Anda di halaman 1dari 90

PLASENTA PREVIA

Dr.Yussya Aulia Malik


PPDS Obgin UNAND
Pembimbing :
Dr.dr.Dovy Djanas, Sp.OG(K)
PENDAHULUAN
• Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai perdarahan signifikan dari
jalan lahir yang terjadi setelah kehamilan minggu ke 20.
• Perdarahan antepartum digolongkan sebagai berikut yaitu perdarahan
yang ada hubungannya dengan kehamilan yaitu plasenta previa, solusio
plasenta, pecahnya sinus marginalis dan vasa previa.
• Perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan yaitu
pecahnya varices vagina, perdarahan polip serviks
DEFINISI
• Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi
pada segmen bawah rahim sehingga plasenta
terletak diatas atau sangat dekat yang akan menutupi
seluruh atau sebahagian dari ostium uteri internum.
Epidemiologi
Plasenta previa terjadi pada 0,5 % dari semua
kehamilan dan bertanggung jawab terhadap
20 % pendarahan antepartum
FAKTOR PREDISPOSISI
• Operasi sesar sebelumnya
• Kuretase
• Multiparitas
• Usia ibu hamil.
• Kebiasaan tidak sehat seperti merokok. Pada perempuan
perokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih tinggi 2-3 kali
lipat
Etiologi
• Penyebab implantasi pada segmen bawah
rahim belum diketahui secara pasti.
• Mungkin secara kebetulan saja blastokista
menimpa desidua di daerah segmen bawah
rahim tanpa latar belakang lain.
• Teori lain mengemukakan sebagai salah satu
penyebabnya adalah vaskularisasi desidua
yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat
dari proses radang atau atrofi
Patofisiologi
Plasenta berimplantasi diatas os internus

Terbentuk segmen bawah rahim

Putusnya perlekatan

laserasi

Perdarahan
KLASIFIKASI
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan luar
• Pemeriksaan inspekulo
• Pemriksaan penunjang
GEJALA KLINIS
• Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab
tanpa rasa nyeri
• biasanya berulang darah
• biasanya berwarna merah segar.
Pemeriksaan Inspekulo
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum
atau dari kelainan cervix dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum,
adanya plasenta harus dicurigai
Pemeriksaan Penunjang
• Transabdominal Transvaginal
sonografi
PENANGANAN
• Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester
ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam
keadaan syok karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki
keadaan umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah.
• Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
– • Keadaan umum pasien, kadar hb.
– • Jumlah perdarahan yang terjadi.
– • Umur kehamilan/taksiran BB janin.
– • Jenis plasenta previa.
– • Paritas clan kemajuan persalinan.
PENANGANAN EKSPEKTIF
• Kriteria :
– - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
– - Perdarahan sedikit
– - Belum ada tanda-tanda persalinan
– - Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
• Rencana Penanganan :
– 1. Istirahat baring mutlak.
– 2. Infus D 5% dan elektrolit
– 3. Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.
– 4. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
– 5. Pemeriksaan USG.
– 6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin.
– 7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu
sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif.
PENANGANAN AKTIF
• Kriteria
– • umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
– • Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
– • Ada tanda-tanda persalinan.
– • Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.
• Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus
pervaginum, dilakukan pemeriksaan dalam kamar
operasi, infusi transfusi darah terpasang.
INDIKASI SEKSIO SESAREA
• Plasenta previa totalis.
• Plasenta previa pada primigravida.
• Plasenta previa lateralis jika :
– Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
– Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
– Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
• Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan
cepat.
Plasenta Previa

Perdarahan tnpa Konsentrasi Hb


nyeri,DJJ baik
rawat

inspekulo

Perdarahan dinding vagina atau serviks Dari cavum uteri

Tentukan usia
Sedikit/intermiten gestasi
< 37 minggu >37 minggu

Tirah baring/ Banyak dan aktif Sedikit/intermiten


pantau ketat

Konfirmasi USG
Plasenta previa Plasenta previa
parsialis/totalis marginalis/plasenta
Implantasis
letak rendah
atau migrasi
plasenta
Perdarahan Seksio Induksi atau
ekspektatif ulang sesarea akselerasi

