Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah ketidak mampuan dalam: kebersihan diri, makan, berpakaian,
berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri (toileting) (Keliat B. A,
dkk, 2011).
Herdman (2012) mendefinisi deficit perawatan diri sebagai suatu gangguan di dalam
melakukan aktifitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias, makan, toileting). Sedangkan
perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia untuk memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya.

B. Penyebab
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabakan individu mengalami deficit perawatan
diri, yaitu:
a. Faktor prediposisi
1) Biologis, seringkali deficit perawatan diri disebabkan karena adanya penyakit fisik
dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri dan
adanya factor herediter yaitu ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2) Psikologis, factor perkembangan memegang peranan yang tidak kalah penting hal
ini dikarenakan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan individu sehingga
perkembangan inisiatif terganggu. Pasien gangguan jiwa mengalami deficit
perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas yang kurang sehingga
menyebabkan pasien tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya termasuk
perawatan diri.
3) Sosial. Kurangnya dukungan social dan situasi lingkungan mengakibatkan
penurunan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi yang dapat menimbulkan deficit perawatan diri adalah penurunan
motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

C. Tanda dan Gejala


1
Tanda dan gejala deficit perawatan diri dapat dinilai dari pernyataan pasien tentang
kebersihan diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum, BAB dan BAK dan
didukung dengan data hasil observasi
a. Data subjektif
Pasien mengatakan tentang :
 Malas mandi
 Tidak mau menyisir rambut
 Tidak mau menggosok gigi
 Tidak mau memotong kuku
 Tidak mau berhias/ berdandan
 Tidak bisa / tidak mau menggunakan alat mandi / kebersihan diri
 Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
 BAB dan BAK sembarangan
 Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan BAK
 Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
b. Data objektif
 Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang,
 Tidak menggunakan alat-alat mandi pada saat mandi dan tidak mandi dengan
benar
 Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, serta tidak mampu
berdandan
 Pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil, memakai,
mengencangkan dan memindahkan pakaian, tidak memakai sepatu, tidak
mengkancingkan baju atau celana.
 Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam berpakaian, misal memakai
pakaian berlapis-lapis, penggunaan pakaian yang tidak sesuai. Melepas barang-
barang yang perlu dalam berpakaian, misal telajang.
 Makan dan minum sembarangan serta berceceran, tidak menggunakan alat
makan, tidak mampu (menyiapkan makanan, memindahkan makanan ke alat
makan (dari panic ke piring atau mangkok, tidak mampu menggunakan sendok
dan tidak mengetahui fungsi alat-alat makan), memegang alat makan, membawa
makanan dari piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan secara aman dan
menghabiskan makanaan).
 BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah BAB dan
BAK, tidak mampu( menjaga kebersihan toilet dan menyiram toilet setelah
BAB atau BAK).
D. Dampak/Akibat Yang Ditimbulkan

2
Akibat dari deficit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan kesehatan (Keliat, 2006),
gangguan pemeliharaan kesehatan ini bentuknya bias bermacam-macam. Bisa terjadinya
infeksi kulit (scabies, panu, kurap) danjuga gangguan lain seperti grastitis kronis (karena
kegagalan dalam makan), penyebaran penyakit orofecal (karena hygiene BAB atau BAK
sembarangan) dan lain-lain.

E. RentangRespon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan


seimbang diri tidak seimbang perawatan diri

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
1) Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
2) Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3) Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.

3
F. Pohon Masalah
Effect Gangguan pemeliharaan
Kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


Perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri

Gambar 2: Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri


(Sumber : Keliat, 2006)

III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Pengkajian
1. Identitas Klien. Meliputi:

Nama, Jenis kelamin, umur, alamat lengkap, no. MR, dan penanggung jawab.

2. Alasan Masuk
Biasanya masalah yang di alami pasien yaitu senang menyendiri, tidak mau banyak
berbicara dengan orang lain, terlihat murung.
3. Faktor Predisposisi
a) Riwayat penyakit sekarang

b) Riwayat penyakit dahulu

Keluarga klien akan mengatakan klien pernah/tidak pernah mengalami


gangguan jiwa atau penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.

c) Riwayat penyakit keluarga

d) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
4
e) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
f) Sosial
kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
4. Pemeriksaan Fisik

Tanda - tanda vital :

TD =...mmHg,

N =... x/mnt,

S = ...°C

RR =... x/mnt.

Berat badan=... kg

Tinggi badan=...cm

 Rambut : Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah rontok, keadaan
rambut yang kusam, keadaan tekstur.

 Kepala : Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu, kebersihan.

 Mata : Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah

 Hidung : Lihat kebersihan hidung, membran mukosa

 Mulut : Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya, kebersihan

 Gigi : Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi

 Telinga : Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi

 Kulit : Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit, teksturnya, pertumbuhan bulu.

