Anda di halaman 1dari 30

PERDARAHAN ANTEPARTUM

Perdarahan pada kehamilan

Perdarahan Kehamilan Muda Perdarahan Kehamilan Tua


(UK < 20 minggu) (UK > 20 minggu)

• Abortus • Plasenta Previa


• Mola Hidatidosa • Vasa Previa
• KET • Solusio Plasenta
Perdarahan Antepartum

Adalah perdarahan dari jalan lahir pada


wanita hamil dengan usia kehamilan 20
minggu atau lebih
KELAINAN IMPLANTASI
PLASENTA
PLASENTA PREVIA
Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh
atau sebagian dari ostium uteri internum (jalan
lahir).
Etiologi
• Belum diketahui dengan pasti

Teori : vaskularisasi desidua yang tidak memadai  akibat radang


atau atrofi.
• Faktor Risiko :

Usia lanjut, cacat rahim (bekas SC, kuret, miomektomi), perokok,


plasenta besar (gemelli, eritroblastosis fetalis)
Klasifikasi plasenta previa

 Placenta previa totalis: seluruh


ostium internum tertutup

 Placenta previa partial: hanya


sebagian dari ostium tertutup

 Placenta previa marginalis: hanya


pada pinggir ostium terdapat jaringan
placenta

 Plasenta letak rendah : bila plasenta


berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan jalan lahir.
Gejala Plasenta Previa :

• Perdarahan dari jalan lahir yang berulang-ulang tanpa nyeri


• Dapat disertai atau tanpa kontraksi
• Perdarahan keluar banyak
• Darah berwarna merah segar
• Bagian depan tinggi
• Pada pemeriksaan dalam teraba jaringan placenta.
• Robekan selaput marginal
Diagnosa Plasenta Previa
• Anamnesis
 Perdarahan di jalan lahir pertama kali atau berulang tanpa disertai rasa nyeri
 Perdarahan dapat sedikit atau banyak
 Dengan atau tanpa kontraksi rahim
 Predisposisi: grande multipara, riwayat kuretase

• Pemeriksaan fisik
 Inspeksi : perdarahan pervaginam dengan warna darah umumnya merah segar.
Dengan speculum darah berasal dari OUE
 Palpasi
▪ plasenta terletak di bawah  bagian terbawah janin tidak terfiksir ke PAP
 let-su, let-li.
▪ Abdomen tidak tegang
Pemeriksaan Penunjang
 Inspekulo : melihat sumber perdarahan
 Double set-up examination (dilakukan hanya jika ada indikasi terminasi
kehamilan)
▪ Periksa dalam di ruang operasi  jari tengah & telunjuk meraba
forniks posterior, kesan ada bantalan atau tidak (fornices test). Jari
digerakkan mengikuti pembukaan serviks untuk meraba jaringan
plasenta.
▪ Plasenta letak rendah, plasenta marginalis  amniotomi dan drip
oksitosin  persalinan pervaginam.
▪ Plasenta previa totalis atau perdarahan banyak  SC.
 USG
Penatalaksanaan
A. Ekspektatif (konservatif)
 KU ibu dan janin baik
 Perdarahan sedikit
 UK <37 mgg atau Tafsiran Berat Janin <2500 gr
 His (-)
• Tatalaksana
 Pasang infus dan tirah baring
 Jika kontraksi beri tokolitik
 Bila kekurangan darah, transfusi
 Pantau janin dengan USG dan NST per minggu.
...Penatalaksanaan
B. Aktif
 Persalinan pervaginam : plasenta letak rendah, plasenta
marginalis atau plasenta previa lateralis di anterior
(dengan anak pres-kep)  Amniotomi dan drip
oksitosin.
 SC : perdarahan banyak, plasenta previa totalis, plasenta
previa lateralis posterior, plasenta letak rendah dengan
posisi janin lintang.
Komplikasi

 Syok akibat perdarahan


 Plasenta akreta, inkreta dan perkreta  retensio plasenta
& perdarahan pasca salin.
 Serviks dan SBR yang rapuh potensial untuk robek.
 Kelainan letak janin.
 Kelahiran prematur
 DIC tapi jarang.
Prognosis
Lebih baik karena dapat terdeteksi dini dengan USG.
Ketersediaan fasilitas yang lengkap (SC, transfusi darah),
sehingga komplikasi maternal dapat dihindarkan.
VASA PREVIA
Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah
umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput
ketuban.

Penyebab vasa previa belum jelas.


Diagnosa
• VT  Teraba pembuluh darah pada selaput ketuban
• Perdarahan diikuti DJJ yang tidak beraturan
• Diselerasi atau bradikardi bila perdarahan setelah selaput
ketuban pecah
Penatalaksanaan :
 Tergantung pada status janin.
Ragu maturitas janintentukan lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin,
maturitas paru dan pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan
kardiotokografi.
 Bila janin hidup dan matur  SC
 bila IUFD atau imatur  persalinan pervaginam.
VASA PREVIA PLASENTA NORMAL
SOLUSIO PLASENTA

Solusio plasenta : terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada

lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum

janin lahir.
SOLUSIO PLASENTA
• Klasifikasi
 Kenampakan darah yang keluar
 Revealed hemorrhage
 Concealed hemorrhage
 Klinis
 Solusio plasenta ringan
 Solusio plasenta sedang
 Solusio plasenta berat
Luas plasenta < 25% atau < 1/6  25 % - 50%  50%
yang terlepas (ringan) (Sedang) (Berat)
Jumlah darah < 250 ml > 250 ml – 1.000 > 1.000 ml
yang keluar ml
Uterus Tegang Tegang Tegang dan
tetanik
Gejala dan tanda Masih sukar Nyeri perut Nyeri perut hebat,
dibedakan dengan intermittent KU buruk + syok
plasenta previa

Janin Masih baik Gawat janin Umumnya janin


meninggal
Kadar fibrinogen >250 mg% 120 – 150 mg% < 120 mg%
plasma
• Etiologi dan faktor risiko
 Multiparitas
 Trauma tumpul abdomen
(KDRT atau laka lantas)
 Polihidramnion
 Gemeli
 Persalinan Versi luar
 Mioma submukosum di
belakang plasenta
 Hipertensi kronik, preeklampsia
 Korioamnionitis
 Trombofilia
 Perokok dan kokain
DIAGNOSIS
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik
 Perdarahan pervaginam tiba-tiba dengan atau tanpa disertai
nyeri (tergantung derajat solusio plasenta)
 Warna darah yang keluar merah tua dan bercampur bekuan
darah
 Perabaan uterus pada umumnya tegang, palpasi bagian janin
biasanya sulit
 Janin dapat dalam keadaan baik, gawat janin atau mati
(tergantung derajat solusio plasenta)
 Pemeriksaan dalam bila ada pembukaan teraba ketuban yg
tegang dan menonjol
 Kontraksi rahim kuat
• Pemeriksaan fisik
 Inspeksi
▪ Gelisah, anemis, keringat dingin
▪ Perdarahan pervaginam warna merah kehitaman pada umumnya
 Palpasi
▪ Uterus in bois (wooden uterus) baik saat his ataupun diluar his
▪ TFU lebih tinggi karena hematom retroplasental
▪ Nyeri tekan abdomen (defans muscular)
▪ Bagian janin susah dikenali karena uterus tegang
• Auskultasi
 Sulit karena tegang. DJJ biasanya takikardi  bradikardi  hilang (bergantung
derajat)
• Periksadalam
 ketuban teraba menonjol dan tegang baik saat his ataupun diluar his
 Jika ketuban sudah pecah dan plasenta terlepas seluruhnya, plasenta dapat turun
ke bawah dan teraba pada pemeriksaan  prolapsus plasenta.
• Penunjang
 USG : implantasi normal dgn hematom retroplasenta
 Lab
 Anemia
 Bed side clotting test (clot restriction test) : menilai
fungsi pembekuan darah/penilaian tidak langsung
kadar fibrinogen
 Kadar trombosit, fibrinogen, CT, BT
 Pemeriksaan plasenta
 Definitif : tampak tipis dan cekung di bagian yang
terlepas (krater) dengan hematom retroplasenta
Komplikasi
 Syok hipovolemik
 Kematian janin
 Persalinan prematur
 DIC (Koagulasi
Intravaskular)
 Acute cortical renal
failure
 Uterus couvelaire
 Sindrom insufisiensi
fungsi plasenta
 Sindroma sheehan
 Fetal-to-maternal
hemorrhage
TATALAKSANA
usia kehamilan >26 minggu, janin hidup
dilakukan persalinan perabdominam
• usia kehamilan kurang bulan, janin viable
(pematangan paru sebelumnya bila
memungkinkan), dengan persalinan per
abdominam
• Bila keadaan memburuk (perdarahan dan
kontraksi uterus berlangsung terus) dikelola
sebagai derajat sedang/berat
TATALAKSANA
Derajat sedang/berat
a. Perbaikan KU
• Resusitasi cairan & transfusi darah
• Atasi kemungkinan gangguan pembekuan

b. Melahirkan janin
 Jika fetus viable dan hidupSC
Pembukaan lengkap  amniotomi + drip oxitosin  persalinan
pervaginam

 Jika fetus tidak viable/meninggal persalinan pervaginam


Jika kontraksi tidak adekuat  drip oxitosin
Secondary arrest/>6 jam tidak lahir SC
Prognosis

 Solusio plasenta prognosis lebih buruk dibanding


plasenta previa.
 Transfusi segera dan terminasi tepat waktu sangat
menurunkan mortalitas maternal dan janin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai