elis hartati,
dan mutia galuh (2017) yang membuktikan adanya hubungan antara pengetahuan
dengan minat kunjungan remaja ke posbindu, dalam penelitian tersebut remaja
dengan tingkat pengetahuan yang baik memiliki minat untuk berkunjung secara
rutin ke posbindu. Dalam hal ini dapat disimpulkan semakin baik pengetahuan
kesehatan maka memiliki minat yang baik juga.

Menurut asumsi peneliti, pada responden yang memiliki kategori


pengetahuan cukup namun kurang dalam minat screening hipertensi (Tabel 6.2)
60

dapat disebabkan karena meski stimulusnya sama bagi beberapa orang tetapi tiap
individu memiliki determinan perilaku yang berbeda, sehingga menghasilkan
respon yang berbeda-beda pula. Diduga ada faktor lain yang juga mempengaruhi
penentuan sikap responden terhadap minat screening hipertensi selain
pengetahuan hipertensi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Notoatmodjo (2003)
yaitu, suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior)
untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan salah satunya fasilitas berupa
faktor dukungan (support) dari pihak lain.

6.2.3. Hubungan Antara Motivasi dengan Minat Screening Hipertensi di wilayah


Kecamatan Cipayung Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian mengenai motivasi terkait hipertensi pada


remaja di wilayah Kecamatan Cipayung tahun 2020 didapati 88 remaja memiliki
motivasi cukup (88%). Sedang 12 remaja memiliki motivasi yang kurang (12%).
Menurut asumsi peneliti banyaknya responden yang memiliki motivasi yang
cukup tentang hipertensi disebabkan oleh remaja yang ingin hidup sehat dan di
pengaruhi oleh beberapa faktor dari luar lingkungan maupun dalam dirinya sendiri
seperti dukungan keluarga dan teman-teman sebaya. Sedang untuk remaja yang
memliki motivasi kurang terhadap minat screening hipertensi dapat dipengaruhi
oleh kurang nya pengetahuan kesehatan pada penyakit hipertensi. Hal ini sejalan
dengan hasil pernyataan pada tabel 5.5 untuk pernyataan nomor 4 didapati
jawaban sangat tidak setuju (STS) yaitu (3%) dan tidak setuju (TS) yaitu (1%)
mengenai, saya ingin mengetahui risiko penyakit hipertensi. maka dari itu dapat
disimpulkan masih ada remaja yang kurang peduli pada risiko komplikasi yang
ditimbulkan oleh penyakit, terutama pada hipertensi pada remaja. Dengan
mengetahui risiko suatu penyakit, diharapkan timbulnya motivasi yang kuat untuk
hidup lebih sehat dan menjaga pola hidupnya pada remaja. Menurut Uno (2007)
motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi merupakan
dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan
61

perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Motivasi
terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan
suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu

Hasil analisis kuesioner 10 pernyataan terkait motivasi pada hipertensi


yang diberikan pada remaja untuk kategori sangat setuju (SS) tertinggi ada pada
pernyataan nomor 1 yaitu 94% mengenai, saya tidak ingin menderita penyakit
hipertensi. Hal ini menunjukan bahwa ada nya kesadaran dari responden
mengenai masalah kesehatan terkait penyakit hipertensi. Sejalan dengan hal
tersebut pada kategori setuju (S) tertinggi ada pada pernyataan nomor 9 yaitu 38%
mengenai, Saya merasa tertantang untuk mengikuti screening penyakit hipertensi.
Ketakukan akan hal baru yang belum pernah dialami atau dilakukan sangat wajar
terjadi hal ini yang membuat adanya rasa penasaran untuk mencoba hal tersebut.
Motivasi adalah dorongan internal atau eksternal dalam diri seseorang yang
diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan,
motivasi yang kuat dapat meningkat minat seseorang untuk melakukan sesuatu.
Hasil kuesioner pernyataan penelitian ini sejalan dengan teori Health Belief
Model yang dikutip oleh priyoto (2014) bahwa semakin besar risiko yang
dirasakan, semakin besar kemungkinan terlibat dalam perilaku mengurangi risiko.
Apabila seseorang persepsinya rentan terhadap kondisinya maka kemungkinan
untuk bertindak akan lebih besar.

Hasil pengolahan data dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan


bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan minat screening
hipertensi remaja di wiliyah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2020,
dengan nilai p value 0,001. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi motivasi
maka semakin tinggi pula minat untuk melakukan screening hipertensi. hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Evi hariyanti (2018) di dapati hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan motivasi dengan tindakan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI). Hal ini juga sesuai dengan teori menurut
Notoatmodjo (2010) bahwa kesadaran seseorang yang baik dalam hal kesehatan
akan mempengaruhi pembentukan perilaku kesehatan yang benar, karena semakin
tingginya kesadaran yang dimiliki orang tersebut semakin tinggi pula motivasi
dalam diri orang tersebut.
62

