Anda di halaman 1dari 8

MENGEMBANGKAN KARAKTER KERJA SAMA SISWA SEKOLAH DASAR

DENGAN PEMBELAJARAN KOLABORATIF

Istiqomah
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: istiqomah6726fip2016@student.uny.ac.id

Abstrak
Penulisan jurnal ini bertujuan untuk mengetahui dan menerapkan cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan karakter kerjasama khusunya di Sekolah Dasar melalui perangkat
pembelajaran kolaboratif. Karakter kerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat dalam kehidupan dewasa ini, karena hampir semua perilaku yang ada di
masyarakat menunjukkan adanya kerjasama dari semua lapisan masyarakat, tanpa
memandang perbedaan suku, agama, ras, laki-laki dan perempuan, serta golongan. Untuk
tetap mempertahankan dan menumbuhkan kegiatan tersebut diperlukan kerja kolaboratif,
yang menekankan adanya kerjasama saling kesepahaman, menghargai, tanggung jawab, dan
penuh tenggang rasa. Apalagi bangsa Indonesia sedang menghadapi permasalahan di
masyarakat yang berupa perselisihan antar etnis, tawuran antar pelajar dan bentuk-bentuk
ketidaksesuaian (disekuilibrium) yang bisa mengarah ke disintegrasi bangsa, maka sangatlah
penting untuk para peserta didik diberikan pemahaman dan penanaman tentang kerja
kolaborasi guna menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan
bebas. Dengan demikian akan terbangun kebersamaan yang erat diantara peserta didik
sehingga akan lebih mudah memecahkan masalah secara bersama.

Kata Kunci: karakter kerjasama, pembelajaran kolaboratif

DEVELOPING COOPERATIVE CHARACTER OF STUDENTS


IN ELEMENTARY SCHOOL WITH COLLABORATIVE LEARNING

Abstract
This journal aims to know and apply ways that can be done to improve the character of
cooperation especially in Primary School through collaborative learning tools. Character of
cooperation is a thing that is needed by the society in today's life, because almost all the
behavior in society shows the existence of cooperation from all layers of society, regardless
of difference of tribe, religion, race, man and woman, and class. To maintain and cultivate
these activities requires collaborative work, emphasizing mutual cooperation, respect,
responsibility and tolerance. Moreover, the Indonesian people are facing the problems in the
community in the form of ethnic strife, brawl between students and forms of nonconformity
(disequilibrium) that can lead to the disintegration of the nation, it is very important for the
students given understanding and planting of collaboration work in order to face the era of
globalization which is full of challenges and free competition. Thus will build a close
togetherness among learners so it will be easier to solve problems together.