 Genetalia : Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang uretra, keadaan skrotum,
testis pada pria, cairan yang dikeluarkan

5. Psikososial
a. Pola istirahat dan tidur
 Sebelum masuk RS :

 Setelah masuk RS :

b. Pola Persepsi dan Kognitif


5
Pendengeran dan penglihatan pasien apakah mengalami gangguan, apakah pasien
masih bisa mendengar dan melihat dengan jelas dan mampu berkomunikasi dengan
lancar.

c. Pola persepsi dan konsep diri


Apakah klien mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik itu
halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidup.
d. Pola Peran dan Hubungan
Pasien berperan sebagai ayah,ibu, atau anak
e. Pola reproduksi dan seksual
f. Pola Kooping Terhadap Strees
Dalam menghadapi masalah, bagaimana klien selalu menyelesaikannya
g. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
6. Status Mental
a) Penampilan : Penampilan klien rapi/kusut
b) Pembicaraan : Klien berbicara dengan nada yang pelan atau lambat,
jelas atau mudah dimengerti.
c) Aktivitas motorik : bagaimana pola aktivitas klien
d) Afek dan Emosi
e) Interaksi selama wawancara : Selama wawancara lihat kontak mata klien fokus
atau tidak. Pasien tampak ragu dalam menjawab pertanyaan perawat atau tidak
f) Alam perasaan : Menanyakan perasaan yang saat ini dirasakan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
Tujuan Umum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri
Tujuan Khusus :
Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
Pasien mampu melakukan makan dengan baik
Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
C. Intervensi
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri:
 Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
 Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
 Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
a. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
 Berpakaian
6
 Menyisir rambut
 Bercukur
 Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
 Menjelaskan cara mempersiapkan makan
 Menjelaskan cara makan yang tertib
 Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
 Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
 Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
 Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
 Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

STRATEGI PELAKSANAAN

GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 :


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Klien mengatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisir, baju agak kotor, bau dan menolak diajak mandi.
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Keperawatan Diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
c. Klien dapat menjelaskan caramenjaga kebersihan diri.
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Menjelaskan kebersihan yang baik.
c. Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

7
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orentasi.
“ Assalamu’alaikum, selamat pagibu, perkenalkan nama saya Khairil Anwar, saya biasa
dipanggil Anwar. Saya perawat yang dinas di ruang Madrimini, saya dinas di ruangan ini
selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 3
minggu ini saya yang merawat ibu.
Nama ibu siapa? Dan senangnya dipanggil apa?”
“ Bagaimana perasaan ibu R saat ini?”
Apakah ibu sudah mandi?.
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita mendiskusikan tentang kebersihan diri?
Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?.

8
2. Fase kerja.
Masalahkebersihandiri
Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan mandi? Apa alas an ibu
sehingga tidak bias merawat diri? Menurut ibu apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik seperti apa?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut ibu yang bias
muncul? Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi,
cuci rambut, gosok gigi apasaja yang disiapkan? Benar sekali, ibu perlu menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi, odol, shampoo serta sisir. Wah bagus sekali, ibu
bias menyebutkan dengan benar.
Masalah berdandan
apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja tina menyisir rambut?
Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran danbedandan? Jadi bisakah ibu
sebutkan alat yang digunakan untuk berdandan? Betul, bagus sekali sisir, bedak dan lipstik.
Masalah makan dan minum
Berapa kali ibu makans ehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari. Kalau minum sehari
berapa gelas bu? Betul, minum 10 gelas perhari. Apasaja yang disiapkan untuk
makan? Dimana ibu makan? Bagaimana cara makan yang baik menurut ibu? Apa yang
dilakukan sebelum makan? Apa pula yang dilakukan setelah makan?
Masalah BAB dan BAK
Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana biasanya ibu BAB/BAK?
Bagaimana membersihkannya?
Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan dan minum serta
BAB dan BAK. Sekarang bisakah ibu cerita bagaimana cara melakukan mandi, keramas
dan gosokgigi. Ya, benar
Pertama ibu bias siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan
pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Selanjutny amabil sabun,
gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa
sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas kebawah. Gosok seluruh gigi ibu
mulai dari depan ke belakang. Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi
seluruh tubuh ibu sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Ibu bagus sekali
melakukannya. Selanjutnya ibu bias pasang baju dan sisir rambutnya denganb aik
3. Terminasi.
Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri,
manfaat dan alat serta cara melakuakan kebersihan diri? Sekarang coba ibu ulangi lagi
tanda-tanda bersih dan rapi? Apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, bagaimana cara
menjaga kebersihan diri? Bagus sekali ibu sudah menjawabnya dengan benar. Bagaimana
perasaan ibu setelah mandi? Coba lihat di cermin, lebih bersih dan segar ya.

