Oleh :
DALAN MARULI TAMPUBOLON
NIM. 1420018
Oleh :
DALAN MARULI TAMPUBOLON
NIM. 1420018
i
SURAT PERNYATAAN
bahwa karya tulis ini saya susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan
Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes
NIM. 1420018
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Nim : 142.0018
menyetujui bahwa karya tulis ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagian
Pembimbing
Dwi Supriyanti,S.Pd.,S.Kep.,Ns.,MM
NIP. 04.007
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah dari :
Nama : DALAN MARULI TAMPUBOLON
Nim : 142.0018
Program studi : D-III KEPERAWATAN
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Ny.D Dengan Diagnosa
Medis CKD (Cronic Kidney Disease) + Anemis +
Dypsnea di Ruang B1 Rumkital Dr.Ramelan
Surabaya.
Dan dinyatakan Lulus dan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar AHLI MADYA KEPERAWATAN pada prodi D-III
Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya.
Mengetahui
Stikes hang tuah Surabaya
Ka Prodi D-III Keperawatan
Dya Sustrami,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIP. 03007
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
3. Better to feel how hard education is at this time rather than fell the
(LDMTB17)
PERSEMBAHAN
Puji Tuhan atas segala pertolongan-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis
segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar yang tak
2. Seluruh Civitas Stikes Hang Tuah Surabaya mulai dari Ketua dan seluruh
v
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmad dan
hidayah Nya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
hanya karena kemampuan penulis, tetapi banyak ditentukan oleh bantuan berbagai
pihak, yang telah dengan ikhlas membantu penulis demi terselesainya penulisan,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
Kepala Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, yang telah memberikan ijin dan
bahan praktek untuk penyusunan karya tulis dan selama kami berada di
Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada kami
vi
4. Dwi Supriyanti, S.Pd,S.Kep.,Ns.,MM, selaku Pembimbing, yang dengan
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta perhatian dalam
6. Bapak dan Ibu Dosen Stikes Hang Tuah Surabaya, yang telah memberikan
bekal bagi penulis untuk materi-materi kuliah yang penuh nilai dan makna
dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini, juga kepada seluruh
yang telah memberikan dorongan semangat sehingga karya tulis ilmiah ini
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya penulis hanya bisa berdoa semoga Tuhan membalas amal baik
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesainya karya tulis
ilmiah ini.
vii
Selanjutnya, Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik
karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2.1.3. Manifestasi Klinis ...................................................................12
x
BAB 5 PENUTUP..............................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
cairan atau darah kotor. Apabila salah satu ginjal mengalami kerusakan atau
tidak berfungsi dengan baik maka seseorang tersebut akan mengalami gagal
ginjal. Gagal ginjal (renal atau kidney failure) yaitu ginjal kehilangan
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik dan
ginjal kronik akibat dari diabetes yaitu sekitra 35% dan untuk penderita
gagal ginjal kronik akibat hipertensi sekitar 20%. Hal ini menunjukkan
1
2
Indonesia untuk jumlah penderita gagal ginjal kronik mencapai 150 ribu
pasien dengan total pasien 21% berusia 15-34 tahun, 49% berusia 35-55
tahun, dan 30% berusia 56 tahun. Seseorang yang terkena gagal ginjal
bulan Mei 2017 berkisar 13% dari terhitung jumlah diagnosa yang lain.Hasil
observasi peneliti dalam kurun waktu bulan Maret 2017 sampai dengan Mei
penurunan 10% sebanyak 7 penderita CKD dan pada bulan mei mengalami
kenaikan 75% sebanyak 19 penderita CKD atau 20% dari total penderita
dari suatu penyakit akut hingga akhirnya merusak alat-alat yang terdapat di
dalam ginjal inilah yang disebut CKD (Sholeh, 2012). Penyebab awalnya
bisa dari dehidrasi (kurang minum) yang membuat tubuh rawan kena infeksi
Walaupun infeksi saluran kemih ini diterapi dengan antibiotika, namun ada
3
dipicu oleh perubahan gaya hidup yang kurang bergerak, pola makan yang
tinggi lemak dan karbohidrat, dan lingkungan sekitar yang tidak baik.
Gejala awal gagal ginjal sering tidak terasa namun semakin lama
fungsi ginjal sudah menurun sampai tingkat parah yang tidak dapat
makan pasien, pemasukan natrium dan kalium melalui makan harus di beri
batasan sampai batas minimal. Jumlah cairan yang di minum juga harus
stadium akhir adalah dengan dialysis dan transplantasi ginjal. Dialisis dapat
pembatasan aktivitas dan terapi obat-obatan yang dapat diberikan yaitu obat
spiritual. Oleh sebab itu, pasien CKD perlu dilakukan asuhan keperawatan
dengan tepat dan untuk pasien CKD sangat penting terapi gagal ginjal bagi
1.3. Tujuan
Surabaya.
Ramelan Surabaya.
Surabaya.
1.4. Manfaat
memberi manfaat :
1. Akademis
2. Secara praktis
a. Bagi penulis
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
keperawatan CKD.
1. Metode
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan
3. Sumber Data
sebagai berikut :
a. Data Primer
langsung.
b. Data Sekunder
kesehatan lain.
4. Studi Kepustakaan
Majalah antara lain: Syifudin 2009, Price & Wilson 2006, Nic Noc
memahami studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
2. Bagaian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari
studi kasus.
evaluasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara definisi, gagal ginjal kronis disebut juga sebagai Chronic Kidney
Disease (CKD). Perbedaan kata kronis disini disbanding dengan akut adalah
3 bulan) dengan:
ml/menit/1,73 m2
Berdasarkan analisa definisi diatas, jelas bahwa gagal ginjal yang kronis
perlu diketahui klasifikasi dari derajat gagal ginjal kronis untuk mengetahui
tingkat prognosanya.
9
10
2. Stadium ke-2 terjadi penurunan fungsi ginjal dan terdapat temuan lain
3. Stadium ke-3 terjadi penurunan sedang pada fungsi ginjal dan GFR pada
4. Stadium ke-4 penurunan fungsi ginjal secara berat dan nilai GFR pada
5. Stadium ke-5 fungsi ginjal mengalami gagal ginjal dan nilai GFR pada
angaka <15 ml/menit/1,73m2 LFG < 15% gejala komplikasi serius, perlu
2.1.2. Etiologi
Selain itu, ada beberapa penyebab lainnya dari gagal ginjal kronis,
yaitu (Robinson,2013) :
dinding arteri.
renalis).
sklerosis sistemik).
7. Nefropati toksik.
Berikut ini adalah tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh gagal ginjal
2. Kardiovaskuler
3. Respiratory System
4. Gastrointestinal
duodenal, lesi pada usus halus/ usus besar, colitis, dan pankreatitis.
dan vorniting.
14
5. Integument
6. Neurologis
gatal pada lengan dan kaki. Selain itu, juga adanya kram pada otot
7. Endokrin
metabolism karbohidrat.
8. Hematopoitiec
petechiae)
9. Musculoskeletal
2.1.4. Patofisiologi
Pada gagal ginjal kronis, fungsi ginjal menurun secara drastic yang
berasal dari nefron. Insifisiensi dari ginjal tersebut sekitar 20% sampai
cairan dan elektrolit pun terganggu. Pada hakikatnya tanda dan gejala
gagal ginjal kronis hamper sama dengan gagal ginjal akut, namun
2.1.5. Pemeriksaan
1. Biokimiawi
2. Urinalisis
parenkim ginjal.
3. Ultrasonografi ginjal
obstruksi atau jringan parut pada ginjal. Selain itu, ukuran dari
2.1.6. Penatalaksanaan
hidup klien. Oleh karena itu, beberapa hal yang harus diperhatikan
2013):
dialysis.
itu, status hidrasi bisa dilihat dari keringat berlebih pada aksila,
urine 24 jam.
antihipertensi.
19
10. Jaga kondisi septik dan aseptic setiap prosedur perawatan (pada
kejang.
transplantasi ginjal.
2.1.7. Komplikasi
kronis adalah :
1. Penyakit tulang
2. Penyakit kardiovaskuler
ventrikel kiri)
3. Anemia
dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal yaitu
21
bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb < 12 g/dL
4. Disfungsi seksual
Pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan Utama
gangguan nutrisi.
saat sakit.
6. Riwayat Psikososial
fluktuatif
8. Sistem Pernapasan
9. System Hematologi
output)
26
Batasan Karakteristik
- Gangguan elektrolit
- Anasarka
- Ansietas
- Azoternia
- Dyspnea
- Edema
- Perubahan BJ urine
- Bunyi jantung S3
metabolic.
Batasan Karakteristik :
- Menghindari makanan
- Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal atau
- Kerapuhan kapiler
- Diare
- Steatore
- Faktor psikologis
Batasan Karakteristik :
- Perubahan turgor
- Penurunan sirkulasi
Batasan Kaerakteristik :
- Perilaku hiperbola
apatis)
- Pengungkapan masalah
- Keterbatasan kognitif
- Kurang pajanan
2.1.10. Intervensi
NIC NOC) :
akan :
Kriteria Hasil :
baik
Aktifitas Keperawatan :
klien
kesukaan klien
klien
kenyamanan
kontraindikasi)
Aktifitas Keperawatan :
perhari
perhari
anjuran/diet)
proses pencernaan
dikonsumsi klien
makanan/cairan
33
klien
- Bantu klien dalam mereposisi tubuh yang nyaman saat akan makan
Aktifitas Keperawatan :
- Yakinkan alat bantu makan klien dalam kondisi baik untuk membantu
penurunan sirkulasi
akan :
34
Kriteria Hasil
baik
Aktifitas Keperawatan :
Aktivitas Keperawatan :
tanda infeksi)
akan :
Sangat Baik)
Kriteria Hasil:
dan istirahat
terapeutik
penyakitnya
37
Aktifitas Keperawatan :
seputar penyakitnya
setiap tindakan
Aktifitas Keperawatan
dilakukan
- Informasi kepada klien tentang lama (waktu) serta cara tindakan akan
dilakukan
berlangsung
Glomerulonefritis
Infeksi Kronis
Kelainan Kongenital
Nephrolithiasis
Definisi Energi
Informasi Inadekuat
Sel Infiltrasi
Ansietas
Intoleran Kerusakan
Aktifitas Jaringan Kulit
Stress Ulcer
TINJAUAN KASUS
menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 29 Mei 2017 sampai
dengan 31 Mei 2017 dengan data pengkajian pada tanggal 29 Mei 2017 pukul
09.00 WIB. Anamnesa di peroleh dari pasien, keluarga pasien dan file
3.1. PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas
Pasien adalah seorang wanita bernama Ny “D” usia 52 tahun, bahasa yang
sering digunakan adalah bahasa Jawa dan Indonesia, pasien adalah seorang
ibu rumah tangga, pasien sudah menikah. Pasien tinggal di daerah Sidoarjo,
dengan menggunakan BPJS. Pasien MRS tanggal 27 Mei 2017 pukul 10.00
WIB dan dilakukan pengkajian tanggal 29 Mei 2017 pada pukul 09.00
WIB.
1. Keluhan utama
40
41
Pada hari Sabtu tanggal 27 mei 2017 pukul 06.00 WIB pasien merasa sesak
kendaraan pribadi lalu pada pukul 07.00 WIB pasien sampai di puskesmas
pukul 13.15 WIB Ny. D bersama suaminya tiba di IGD RSAL Dr. Ramelan
mengeluh sesak nafas lalu diberi oksigen nasal kanul 4 lpm dan hasil dari
tangan kanan lalu pada pukul 16.00 WIB pasien dipindahkan ke ruang
dan pasien pernah dirawat dengan keluhan yang sama di RSUD Sidoarjo
Gambar 3.1
Genogram
5
2
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
= Tinggal serumah
5. Riwayat alergi
1. Keadaan umum
observasi pasien tekanan darah: 130/90 mmHg, nadi: 96x/mnt, suhu: 36°C,
RR: 24 x/mnt, tinggi badan pasien: 150 cm, BB sebelum masuk rumah
pergerakan dada simetris, tidak terdapat otot bantu nafas tambahan ,irama
nafas pasien reguler, pasien mengeluh sesak nafas, pasien tidak batuk,
43
sonor. Pada pemeriksaan palpasi tidak ada nyeri tekan pada dada.
terdapat sianosis. Pada pemeriksaan palpasi, Ictus cordis teraba pada ICS
ke 4-5 mid clavicula sinistra, tidak terdapat nyeri dada, irama jantung
reguler, CRT <2 dtk , akral teraba hangat, kering, dan merah. Pada
kejang. Refleks fisiologi : bisep +/+, trisep +/+, patella +/+, Refleks
patologis : babinski -/-, kaku kuduk -/-, chaddock -/-, kernik -/, laseque -/-,
membedakan antara bau makanan dan obat, Nervus cranial II pasien dapat
melihat lapang pandang secara normal, Nervus cranial III pasien mampu
Nervus cranial VII otot wajah pasien simetris tidak ada masalah, Nervus
menelan dengan baik, Nervus cranial XI bahu pasien simetris tidak ada
masalah, Nervus cranial XII pasien dapat membedakan rasa pahit dan
manis.
terdapat distensi urin pada kandung kemih, tidak ada nyeri tekan, eliminasi
urin SMRS frekuensi 3x/hari, eliminasi urin setelah MRS frekuensi 3x/
hari, jumlah kurang lebih 660 cc/24 jam, warna kuning keruh, Pada
minum 600 cc/24 jam, infuse 1500cc/24 jam, output urine : 660 cc/24
jam, IWL 15x52/24 jam= 780 cc/24 jam balance cairan (600 + 1500 )-
turgor kulit menurun, tidak ada suara krepitasi, tidak ada deformitas
3. Melawan gravitasi
5. Normal
8. Sistem Integumen
Pada inspeksi warna kulit tidak ikterik, kulit kepala tidak ada benjolan,
tidak terdapat lesi pada punggung pasien, tidak berbau, akral hangat,
turgor kulit pada tangan kurang elastis. Pada ekstremitas pasien saat di
9. Sistem Penginderaan
benjolan atau lesi warna rambut hitam, bersih dan rapi, pada pemeriksaan
ikterus (+/+), gerak mata normal, pupil isokor, refleks cahaya (+/+).
polip dan tidak ada gangguan , tidak ada sekret atau lendir.
Lidah : Lidah bersih uvula terdapat di tengah, tidak ada kesulitan telan,
Lidah: mukosa mulut pasien lembab, lidah tidak kotor berwarna merah
Pasien berjenis kelamin perempuan, tidak ada gangguan dan pasien sudah
sakitnya).
b. Kebersihan Diri
sakit pasien mandi dengan 2x/hari, pasien belum keramas selama masuk
rumah sakit, pasien ganti pakaian sebanyak 2x/hari, pasien menyikat gigi
mandiri.
c. Aktivitas
d. Rekreasi
e. Berolahraga
berjalan-jalan.
