RIANTI PATANDUNG
NIM:17012
2020
i
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
2. Nim : 17.012
6. Suku/bangsa : Toraja/Indonesia
B. PENDIDIKAN
C. MOTTO
Terasa sulit ketika harus melakukan sesuatu, tetapi menjadi muda ketika kita
menginginkannya dengan segala upaya dan usaha yang disertai denga doa, karena
ii
LEMBARAN PERSETUJUAN
Pembimbing 1 Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan penguji:
Mengetahui
YOHANA RANGAN,SKM.,M.Kes
NUPN.0916065402
iv
KATA PENGANTAR
Yang Maha Esa atas segalah karunia yang telah di limpahkan-Nya s dapat hinggga penulis
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah banyak hal dan hambatan yang
penulis hadapi , namun atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak, hal itu dapat teratasi.
Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua
tercinta yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, doa, motivasi,dan semangat
semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan terutama kepada: Yohana Ranga
SKM.,M.Kes selaku pembimbing 1 dan Aris Payung S.Kep.,Ns. selaku pembimbing II, yag
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik secara moral maupun materi. Untuk itu dengan segalah kerendahan hati,
v
1. Dr .Erni Yetti Riman,SKM.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Sinar Kasih Toraja yang
telah memberikan kebijakan dan motivasi agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
3. Direktur Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja yang telah memberikan izin dan
data.
dan bimbingan kepada pennulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Aris Payung S.Kep.,Ns selaku penguji II telah memberikan araha dan motivasi
6. Seluruh dosen dan staf Akademi Keperawatan Toraya yang telah memberikan
7. Klien (Tn.H) bersama keluarga yang bersedia dalam memberikan informasi yang
8. Teristimewa untuk kedua orang tua saya, Ayah saya MARTHEN SEBA dan Ibu
saya DAMARIS MARA, saudara-saudara saya serta keluarga besar saya yang
telah memotivasi, memberikan dukungan baik secara moril maupun materi selama
vi
9. Badan Ekslusif Mahasiswa Akademi Keperawatan Toraya serta semua adik-adik
junior tercinta
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan bahkan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang……………………………………………………..................1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………...............3
1. Tujuan Umum……………………………………………………………..3
2. Tujuan Khusus…………………………………………………………….3
2. Masyarakat ……………………………………………………………….4
3. Penulis ………………………………………………………....................4
KEPERAWATAN………………………………………………………………5
1. Pengkajian ……………………………………………………….....................5
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………………………..6
3. Intervensi Keperawatan………………………………………………………8
4. Implementasi Keperawatan…………………………………………………..11
ix
5. Evaluasi .…………………………………………………………………….11
1. Defenisi Apendisitis…………………………………………………………13
2. Etiologi Apendisitis………………………………………………………….14
4. Patofisiologi …………………………………………………………………16
5. Manifestasi Klinis……………………………………………………………17
6. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………………18
7. Penatalaksanaan ……………………………………………………………..19
8. Komplikasi ………………………………………………………………….20
NYAMAN NYERI……………………………………………………………..21
1. Defenisi Nyeri………………………………………………….....................22
2. Fisiologi Nyeri………………………………………………….....................23
3. Klasifikasi Nyeri……………………………………………………………..25
7. Perencanaan keperawatan……………………………………………………32
x
8. Pelaksanaan (tindakan keperawatan)………………………………………..33
9. Evaluasi keperawatan……………………………………………………….34
D. Defenisi Operasional…………………………………………………………….35
G. Pengumpulan Data………………………………………………….....................36
H. Penyajian data……………………………………………………………………36
3. Kerahasian (confidentiality)…………………………………………………37
A. STUDI KASUS…………………………………………………….....................38
1. Identitas ……………………………………………………………………..38
a.Identitas Klien……………………………………………………………..38
xi
b.Penanggung jawab…………………………………………………………39
2. Riwayat kesehatan……………………………………………………………40
3. RIWAYAT PSIKOSOSIAL………………………………………………..42
4. RIWAYAT SPRITUAL……………………………………………………..42
5. PEMERIKSAAN FISIK……………………………………………………43
a. Keadaan umum………………………………………………………43
b. TTV…………………………………………………………………..43
c. Sistem Pernafasan……………………………………………………43
d. Sistem Cardiovaskuler………………………………….....................43