Keywords: cooperative character, collaborative learning

PENDAHULUAN salah satunya dalam aspek karakter. Tidak


Era globalisasi sekarang ini memunculkan dapat dipungkiri dengan adanya kemajuan
dampak yang beragam di berbagai aspek teknologi, karakter manusia mulai
mengalami kemunduran. Salah satu Cara - cara yang dirasa mampu
karakter yang mengalami kemunduran menggerakkan proses pembelajaran seperti
ialah karakter kerjasama. Generasi muda di ini, yakni melalui belajar kerjasama secara
era globalisasi sekarang ini lebih kolaborasi. Belajar bersama secara
menonjolkan karakter individualis, sikap kolaborasi dapat menjadi salah satu
acuh terhadap sesama, sering terjadinya pendekatan pembelajaran yang
bullying, kekerasan, hingga tawuran. memanusiakan manusia karena sejalan
Tentu hal ini sangat memprihatinkan, dengan hakikat mausia itu sendiri. Dimana
karena generasi muda merupakan kunci manusia pada hakekatnya adalah makhluk
kemajuan suatu bangsa dan negara. Tak yang terus berusaha meningkatkan
hanya itu dalam pelaksanaan proses keterbatasan dirinya, keterbatasan
pendidikan dewasa ini cenderung semakin pikirannya dan keterbatasan tradisi yang
mengabaikan unsur “mendidik” dan mengikatnya, dengan menolaknya sebagai
pendidikan seolah digantikan dengan suatu fakta dan sebagai satu kenyataan.
aktivitas yang lebih menekankan pada Hakekat manusia yang demikian itu,
aspek-aspek yang bersifat “latihan dimungkinkan karena manusia memiliki
mengerjakan soal” guna mengejar target akal budi yang dapatdikembangkan dan
kurikulum semata sehingga memunculkan dimanfaatkan untuk kepentingan hidupnya.
suatu kompetensi antar pelajar. Hal Oleh karena itu manusia akan selalu
tersebut semakin mendukung adanya sikap melakukan interaksi dan kerjasama dengan
individualis bagi para peserta didik. Oleh orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan
karena itu perlu adanya upaya untuk yang diinginkannya. Perlu disadari
mengatasi persoalan yang ditimbulkan sesungguhnya sejak lahir manusia hidup
adanya globalisasi serta masalah terkait dalam lingkungan keluarga, kelompok
pelaksanaan pendidikan dengan melalui sebaya, masyarakat semanusia, bangsa,
penciptaan pelaksanaan pembelajaran yang dan bahkan masyarakat antar bangsa atau
mengandung nilai – nilai karakter. Upaya dunia. Untuk itulah pembelajaran
pembelajaran hendaknya lebih kolaborasi dapat dijadikan salah satu
mengarahkan para peserta didik agar alternatif untuk meningkatkan kerjasama.
mereka memiliki keharmonisan hidup PEMBAHASAN
yakni hidup bersama dengan sesama, Karakter merupakan sesuatu yang ada
saling menghargai pendapat, menghormati pada diri seseorang sebagai ciri khas
orang berbicara, tanggung jawab, rela individu yang dapat dibangun dan
berkorban, akomodatif, dan berjiwa besar. dikembangkan melalui proses yang
panjang dan tidak secara instan. Sebagai sekolah, tidak semata mata pembelajaran
mana yang telah dikemukakan oleh pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu,
Kertajaya (2010: 03) bahwa karakter yaitu penanaman moral, nilai - nilai etika,
adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu estetika, budi pekerti yang luhur dan yang
benda atau individu. Ciri khas tersebut terpenting adalah praktikan setelah
adalah asli dan mengakar pada informasi tersebut diberikan dan lakukan
kepribadian benda atau individu dengan disiplin oleh setiap elemen
tersebut, serta merupakan “mesin” yang sekolah. Salah satu karakter yang perlu
mendorong bagaimana seorang dikembangkan dalam pendidikan ialah
bertindak, bersikap, berucap, dan karakter kerja sama. Kerjasama merupakan
merespon sesuatu. Suyanto (2009) suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh
mendefinisikan karakter sebagai cara masyarakat dalam kehidupan dewasa ini,
berpikir dan bertindak sebagai suatu karena hampir semua perilaku yang ada di
karakteristik yang dimiliki masing – masyarakat menunjukkan adanya
masing individu untuk hidup dan bekerja, kerjasama dari semua lapisan masyarakat,
dalam lingkup keluarga, komunitas, tanpa memandang perbedaan suku,
bangsa dan negara. Individu yang memiliki agama, ras, laki-laki dan perempuan, serta
karakter baik merupakan individu yang golongan. Kerja sama dilakukan oleh
mampu membuat sebuah keputusan dan setiap individu melalui interaksi antar satu
siap untuk bertanggung jawab atas individu dengan individu lain dalam
keputusan yang telah dibuat. Pendidikan mewujudkan dan meraih cita – citanya.
karakter merupakan suatu cara untuk Pentingnya memiliki karakter kerjasama
membangun kepribadian seseorang dalam kehidupan manusia, sejalan dengan
melalui pendidikan yang diharapkan pernyataan Johnson, Johnson & Holubec
memunculkan aksi nyata seseorang, (1998), yang menyatakan bahwa sama
tingkah laku baik, jujur, bertanggung seperti seorang pendidik harus
jawab, peduli terhadap orang lain, pekerja mengajarkan keterampilan akademis,
keras dan sebagainya (Lickona, 1991 kerjasama juga harus diberikan kepada
dalam Bestari, 2010: 155). peserta didik, karena tindakan ini akan
Membangun dan mengembangkan bermanfaat bagi mereka untuk
karakter tiap – tiap individu dapat meningkatkan kerja kelompok, dan
dilaksanakan dengan pendidikan karakter menentukan bagi keberhasilan hubungan
yang ada di salah satu lembaga formal sosial di masyarakat. Keterampilan
yakni sekolah. Pendidikan karakter melalui kerjasama merupakan aspek kepribadian
yang penting, dan perlu dimiliki oleh penelitian Cabrera, Nora, dkk (2002)
setiap orang dalam kehidupan sosial di bahwa pembelajaran kolaboratif
masyarakat (Apriono, 2013:297). Karakter menghilangkan stereotype yang biasanya
kerja sama dapat diberikan kepada anak dilekatkan pada maha peserta didik
sejak usia dini, agar terbiasa dan kalangan tertentu, bekerjasama dalam
berlangsung setiap saat. Karakter kelompok, dan terbiasa dengan orang-
kerjasama dapat dilatih melalui keluarga, orang yang berbeda, serta menghasilkan
lembaga sekolah, lembaga masyarakat dan lulusan yang berwawasan luas dan
lembaga lainnya. Pelaksanaan penanaman menerima keanekaragaman, sebagai salah
dan pengembangan karakter kerja sama satu syarat untuk sukses di era globalisasi
dapat dilakukan dan diintegrasikan melalui seperti sekarang ini. Collaborative
proses pembelajaran yang dapat learning merupakan sebuah metode
dipersiapkan oleh guru. Salah satu pembelajaran kelompok. Dalam
perangkat pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran yang menggunakan
meningkatkan karakter kerja sama peserta pendekatan pembelajaran kolaboratif
didik ialah melalui collaborative learning peserta didik dikolaborasikan antar peserta
(pembelajaran kolaboratif). Pembelajaran didik satu dengan yang lain. Pembelajaran
kolaboratif dianggap cocok untuk kolaboratif merupakan suatu metode
meningkatkan kerja sama antar peserta pembelajaran yang mana peserta didik
didik karena dalam pembelajaran dibentuk ke dalam suatu grup (kelompok)
kolaboratif siswa diharuskan berkelompok yang mengarah pada tujuan akademik
untuk melaksanakan pembelajaran ataupun secara umum. (Gokhale: 1995). Menurut
memecahkan suatu masalah bersama - Sato (2012:22-29) menyatakan bahwa
sama. Dalam pembelajaran kolaboratif collaborative learning adalah metode yang
sangat diperlukan sifat-sifat kerjasama, memberikan kesempatan siswa saling
menghargai pendapat orang lain, belajar. Barbara dan MacGregor (1998)
pengendalian diri, kesabaran, dan menyatakan bahwa pembelajaran
kecerdasan emosional yang mumpuni dari kolaboratif merupakan suatu istilah umum
peserta didik, karena dengan memiliki untuk berbagai pendekatan pendidikan
sifat-sifat yang demikian itu diharapkan yang melibatkan usaha intelektual bersama
pembelajaran akan lebih bermakna, oleh siswa, atau siswa dan guru secara
menyenangkan dan menghasilkan bersama – sama. Biasanya siswa bekerja
pemecahan masalah seperti yang dalam kelompok yang beranggotakan 2
diharapkan. Seperti dikemukakan dalam atau lebih untuk saling mencari
pemahaman, solusi, atau makna, atau Ali Mustadi (2014:26) menyebutkan
menciptakan suatu produk. kegiatan bahwa collaborative learning sebagai
kolaboratif sangat bervarias, namun model pembelajaran dalam rangka
sebagian besar berpusat pada eksplorasi menanamkan karakter sejak usia sekolah
atau penerapan siswa terhadap materi dasar sangat tepat karena mampu
pelajaran, bukan sekedar presentasi atau menumbuhkan nilai-nilai karakter positif,
penjelasan guru. Collaborative learning seperti:
merupakan kegiatan belajar melalui 1. menumbuhkan rasa tanggung
kolaborasi antar siswa, dimana siswa jawab dan mandiri masing-masing
saling membantu dan bekerja sama dengan siswa;
cara berbagi pengetahuan. Pembelajaran 2. kerja keras dalam belajar dan rasa
kolaboratif merupakan suatu pendekatan ingin tahu yang kuat untuk
pembelajaran untuk mengajar dan melatih memecahkan masalah secara
yang melibatkan pelajar dalam suatu grup bersama-sama;
untuk bekerja sama menyelesaikan suatu 3. menambah keberanian dan percaya
masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau diri siswa dalam berpendapat atau
menciptakan suatu produk. pembelajaran mengungkapkan gagasannya;
kolaboratif berdasar pada ide bahwa 4. kreatif dalam membangun dan
belajar merupakan suatu sikap sosial yang menambah pengetahuan dan
naluriah yang mana partisipan saling pengalaman;
berbagi (Hari Srinivas, 2012: 1). Barkley, 5. menumbuhkan semangat kerja
Cross dan Major (2012: 5), menjelaskan sama dan rasa kebersamaan
bahwa di dalam pembelajaran kolaboratif, antarsiswa; dan
diterapkan strategi belajar dengan 6. menumbuhkan rasa peduli dan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok toleransi dengan sesamanya.
belajar yang dan setiap anggota kelompok Collaborative learning bisa dilakukan
tersebut harus bekerja sama secara aktif dengan cara mengolaborasikan siswa yang
untuk meraih tujuan yang telah ditentukan kurang mampu dalam belajar dengan siswa
dalam sebuah kegiatan dengan struktur yang memiliki kemampuan lebih dalam
tertentu sehingga terjadi proses belajar. Dalam pembelajaran kolaboratif
pembelajaran yang penuh makna. learning peserta didik berpeluang untuk
Collaborative learning mengedepankan saling bertukar pikiran melalui diskusi,
sikap bekerja sama dan tidak menonjolkan dan memecahkan masalah bersama –
kompetisi antar siswa di dalam suatu kelas. sama. Hal ini sejalan dengan teori Zone of
Proximal Development (ZPD) yang 9. mengembangkan keterampilan
dicetuskan oleh Vygotsky. Vygotsky masa depan.
(1978:86) menyatakan bahwa ZPD PENUTUP
merupakan perbedaan tingkat Pendidikan karakter sangat penting
perkembangan aktual dan tingkat dilaksanakan dalam suatu pembelajaran
perkembangan potensial dalam pemecahan terutama karakter kerjasama. Kerjasama
masalah yang dilakukan secara mandiri, sangat penting dikembangkan karena
dengan pemecahan masalah di bawah hampir semua perilaku yang ada di
bimbingan orang dewasa atau bekerja masyarakat menunjukkan adanya
sama dengan rekan-rekan yang lebih kerjasama dari semua lapisan masyarakat.
mampu. Langkah-langkah dalam Salah satu cara menanamkan dan
penerapan pembelajaran kolaboratif meningkatkan karakter kerjasama dengan
menurut Barkley, Cross dan Major (2012: melaksanakan pembelajaran dengan
45-140) terdiri dari lima langkah yaitu: pendekatan kolaboratif. Dimana dalam
1. mengorientasikan siswa pembelajaran kolaboratif, siswa akan
2. membentuk kelompok belajar. dibentuk kedalam suatu kelompok untuk
3. menyusun tugas pembelajaran menyelesaikan suatu masalah ataupun
4. memfasilitasi kolaborasi siswa menyelesaikan tugas dengan saling berbagi
5. memberi nilai dan mengevaluasi pengetahuan. Peserta didik perlu diberikan
pembelajaran kolaboratif yang telah wawasan kerja kolaborasi, sehingga akan
dilaksanakan. terpupuk jiwa-jiwa yang saling
Menurut Hill & Hill (dalam Setyosari, menghormati, menghargai, tenggang rasa,
2009:12), ada beberapa keunggulan tanggung jawab, jujur dan terbuka.
pembelajaran kolaborasi, antara lain Apabila hal ini telah menjadi pondasi
berkenaan dengan: pendidik dalam mengaplikasikan proses
1. prestasi belajar lebih tinggi pembelajaran di kelas, sangat
2. pemahaman lebih mendalam, memungkinkan sekali hasil pendidikan
3. mengembangkan keterampilan manusia ke depan akan menghasilkan
4. kepemimpinan anak-anak bangsa yang memiliki rasa
5. meningkatkan sikap positif ”human dignity” yang tinggi dan menjadi
6. meningkatkan harga diri, good citizen. Hasil pembelajaran yang
7. belajar secara inklusif nampak tidak hanya tertanamnya
8. merasa saling memiliki, dan pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu
berkembangnya jiwa dan budi pekerti yang
luhur para peserta didik. Proses & Pascarella, ET. 2002.
pembelajaran dijalankan berdasarkan Collaborative Learning: Its Impact
metode-metode yang tepat dan relevan, on College Students Development
yang mengandung nilai – nilai budi pekerti and Diversity. Journal of College
luhur. Dengan demikian pembelajaran Students Development, 1 (43), 2034.
kolaboratif ini akan menjadi cara yang
strategis dalam pembelajaran untuk Gokhale, Anuradha A. 1995.
mewujudkan kedamaian umat manusia Collaborative Learning
melalui kerjasama berbagai aspek Enhanches Critical
kehidupan. Thinking.Journal of Technology
Education. 1 (7) 1-9.
DAFTARPUSTAKA
Johnson, D.W. & Johnson, R.T,
Apriono, Djoko. 2013. Meningkatkan &Smith, Karl.A. 1998.
Keterampilan Kerjasama Siswa dalam Cooperative Learning Returns To
Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif. College: WhatEvidence Is There
Jakarta. Tidak diterbitkan That It Work? Change,
July/August, 27-35.
Barbara Leigh Smith and Jean T.
MacGregor. 1998. What is Collaborative Kertajaya H. 2010. Pendidikan Karakter.
Learning? in Collaborative Learning: A Jakarta. Gramedia
Sourcebook for Higher Education.
Washington: National Center on Lickona, T. 1991. Educating for Character
Postsecondary Teaching, Learning, and How Our School Can Teach Respect and
Assessment at Pennsylvania State U Responsibility. New York: Bantam
Books.
Barkley, E. E., Cross, K. P., & Major, C.
H. (2012). Collaborative Learning Mustadi, Ali. 2014. “Lesson Study
Techniques: Teknik – Teknik Berbasis
Pembelajaran Kolaboratif. Bandung: Nusa Collaborative Learning sebagai Model
Media Pemantapan Kualitas Pendidikan di
Sekolah Dasar”. Proceeding, 12 Maret
Cabrera, AF., Nora, A., Crissman, Jl., 2014. Diakses pada tanggal 20 Oktober
Terenzini, P.T., Bernal, Elena M.,
2017, dari http://pps. Collaborative Learning?. Diakses dari
uny.ac.id/pps.uny.ac.id/files/ProsidingSE http://www.gdrc.org/kmgmt/c-learn/what-
MN is-cl.html, pada tanggal 20
ASDIKDAS.pdf. Oktober 2017 Pukul 18.09 WIB.

Sato, M. 2012. Mereformasi Sekolah: Suyanto. 2009. Urgensi Pendidikan


Konsep Karakter. Direktorat Jendral Pendidikan
dan Praktik Komunitas Belajar. Dasar Kementerian Pendidikan Nasional.
(Terjemahan http://konselingindonesia.com/index.php?o
Fatmawati Djafri). Tokyo: Pelita ption=com_content&task=view&id=307&
JICA. Itemid=102 (diakses tanggal 20 Oktober
2017, pukul 18: 00 WIB)
Setyosari P. 2009. Pembelajaran
Kolaborasi: Landasan untuk Vygotsky, L.S. 1978. Mind in Society: The
Mengembangkan keterampilan sosial, rasa Development of Higher Psychological
saling menghargai dan tanggung jawab. Processes. Harvard: Harvard Univer-
Malang: Depdiknas. sity Press.

Srinivas, Hari. (2012). What is

Anda mungkin juga menyukai