Anda di halaman 1dari 23

TINJAUAN PUSTAKA

PLASENTA
PREVIA
PEMBAHASAN
Perdarahan pada kehamilan
• Perdarahan antepartum
- Perdarahan pada kehamilan muda (<20 minggu)
(abortus, kehamilan ektopik, mola hidatidosa)
- Perdarahan pada kehamilan lanjut (>20 minggu)
(solutio plasenta, plasenta previa)
• Perdarahan pada persalinan
• Perdarahan pascapersalinan
PLASENTA PREVIA

Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah
rahim demikian rupa sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari
ostium uteri internum.
Klasifikasi
• Plasenta previa totalis (komplit)
• Plasenta previa parsialis
• Plasenta previa marginalis
• Plasenta letak rendah
Klasifikasi
1. Plasenta previa totalis (komplit)
– plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum, bila pada
pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
2. Plasenta previa parsialis
– plasenta yang menutupi sebagian dari ostium uteri internum. bila mana
pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta
• Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
belakang.
• Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
depan.
3. Plasenta previa marginalis
– plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.
4. Plasenta letak rendah
– plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa
sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium
uteri internum.
Jarak yang lebih dari 2 cm di anggap plasenta letak normal.
Etiologi
Penyebab blastokist berimplantasi pd segmen bwh rahim :
vaskularisasi desidua yg tdk memadai, e.c proses radang/ atrofi

• Multiparitas: 2,2% > paritas rendah


• Usia lanjut >35th
• Merokok: 2x lipat lebih tinggi : Perubahan inflamasi atau atrofi
misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.
• Mioma uteri
• Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat
perubahan atrofik inflamatorotik.
• Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas
pembedahan (SC 2-3x, Kuretase berulang, dll).
Patofisiologi
Usia kehamilan
lanjut (TM 3/lbh
awal)

Ismus uteri
melebarsegmen Terjadi bertahap Laserasi baru
bawah rahim

Plasenta yg
berimplantasi
mengalami laserasi

Terjadi perdarahan
dari sirkulasi
maternal
Plasenta previa Perdarahan lebih
Karena segmen
totalis awal
bawah rahim
terbentuk lbh dulu
Plasenta previa pd bagian
Perdarahan saat
parsialis atau mendekati wkt terbawah/OUI
letak redah persalinan

Perdarahan dekat dgn OUI

Mudah mengalir ke luar


rahim

Tdk membentuk hematoma


retroplasenta

Jarang terjadi koagulopati


Patofisiologi

Perubahan pada segmen bawah rahim dan pembukaan servix

pelepasan plasenta dari tempat perlekatann

ketidakmampuan serabut myometrium segmen


bawah rahim untuk berkontraksi menutup Perdarahan
pembuluh darah yang rusak.

majunya regangan dinding rahim dan


kehamilan tarikan serviks akan bertambah

Perdarahan
berulang
Gambaran klinik

• Perdarahan uterus keluar melalui vagina tanpa rasa nyeri,


terjadi pd akhir TM 2 ke atas
• Perdarahan awal sedikit, lgsung berhenti terjadi kembali/
berulang, & lebih banyak (mengalir)
• Segmen bwh rahim pd PP lebih rapuh perdarahan dpt lbh
banyak
• Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak
dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam
sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah
sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding)
biasanya lebih banyak.
• Bagian terdepan janin sangat tinggi (floating). sering
dijumpai kelainan letak janin.
PLASENTA PREVIA
Diagnosis :
• Anamnesa :
– Perdarahan tanpa keluhan, >22minggu, tanpa nyeri, multigravida
– Perdarahan berulang, dilihat dari hasil HT

Pemeriksaan :
• PL : bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul atau ada
kelainan letak.
• In Spekulo : Fluksus dari OUE
• PD :
– Hanya dibenarkan bila dilakukan di kamar operasi yang telah siap
untuk melakukan operasi segera
– Pada perabaan Fornises teraba bantalan lunak pada presentasi
kepala.
Diagnosis
• USG
• USG transvaginal: bila tdk ahli memicu
perdarahan lebih banyak
• MRI: kalah praktis dgn USG
• Laboratorium ( Hb,Leukosit,
Ht,Trombosit,Golongan darah,BT,CT)
Pemeriksaan harus dilakukan dalam keadaan siap operasi.
Pemeriksaan dalam di meja operasi dilakukan sebagai berikut.

Perabaan formises. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis.


• Pemeriksaan ini hanya bermakna • Apabila kanalis servikalis telah
apabila janin dalam presentasi kepala. terbuka, perlahan-lahan jari telunjuk
• Sambil mendorong sedikit kepala janin dimasukkan ke dalam kanalis
ke arah PAP, perlahan-lahan seluruh servikalis, dengan tujuan kalau-kalau
fornises diraba dengan jari. meraba kotiledon plasenta.
• Perabaannya terasa lunak apabila • Apabila kotiledon plasenta teraba,
antara jari dan kepala janin terdapat segera jari telunjuk dikeluarkan dari
plasenta; dan akan terasa padat ( kanalis servikalis. Jangan sekali-kali
keras). berusaha menyelusuri pinggir
plasenta seterusnya karena mungkin
plasenta akan terlepas dari
insersionya yang dapat menimbulkan
perdarahan banyak.
KOMPLIKASI
Anemia sd Shock hipovolemik

Plasenta akreta, inkreta dan perkreta

Histerektomi total

Kelainan letak anak sering t’jd operasi

Kelahiran prematur
Komplikasi
Ibu Anak
• Syok hipovolemik. • Hipoksia.
• Infeksi – sepsis. • Anemi.
• Emboli udara (jarang). • Kematian.
• Kelainan koagulopati • Prematuritas atau lahir mati
sampai syok. • Prolaps tali pusar.
• Kematian. • Prolaps plasenta
• Laserasi serviks.
• Plasenta akreta.
PENANGANAN
 Setiap perempuan hamil yang mengalami
perdarahan dalam trimester 2 dan 3
 rawat di rumah sakit.
 Istirahat baring dan di lakukan pemeriksaan darah
lengkap termasuk golongan darah dan faktor Rh.
 Pada kehamilan 24 minggu sampai 34 minggu
 berikan steroid dalam perawatan antenatal untuk
pematangan paru janin.
 Jika ada gejala hipovolemia
 hipotensi dan takikardia  perdarahan ckp berat 
transfusi darah segera
Penanganan Ekspektif
 Kriteria :  Rencana Penanganan :
1. Umur kehamilan < 37 1. Istirahat tirah baring mutlak
minggu, TBBJ < 2500 gr 2. Infus D 5% dan elektrolit
2. Perdarahan sedikit 3. Tokolitik (jika ada kontraksi)
3. Belum ada tanda-tanda 4. Periksa Hb, golongan darah
persalinan , His Negatif 5. Pemeriksaan USG
4. Keadaan umum ibu dan 6. Awasi perdarahan terus-
janin baik, kadar Hb 8 gr% menerus, TD, nadi dan DJJ
atau lebih
7. Apabila ada tanda-tanda
plasenta previa tergantung
keadaan pasien ditunggu
sampai kehamilan 37
minggu selanjutnya
penanganan secara aktif
Penanganan aktif

• Kriteria :
1. Umur kehamilan > 37 minggu, BB janin > 2500 gram
2. Perdarahan banyak 500 cc atau lebih
3. Ada tanda-tanda persalinan
4. Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemis: Hb < 8 gr%
• Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus
pervaginam, dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi,
infus transfusi darah terpasang.
Persalian pervaginam
memberi penekanan pada plasenta

menutup pembuluh-pembuluh darah


yang terbuka
(tamponade pada plasenta)

Dilakukan pada :
– plasenta letak rendah
– plasenta previa marginalis
– plasenta previa lateralis anterior dengan anak letak
kepala
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm),
ketuban dipecah (amniotomi) Cara ini dapat menghentikan
perdarahan karena:
 Setelah pemecahan ketuban, uterus mengadakan retraksi hingga
kepala akan menekan pada plasenta
 Plasenta tidak tertahan lagi oleh ketuban dan dapat mengikuti
gerakan dinding rahim hingga tidak terjadi pergeseran antara
plasenta dan dinding rahim

2. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk


menghentikan perdarahan (kompresi atau tamponade
bokong dan kepala janin terhadap plasenta) hanya
dilakukan pada keadaan darurat, anak masih kecil atau
sudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk melakukan
operasi
3. Cunam Willet Gauss
4. Jika perdarahan masih berlangsung dilakukan SC

Cara 2 dan 3 sekarang hampir tidak pernah dilakukan lagi


• Persalian per abdominam (SC)
U/ mengkosongkan rahim  rahim dapat berkontraksi  menghentikan
perdarahan.
SC juga mencegah terjadinya robekan serviks (komplikasi serius persalian
pervaginam pd plasenta previa totalis dan lateralis).

• Dilakukan pada :
– Plasenta previa dengan perdarahan banyak
– Plasenta previa totalis
– Plasenta previa lateralis di posterior
– Plasenta letak rendah dengan letak sungsang atau lintang
– Plasenta previa pada primigravida
– Plasenta previa lateralis jika :
-Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
-Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
-Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior)
Plasenta Previa

Totalis Parsial

Aterm Prematur konsevatif Aterm Prematur konsevatif

Prematur ::
Prematur : - Perdarahan
- Perdarahan - Fetal distress
- Fetal distress

Amniotomi

Seksio Sesaria :
Fetal distress : His mulai
Langsung SC :
- Perdarahan
- Perdarahan banyak
- Febris
- Fetal distress
- Prolaps tali pusat Persalinan :
- Anemia
- Plasenta previa primi - Pervaginam
- Kelainan letak - Indikasi
Bagan Penatalaksanaan Plasenta Previa
Perdarahan Antepartum

Faktor Predisposisi Pemeriksaan USG


Pemeriksaan Klinis Pemeriksaan Lab.

Plasenta Previa

Hamil ≥ 37 minggu
TBBA ≥ 2500 gram
Inpartu
Keadaan ibu dan janin buruk

(+) (-)
Aktif Ekspektatif

Berhasil

Aterm

Amniotomi
Gagal
Tetes Oksitosin

Anda mungkin juga menyukai