e. Sistem Pencernaan……………………………………………………44
f. Sistem Indra………………………………………………………….44
g. Sistem Saraf……………………………………………......................45
h. Sistem Muskulokeletal………………………………….....................45
i. Sitem Integumen……………………………………………………..46
j. Sistem Endokrin………………………………………………………46
k. Sitem Perkemihan……………………………………………………46
xii
l. Sitem Reproduksi…………………………………………………….46
m. Sistem Imun………………………………………………………….46
6. Hasil Laboratorium…………………………………………………………..47
B. PEMBAHASAN………………………………………………………..68
1. Pengkajian ………………………………………………………….69
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………………69
3. Perencanaan…………………………………………………………69
4. Pelaksanaan …………………………………………………………71
5. Evaluasi …………………………………………………………….71
BAB V :PENUTUP………………………………………………………….72
A. KESIMPULAN………………………………………………………72
B. SARAN………………………………………………………………73
xiii
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat………………………73
5. Bagi penulis………………………………………………………74
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama, keadaan ini
memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada
perforasi, perdarahan abdomen, infeksi, obstruksi dan strangulasi jalan cerna dapat
menyebabkan perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran
Penyakit apendisitis merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering
terjadinya komplikasi parah jika tidak segera diobati, seperti perforasi atau sepsis, dan
Apendisitis merupakan penyebab paling umum sakit perut akut yang memerlukan
intervensi bedah, penyebab apendisitis tidak jelas dan mekanisme pathogenesis terus
diperdebatkan, karena apendisitis merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi
pada masyarakat secara umum, yang tatalaksananya dengan cara apendiktomi, sehingga
khusus, karena masih tingginya kemungkinan timbul infeksi paskah bedah, yaitu 5-15%
(Departemen/ SMF ilmu bedah, 2009). Setiap pasien apendiktomi paskah bedah
diberikan antibiotic sebgai profilaksis, penanganan yang tidak tepat dan lingkungan
yang tidak bersih bagi pasien yang paskah bedah dapat memperlama penyembuhan luka
dan memperlama hari perawatan sehingga biaya perawatan juga semakin besar,
1
pencegahan infeksi serta dapat mempersingkat lamanya perawatan sehingga dapat
abdomen lain di bidang bedah yang memerlukan operasi segera baik di Negara
berkembang maupun dinegara maju untuk mengurangi angkah kematian dan angka
kesakitan salah satu upaya adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
apendisitis di Asia dan Afrika pada tahun 2014 adalah 4,8% dan 2,6% penduduk dari
total populasi.
Di Indonesia insiden apendisitis cukup tinggi ,terlihat dengan adanya jumlah pasien
dari tahun ketahun.berdasarkan data diperoleh dari (Doekes, 2016) kasus apendisitis
pada tahun 2016 sebanyak 65.755 orang dan pada tahun 2017 jumlah pasien apendisitis
Pada tahun 2010 sampai 2011 angka kejadian apendisitis menurun secara bermakna,
yaitu 100 kasus setiap 100.000 populasi. Menurut data epidemiologi apendisitis akut
jarang terjadi pada balita, meningkat pada pubertas, dan mencapai puncaknya pada saat
remaja dan awal 20-an, sedangkan angka ini menurun pada menjelang dewasa.
B. Rumusan Masalah
nyaman nyeri
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
nyeri di ruang perawatan bedah Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja, Kabupaten Tana
Toraja 2020
2. Tujuan Khusus
pasien Tn.”H”
pasien Tn”H”
Tn.”H”
g. Mampu menganalis kesenjangan antara teori dan praktek yang di dapat dengan
3
D. Manfaat Studi Kasus
a. Masyarakat
Diharapkan studi kasus ini dapat menambah wawasan bagi semua kalangan
baik itu pihak RS, perawat maupun pasien dalam pemenuhan kebutuhan rasa
c. Penulis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengkajian Keperawatan
1) Pengumpulan data
keperawatan .
2) Sumber data
Data dapat dipeoleh melalui pasien sendiri, keluarga, perawat lain dan
petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun obserpasi data yang
dikumpulkan meliputi
dan alamat.
5
b) Riwayat utama
Sifat nyeri tekan lepas, demam, mual, munta, spasme, otot abdomen :
tungkai sulit diluruskan ,konstipasi atau diare, ada nyeri lumbal apabila
d) Riwayat psikososial
Pengkajian berupa pola konsep diri, ideal diri, gambaran diri peran
a. Pengkajian fisik meliputi : keadaan umum, tingkah laku, BB dan TB, tanda-
tanda fital .