Penilaian klinik plasenta previa


KOMPLIKASI
• Perdarahan dan syok.
• Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih
sering terjadi
• Kehamila premature dan gawat janin
• Pendarahan postpartum karena trofoblas
menginvasi segmen bawah rahim
PROGNOSIS
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa
dewasa ini lebih baik jika dibandingkan
dengan masa lalu. Hal ini berkat diagnosis
yang lebih dini dan tidak invasif dengan USG
TRANSFUSI DARAH
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponen darah
dari donor ke sistem sirkulasi penerima melalui pembuluh darah vena.
Darah

komponen korpuskuler atau komponen cairan.


seluler Atau plasma

• sel darah merah • Air 90 %


• sel darah putih • protein plasma
• trombosit, • elektrolit

• albumin,
• berbagai fraksi globulin
• protein
Sebagai organ transportasi

Sebagai organ pertahanan tubuh


darah
(imunologik)

Peranan darah dalam menghentikan


perdarahan (mekanisme homeostasis)
System antigen telah
dikenal System ABO

> 20 golongan darah

Sebagian besar System Rh+ (85%)


System Rh dan sisanya System Rh- (15%)
Golongan Darah

Sistem ABO Sistem Rh

Rh+: memiliki faktor Rh pada


permukaan SDM

Rh-: tidak memiliki faktor Rh


pada permukaan SDM
Tes Kompatibilitas

Crossmatching (Reaksi
Tes ABO-Rh Screening Antibodi
Silang)
Tes ABO-Rh

Antibodi yang didapat secara alami dapat bereaksi


melawan antigen dari transfusi (asing)

mengaktifkan
komplemen,

mengakibatkan
hemolisis intravaskular.

ABO Rh
Crossmatching (Reaksi
Silang)

Pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai/tidak sesuainya darah


donor dengan darah resipien. Dilakukan sebelum *transfusi darah dan
bila terjadi reaksi transfusi darah.

1. mencampur eritrosit donor (aglutinongen donor) dengan serum


resipien (aglutinin resipien); crossmatch mayor;

2. mencampur eritrosit resipien (aglutinongen resipien) dengan serum


donor (aglutinin donor); crossmatch minor.
Cara menilai hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a) bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan
aglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan darah
resipien sehingga transfusi darah boleh dilakukan;

b) bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan hasil


crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien
sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor
itu;

c) bila crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan


crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka crossmatch minor harus diulangi dengan
menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini
ternyata tidak menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat
dilakukan dengan menggunakan darah donor tersebut, hal ini disesuaikan dengan
keadaan pada waktu transfusi. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang
diencerkan menghasilkan aglutinasi, maka darah donor itu tidak dapat
ditransfusikan..
Screening Antibodi

Tujuan tes ini adalah untuk mendeteksi dalam serum adanya antibodi yang biasanya
dihubungkan dengan reaksi hemolitik non-ABO

mencampur serum pasien dengan sel darah merah dari antigen yang dikenal; jika ada
antibodi spesifik, membran sel darah merah dilapisi, dan penambahan dari suatu
antibodi antiglobulin menghasilkan aglutinasi sel darah
Transfusi
Darah

Tujuan Indikasi

• Perdarahan akut sampai


untuk menaikkan Hb < 8 gr% atau Ht < 30%.
kapasitas •Bedah mayor kehilangan
pengangkutan darah >20% volum darah.
oksigen dan •Pada bayi anak yang
kehilangan darah >15%,
volume
•Pada orang dewasa yang
intravascular kehilangan darah sebanyak
20%, dengan kadar Hb
normal
sitrat  mengikat
kalsium  tidak
terjadi pembekuan

Darah segar (<24jam)

Darah lengkap fosfat sebagai buffer,

Darah simpan (dengan


pengawet)
dekstrosa sebagai
sumber energi sel
darah merah

dan adenine
membantu resintesis
adenosintrifosfat dan
menjaga supaya 2,3
BPG tidak cepat rusak
Pengawet Usia Eritrosit pH 2,3 DPG K+ Zat Pembeku Darah
Segar
ACD 21 hari >> > <6 jam
CPD 28 hari > >> < 24 jam
CPDA 35 hari > >> <48 jam
Heparin 24 jam
Whole Blood (Darah Utuh)
• Kandungan : sel darah merah,
leukosit, trombosit, dan plasma.
• 1 unit  250 ml, 350 ml, 450 ml
Diskripsi • WB segar  48 jam, WB baru
 <6 hari, WB simpan  6- 35
hari