Sebelum masuk rumah sakit pasien istirahat tidur dari jam 21.00-04.00, jam
tidur siang dari jam 12.00-13.00, jumlah jam tidur pasien sebelum masuk
rumah sakit 8 jam, selama masuk rumah sakit pasien tidur malam dari jam
21.00-04.00, jam tidur siang dari jam 13.00-14.00, jumlah jam tidur pasien
selama masuk rumah sakit 8 jam, kualitas tidur pasien baik, tidak ada
masalah dalam istirahat tidur pasien, tidak ada penyebab masalah tidur
pasien.
a. Pola Makan
Sebelum sakit pasien makan 4x/ hari terdiri dari nasi, lauk pauk, sayuran
pasien makan 3x/ hari terdiri dari nasi tim, lauk, sayuran dengan jenis dan
pasien hanya menghabiskan 1/2 porsi makan yang di sajikan, diit dari RS
kebutuhan tubuh
b. Pola Minum
Sebelum sakit pasien minum 600 cc/24 jam hari jenis air putih. Di rumah
5. Pola Eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB dengan frekuensi 1x/ hari konsistensi lembek
440cc/24 jam berwarna kuning. Di rumah sakit pasien BAK dalam jumlah
a. Ideal diri : pasien mengatakan bahwa dirinya ingin sembuh dan segera
pulang dan berkumpul dengan keluarganya
b. Gambaran diri : pasien tampak memperhatikan penampilannya dan
menerima keadaannya
c. Peran diri : pasien sebagai Ibu rumah tangga
d. Harga diri : pasien merasa bersyukur karena mendapat dukungan dari
keluarga
e. Identitas diri : pasien menyebutkan identitas dirinya dengan baik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Pola Seksual-Reproduktif
9. Pola Peran-Hubungan
lingkungan sekitar baik dan juga selama dirumah sakit, hubungan pasien
dengan pasien lain dan perawat baik. Pasien cepat berinteraksi dengan
lingkungannya.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Terapi
Tabel 3.3 Terapi obat Ny. W dengan diagnosa medis CKD
masuk
Rencana Keperawatan
Tabel 3.3 Rencana keperawatan
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. BB normal dengan 1. Tentukan motivasi pasien untuk 1. Untuk membantu pasien dalam
nutrisi b/d anoreksia tindakan keperawatan IMT BB (Kg) memenuhi kebutuhan nutrisi pemenuhan nutrisi
selama 1x24 jam TB² (m) 2. Berikan informari yang tepat tentang 2. Untuk edukasi bagi pasien
diharapkan 2. pasien tidak mual kebutuhan nutrisi dan bagaimana pemenuhan nutrisinya
memperlihatkan status atau muntah. memenuhinya 3. Untuk memberikan gizi sesuai
nutrisi yang lebih baik 3. Nafsu makan 3. Tentukan dengan melakukan dengan kebutuhan pasien
meningkat. kolaborasi bersama ahli gizi yang 4. Untuk membantu pasien dalam
4. Hasil Laboratorium dibutuhkan untuk memenuhi pemenuhan nutrisi
normal HGB 10,0 kebutuhan nutrisi
g/dl (11,0-16,0) 4. Berikan pasien minuman dan kudapan
5. Pasien tidak lemah, bergizi, tinggi protein, tinggi kalori
turgor kulit normal, yang siap dikonsumsi
conjungtiva tidak
pucat.
60
P : Hentikan intervensi
1, 2, 3 13.00 Mengobservasi TTV : LDMT
TD : 130/80 mmHg Dx.3
Nadi : 92 X/menit
Suhu :360C S : Pasien mengatakan masih tidak
RR : 20 X/menit nafsu makan
SPO2 : 97%
GCS : 456 O : Pasien tampak lemah
Pasien makan habis ½ porsi
2 13.30 Melepas kasal kanul LDMT
Mukosa bibir lembab
1, 2, 3 14.00 Melakukan timbang terima dengan LDMT
dinas siang.
A : Masalah teratasi sebagian
1, 2, 3 16.00 Mengobservasi TTV : LDMT
TD :120/80 mmHg P : Lanjutkan intervensi
Nadi : 84 X/menit
Suhu : 36,50C
RR : 21 X/menit
SPO2 : 98%
GCS : 456
Mengobservasi TTV :
1, 2, 3 20.00 TD :130/80 mmHg LDMT
Nadi : 90 X/menit
Suhu : 36,20C
RR : 20 X/menit
SPO2 : 98%
GCS : 456
Mengobservasi TTV :
1, 2, 3 05.00 TD :130/70 mmHg LDMT
Nadi : 94 X/menit
Suhu : 360C
RR : 20 X/menit
SPO2 : 98%
GCS : 456
67
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang intepretasi dari hasil studi kasus.
Intepretasi hasil kajian dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dan tinjauan
pustaka berdasarkan kasus dan kenyataan di lapangan. Dalam pembahasan ini penulis
akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease
4.1 Pengkajian
penyakit yang ditandai dengan : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental,
berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi, anoreksia, mual disertai muntah,
nafas dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, oedema yang
disertai lekukan, pruritis mungkin ada tapi mungkin juga sangat parah. Sedangkan
pada tinjauan kasus didapatkan tanda seperti pasien mengeluh sesak nafas, mual
penulis telah mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu untuk
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sehingga pasien dan keluarga terbuka
dan mengerti serta kooperatif. Berdasarkan Andra & Yessie, yaitu pada keluhan
68
69
utama pada tinjauan pustaka menurut Muttaqin (2011) keluhan utama pasien yang di
dapat biasanya bervariasi, mulai dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK,
gelisah, tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah,
nafas berbau (ureum), dan gatal pada kulit, dypsnea. Pada tinjauan kasus awal gejala
yang dirasakan yaitu pasien mengeluhkan sesak nafas, urine output pasien sedikit
sekitar 440cc/24 jam masuk pada keluhan tambahan pasien, pasien juga mengalami
mual muntah.menurut saya apa yang ada dalam teori sesuai dengan apa yang kami
Pada tekanan darah pasien dengan CKD menurut tinjauan pustaka biasanya
terdapat riwayat penyakit hipertensi dan pada tinjauan kasus pasien mengatakan tidak
mempunyai riwayat hipertensi namun pada hasil pemeriksaan TTV pada IGD
didapatkan tekanan darah pasien 162/94 mmHg.Menurut saya yang ada dalam teori
seharusnya sesuai dengan hasil pengkajian pada pasien karena pasien memiliki
didapatkan hasil laboratorium yang meningkat pada penderita CKD yaitu pada hasil
laboratorium BUN dan Kreatinin. Pada tinjauan kasus untuk pasien ini terdapat hasil
laboratorium yaitu didapatkan BUN dan Kreatinin yang meningkat yaitu BUN : 81,2
mg/dl dengan hasil normal 10-24, Kreatinin : 10,7 mg/dl dengan hasil normal 0,5-1,5
karena pada penderita CKD terjadi penurunan fungsi ginjal dalam mengabsorbsi
kegagalan prerenal atau gagal ginjal dan peningkatan Kreatinin merupakan indikasi
70
bahwa 50% nefron ginjal mengalami kerusakan.Menurut saya hasil yang kami
dapatkan pada pasien sesuai dengan teori mengenai peningkatan BUN dan Kreatin
Analisa data pada tinjauan pustaka hanya menguraikan teori saja sedangkan
pada kasus nyata disesuaikan dengan keluhan yang dialami pasien karena penulis
keperawatan. Diagnosa keperawatan yang ada pada teori ada lima yaitu :
Hal ini disebabkan setelah dibalance cairan ditemukan hasil bahwa kebutuhan
cairan pasien berlebih karena pada pasien dengan gagal ginjal kronis terjadi
Bila diagnosa ini tidak diambil maka volume cairan pasien akan terus berlebih
yang bisa mengarah ke komplikasi lebih lanjut yaitu edema paru yang
Hal ini disebabkan pasien mengeluh sesak nafas dan terpasang O2 nasal 4 lpm
karena pada pasien dengan gagal ginjal kronis beban jantungnya meningkat
Bila diagnosa ini tidak diambil maka pasien akan kesulitan bernafas dan
anoreksia
Hal ini disebabkan karena pasien mengeluh mual dan muntah berupa cairan
Bila diagnosa ini tidak diambil maka pasien akan mengalami kekurangan
Sedangkan diagnosa pada tinjauan pustaka yang tidak muncul pada kasus nyata yaitu
Pada diagnosa kerusakan integritas kulit tidak muncul karena pasien tidak
informasi tentang penyakitnya sangat jelas dari dokter dan perawat yang merawatnya
diruangan.
4.3 Perencanaan
Pada perumusan tujuan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada
Dalam tujuan pada tinjauan kasus dicantumkan kriteria waktu karena pada
kasus nyata keadaan pasien secara langsung. Intervensi diagnose keperawatan yang
73
ditampilkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan namun
masing-masing intervensi tetap mengacu pada sasaran, dara dan kriteria hasil yang
telah ditetapkan.
regulasi, kelebihan asupan cairan, kelebihan asupan natrium pada tinjauan pustaka,
perubahan kelebihan cairan tidak terjadi dengan Kriteria Hasil : Tanda-tanda vital
menunjukkan keluaran urine normal 1/2kg/BB/24 jam, tidak ada edema, hasil
awasi tanda-tanda vital pasien, kaji kulit wajah area edema, derajat edema, auskultasi
paru dan bunyi jantung, batasi cairan sesuai dengan indikasi. Sedangkan pada
tinjauan kasus tujuan tercapai masalah keperawatan dengan batas waktu 1x24 jam
dengan kriteria hasil tanda-tanda vital pasien normal nadi 60x-100x/menit, RR 16-
1/2kg/BB/24 jam, tidak ada edema, hasil laboratorium normal BUN 10,0-24,0 mg/dl,
kreatinin 0,5-1,5 mg/dl. Dan intervensi catat pemasukan dan pengeluaran diet, awasi
tanda-tanda vital pasien, kaji kulit wajah area edema, derajat edema, auskultasi paru
dan bunti jantung, batasi cairan sesuai dengan indikasi dan berikan hasil kolaborasi
akan berkurang. Menurut saya hal ini perlu dilakukan untuk mempercepat proses
74
tinjauan pustaka. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pola nafas efektif dengan kriteria hasil : tanda-tanda vital normal nadi
mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas bersih, tidak ada sianosis, tidak ada
dyspnea. Intervensi yang dilakukan adalah auskultasi bunyi nafas, ajarkan pasien
melakukan batuk efektif, atur posisi pasien senyaman mungkin, batasi pasien dalam
melakukan aktivitas, kolaborasi pemberian obat anti sesak dan terapi oksigen.
Sedangkan pada tinjuaan kasus tujuan tercapai masalah keperawatan dengan batas
waktu 1x24 jam dengan kriteria hasil tanda-tanda vital normal nadi 60x-100x/menit,
RR 16-24x/menit, suhu 36,5-37,50C, tidak terdapat otot bantu nafas, suara nafas
vesikuler, irama nafas regulerm tidak ada suara nafas tambahan. Dan intervensi kaji
status nafas, beri posisi semifowler, pemberian hasil kolaborasi terapi O2 akan
meningkatkan saturasi okdigen dalam tubuh pasien. Menurut saya hal ini perlu
faktor psikologis. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
Intervensi yang dilakukan kaji status nutrisi klien, monitoring asupan cairan dan
makanan serta hitung intake kalori perhari, rencanakan pemberian obat untuk
mengatasi gejala yang mengganggu nafsu makan (nyeri, mual muntah), sajikan
makanan dengan menarik dan suhu hangat. Sedangkan pada tinjauan kasus tujuan
tercapai masalah keperawatan dengan batas waktu 1x24 jam dengan kriteria hasil
makanan tanpa adanya gangguan, tidak ada gangguan selama proses makan
(mual/muntah). Dan kaji status nutrisi klien, monitoring asupan cairan dan makanan
serta hitung intake kalori perhari, rencanakan pemberian obat untuk mengatasi gejala
yang mengganggu nafsu makan (nyeri, mual muntah). Rencana keperawatan tersebut
dilakukan karena dapat meningkatkan asupan nutrisi pasien dan mempercepat tahap
4.4 Pelaksanaan
hasil ditentukan dari intervesi yang di pilih, berfokus pada tindakan yang paling tepat
76
untuk mengatasi masalah / kebutuhan secara efektif. Sedangkan pada kasus nyata
pelaksanaan telah disusun dan direalisasikan pada pasien dan ada pendokumentasian
terintegrasi untuk pelaksana diagnose pada kasus tidak semua sama pada tinjauan
pustaka, hal itu karena disesuaikan dengan keadaan pasien yang sebenarnya.
Adapun hambatan penulis yang dihadapi antara lain penulis tidak bisa
mengawasi pasien selama 24 jam karena penulis hanya 8 saja berada si rumah sakit
dan selain itu pula datang kembali ke rumah sakit pada sore dan malam hari untuk
melakukan observasi pada pasien sekitar kurang lebih 1-2 jam. Namun kesulitan itu
dapat diatasi dengan pemeriksaan penunjang serta data dari keluarga yang menjaga
pasien selama 24 jam serta data evaluasi yang ditulis oleh perawat di ruangan.
4.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dair proses keperawatan, pada tahap ini
penulis menilai sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai. Evaluasi merupakan
tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang telah berjalan agar dapat
keperawatan yang sudah berhasil dicapai. Dari semua rangkaian proses dari mulai
kesulitan yang bermakna, karena penulis melakukan pengamatan dan kajian secara
asupan cairan berlebih, volume cairan pasien belum dapat seimbang antara input dan
output pada tanggal 31 Mei 2017. Pada diagnosa keperawatan ketidakefektidan pola
nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru dapat teratasi dalam 3x24 jam,
pola nafas efektif, irama nafas regular, suara nafas vesikuler, perkusi paru sonor,
tidak ada suara nafas tambahan pada tanggal 31 Mei 2017, diagnosa
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh hanya dapat teratasi sebagian
dalam waktu 3x24 jam dengan ditandai pasien sudah tidak muntah namun masih
Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat dicapai karena adanya kerjasama yang
baik antara pasien, keluarga dan tim kesehatan. Pasien KRS pada tanggal 31 Mei
2017.
BAB 5
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada pasien dengan kasus Chronic Kidney Disease
(CKD) di Ruang B1 Rumkital dr. Ramelan Surabaya, maka penulis dapat menarik
5.1 Simpulan
Mei 2017) BUN 81,2 Mg/dl (10,0-24,0 Mg/dl), kreatinin 10,7 Mg/dl (0,5-
1,5 Mg/dl)
adalah :
78
79
CKD adalah :
cairan.
5.2 Saran
1. Bagi penulis
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
CKD .
2. Bagi Akademis
Keluarga selalu membiasakan pola makan yang sehat dan terjaga terutama
CKD.
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di rumah
sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan pasien CKD dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
81
82
LAMPIRAN
A. Pengertian
1. Pernafasan
selama 1 menit)
2. Nadi
perabaan pada nadi, yang lazim diperiksa atau diraba pada radialis)
3. Tekanan Darah
dan stetoskop.
4. Suhu
B. Tujuan :
1. Pernafasan
2. Nadi
3. Suhu
keperawatan
Hipotermi <35oC
Hipertermi >38oC
4. Tekanan Darah
C. Indikasi
D. Persiapan Alat
1. Pernafasan
2. Nadi
3. Tekanan Darah
4. Suhu
E. Prosedur Kerja
1. Tahap prainteraksi
c. Mencuci tangan
d. Siapkan alat
2. Tahap orientasi
3. Tahap Kerja
prosedur
4. Penilaian pernafasan
pernafasan
dada
abnormal
g. Mencuci tangan
d. Denyut pertama akan terasa atau teraba kuat, jika denyut hilang
e. Mencuci tangan
d. Mengatur tensi meter agar siap dipakai (untuk tensi air raksa)
segera
l. Mencuci tangan
F. Tahap terminasi
tindakan
87
G. Dokumentasi
Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu pelaksanaan