Pengkajian persistem:
1) Sistem pernafasan
Pengkajian meliputi hidung , leher dan dada perlu dikaji adanya pembesaran
pemeriksaan dada meliputi pengembangan dada dan perut, suaran nafas dan
jenis pernafasan .
2) Sistem cardiofaskuler
6
3) Sistem percernaan
4) Sistem indra
5) Sistem saraf
Yang perlu dikaji berupa pengkajian kepalah, tulang belakang, gaya berjalan,
7) Sistem entigumen
8) Sistem endokrin
makan, suhu tubuh dan riwayat bekas air seni tidak dikeliligi semut.
9) Sistem perkemihan
Yang perlu dikaji berupa moon face, nyeri tekan pada kandung kemi dan
b. Pemekriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan urid
3) Test diagnostic
7
c. Klasifikasi data
1) Data subjektif
Data yang di peroleh langsung dari pasien dan keluarga mencakup hal-hal
sebagai berikut: pasien mengatakan nyeri pada perut bawah sebelah kanan
2) Data obyektif
Data yang dilihat melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : nyeri
tekan pada perut bawah sebelah kanan, hasil pemeriksaan laborarium dan
dignostik.
3) Analisis data
keperawatan yang bisa muncul pada pasien post operasi apendiktomy adalah:
intervensi.
2) Observasi TTV
8
Rasional: memberikan perasaan nyaman pada klien dan meningkatkan
relaksasi.
infeksi
nyeri
2) Observasi TTV
9
3) Bantu dalam pemenuhan kebutuhan pasien
vaskuler
3) Awasi masukan dan haluaran, catat warna urin atau konsentrasi berat jenis
10
3. Implementasi
Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantranya bahaya-bahaya
tindakan keperawatan mandiri atau yang dikenal dengan independent dan tindakan
2000 )
4. Evaluasi
11
apakah perilaku atau respon klien mencerminkan suatu kemunduran atau
12
B. TINJAUAN UMUM TENTANG APENDISITIS
1. Definisi
penyebab yang jelas setelah obstruksi apendiks oleh feses atau akibat
yang terpuntir, apendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk berkumpul
cacing dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus
Memori yang disebut umbai cacing atau lebih dikenal dengan nama usus buntu,
merupakan kantung kecil yang buntu dan melekat pada sekum, ( kowalak 2011)
2. Etiologi
Apendisitis belum diketahui penyebabnya yang pasti atau spesifik tetapi ada
penyebab terbanyak
13
5) Infeksi kuman dari kolon yang paling sering adalah pada ecoli dan
streptococcus
14
3. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
sekitar 10 cm dan berpangkal pada sebuah sekum . Pada bayi apedik berbantuk
kerucut, lebar pada pangkal dan menyempit ke arah ujung . Kondisi ini menjadi
15
b. Fisiologi
antigen,intestinallainnya.
4. Patofisiologi
apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, benda asing, fekalit, striktur lantaran
penekanan intraluman
adanya edema, diapedesis bakteri dan ulserasi mukosa. Sehingga terjadi apendisitis
akut fokal yang di tandai dengan adanya nyeri epigastrium. Apabila sekresi terus
16
berlanjut, maka tekanan dapat terus meningkat. Hal tersebut dapat menyebabkan
adanya obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri dapat menembus dinding .
menimbulkan adanya rasa nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini disebut
dengan apendisitis supuratif akut Apabila selanjutnya aliran arteri terganggu dapat
terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan adanya ganggren. Stadium ini
disebut sengan apendisitis gangrenosa. Apabila dinding yang rapuh itu pecah ,
maka dapat terjadi apendisitis perforasi. Apabila seluruh proses diatas berjalan
dengan lambat, omentumdan usus yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks
sehingga timbul suatu massa lokal yang biasa disebut infiltrate apendikularis.
Peradangan apendiks tersebut menjadi abses atau menghilang. Pada orang tua
perforasi sangat mudah terjadi lantaran telah ada gangguan pembuluh darah
( Mansjoer, 2012 ).
5. Manifestasi Klinis
b. Demam
c. Mual Muntah
17
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Inspeksi
2. Palpasi
Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan
apabila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan
perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut
tanda Rovsing (Rovsing Sign). Dan apabila tekanan di perut kiri bawah
dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut
pelvika.
panggul kanan atau felksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha
18
c. Hitung darah lengkap
(pecah)
diagnosis apendisitis ( 71 – 97 % ) .
sakuran kemih.
7. Penatalaksanaan Medis
a. Pemeriksaan fisik
intensif
19
8. Komplikasi
a. Perforasi apendiks
b. eritonitis abses : bilah berbentuk abses apendiks maka akan teraba massa
c. Dehidrasi
20
C. TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP DASAR RASA AMAN NYAMAN
NYERI
1. Definisi Nyeri
perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada
setiap orang berbeda dalam hal ini skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang
dialaminya (Tetty,2015)
akibat daari adanya kerusakan atau ancaman jaringan, atau nyeri terjadi hanya
bagi tubuh yaitu nyeri, dimana akan timbul nyeri ketika jaringan mengalami
Definisi diatas diterima sebagai definisi medis yang hanya membatasi nyeri
dalam bentuk keruskan jaringan, namun juga terdadpat nyeri yang tidak
merugikan
21
c) Pola respon dari individu terhadap nyeri digunakan sebagai alat proteksi yang
2. Fistologi Nyeri
nyeri yang dimaksud yaitu : nosiseptor , dimana ujung-ujung saraf yang berbeda
dikulit akan memberikan respon terhadap stimulus yang diterima. Biologis, zat
kimia, panas, listrik serta mekanik merupakan bagian dari beberapa stimulus
implus-implus nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut bermiyelin
Serabut aferen masuk ke dalam spinal ndengan melalui akar dorsal dan sinaps pada
dorsal hurn. Dorsal Hurn ini terdiri dari beberapa lapisan yang saling terkait,
diantaranya berbentuk lapisan dua atau tiga yang berbentuk substansta gelatinosa
dan merupakan jalan / saluran utama implus. Kemudian, implus tersebut melewati
sumsum tulang belakang yang ada pada interneuron dan bersambung dangan jalur
spinal asenden yang paling utama , jalur spinotalamic dan spinoreticular membawa
informasi mengenai sifat daln lokasi nyeri. Terdapat dua jalur meknisme nyeri
sebagai akibat dari proses transmisi nyeri yaitu jalur opiate dan nonopiate .
diaktifkan oleh sistem supresif yang ditransmisikan oleh serabut A. Sedangkan jalur
(Alimul, 2008)
22
3. Klasifikasi Nyeri
Nyeri secara umum dibagi menjadi dua , Yaitu : nyeri akut dan nyeri kronis .
a. Nyeri Acute yaitu nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang
dengan waktu tidak melebihi enam bulan dan ditandai dengan adanya
penegangan otot
b. Nyeri Kronis yaitu nyeri yang timbul secara perlahan – lahan dan berlangsung
lama dan dalam waktu lebih dari enam bulan. Kategori nyeri kronis yaitu nyeri
23
Tabel 2.3
Perbedaan nyeri akut dan nyeri kronis
No Karateristik Nyeri Nyeri Akut Nyeri Kronis
satu situasi ,
1 Pengalaman Satu kejadian
status eksistensi
Tidak diketahui
Sebeb eksternal
atau pengobatan
2 Sumber atau penyakit dari
yang terlalu
dalam
lama
Bisa mendadak,
3 Serangan Mendadak berkembang
dan terselubung
Daerah nyeri
Daerah nyeri tidak
5 Pernyataan nyeri sulit dibedakan
diketahui pasti
intensitasnya
Berlangsung
7 Pola Terbatas
terus
Bertambah
Berkurang setelah
8 Perjalanan parah setelah
beberapa saat
beberapa saat
24
4. Faktor yang mempengaruhi nyeri
yaitu:
a. Usia
Anak yang masih kecil memiliki perbedaan dengan orang dewasa dalam
b. Jenis kelamin
Secara umum, tidak terdapat perbedaan signifikan antara laki-laki dan wanita
dalam persepsi nyeri. Hanya beberapa budaya yang mengajarkan bahwa anak
c. Kebudayaan
mempesepsikan nyeri itu sama. Sebagai contoh, apabilah orang yang sedang
tidak sesuai ini terjadi pada warga meksiko,dimana warga meksiko menangis
d. Makna nyeri
terhadap nyeri.
25
Nyeri yang dirasakan pasien bervariasi,sesuai dengan tingkat
f. Perhatian
Nyeri juga akan dipengaruhi oleh tingkat perhatian. Perhatian yang meningkat
g. Ansietas
nyeri pasien
h. Keletihan
Pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan dengan adanya riwayat nyeri,
keluhan nyeri seperti lokasi, intensitas, kualitas dan waktu serangan terjadinya
26
e) T ( Time ) : lama serangan atau frekuensi nyeri ( Alimul , 2009 )
1) Skala deskriptif verbal yang lebih bersifat objektif, skala ini berupakan sebuah
dalam jarak yang sama sepanjang garis.Pada alat ukur ini, di ururtkan dari
tidak adanya nyeri samapai nyeri paling hebat perawat meminta pada klien
Gambar 2.2
Pengelompokan :
a) Pada skala nyeri 1 – 3 dikategorikan sebagai nyeri ringan ( masih bisa di tahan
aktivitas fisik )
2) Skala numerik, yang digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian kata .dalam
27
nyeri paling hebat. skala ini efektif digunakan sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi terapiotik .
Gambar 2.3
3) Pengukuran yang ke tiga adalah skala analog visual, ini merupakan alat
pengukuran yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus yang berbentuk
garis lurus serta memiliki alat pendeskripsi verbal di setiap ujungnya. Pada skala
Gambar 2.4
Wong – Baker Pain Rating Scale adalah metode pengitungan skala nyeri yang
28
mendeteksi skala nyeri dengan metode ini yaitu dengan melihat ekspresi wajah
Sumber : Wongbakerfaces.org
Dalam pengukuran skala nyeri yang harus di perhatikan perawat yaitu tidk boleh
nyeri klien. Hal ini karena di akibatkan perbedaaan ambang nyeri pada tiap tiap
29
6. Diagnosis keperawatan nyeri
menjelaskan ada dua jenis diagnosis keperawatan utama yang menggambarkan nyeri
pada klien, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Adapun batasan karakteristik pada
e. Laporan nyeri
f. Diaphoresis
g. Perilaku distraksi
Sedangkan diagnose lain yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan nyeri
adalah :
30
1) Ansietas berhubungan dengan nyeri kronis
a) Nyeri musculoskeletal
b) Nyeri insisi
4) Gangguan pola tidur berubungan dengan nyeri yang dirasakan (prasetyo 2010 )
7. Perencanaan keperawatan
Perencanaa yang dibuat oleh klien yang nyeri bertujuan agar klien memenuhi hal – hal
berikut :
a. NOC
1) Pain level
2) Pain control
nafas dalam
b. NIC
1) Pain management
31
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi ,
untuk nyeri skala yang ringan tindakan non farmakologis merupakan tindakan
dapat digunakan tindakan farmakologis. Nyeri yang sedang sampai berat dapa
mengunakan tekni non farmakologis yang merupakan suatu pelengkap yang efektif
di samping utamanya yaitu farmakologis. ( Prasetyo , 2010). Faktor lain yang dapat
menambah nyeri seperti ketidak percahyaan , ketakutan, kelelhan, dan bosan. Pada
1) Menonton TV
3) Mendengarkan music
perlahan dan melemaskan otot-otot tangan dan dilakukan dengan berulang kali
hingga memeperoleh rasa nyaman. Mekanisme relaksasi napas dalam pada sistem
32
pernapasan berupa keadaan inspirasi dan ekspirasi yang dilakukan sebanyak 6-10
kalinpernapasan dan dapat dilakukan setiap hari. Pernapasan ini dapat menyebabkan
stimulus sehingga mampu mnegurangi rasa nyeri. Jenis analgesic yang biasa
digunakan yaitu narkotika dan bukan narkotika. Untuk menurukan tekanan darah
dan depresi fungsi fital seperti respirasi biasanya efek dan jenis narkotika. Obat
obat adjuvan yaitu obat yang bertujuan untuk meningkatkan obat opiate serta
menghilangkan gejala yang timbul dan dapat bertindak sebagai analgesic pada
nyeri. Untuk nyeri dengan skala ringan ( 1-3 pada skala 0-10 ) direkombinasikan
penguna obat non opiet disertai atau tanpa obat adjuvan, WHO
merekombinasikan pengunanaan obat opiet lemah disertai atau tanpa non obat
serta disertai obat adjuvan untuk nyeri pasien yang menetap atau skala meningkat
( 4-6 nyeri skala sedang pada skala 0-10 ). Obat kuat akan diberikan apabila
skala nyeri masih menetap atau bahkan meningkat, non opiet dapat diteruskan
33
sedangkan obat adjuvan perlu dipertimbangkan pengunananya ( AHCPR, 1994 )
9. Evaluasi Keperawatan
perasaan nyeri, intensitas nyeri menurun, respon fisiologis yang baik, serta kemapuan
34
BAB III
Yang menjadi studi kasus dalam penelitian penulisa Karya Tulis Ilmiah adalah
Toraja.