9
Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali bu? Ya bagus mandi 2 kali
sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu. Nanti ibu kemasukan ke jadwal ya
bu. Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya
dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang caraberdandan.
apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?? Baiklah
bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.

STRATEGI PELAKSANAAN

GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2


A. Proses Keperawatan
1. KondisiKlien
- Klien mengatakan sudah mandi
- Klien mengatakan malas menyisir rambut
- Klien terlihat lebih segar
- Klien rambut terlihat tidak disisir

2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri.

3. TujuanTindakan Keperawatan.
- Pasien dapa tmengetahui pentingnya perawatan diri (Berdandan)
- Pasien dapat mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri (Berdandan).
- Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (berdandan) dengan bantuan perawat.
- Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandan) secara mandiri.
- Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri
(Berdandan)

4. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
- Menjelaskan cara berdandan yang benar.
- Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan yang benar dan memasukkan
dalam jadwal.
10
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi PelaksanaanTindakan Keperawatan
1. Fase Orentasi
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah mandi?.Tampak bersih
sekali, rambut juga sudah disisir, kukunya sudah digunting yah? Bagus sekali. Kalau gosok
giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan. Coba saya lihat jadwalnya?
Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x sehari sudah dilakukan dengan mandiri,
gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku
juga sudah 1 x seminggu, kalau ini masih dibantu kemaren ya bu. Yang masih dibantu sama
suster nanti ibu melakukannya sendiri.
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan latihan
berdandan. Apakah ibu bersedia?
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit? Bu mau
berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja
Baiklah ibu, sebelum berdandan alat apa saja yang harus disiapkan? Ya benar sekali
sisir, bedak dan lipstik. Bagaimana cara ibu berdandan? Apakah menyisir rambut dulu?
Bagaimana cara ibu menyisir? Sekarang sisir rambut dulu ya. Bagus sekali coba lihat di
kaca, sudah rapi? Apa kebiasaan ibu berdandan apakah ibu memakai bedak? Lanjutkan
dengan merias muka, bagus . ibu tampak cantik. Apakah ibu mau pakai lipstik? Iya
pakainya tipis saja. Coba lihat di kaca cantik ya.

3. Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara berdandan? Lebih cantik dan rapi
ya? Bisa tina sebutkan lagi apa saja alat yang diperlukan untuk berdandan? Yah bagus
sekali. Sekarang coba sebutkan caranya bagaimana? Wah tina memang hebat.
Baiklah ibukita sudah melakukan berdandan kita masukan ke dalam jadwal
ya. Berapa kali akan ibu lakukan? Dua kali sehari? Sehabis mandi yaa? Jadi tina bisa tulis
di jadwal harian setiap habis mandi, tina bisa langsung berdandan. Selanjutnya jangan lupa
untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosokgigi 2 kali sehari juga,
keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan berdandan habis
mandi.
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang kebutuhan dan
latihan cara makan dan minum yang benar, apakah ibu bersedia?Ibu mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 11:00? Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana

11
kalau di ruang tamu? ? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa
besok bu. saya permisi. Assalamualaikum WR,WB.

STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 3:
MELATIH CARA MAKAN DAN MINUM YANG BAIK

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien terlihat berantakan saat makan, makanan tercecer, dan tidak mencuci piring dan
gelas sehabis makan
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Klien dapat menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Klien mampu menjelaskan cara makan yang tertib
c. Klien dapat menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
d. Klien mampu mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
dan benar
4. Tindakan Keperawatan

a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan


b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
Assalamualaikum, selamat pagi ibu R. Masih ingat dengan saya? Iya benar ibu.
Bagaimana kabar ibu hari ini? Oh iya ibu, baik sesuai janji kita kemarin, pada siang hari
ini kita akan berbincang dan mempraktekkan bagaimana cara makan yang baik dan
benar.
2. Fase Kerja
Bagaimana kebiasaan ibu sebelum, saat makan, dan sesudah makan? Oh begitu. Ibu R
biasanya kalau makan dimana?
Baik ibu R, sebelum makan kita harus cuci tangan dulu dengan sabun. Ayo ibu R kita
mencuci tangan bersama di wastafel. Iya bagus ibu. Setelah itu kita mengambil
makanan dulu ya bu, mari ibu mengantri untuk mengambil makanan. Bagus ibu, setelah