Menurut asumsi peneliti masih adanya remaja yang memiliki motivasi


cukup namun kurang berminat dalam screening hipertensi (37,5%) dapat
disebabkan karena remaja yang mempunyai motivasi yang tinggi biasanya akan
menghasilkan tindakan yang baik begitu juga sebaliknya motivasi yang rendah
biasanya menghasilkan tindakan yang juga kurang benar, akan tetapi yang tinggi
tidak selalu menghasilkan tindakan yang baik karena motivasi juga dipengaruhi
oleh emosi dan kepribadian masing-masing individu. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian dalam pernyataan pada tabel 5.1 nomor 5 mengenai, saya akan
melakukan pemeriksaan hipertensi, meskipun petugas pemeriksa tidak ramah.
Didapati (24%) remaja menjawab ragu-ragu (RG), (19%) menjawab tidak setuju
(TS), dan (7%) menjawab sangat tidak setuju (STS). Dengan demikian dapat
disimpulkan emosi yang berubah-ubah dapat mempengaruhi motivasi dan minat
dalam screening hipertensi pada remaja.

6.2.4. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Minat Screening Hipertensi di


wilayah Kecamatan Cipayung Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian di dapati bahwa responden remaja di wilayah


Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 sebagian besar berjenis kelamin
perempuan sebanyak 58 remaja (58%), dan laki laki berjumlah 42 remaja (42%).
Hal ini sejalan dengan penelitian Hesti rahayu (2012) yang menunjukan hasil
bahwa sebagian besar subjek penelitian berjenis kelamin perempuan (63,8%).
Dalam penelitian Hesti rahayu (2012) yang berjudul faktor risiko hipertensi pada
masyarakat RW 01 srenseng sawar Kecamatan Jagakarsa kota Jakarta Selatan,
variable dependennya adalah tingkat kejadian hipertensi. sedang pada penelitian
ini variabel dependennya adalah minat screening hipertensi. persamaan dengan
penilitan ini dengan hesti rahayu yaitu sama sama ingin mengetahui hubungan
antara jenis kelamin dengan penyakit hipertensi. Dengan demikian dapat
disimpulkan kasus hipertensi dapat ditemukan saat remaja melakukan screening
hipertensi di fasilitas kesehatan, sehingga apabila remaja tersebut terdiagnosa
hipertensi maka akan segara mendapatkan pengobatan sehingga menurunkan
risiko komplikasi penyakit lain akibat hipertensi. Perbedaan antara proporsi
63

responden remaja di wilayah kecamatan cipayung dalam mengisi kuesioner bisa


diakibatkan karena kurang nya pengetahuan terkait hipertensi, sebaran kuesioner
yang kurang merata, dan kurang nya minat dalam berpartisipasi di penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara


jenis kelamin dengan minat screening hipertensi remaja di wiliyah Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur tahun 2020, p value = 0,410. Penelitian ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh hesti rahayu (2012) yang menunjukan
bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan terhadap kejadian hipertensi.
persamaan dalam penelitian ini dengan hasil penelitan hesti rahayu (2012) adalah
sama sama menyatakan tidak ada hubungan antara jenis kelamin terhadap
kejadian hipertensi, akan tetapi, terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan
hesti rahayu, peneltiian ini berfokus pada minat screening hipertensi, sedang pada
hesti rahayu (2012) berfokus pada kejadian hipertensi

Menurut asumsi peneliti remaja dengan jenis kelamin laki-laki dan


perempuan yang masih memiliki minat kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan, pengetahuan yang baik akan mendorong sesorang dalam melakukan
suatu hal, namun ada juga yang pengetahuan nya baik tapi tidak melakukanan hal
yang benar, ini terjadi karena ada nya faktor-faktor lain yang mempengaruhi,
seperti ketersediaan fasilitas, dukungan orang-orang disekitar, dan prilaku
lingkung sekitar remaja.

6.2.5. Hubungan Antara Usia dengan Minat Screening Hipertensi di wilayah


Kecamatan Cipayung Tahun 2020

Distiribusi responden remaja di wilayah Kecamatan Cipayung didapati


rata-rata usia 15,92 tahun, dengan usia paling muda 11 tahun dan yang paling
tinggi 19 tahun, hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini yang berfokus pada
usia remaja 10 tahun hingga 19 tahun guna mengetahui minat screening hipertensi
pada remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020. Remaja
berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak untuk menjadi
dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang tetapi secara
64

psikis/kejiwaan belum matang, oleh karena itu kelompok anak usia remaja
dianggap termasuk dalam kelompok berisiko untuk terkena berbagai masalah
termasuk kesehatan. Semakin bertambah usia seorang, semakin tinggi pula resiko
terkena penyakit hipertensi.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


kesehatan pasal 137 ayat 1 menyebutkan, pemerintah berkewajiban menjamin
agar remaja dapat memperoleh edukasi, informasi, dan layanan mengenai
kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab, maka dari itu
pemerintah membentuk Posyandu Remaja diharapkan dapat menjadi wadah untuk
memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan remaja,
menemukan alternatif pemecahan masalah, membentuk kelompok dukungan
remaja, memperluas jangkauan Puskesmas PKPR, terutama bagi remaja daerah
yang memiliki keterbatasan akses.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan yang


signifikan antara usia dengan minat screening hipertensi remaja di wiliyah
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2020, p value = 0,410. Tidak ada
hubungannya antara usia dengan minat screening hipertensi pada penelitian ini
dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan terkait penmyakit hipertensi,
dikarenakan usia responden yang berumur 10 tahun hingga 19 tahun, pernyataan
ini diperkuat dengan penelitian sejenis oleh Ragot et al (2005) yang menyatakan
bahwa pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai tekanan darah memegang
peranan penting dalam kemampuan untuk mencapai kesuksesan pengendalian
tekanan darah pada hipertensi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Alexander
et al (2003) yang mengungkapkan bahwa pengetahuan dan kesadaran pasien
mengenai hipertensi merupakan faktor penting dalam mencapai kontrol tekanan
darah serta memainkan peranan penting dalam kemampuan mengontrol hipertensi.
Pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai hipertensi berhubungan secara
signifi kan dengan kepatuhan pengobatan hipertensi.

Menurut asumsi peneliti masih adanya minat yang kurang berjumlah 44


remaja (44%) dengan rata-rata usia nya 16,27 tahun dikarenakan usia responden
(10-19 tahun) yang terbilang belum terlalu memahami tentang penyakit hipertensi
65

dan risiko komplikasi nya, padahal semakin bertambahnya usia semakin


bertambah risiko untuk menderita hipertensi. maka dari itu perlu adanya
pendidika kesehatan dari dini mulai dari sekolah atau lingkungan tempat tinggal
nya, sehingga nantinya usia remaja mendapatkan pengetahuan yang baik tentang
kesehatan pribadinya dan dapat mengurangi prevelensi morbiditas dan mortalitas
penyakit tidak menular (PTM) terutama penyakit hipertensi.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.2. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan


Cipayung Jakarta Timur Tahun 2020 dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Minat screening hipertensi pada remaja di wilayah Kecamatan Cipayung


Jakarta Tahun 2020 sebagian besar memiliki minat screening hipertensi yang baik
yaitu 56 remaja (56%), sedang remaja yang memiliki minat screening hipertensi
kurang yaitu 44 remaja (44%).
b. Pengetahuan hipertensi pada remaja di wilayah Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur Tahun 2020, hampir seluruh nya memliki pengetahuan hipertensi
cukup (77%). Remaja dengan pengetahuan kurang mempunyai peluang 1,53 kali
untuk memiliki minat screening hipertensi kurang dibanding remaja dengan
pengetahuan cukup. Dari hasil analisis statistik didapat tidak ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan hipertensi dengan minat screening hipertensi (P
value = 0,509).
c. Motivasi pada remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur
Tahun 2020, hampir seluruh nya memiliki motivasi yang cukup (88%). Remaja
dengan motivasi kurang mempunyai peluang 18,33 kali untuk memiliki minat
screening hipertensi kurang dibanding remaja dengan motivasi cukup. Dari hasil
analisis statistik didapat ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan
minat screening hipertensi (P value = 0,001).
66

d. Jenis kelamin responden remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta


Timur Tahun 2020, sebagian besar berjenis kelamin perempuan (58%). Remaja
berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang 1,52 kali untuk memiliki minat
screening hipertensi kurang dibanding remaja berjenis kelamin perempuan. Dari
hasil analisis statistik didapat tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis
kelamin dengan minat screening hipertensi (P value = 0,410)
e. Usia responden remaja di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur
Tahun 2020, paling muda ber-usia 11 tahun dan yang paling tua berusia 19 tahun,
rata-rata umur responden remaja berusia 15,92 tahun. Dari hasil analisis statistik
didapat tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan minat screening
hipertensi (P value = 0,140)

7.3. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, peneliti memberikan saran


sebagai berikut :

a. Bagi Remaja di wilayah Kecamatan Cipayung

Bagi remaja yang masih berpengetahuan cukup dan kurang agar mengikuti
kegiatan yang ada di posbindu remaja, agar mendapat sosialisasi dan pemeriksaan
terkait penyakit tidak menular (PTM) terutama hipertensi pada remaja.

b. Bagi Petugas Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan


Cipayung

Supaya program posbindu remaja berjalan dengan lancar maka diperlukan


koordinasi dan sosialisasi program posbindu di wilayah Kecamatan Cipayung
dengan kerjasama antara lintas sektoral dan stakeholder yang disertai pembuatan
leaflet dan spanduk yang dipasang ditempat-tempat layanan umum. Serta
penambahan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan ke lapangan atau posbindu
remeja setiap bulannya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya


67

Peneliti perlu melakukan penelitian lebih dengan mixed methods research


yaitu menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk
menemukan hasil yang lebih baik untuk mengukur tingkat pengetahuan dan
motiviasi terkait minat screening hipertensi. serta mengusahakan menggunakan
kuesioner secara langsung untuk memperkuat keabsahan data penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Anang Junaidi, 2006. Screening penyakit hipertensi prajurit TNI-AD Yang


bertugas di Satuan Teritorial Kodim 08.08 Blitar. Universitas Airlangga.
http://repository.unair.ac.id/23460/ , Diaskes 28 Juni 2020

B.Uno, Hamzah. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta :Bumi


Aksana.

DINKES DKI Jakarta, 2018. Profil kesehatan DKI Jakarta Tahun 2018. Jakarta.
Diakses 25 Juni 2020

Djaali, 2011, Psikologi Pedidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Enny Probosari. 2017. Faktor Risiko Hipertensi Pada Remaja. JNH (Join
Nutrition and Health) Vol 5, No 1.
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1390999. Diakses 8 Juni
2020

Erfandi. 2009. Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.

Erkoc, S.B., Isikli, B., Metintas, S., dan Kalyoncu, C., 2012, Hypertension
Knowledge-Level Scale (HK-LS): A Study on Development, Validity and
Reliability, Int. J. Environ. Res. Public Health, 9, 1018-1029.

ESC, 2018 ESC/ESH Clinical Practice Guidelines for the Management of Arterial
Hypertension. https://www.escardio.org/Guidelines/Clinical-Practice-
Guidelines/Arterial-Hypertension-Management-of diakses 28 juni 2020

Fitmika Dewi, 2018. Motivasi pasien penderita hipertensi di puskesmas ciputat


timur dalam pengendalian penyakit hipertensi. Jakarta : UIN.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/48572 diakses 20
Juni 2020

Hastono, S. P. 2016. Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada

Hidayat. 2009, “Metode penetilian keperawatan dan Teknik analisis data”. Ed;1
Jakarta, Salemba medika.

Irwanto.2008.Motivasi dan Pengukuran Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta

JNC. The seventh Report of the Joint National Committee on Preventation,


Detection Evalution, and treatment of high blood p[ressure: The JNC 7
Report, . https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/jnc7full.pdf .
Diaskes 15 Juni 2020
69

Johannes H. Saing. 2005. Hipertensi pada Remaja. Sari Pediatri, Vol. 6, No. 4,
Maret 2005: 159-165, Pdf.
https://www.researchgate.net/publication/312340050_Hipertensi_pada_Rem
aja . Diakses 8 Juni 2020

KBBI, kamus besar bahasa indonesia daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/


diakses 28 juni 2020

KEMENKES, INFODATIN, Kondisi pencapaian program kesehatan anak


indonesia 2014.
http://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/
infodatin-anak.pdf diakses 23 juni 2020

Mubarak. W. I. (2011). Promosi kesehatan. Jogyakarta : Graha ilmu.

Nina Indriyawati, Widodo, Melyana, Djoko Priyatno, Marichatul Jannah, 2018.


Screening dan Pendampingan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Di
Masyarakat. Poltekes Kemenkes Semarang.
https://www.researchgate.net/publication/326861824_SCREENING_DAN_
PENDAMPINGAN_PENCEGAHAN_PENYAKIT_TIDAK_MENULAR_
DI_MASYARAKAT . Diakses 28 Juni 2020

Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Nofiani, Esti. 2015. Pembinaan Minat dan Bakat Anak Berkebutuhan Khusus
Studi Deskriptif Di Sekolah Dasar Inklusi. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. http://repository.ump.ac.id/2446/. Diakses pada 29 April 2020

Nursalam, 2012. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatn


Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan Jilid I.
Jakarta : Salemba Medika

P2PTM, Faktor risiko Hipertensi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-
penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/faktor-risiko-hipertensi. Diakses 5
Juni 2020

P2PTM. Hari hipertensi dunia 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-
dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-
cerdik Diakses 5 Juni 2020
70

P2PTM, Hipertensi dan Penanganannya, Jakarta: Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/hipertensi-dan-
penanganannya. Diakses 5 Juni 2020

P2PTM, Hsri hipertensi Dunia 2019, “know Your Number, kendalikan tekanan
darahmu dengan CERDIK”. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-dunia-
2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik
diakses 21 juni 2020

P2PTM, Laporan kinerja tahun 2018. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. : http://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/laporan-kinerja-2018
Diakses 5 Juni 2020

Pediatrics, Report of the Second Task Force on Blood Pressure Control in


Children--1987. Task Force on Blood Pressure Control in Children.
National Heart, Lung, and Blood Institute, Bethesda, Maryland.
https://pediatrics.aappublications.org/content/79/1/1 diakses 15 Juni 2020

Priyoto. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.


2014

Profil Puskesmas Cipayung 2018

Rahmanto, Hari., 2011. Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Dan
Bimbingan Orang Tua Terhadap Minat Berwiraswasta Siswa Kelas XI
teknik Otomotif SMKN 2 Pengasih.

Rano at el, Pengukuran Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi pada Pasien


Hipertensi di Kota Bandung: Sebuah Studi Pendahuluan. Jurnal Farmasi
Klinik Indonesia, Desember 2017 Vol. 6 No. 4, hlm 290–297 ISSN: 2252–
6218. http://jurnal.unpad.ac.id/ijcp/article/view/15968/pdf . Diaskes 15 juni
2020

Ria. A, 2017. Pengaruh penyuluhan tentang hiv/aids terhadap minat VCT pada
remaja di MA’Arif Yogyakarta. Yogyakarta : UAY

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018

Septina, 2018. MOTIVASI GIZI MELALUI PEMBERIAN SHORT MESSAGE


SERVICE (SMS) REMINDER TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS GODEAN I.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/542/ diakses 28 juni 2020

Solehatul Mahmudah, Taufik Maryusman, Firlia Ayu Arini, dan Ibnu Malkan.
2015. Hubugan Gaya hidup dan Pola Makan Dengan Kejadian Hiepertensi
71

Pada Lansia Di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok Tahun 2015.


Jakarta : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
http://journals.ums.ac.id/index.php/biomedika/article/download/2915/1837 .
Diakses 10 Juni 2020

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung :Alfabeta, CV.

Surajiyo, 2008. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi


Aksara

WHO, Early Diagnosis and Screening, World Health Organization


https://www.who.int/cancer/prevention/diagnosis-screening/en/. Diakses 5
Juni 2020

Zahrotul, 2019. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada


Remaja. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 4 No 1 2019.
https://www.researchgate.net/publication/334297782_Analisis_Faktor_Yan
g_Berhubungan_Dengan_Hipertensi_Pada_Remaja. diakses 22 juni 2020
Lampiran 1
PENGANTAR KUESIONER

Dengan hormat,

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu persyaratan


untuk penyusunan skripsi di univeristas Respati Indonesia, maka yang bertanda
tangan di bawah ini :

Nama : Miftahul Zoga Darusalam

NPM: 185059051

Judul penelitian: Hubungan antara Pengetahuan dan Motivasi terhadap Minat


Screening Penyakit Hipertensi pada Remaja di Kecamatan Cipayung Tahun 2020.

Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon dengan hormat kepada


Saudara/I untuk mengisi pertanyaan yang penulis ajukan sesuai dengan
pengetahuan dan kondisi Saudara/I miliki. Jawaban saudara/I sangat dibutuhkan
sebagai data penelitian dan semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
tidak ada maksud lain. Jawaban ang telah saudara/I berikan akan kami jaga
kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Saudara/I
berhak menghentikan atau mengundurkan diri dari penelitian tanpa adanya sanksi
atau kehilangan hak. Sebelum mengisi kuesioner saudara/I harap menandatangani
persetujuan ini dan menjawab pertanaan dalam lembar kuesioner. Atas kesediaan
dan bantuan yang saudara/I berikan, penulis mengucap terimakasih.
73

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :
Alamat :

Setelah medapat penjelasan dan mengerti sepenuhna akan maksud dan tujuan
pengisian kuesioner guna penelitan yang berjudul “Hubungan antara Pengetahuan
dan Motivasi erhadap Minat Screening Penyakit Hipertensi pada Remaja di
Kecamatan Cipayung tahun 2020”. Kriterianya yaitu saudara/i yang berumur 10
tahun hingga 19 tahun dan tinggal/menetap di Kecamatan Cipayung, saudara/i
yang bersedia menjadi responden. Saya menyatakan bersedia untuk menyumbang
waktu dan kesempatan guna kepentingan peneletian.

Demikian surat persetujuan ini saya tanda tangani atas dasar kesdaran dan tanpa
ada paksaan dari pihak manapun..

Jakarta……………………2020

(Peneliti) (Responden)
74

Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP


MINAT SCREENING PENYAKIT HIPERTENSI PADA REMAJA

DI KECAMATAN CIPAYUNG TAHUN 2020

Petunjuk Pengisian Kuesioner bagian A

1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan teliti sebelum anda
menjawab.
2. Pilih alternative jawaban ang sudah tersedia sesuai dengan kata hari
anda kemudia berilah tanda contreng (V)pada kolom yang sudah
disediakan.
3. Partisipan diberikan waktu untuk mengisi kuesioner dalam waktu 20
menit.

A. DATA DEMOGRAFI
Nama :
Umur : Tahun.
Jenis Kelamin :

Laki-Laki. Perempuan.
Pendidikan :

SD. SMP. SMA/SMK Perguruan Tinggi

Tinggi Badan : cm.


Berat Badan : kg.
Alamat :
No. Telephone :
75

Agama :
Apakah anda pernah diukur tekanan darah nya?

Pernah Tidak Pernah

Apakah ada riwayat Hipertensi pada orang tua?

Ada Tidak Ada.

Sudah pernah mendapatkan informasi terkait hipertensi dan screening


hipertensi?

Pernah Tidak Pernah

Jika Pernah, Mendapat Informasi tentang Hipertensi dari mana?

Keluarga.
Pelayan Kesehatan.
Media Massa/TV.
Sekolah.
Lain-Lain. (Sebutkan : ………………………….. )

B. Pengetahuan Penyakit Hipertensi


Beri tanda (√) pada salah satu kolom jawaban yang disediakan

NO PERNYATAAN BENAR SALAH


1. Hipertensi merupakan penyakit berbahaya

2. Anak yang memilik orang tua dengan riwayat


penyakit hipertensi lebih berisiko terkena
penyakit hipertensi.

3. Merokok dapat menyebabkan hipertensi

4. Salah satu gejala yang dialami penderita


76

hipertensi adalah sakit kepala, pandangan kabur,


dan mudah marah.

5. Alkohol dan kopi yang dikonsumsi secara


berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit
hipertensi.

6. Obesitas meningkatkan risiko hipertensi.

7. Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan


namun dapat di kontrol.

8 Konsumsi makanan asin berlebih dapat


meningkatkan risiko penyakit hipertensi

9 Olahraga secara rutin pada penderita hipertensi


dapat menurunkan risiko kompilikasi

10 Penyakit hipertensi dapat menyerang remaja

C. Motivasi

Beri tanda (√) pada salah satu kolom jawaban yang disediakan
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RG = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan STS TS RG S SS


11. Saya tidak ingin menderita penyakit hipertensi.
77

12. Saya tidak ingin keturunan saya menderita


penyakit hipertensi.
13. Saya mempunyai keluarga dan teman yang
mendukung saya untuk hidup sehat agar
terhindar dari penyakit hipertesnsi.
14. Saya ingin mengetahui risiko penyakit hipertensi

15. Saya ingin mengetahui cara mengurangi risiko


penyakit hipertensi
16. Saya merasa senang apabila mengetahui diri saya
tidak terkena penyakit hipertensi
17. Saya ingin orang lain termotivasi karena saya
mengikuti screening penyakit hipertensi
18. Saya merasa senang apabila tekanan darah saya
normal
19. Saya merasa tertantang untuk mengikuti
screening penyakit hipertensi
20. Saya percaya bahwa screening penyakit
hipertensi dapat mengurangi risiko komplikasi
penyakit lain.

D. Minat Screening Penyakit Hipertensi


Beri tanda (√) pada salah satu kolom jawaban yang disediakan
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RG = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan STS TS RG S SS


78

21. Saya ingin mengetahui apakah diri saya memiliki


penyakit hipertensi.
22. Saya akan tetap melakukan pemeriksaan hipertensi,
meskipun keluarga saya tidak ada yang terkena
penyakit hipertensi
23. Saya ingin menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk memeriksa diri saya dari penyakit
hipertensi
24. Saya ingin mengetahui risiko penyakit hipertensi pada
diri saya
25. Saya akan melakukan pemeriksaan hipertensi,
meskipun petugas pemeriksa tidak ramah
26. Saya bersedia melakukan pemeriksaan penyakit
hipertensi di fasilitas pelayanan kesehatan seperti
puskesmas atau rumah sakit meskipun jarak yang
ditempuh jauh.
27. Saya bersedia melakukan pemeriksaan penyakit
Hipertensi meskipun waktu yang dibutuhkan untuk
menunggu pemeriksaan lama / antre.
28. Saya akan tetap melakukan pemeriksaan penyakit
hipertensi meskipun keluarga saya tidak
menganjurkan.
29. Saya akan tetap melakukan pemeriksaan penyakit
hipertensi meskipun keluarga saya tidak
menganjurkan.
30. Saya akan melakukan pemeriksaan hipertensi dengan
biaya uang jajan sendiri.
HASIL ANALISIS SPSS

1. Mean, median dan standar deviasi pada minat screening hipertensi, pengetahuan,
motivasi, jenis kelamin, dan usia
Statistics
usia Skor_Pengeta Skor_Motiv
responden jenis kelamin huan asi Skor_Minat
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Mean 15,92 1,42 8,20 45,95 39,31
Median 16,00 1,00 9,00 47,00 39,00
Std. Deviation 2,116 ,496 2,265 4,986 5,956

2. Minat Screening Hipertensi


a. Distribusi frekuensi kuesioner pernyataan tentang minat screening
hipertensi
Saya ingin mengetahui apakah diri saya memiliki penyakit hipertensi.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Ragu-Ragu 5 5,0 5,0 8,0
Setuju 29 29,0 29,0 37,0
Sangat Setuju 63 63,0 63,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya akan tetap melakukan pemeriksaan hipertensi, meskipun keluarga saya tidak ada yang
terkena penyakit hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Ragu-Ragu 6 6,0 6,0 9,0
Setuju 51 51,0 51,0 60,0
Sangat Setuju 40 40,0 40,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya ingin menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksa diri saya dari
penyakit hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Ragu-Ragu 5 5,0 5,0 6,0
Setuju 36 36,0 36,0 42,0
Sangat Setuju 58 58,0 58,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya ingin mengetahui risiko penyakit hipertensi pada diri saya


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Ragu-Ragu 5 5,0 5,0 6,0
Setuju 43 43,0 43,0 49,0
Sangat Setuju 51 51,0 51,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya akan melakukan pemeriksaan hipertensi, meskipun petugas pemeriksa tidak ramah
80

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 7 7,0 7,0 7,0
Tidak Setuju 19 19,0 19,0 26,0
Ragu-Ragu 24 24,0 24,0 50,0
Setuju 29 29,0 29,0 79,0
Sangat Setuju 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya bersedia melakukan pemeriksaan penyakit hipertensi di fasilitas pelayanan kesehatan seperti
puskesmas atau rumah sakit meskipun jarak yang ditempuh jauh.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 4 4,0 4,0 4,0
Tidak Setuju 11 11,0 11,0 15,0
Ragu-Ragu 27 27,0 27,0 42,0
Setuju 35 35,0 35,0 77,0
Sangat Setuju 23 23,0 23,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya bersedia melakukan pemeriksaan penyakit Hipertensi meskipun waktu yang dibutuhkan
untuk menunggu pemeriksaan lama / antre.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 4 4,0 4,0 4,0
Tidak Setuju 13 13,0 13,0 17,0
Ragu-Ragu 27 27,0 27,0 44,0
Setuju 39 39,0 39,0 83,0
Sangat Setuju 17 17,0 17,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya akan bersedia untuk mengikuti pemeriksaan penyakit hipertensi yang dianjurkan oleh
petugas kesehatan..
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Ragu-Ragu 12 12,0 12,0 15,0
Setuju 47 47,0 47,0 62,0
Sangat Setuju 38 38,0 38,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya akan tetap melakukan pemeriksaan penyakit hipertensi meskipun keluarga saya tidak
menganjurkan.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 7 7,0 7,0 8,0
Ragu-Ragu 28 28,0 28,0 36,0
Setuju 47 47,0 47,0 83,0
Sangat Setuju 17 17,0 17,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya akan melakukan pemeriksaan hipertensi dengan biaya uang jajan sendiri.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 12 12,0 12,0 12,0
Tidak Setuju 18 18,0 18,0 30,0
Ragu-Ragu 27 27,0 27,0 57,0
Setuju 32 32,0 32,0 89,0
Sangat Setuju 11 11,0 11,0 100,0
81

Total 100 100,0 100,0

b. Analisis univariat minat screening hipertensi


Minat Screening
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 56 56,0 56,0 56,0
Kurang 44 44,0 44,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

3. Pengetahuan tentang hipertensi


a. Distribusi frekuensi kuesioner pertanyaan tentang pengetahuan hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit berbahaya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 11 11,0 11,0 11,0
Benar 89 89,0 89,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Anak yang memilik orang tua dengan riwayat penyakit hipertensi lebih berisiko
terkena penyakit hipertensi.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 25 25,0 25,0 25,0
Benar 75 75,0 75,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Merokok dapat menyebabkan hipertensi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 27 27,0 27,0 27,0
Benar 73 73,0 73,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Salah satu gejala yang dialami penderita hipertensi adalah sakit kepala, pandangan
kabur, dan mudah marah.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 8,0 8,0 8,0
Benar 92 92,0 92,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Alkohol dan kopi yang dikonsumsi secara berlebihan dapat meningkatkan risiko
penyakit hipertensi.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 20,0 20,0 20,0
Benar 80 80,0 80,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Obesitas meningkatkan risiko hipertensi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 21 21,0 21,0 21,0
Benar 79 79,0 79,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan namun dapat di kontrol.


82

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 21 21,0 21,0 21,0
Benar 79 79,0 79,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Konsumsi makanan asin berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 14 14,0 14,0 14,0
Benar 86 86,0 86,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Olahraga secara rutin pada penderita hipertensi dapat menurunkan risiko


kompilikasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 8,0 8,0 8,0
Benar 92 92,0 92,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Penyakit hipertensi dapat menyerang remaja


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 25 25,0 25,0 25,0
Benar 75 75,0 75,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

b. Analisis univariat pengetahuan hipertensi


Kategori Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 77 77,0 77,0 77,0
kurang 23 23,0 23,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

c. Analisi bivariat hubungan antara pengetahuan dengan minat screening


Kategori Pengetahuan * Kategori Minat Crosstabulation
Kategori Minat
Baik Kurang Total
Kategori Pengetahuan cukup Count 45 32 77
% within Kategori 58,4% 41,6% 100,0%
Pengetahuan
kurang Count 11 12 23
% within Kategori 47,8% 52,2% 100,0%
Pengetahuan
Total Count 56 44 100
% within Kategori 56,0% 44,0% 100,0%
Pengetahuan

Chi-Square Tests
Asymptotic Exact
Significance (2- Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,810a 1 ,368
Continuity Correctionb ,436 1 ,509
Likelihood Ratio ,805 1 ,369
Fisher's Exact Test ,474 ,254
Linear-by-Linear Association ,802 1 ,371
83

N of Valid Cases 100


a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,12.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kategori 1,534 ,602 3,909
Pengetahuan (cukup /
kurang)
For cohort Kategori Minat 1,222 ,766 1,948
= Baik
For cohort Kategori Minat ,797 ,497 1,278
= Kurang
N of Valid Cases 100

4. Motivasi
a. Distribusi frekuensi kuesioner pernyataan tentang motivasi hipertensi
Saya tidak ingin menderita penyakit hipertensi.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 4,0
Setuju 2 2,0 2,0 6,0
Sangat Setuju 94 94,0 94,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya tidak ingin keturunan saya menderita penyakit hipertensi.


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Setuju 6 6,0 6,0 9,0
Sangat Setuju 91 91,0 91,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya mempunyai keluarga dan teman yang mendukung saya untuk hidup sehat agar terhindar dari
penyakit hipertesnsi.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Ragu-Ragu 2 2,0 2,0 4,0
Setuju 27 27,0 27,0 31,0
Sangat Setuju 69 69,0 69,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya ingin mengetahui risiko penyakit hipertensi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 4,0
Setuju 32 32,0 32,0 36,0
Sangat Setuju 64 64,0 64,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya ingin mengetahui cara mengurangi risiko penyakit hipertensi


84

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 2,0
Ragu-Ragu 2 2,0 2,0 4,0
Setuju 26 26,0 26,0 30,0
Sangat Setuju 70 70,0 70,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya merasa senang apabila mengetahui diri saya tidak terkena penyakit hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Setuju 11 11,0 11,0 13,0
Sangat Setuju 87 87,0 87,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya ingin orang lain termotivasi karena saya mengikuti screening penyakit hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Ragu-Ragu 9 9,0 9,0 11,0
Setuju 33 33,0 33,0 44,0
Sangat Setuju 56 56,0 56,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya merasa senang apabila tekanan darah saya normal


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Setuju 9 9,0 9,0 10,0
Sangat Setuju 90 90,0 90,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya merasa tertantang untuk mengikuti screening penyakit hipertensi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 6,0
Ragu-Ragu 13 13,0 13,0 19,0
Setuju 38 38,0 38,0 57,0
Sangat Setuju 43 43,0 43,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Saya percaya bahwa screening penyakit hipertensi dapat mengurangi risiko komplikasi penyakit
lain.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 4,0
Ragu-Ragu 12 12,0 12,0 16,0
Setuju 34 34,0 34,0 50,0
Sangat Setuju 50 50,0 50,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

b. Analisis univariat motivasi terkait hipertensi

Kategori Motivasi
85

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 88 88,0 88,0 88,0
kurang 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

c. Analisis bivariat hubungan motivasi dengan minat screening hipertensi

Kategori Motivasi * Kategori Minat Crosstabulation


Kategori Minat
Baik Kurang Total
Kategori Motivasi cukup Count 55 33 88
% within Kategori Motivasi 62,5% 37,5% 100,0%
kurang Count 1 11 12
% within Kategori Motivasi 8,3% 91,7% 100,0%
Total Count 56 44 100
% within Kategori Motivasi 56,0% 44,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 12,574a 1 ,000
Continuity Correctionb 10,472 1 ,001
Likelihood Ratio 13,867 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 12,449 1 ,000
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,28.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds 18,333 2,263 148,537
Ratio
for
kategori
Motivas
i
Median
(Cukup
/
Kurang)
For 7,500 1,140 49,323
cohort
Kategori
Minat
Median
= Baik
For 0,409 0,297 0,563
cohort
Kategori
Minat
86

Median
=
Kurang
N of 100    
Valid
Cases

5. Jenis Kelamin
a. Analisis univariat jenis kelamin
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 58 58,0 58,0 58,0
Laki-laki 42 42,0 42,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

b. Analisi bivariat hubungan antara jenis kelamin dengan minat screening hipertensi

jenis kelamin * Kategori Minat Crosstabulation


Kategori Minat
Baik Kurang Total
jenis kelamin Perempuan Count 35 23 58
% within jenis kelamin 60,3% 39,7% 100,0%
Laki-laki Count 21 21 42
% within jenis kelamin 50,0% 50,0% 100,0%
Total Count 56 44 100
% within jenis kelamin 56,0% 44,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1,058a 1 ,304
Continuity Correctionb ,680 1 ,410
Likelihood Ratio 1,057 1 ,304
Fisher's Exact Test ,317 ,205
Linear-by-Linear Association 1,047 1 ,306
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,48.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds 1,522 0,683 3,392
Ratio for
Kategori
Jenis
Kelamin
(Perempua
n / Laki-
laki)
87

For cohort 1,207 0,836 1,743


Kategori
Minat
Median =
Baik
For cohort 0,793 0,512 1,230
Kategori
Minat
Median =
Kurang
N of Valid 100    
Cases

6. Usia
a. Analisis univariat usia

usia responden

Frequency Percent
Valid 11 1 1,0

12 5 5,0

13 13 13,0

14 8 8,0

15 9 9,0

16 21 21,0

17 17 17,0

18 14 14,0

19 12 12,0

Total 100 100,0

Statistics
usia responden
N Valid 100
Missing 0
Mean 15,92
Median 16,00
Std. Deviation 2,116
Range 8
Minimum 11
Maximum 19

b. Analisi bivariat hubungan antara usia dengan minat screening hipertensi

Group Statistics
88

Kategori Minat N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


usia responden Baik 56 15,64 2,093 ,280
Kurang 44 16,27 2,117 ,319

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Std.
Interval of the
Sig. Mean Error
Difference
(2- Differ Differ
F Sig. t df tailed) ence ence Lower Upper
usia Equal 0,014 0,905 -1,486 98 0,140 -0,630 0,424 -1,471 0,211
responden variances
assumed
Equal     -1,484 91,982 0,141 -0,630 0,424 -1,473 0,213
variances
not assumed
90
92
93
94

Anda mungkin juga menyukai