Fokus penulisan karya tulis ilmiah ini adalah pemenuhan kebutuhan rasa aman
dan nyaman nyeri post op apendisitis diruang perawatan Bedah, RS Sinar Kasih
Toraja.
D. Definisi operasional
1.Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, ada rasa
35
E. Instrumen studi kasus
2. Alat tulis
arlogi, penlight)
1. Studi Kepustakaan
2. wawancara
3. studi dokumentasi
36
Yaitu mendapatkan data dari catatan medis untuk melaksanakan
data yang telah diambil dengan cara lain sehingga data yang diperoleh
4. Observasi
mengalami apendisitis.
5. pemeriksaan fisik
apendisitis”
6. Diskusi
Bila ada masalah atau kendala yang didapat dalam melaksanakan asuhan
1. Analisa data
b. penyajian data
Data yang dikaji dalam bentuk narasi dipresentasikan dalam bentuk power
37
I. Etika studi kasus
Toraja untuk ditanda tangani, setelah ada persetujuan dari pasien, baru
2. kerahasian(confidentiality)
3. Tanpa nama(Anonymity)
mencantumkan inisial.
38
BAB IV
A. STUDI KASUS
1. IDENTITAS
b. Identitas
Pekerjaan :Mahasiswa
No.RM :42-58-02
c. Penanggung jawab
Nama :Tn.A
Pekerjaan :Pelajar
Alamat :Sumalu
39
2. RIWAYAT KESEHATAN
5) Aktivitas
kaki sebelah kanan,nyeri ulu hati. Pada tanggal 16 juli 2020, jam 15:00
Pada 17 Juli 2020 jam 08:20 pada saat di kaji klien masih
mengatakan nyeri pada luka bekas operasi dengan skala nyeri 5 sedang
dirasakan pada perut bawah sebelah kanan, nyeri timbul jika klien
Nampak meringis ketika nyeri timbul. Nampak ada luka bekas operasi,
ditutup perban, tidak ada pus, tidak bengkak, luka Nampak bersih dan
mulai mengering.
40
b. Riwayat kesehatan yang lalu
GENOGRAM 3 GENERASI
G.1:
G.2
G.3
41
Kesimpulan:
G.1 : Kedua orang tua dari ayah klien masih hidup dan kedua
usia
3. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
dimilikinya
Pertolongan.
b. Pola kognitif
Klien mengatakan saat ini klien bisa membaca tanpa menggunakan alat
c. Pola Koping
d. Pola Interaksi
42
4. RIWAYAT SPRITUAL
c. Klien mengatakan selalu ada dukungan dari keluarga baik ketika klien
5. PEMERIKSAAN FISIK
Sesuai usianya
b. Tanda-tanda vital
TD:130/80 mmHg
N :74x/menit
S :36,5
P :20x/menit
c. Sistem Pernafasan
1. Hidung
epistaksis
2. Leher
43
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada pembesaran vena
3. Dada
Bentuk dada simetri, kiri dan kanan,gerakan dada normal, suara nafas
d. Sistem cardivasculer
anemis, bibir tidak pucat, arteri carotis teraba kuat, tidak ada
e. Sistem pencernaan
5) Anus :Tidak ada lecet, tidak ada hemoroid, tidak ada nyeri
f. Sistem indra
44
3) Tellinga:Keadaan daun telinga bersih,tidak ada serumen
pendengaran baik
g. Sistem saraf
1. Fungsi serebral
dengan baik
wajah
2. Fungsi cranial
kayu putih
dapat di Gerakan
dahi
Suara Bisikan
45
Nervus X : Tidak ada nyeri menelan
wajah
3. Fungsi motoric
46
i. Sistem Integumen
j. Sistem endokrin
k. Sistem Perkemihan
tubuh
l. Sistem Reproduksi
m. Sitem imun
47
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
NILAI MC
MCU 96,9 80-100 Fl
MCH 32 26-34 Pg
MCHC 33,1 32-36 Pg
48
C. TERAPI SAAT INI
49
KLASIFIKASI DATA
(CP.1A)
NO.RM :42-58-02
50
ANALISA DATA
( CP.1B)
NO.RM :42-58-02
51
Nyeri
Pembatasan
gerak
Sekunder terhadap
nyeri
Intoleransi
aktivitas
52
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(CP.2)
NO.RM :42-58-02
2. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
16 juli 2020 18 juli 2020
pembatasan gerak sekunder
terhadap nyeri
53
INTERVENSI KEPERAWATAN
(CP.3)
NO.RM :42-58-02
54
mmHg mengel reraksasi
N :74x/ uh
menit nyeri 4. Untuk
S :36,5ºc 4. Anjurkan menguran
P :20x/ teknik gi rasa
menit relaksasi nyeri dan
nafas dalam meningka
pada saat tkan
nyeri timbul relaksasi
5. Dapat
5. Ciptakan memberi
lingkungan kan
yang tenang kenyama
nan untuk
klien
beristirah
at
6. Analgetik
akan
6. Kolaborasi
menguran
pemberian
gi rasa
analgetik
nyeri
55
melakukan dengan kriteria ui
banyak aktivitas hasil: keadaan
karena nyeri yang 1. Klien umum
di rasakan dapat klien
DO: melaku 3. Bantu dalam 3. Untuk
- Nampak kan pemenuhan membant
klien tidak aktivita kebutuhan u
banyak s secara klien memenuh
melakuka mandiri i
n aktivitas 2. Terpen kebutuha
secara uhinya n klien
mandiri kebutu 4. Libatkan 4. Kebutuha
- Nampak han keluarga n klien
sebagian klien dalam dapat
aktivitas pemenuhan terpenuhi
di bantu kebutuhan
oleh klien
keluarga
56
luka kemerahan,ada infeksi uan klien
operasi nya tentang
- Nampak pembengkakan adanya
luka , perubahan tanda-
ditutup fungsi dan tanda
perban menyebabkan infeksi
- Tidak ada organ lain 4. Anjurkan 4. Mencega
pus terganggu klien untuk h
- Tidak tidak timbulny
bengkak membasahi a infeksi
- Luka daerah luka
tampak operasi
ai pemberian c untuk
57
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
(CP.4&5)
NO.RM :42-58-02
58
saat nyeri timbul mulai rileks
Hasil : 3. TTV:TD:11
Klien dapat melakukan 0/70
teknik relaksasi nafas N:74x/m
dalam dengan cara menarik enit
nafas dalam melalui hidung S :
tahan 2-3 detik, kemudian 36,5ºc
hembuskan perlahan P :
melalui mulut 20x/menit
10:30 5. Menciptakan lingkungan A: Nyeri
yang tenang P: Lanjutkan
Hasil :Nampak klien intervensi
nyaman dengan lingkungan 1. Kaji tingkat
yang tenang nyeri,lokasi
12:00 6. Kolaborasi dalam dan
pemberian analgetik karakteristik
Hasil :-Santagesik 1 2. Observasi
amp/12jam/Iv TTV
3. Berikan
posisi
nyaman
4. Ajarkan
teknik
relaksasi
nafas dalam
pada saat
nyeri timbul
5. Ciptakan
lingkungan
yang tenang
6. Kolaborasi
dalam
pemberian
59
analgetik
60
aktivitas
P: Lanjutkan
intervensi
1. Kaji
kemampuan
klien dalam
melakukan
aktivitas
2. Observasi
TTV
3. Bantu dalam
pemenuhan
kebutuhan
klien
4. Libatkan
keluarga
dalam
memenuhi
kebutuhan
klien
- Tidak bengkak
- Luka nampak bersih, mulai O:
mongering - Nampak
09:00 2. Mencuci tangan sebelum adanya luka
tindakan operasi
61
tindakan cuci tangan 6 luka di tutup
langkah sebelum dan perban
sesudah melakukan - Tidak pus
tindakan - Tidak
bengkak
09:15 3. Menjelaskan kepada klien - Luka
tentang tanda-tanda infeksi nampak
Hasil: klien bersih,
mengerti/memahami mulai
tentang tanda-tanda infeksi mengering
yang dijelaskan
Tanda-tanda infeksi pada A: Resiko infeksi
luka: Adanya
peradangan/panas pada P:lanjutkan
kulit, adanya rasa sakit, intervensi
adanya kemerahan, adanya 1. Kaji
pembengkakan, perubahan keadaan
fungsi dan menyebabkan luka
organ lain terganggu 2. Cuci tangan
10:15 4. Menganjurkan klien untuk sebelum dan
tidak membasahi daerah sesudah
luka operasi melakukan
Hasil:Nampak klien dapat tindakan
memahami dan tidak 3. Jelaskan
membasahi daerah luka pada klien
operasi tentang
12:00 5. Kolaborasi dalam tanda-tanda
pemberian antibiotic infeksi
Hasil:-cefadroxil 1gram 4. Anjurkan
2x1 oral klien untuk
tidak
membasahi
daerah luka
62
operasi
5. Kolaborasi
dalam
pemberian
antibiotic
63
2-3 detik kemudian P:Hentikan
hembuskan secara perlahan intervensi
melalui mulut
10:55 5. Menciptakan lingkungan
yang tenang
Hasil: Nampak klien nyaman
dengan lingkungan yang
tenang
12;00 6. Kaborasi dalam pemberian
analgetik
Hasil:Santagesik 1
amp/12 jam/Iv
64
dapat memenuhi kebutuhan S :36,5ºc
klien P :20x/menit
- Nampak klien
telah dapat
melakukan
kebutuhan
secara
mandiri
A:Masalah teratasi
P:Hentikan
intervensi
65
Tanda-tanda infeksi pada mongering
luka:Adanya
peradangan/panas pada kulit, A:Masalah teratasi
adanya rasa sakit,adanya
kemerahan, adanya P;Hentikan
pembengkakan, perubahan intervensi
fungsi dan menyebabkan
organ lain terganggu
11:30 4. Menganjurkan klien untuk
tidak membasahi daerah luka
bekas operasi
Hasil: Nampak klien dapat
memahami dan tidak
membasahi daerah luka
bekas operasi
12:00 5. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic
Hasil:cefadroxil 1gram/2x1
oral
66
RESUME KEPERAWATAN
(CP.6)
2. Mengobservasi TTV
67
14. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan klien
C. Evaluasi
terhadap nyeri
berserat
b) Minum obat secara teratur dan tepat waktu sesuai dengan anjuran dokter
68
B.PEMBAHASAN
keperawatan,intervensi,implementasi,evaluasi
1. Pengkajian
Data yang lazim ditemukan pada pada penderita apendisitis meliputi nyeri
pada kuadran kanan bawah, sifat: nyeri tekan lepas, demam,mual munath,
spasme otot abdomen: tungkai sulit sulit diluruskan, konstipasi atau diare,
Pada kasus Tn.H, data yang ditemukan adalah nyeri pada luka bekas operasi
pada perut bawah sebelah kanan, adanya luka bekas operasi, ditutup perban,
tidak ada pus, tidak bengkak, luka nampak bersih dan mulai mongering.
di temukan lagi pada klien karena telah mengalami operasi, sedangkan data
2. Diagnosa keperawatan
Pasca operatif
apendiktomy)
69
c. Resiko infeksi berhungan dengan tindakan invasive, insisi post
pembedahan
terhadap nyeri
Diagnosa ini tidak ditegakkan oleh penulis karena keadaan karena klien atau
3. Perencanaan
Dalam perencanaan dari 3 diagnosa yang di rumuskan oleh penulis pada klien
ada kesenjangan karena dalam teori sesuai yang terjadi pada Tn.H
terhadap nyeri, tidak ada kesenjangan karena dalam teori sesuai yang
70
nyerinya skala yang ringan tindakan non farmakologis merupakan
a) Menonton tv
c) Mendengarkan music
71
4. Pelaksanaan
Pada tahap ini seluruh rencana keperawatan yang telah disusun oleh
bedah.Hal ini dapat terlaksana oleh karena adanya kerja sama penulis dengan
tim perawat diruangan serta anggota tim kesehatan lain yang ada dirumah
sakit.
Selain itu keterlibatan klien dan keluarga secara aktif mulai dari
5. Evaluasi
kesehatan di rumah sakit serta partisipasi aktif klien dan keluarga dalam
72
BAB V
PENUTUP
keperawatan pada klien Tn.H dengan diadnosa medis post operasi Apendisitis di
Ruang Bedah RS Sinar Kasih Toraja yang telah dilaksanakan pada tanggal 16
sampai 18 Mei 2020 penulis mendapatkan beberapa kesimpulan dan saran sebagai
berikut:
A. Kesimpulan
operasi apendisitis, didapatkan data klien mengeluh nyeri pada bekas luka
operasi
muncul pada klien Tn.H diruang perawatan Bedah RS Sinar Kasih Toraja
nyeri sesuai dengan prioritas masalah dengan tujuan agar nyeri berkurang
2020 adalah hasil evaluasi SOAP yang hasil akhirnya adalah subjectif
73
6. Analisis Kesenjangan antara teori dan kasus yang didapatkan di diagnosa
tanda keluhan.
B. Saran
perawatan Bedah RS Sinar Kasih Toraja dari tanggal 16-18 juli 2020 dan
3. Bagi masyarakat
74
Agar masyarakat menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan pola
5. Bagi penulis
topic yang terkait dalam lingkup yang lebih luas dengan metode asuhan
75
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2010). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah q Volume 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
76