12
itu mari kita duduk. Sebelum makan kita harus berdoa dulu, ayo coba ibu R memimpin
doanya. Wah bagus sekali ibu.
Setelah itu mari makan pelan-pelan ya ibu, tidak usah terburu-buru. Sayurnya juga
dimakan ya ibu. Ayo ibu dihabiskan makanannya. Wah bagus sekali ibu. Setelah makan
kita bereskan piring dan gelas yang kotor ya bu. iya bagus sekali ibu R. Lalu kita akhiri
dengan cuci tangan dengan sabun lagi ya bu. iya bagus sekali ibu
3. Fase Terminasi
Bagaimana perasaan ibu R setelah kita makan bersama dengan baik dan benar? Coba
ibu sebutkan apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan? Bagus sekali ibu R.
Nah mulai sekarang coba ibu R lakukan kegiatan seperti tadi saat makan ya bu. apakah
ibu mengerti? Bagus ibu. kegiatan cara makan yang baik dan benar saya masukkan
dalam jadwal harian ibu ya?
Baik ibu, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang BAB dan BAK
secara mandiri. Apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11 siang?
Ibu maunya berbincang dimana? Bagaimana kalau diruang tamu? Baiklah bu besok
saya akan kesini jam 11 siang, sampai jumpa besok ibu R. Saya permisi dulu.
Assalamualaikum...

STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 4:
MELATIH BAB DAN BAK YANG BAIK

A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambur
Klien mengatakan sudah makan pagi dengan baik
Klien mengatakan tidak tahu cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
Klien terlihat bersih dan segar. Rambut tersisir dengan rapi
Klien terlihat BAK sembarangan.
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui cara-cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
b. Pasien dapat melaksanakan cara BAB dan BAK yang baik secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
13
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orentasi.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih ya,
rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya sudah digunting, bajunya juga
cantik. Bagus sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu
lakukan. Bagaimana makan dan minum hari ini? Jam berapa? Jam 8 ya. Coba saya lihat
jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x sehari sudah dilakukan
dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali juga sudah
mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, sudah dilakukan secara mandiri. Jadi
tina sudah bagus tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa
bu? Oh sudah sendiri bagus sekali. Kalau berpakaiannya bagaimana? Dilakukan sendiri,
bagus sekali. Kalau makan dan minum masih dibantu yah. Besok harus sudah
melakukannya sendiri yah. Ibu bisa kan ibu pasti bisa karea ibu hebat.
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara tentang cara
BAB dan BAK. Apakah ibu bersedia?
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, ibu BAB dan BAK dikamar mandi yah? Hati-hati pakaian jangan sampai
kena ya. Lalu jongkok diwc? Bagaimana cara ibu cebok? Bagus sebaiknya ibu cebok
yang bersih setelah BAB dan BAK. yaitu dengan menyiram air dari arah depan ke
belakang. Jangan terbalik ya. Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya
kotoran /tinja yang ada dianus kebagian kemaluan kita. Setelah tina selesei cebok,
jangan lupa tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja / air krncing
itu tidak tersisa dikaskus/ WC. Jika tina membersihkan membersihkan tinja/ air krncing
seperti ini, berarti tina ikut mencegah penyebaran kuman berbahaya yang ada pada
kotoran / air kencing. Setelah selesei membersihkan tinja/air kencing, tina perlu
merapikan pakaian sebelum keluar dari wc. Pastikan resleting sudah tertutup dengan
rapi. Dan setelah itu jangan lupa cuci tangan pakai sabun ya bu.

3. Terminasi.
Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan cara BAB dan BAK? Apa saja
yang dilakukan saat BAB Dan BAK? Bagus sekali bu. Nahsekarang coba ibu
sebutkan cara perawatan diri yang telah kita pelajari dan latih? Bagus sekali.

14
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara BAB dan BAK. masukan kedalam
jadwal ya. Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2
kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali
seminggu, ganti baju dan berdandan 2 kali sehari habis mandi pagi dan sore, makan 3
kali sehari dan minum 8-10 gelas sehari. BAB dan BAK ditempatnya. Bagaimana bu
bisa dilakukan sesuai jadwal. Bagus sekali ibu mau mencoba melakukannya
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang halusinasi, apakah
ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ?
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya permisi
Assalamualaikum ….

15
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and Classification,
2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic
Course).Yogyakarta: EGC.

Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses KeperawatanKesehatanJiwa :Edisi 2. Jakarta: EGC.

Khulisoh, Lilis. Dkk. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Defisit Perawatan Diri.
http://googleweblight.com/i?u=http://cicektembok.blogspot.com/2016/07/asuhan-keperawatan-
jiwa-dengan-defisit.html?m%3D1&hl=id-ID. Diakses 21 Agustus 2019

Prymananda, Tessa. Askep Pada Pasien Defisit Perawatan


Diri.https://tessaprymanandaputri.wordpress.com/2015/03/16/askep-pada-pasien-defisit-
perawatan-diri-dpd/. Diakses 21 Agustus 2019

16

Anda mungkin juga menyukai