• Untuk meningkatkan jumlah sel darah


merah dan volume plasma scr bersamaan
• Perdarahan akut
Indikasi • Syok Hipovolemik
• Bedah mayor dengan perdarhan aktif >
1500 ml/ perdarahan 25-30% volume darah
total
..cont

• Pada saat kehilangan darah akut,


secepat mungkin yang masih dapat
Dosis dan ditoleransi.
Cara • Pada kondisi lain, diberikan dalam
2 – 4 jam. 10 ml/KgBB akan
Pemberian meningkatkan Ht 5% dan
mendukung volume.
PRC (Sel Darah Merah)
• Komponen ini dipisahkan dari donor tunggal
dengan sentrifugasi darah lengkap.
• Mengandung eritrosit, leukosit, trombosit dan
Diskripsi sedikit plasma.
• Setiap unit yang siap ditransfusikan memiliki nilai
Ht 55% setelah ditambahkan larutan aditif.

• u/ pasien dg gejala kekurangan oxygen carrying


capacity / hipoksia jaringan, misal :
• Hipoksia
• Pasien Gagal ginjal
Indikasi • Anemia kronis e.c keganasan (anemia yg tdk
terkoreksi dg terapi medikamentosa)
• Kelainan jantung
• Transfusi pengganti misal pada bayi penyakit
hemolitik, dan thalasemia
• Sejauh dapat ditoleransi pasien dalam 2 – 4 jam.
Dosis dan Dosis 3 ml/Kg akan meningkatkan Ht 3%. Jika
Pemberian status kardiovaskuler stabil, berikan 10 ml/KgBB
dalam 2 – 4 jam. Jika tidak stabil, gunakan volume
yang lebih kecil.
Platelets (Trombosit Pekat)

• Kandungan > 5,5 x 1010 platelet/kantong dan


Diskripsi plasma 50 ml.

• Untuk mengatasi perdarahan karena kurangnya


jumlah platelet dan fungsi platelet resepien yg
abnormal dg kadar < 40.000 pd dewasa dan
<100.000 pada neonatus
• Trombosit < 10.000/mm3 dalam pemeriksaan 24
Indikasi jam terakhir
• Trombosit < 50.000/mm3 dlm pemeriksaan 24 jam
terakhir dg prdarahan mikrovaskuler/direncanakan
pembedahan invasif
• KI : pasien autoimun trombositopenia dan trombotik
trombositopeniapurpura
…cont

• satu unit konsentrat platelet biasanya akan menaikkan


Dosis dan jumlah platelet sebesar 9.000-11.000 /m3 luas badan
Pemberian • Sehingga untuk keadaan trombositopenia yang berat
dibutuhkan sampai 8-10 unit
Fresh Frozen Plasma (FFP)
• Plasma dari whole blood, yang dipisahkan dan
lalu dibekukan dalam 8 jam, disimpan dibawah –
Diskripsi 18°C hingga 1 tahun
• Mengandung > 80% dari seluruh protein plasma
prokoagulan dan antikoagulan

• Perdarahan aktif atau resiko perdarahan akibat


kekurangan beberapa faktor koagulasi
Indikasi • Perdarahan hebat akibat terapi warfarin
• Masif transfusi dengan perdarahan coagulopati
• Trombotik trombositopeniapurpura
…cont

Dosis dan • Secepat yang dapat ditoleransi pasien, tidak boleh >4
Pemberian jam. Dosis 10–15 ml/Kg meningkatkan kadar faktor
pembekuan 10–15%
Cryoprecipitated AHF

• Mengandung faktor VIII > 80 Iu/pak, XIII,


Diskripsi fibrinogen 100 – 350/pak, dan fibronectin pada
konsentrasi > dari plasma

• -Terapi defisiensi faktor VIII, Von Willebtand, dan


Indikasi fibrinogen.
…cont

Dosis dan
• Dapat diberikan sebagai infus cepat. Dosis ½
Pemberian pak/Kg BB akan meningkatkan kadar faktor VIII 80
– 100% dan fibrinogen 200 – 250 mg/dL
Granulosit
• Mengandung setidaknya 1x1010 granulosit,
Diskripsi
juga eritrosit dan trombosit.

Indikasi • Pada psien sepsis dengan neutropenia dengan


infeksi bakteri yang tidak respon dengan
antibiotik

Dosis dan Belum ada kesepakatan mengenai dosis dan


Penggunaan lamanya transfusi ini, namun paling sedikit 4 hr
pemberian baru menmberikan hasil
Untuk mengetahui jumlah Makin aktif secara fisik
volume darah seseorang seseorang, makin besar pula
biasanya digunakan volume darahnya untuk
patokan berat badan setiap kilogram berat
badannya

Tabel volume darah


Kebutuhan transfusi
Komplikasi Transfusi
Darah

Reaksi transfusi hemolitik ( intravaskuler dan


ekstravaskuler )
Infeksi :
virus
bakteri
parasit
Lain –lain seperti demam,urtikaria, anafilatik, edema
paru non kardial, purpura, Overload Cairan, Iron
Overload
REAKSI HEMOLITIK
Reaksi Hemolisis pada umumnya melibatkan destruksi spesifik dari sel
darah merah yang ditransfusikan oleh antibodi resipien

pasien yang dianestesi :


Pasien sadar, gejala : rasa suhu meningkat,
Reaksi hemolisis akut dingin, demam, nausea, tachycardia tak dapat
dan sakit dada dijelaskan, hypotensi,
hemoglobinuria,DIC.

Manajemen :
• Jika dicurigai suatu reaksi hemolisis, transfusi harus dihentikan dengan segera.
• Darah harus di cek ulang dengan slip darah dan identitas pasien.
• Kateter urin dipasang , dan urin harus dicek adanya hemoglobin.
• Osmotic diuresis harus diaktifkan dengan mannitol dan cairan kedalam pembuluh darah.
• Jika ada perdarahan akut, indikasi pemberian platelets dan FFP
REAKSI HEMOLITIK

Reaksi hemolisis lambat

gejala : malaise, jaundice, dan demam.


Hematokrit pasien tidak meningkat setelah
transfusi dan tidak adanya perdarahan. Serum
bilirubin unconjugated meningkat sebagai hasil
pemecahan hemoglobin.

Manajemen: perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, blood film, LDH, direct
antiglobulin test, renal profile, serum bilirubin, haptoglobin, dan urinalysis. Fungsi
ginjal harus dimonitoring ketat. Terapi spesisfik sangat jarang dibutuhkan, hanya
saja pada transfusi selanjutnya perlu berhati-hati dengan melakukan screening
golongan darah dan antibodi
Transfusi darah massif
Perdarahan massif ialah perdarahan lebih dari sepertiga volum darah
dalam waktu <30 menit.
Definisi tentang transfusi darah massif masih tak jelas dan banyak versi,
misalnya:
• Transfusi darah sebanyak lebih dari 1-2 kali volum darah dalam waktu
lebih dari 24 jam.
• Transfusi darah lebih besar dari 50% volum darah dalam waktu singkat
(misalnya, 5 unit dalam 1 jam untuk berat 70 kg).
Respon tubuh terhadap perdarahan bergantung pada volume, kecepatan dan lama
perdarahan. Pada orang dewasa sehat perdarahan 10% jumlah volume darah tidak
menyebabkan perubahan tanda-tanda fisiknya.

Bayi dan Anak Orang dewasa

Dengan kadar hemoglobin Bila kehilangan darah > 20%


normal, kehilangan darah harus di transfusi.
sebanyak 10-15% volum darah, Dalam pembedahan kehilangan
cukup diberi cairan kristaloid darah <20% atau Ht >30%
atau koloid, sedangkan diatas cairan pengganti kristaloid yang
15% perlu transfusi darah, komposisinya sama dengan
karena ada gangguan darah (RL, asering) untuk
pengangkutan oksigen mengisi ruang intravaskuler

Untuk mengganti jumlah darah


yang hilang diberikan
Kristaloid = 1:3
Koloid = 1:1
TRANSFUSION REACTIONS
IMMEDIATE HEMOLYTIC TRANSFUSION REACTION

• Intravascular lysis of transfused rbcs by complement, IgM


• Causes:
 Transfusion of ABO-incompatible blood
 Transfusion of ABO-incompatible plasma
 Non-ABO antibodies
• Clinical manifestations:
 Fever (but most febrile reactions not hemolytic)
 Back pain
 Dark or red urine (hemoglobinuria)
 Bronchospasm
 Shock
 DIC
 Organ failure (esp kidneys)
 Death
IMMEDIATE HEMOLYTIC TRANSFUSION REACTION
Evaluation of suspected cases
• Check blood product/paperwork to ensure correct product given
• Notify blood bank/transfusion service
• Obtain blood and urine samples:
 Plasma and urine hemoglobin
 Direct Coombs test
 Repeat crossmatch/antibody screen
 Repeat ABO/Rh typing
IMMEDIATE HEMOLYTIC TRANSFUSION REACTION
Management
• Stop transfusion immediately
• IV crystalloid or colloid
• Maintain BP, heart rate
• Maintain airway
• Diuresis
 fluid,
loop diuretic (mannitol may cause volume
overload)
• Monitor renal and coagulation status
DELAYED HEMOLYTIC TRANSFUSION REACTION

• Usually begins 5-10 days after transfusion


• Jaundice, falling Hct, positive direct Coombs test,
fever

• IgG-mediated lysis of transfused red cells (usually


extravascular, non-ABO)
• Not generally life-threatening
FEBRILE, NONHEMOLYTIC TRANSFUSION REACTION

• Cause: cytokines released by leukocytes during storage;


antibodies to HLA antigens on transfused or donor PMNS
• Incidence: ≤0.5% of units transfused
• More common in multiply transfused recipients
• Fever, chills, respiratory distress in severe reactions
• Reduced incidence/severity with leukocyte-poor product
TRANSFUSION-RELATED ACUTE LUNG INJURY (TRALI)

• Hypoxemia with bilateral pulmonary infiltrates


• No increase in central venous or pulmonary artery pressures
• Usually begins acutely within 6 hours of transfusion
• Clinical: acute respiratory distress, fever, chills
• Pathophysiology:
1. Underlying lung injury (eg, sepsis, pneumonia) causes PMNs to
adhere to pulmonary capillaries
2. Mediators in transfused blood product (neutrophil antibodies,
cytokines) activate PMNs with resultant capillary injury
TRANSFUSION-RELATED ACUTE LUNG INJURY
TRANSFUSION-RELATED ACUTE LUNG INJURY (TRALI)

RISK: FFP > platelets > RBC


• Treatment: stop transfusion (if still in progress); oxygen;
ventilatory support if necessary; pulse corticosteroids
OTHER ACUTE NON-INFECTIOUS COMPLICATIONS OF
TRANSFUSION
• Allergic reactions
• Anaphylaxis (IgA-deficient recipient)
• Lung damage from microaggregates (massive transfusion)
• Transfusion-associated circulatory overload (“TACO”)
• Bacterial infection (mainly with platelet transfusion)
• Hypothermia (rapid infusion of refrigerated blood)
• Citrate toxicity/hypocalcemia (massive transfusion or
apheresis)
• Graft-vs-host disease
• Air embolism
Transfusion-related deaths 2005-2010
TRALI TACO HTR HTR Bacterial Anaphylaxis
(non-ABO) (ABO) Infection
2005 29 1 16 6 8 0

2006 35 8 9 3 7 1

2007 34 5 2 3 6 2

2008 16 3 7 10 7 3

2009 13 12 8 4 6 1

2010 18 8 2 2 2 4

• TRALI – Transfusion-associated lung injury


• TACO – Transfusion-associated circulatory overload
• HTR – Hemolytic transfusion reaction
IDENTITAS
Nama: Ny.A Nama : Tn. A
Umur: 28 th Umur : 32 th
Mr : 01 03 31 18 Alamat: Indarung
Alamat: Indarung Pendidikan: SMA
Pendidikan : SMA
Pekerjaan: Wiraswasta
Pekerjaan: Ibu rumah
tangga
Tanggal: 20 November 2018
• seorang pasien wanita usia 28 tahun masuk KB
IGD RSUP dr.M.Djamil padang tgl 20
November 2018 pukul 06.00 WIB dengan
keluhan keluar darah yang banyak dari
kemaluan sejak 1 jam sebelum masuk rumah
sakit
Primary survey :
posisi : pasient tidur telentang
airway :paten
Breathing : O2 5 L/menit nasal kanul, Nfs 21x/mnt
Circulation : TD 90/60, nadi 127 x/mnt, nafas 32x/menit, saturasi
92%
I IVFD RL guyur 500 cc  HES 28 gtt/min
II IVDD RL  guyur 500 cc  RL 28 gtt/min
terpasang kateter urin 50cc sewaktu warna kuning
Status generalisata :
Ku : sdg Kes : CMC TD: 100/70 Nd : 98x/mnt
nafas : 22x/mnt T: afebris
• mata : konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik -
/-
• Abdomen : tampak perut membuncit sesuai
kehamilan aterm, FUT 3 jari bpx
His : (-), BJA 132-139x/mnt
Genitalia : v/u tenang, PPV (+)
A/ Syok hipovolemik ec HAP ec plasenta previa
pada totalis G4P3A0H3 gravid gravid aterm 38-39
minggu
janin hidup tunggal intra uterine
P/ Kontrol KU,VS,HIS, DJJ,PPV
Cek darah rutin, PT/APTT
Crossmatch PRC 4 unit
Informed consent
Konsul anastesi, perinatologi
USG,CTG
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Keluar darah yang banyak dari kemaluan sejak 1 jam SMRS
• Awalnya keluar darah dari kemaluan dirasakan pada pukul 05.00 WIB
membasahi 2 helai kain sarung dirumah lalu os dibawa ke praktek bidan
swasta. Di praktek bidan os langsung di rujuk ke RSUP M. Djamil Padang tanpa
terpasang infus dan tanpa terpasang kateter.
• nyeri pinggang menjalar ke ari-ari (-)
• Keluar lendir campur darah dari kemaluan (-)
• keluar air-air dari kemaluan (-)
• Tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
• Gerak anak dirasakan sejak 5 bulan yang lalu
• HPHT 22 Februari 2018 TP 29 November 2018
• RHM : mual (-), muntah (-), Perdarahan (+)
• ANC: Kontrol tidak teratur ke bidan pada usai kehamilan 3, 6, dan 8 bulan,
tidak pernah kontrol ke Sp.OG
• Riwayat menstruasi : menarche usia 13 tahun, siklus teratur 1x28 hari, ganti
duk 2-3x/hari, lamanya 5-7 hari, nyeri haid (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati,
ginjal, DM, HT dan riwayat alergi obat.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan,
menular, dan kejiwaan.
• Riwayat perkawinan : menikah 1x tahun 2009
• riwayat kehamilan/abortus/persalinan : 4/0/3
1. 2011/ perempuan/ 3500 gr/ bidan/ spontan/ cukup bulan/
hidup
2. 2013/ laki-laki/ 3700 gr/ bidan/spontan/cukup bulan/ hidup
3. 2015/ perempuan/ 3500 gr/ bidan/spontan/cukup bulan/ hidup
4. sekarang
riwayat imunisasi : tidak ada
riwayat pendidikan : tamat SMU
riwayat kebiasaan : merokok (-), narkoba (-), minuman keras (-)
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Sedang
• Kesadaran : Compos Mentis Cooperative
• Tinggi Badan : 155 cm
• Berat Badan : 54 Kg
• LILA : 24 cm
• BMI : 22.5 kg/m2
• Vital sign: Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg
• Nadi : 98 x/menit
• Nafas : 21x/menit
• Temperatur : 37,0 0C
• Mata : Konjungtiva tampak anemis, sklera
tidak tampak ikterik
• Leher:
• Inspeksi : JVP 5-2 cmH2O,
Kelenjar tiroid tidak tampak membesar
• Palpasi : Kelenjar tiroid tidak teraba
membesar
Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar
• Toraks : Pulmo :
• Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris kiri =
kanan
• Palpasi : Fremitus Normal kiri = kanan
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi : Vesikuler, Rh-/-, wh-/-
• Cor:
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICR V
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
• Abdomen : Status Obstetricus
• Genitalia : Status Obstetricus
• Ekstremitas : Edema -/-, RF +/+, RP -/-
Status Obstetrikus
Abdomen
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai usia
kehamilan aterm, linea mediana
hiperpigmentasi, striae (+), sikatrik (-)
Palpasi :
– L1 : Fut 3 jari bpx, teraba massa besar, lunak,
noduler
– L2 : teraba tahanan terbesar sebelah kiri, teraba
bagian kecil-kecil sebelah kanan
– L3 : teraba massa bulat, keras, tidak terfiksir
– L4 : tidak dilakukan
His= -, TFU= 40 cm TBA= 4185 gr
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi: BU (+)/N, DJJ : 136-143x/mnt
• Genitalia :
Inspeksi : v/u tenang, PPV (+)
Inspekulo : tidak dilakukan
VT: tidak dilakukan
Laboratorium 10-11-2018 pkl 06.30 WIB
PARAMETER HASIL RUJUKAN
Hemoglobin 6,7 gr/dl 9.5-15
Leukosit 15.730/mm3 5.000 – 16.000
Hematokrit 24 % 37 – 43
Trombosit 325.000/mm3 150.000 – 400.000
APTT 35,0 detik 29,2 – 39,4
PT 11,3 detik 10 – 13,6
Ureum darah 10 mg/dl 16,6 – 48,5
Creatinin darah 0,7 mg/dl 0,6 – 1,2
Gula darah sewaktu 180 mg/dL < 200
SGOT 15 u/l 0 – 31
SGPT 8 u/l 0 – 34
Natrium 135 Mmol/L 136 - 145
Kalium 3,7 Mmol/L 3,5 – 5,1
Klorida serum 98 Mmol/L 97 – 111
HBsAg Non rektif
CTG :
Baseline : 140-150 x.mnt
variabilitas : 5-15
Akselerasi : (+)
Deselerasi ; (-)
kontraksi : (-)
Kesan : kategori I
USG
Interpretasi USG :
janin hidup tunggal intra uterine presentasi kepala
aktivitas gerak janin baik
biometri : BPD : 94 mm
AC : 356 mm
FL : 79 mm
EFW: 3985 gram
Plasenta tertanam dikorpus posterior meluas menutupi OUI
kesan : gravid 39-40 minggu sesuai biometri
janin hidup tunggal letak kepala
plasenta previa totalis
A/ HAP ec plasenta previa totalis pada
G4P3A0H3 gravid aterm + anemia sedang
janin hidup tunggal intrauterin letak kepala
P/ kontrol KU,VS,HIs,DJJ,PPV
Informed consent
IVFD line I HES 28 gtt/min
IVFD line II RL 28 gtt/min
Antibiotik profilaksia

Rencana SC emergensi
20 November 2018 Pukul 07.00 WIB dilakukan
SCTPP + TP dalan general anastesi
Lahir bayi perempuan
BB 4100 gr PB 52 cm A/S 5/7
Plasenta lahir lengkap, berat 1000 gram, ukuran
20x17x3 cm, PJTP 52cm, insersi parasentralis
Dilakukan tubektomi pomeroy pada kedua tuba
Transfusi 3 unit PRC intra operatif
Perdarahan selama op 500cc
A/ P4A0H4 post SCTPP ai HAP ec plasenta previa
totalis + post TP ai anak cukup + anemia sedang
ibu dan anak dalam perawatan
P/ kontrol KU,VS,PPV,Kontraksi
IVFD RL drip oksitosin + metergin 1:1 28 tpm
Inj.Ceftriaxon 2x1 gr IV
pronalges supp k/p
transfusi PRC s/d Hb 10 gr/dl
cek darah rutin post op
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai