Anda di halaman 1dari 11

1

Dalam dunia yang terus berubah pentingnya internalisasi nilai karakter


dan saling terhubung saat ini, penurunan gotong royong dalam pembelajaran IPS.
indikator modal sosial seperti kepercayaan, Gotong royong, istilah Indonesia yang
toleransi, kerjasama, solidaritas, saling mencakup semangat kerja sama dan
bekerja sama, dan musyawarah menjadi kolaborasi bersama, memiliki relevansi
hal yang mengkhawatirkan. Nilai-nilai besar dalam membangun kesatuan sosial
sosial ini memainkan peran penting dalam dan aksi kolektif. Dengan mengeksplorasi
membangun hubungan harmonis, internalisasi nilai ini, kita dapat
keterlibatan masyarakat, dan pemecahan memperoleh pemahaman tentang strategi
masalah kolektif. Namun, penurunan yang efektif dalam membentuk rasa
kehadiran nilai-nilai tersebut menimbulkan tanggung jawab bersama dan partisipasi
tantangan dalam berbagai konteks sosial, aktif di antara siswa.
termasuk dalam pendidikan.
Fenomena menurunnya modal
Salah satu area di mana penurunan sosial di kalangan pelajar belakangan ini
modal sosial menjadi perhatian serius merupakan perhatian yang mendesak
adalah dalam bidang pembelajaran IPS mengingat perubahan sosial yang terjadi
(Ilmu Pengetahuan Sosial). Pembelajaran dalam masyarakat. Salah satu upaya untuk
IPS memberikan kesempatan unik bagi membangun kembali modal sosial tersebut
siswa untuk mengembangkan pemahaman adalah dengan menguatkan nilai gotong
mendalam tentang struktur sosial, royong sebagai aspek yang melekat dalam
keberagaman budaya, dan tanggung jawab Pancasila, yang merupakan warisan
kewarganegaraan. Melalui mata pelajaran budaya khas Indonesia. Gotong royong
ini, siswa dapat menjelajahi peran mereka memiliki keunikan tersendiri karena tidak
sebagai anggota masyarakat yang aktif dan memiliki padanan dalam istilah asing.
bertanggung jawab. Namun, penurunan
Secara umum, prinsip gotong
manifestasi nilai-nilai gotong royong
royong mencakup nilai-nilai ketuhanan,
dalam pembelajaran IPS menimbulkan
kekeluargaan, musyawarah dan mufakat,
pertanyaan tentang bagaimana nilai-nilai
keadilan, dan toleransi, yang merupakan
ini dapat diinternalisasi dan dibangun di
dasar pandangan hidup dan filosofi bangsa
antara siswa.
Indonesia. Prinsip gotong royong
Penelitian ini bertujuan untuk mencerminkan aspek-aspek yang terkait
mengatasi isu yang mendesak tersebut dengan modal sosial. Nilai gotong royong
dengan mengeksplorasi proses dan dalam masyarakat memiliki hubungan

2
positif dengan modal sosial, di mana Nilai karakter gotong royong dalam
semakin kuat nilai gotong royong, semakin PPK itu sendiri merupakan sikap dan
membangun modal sosial dalam perilaku menghargai kerja sama dalam
masyarakat. menyelesaikan masalah bersama, dengan
cara menjalin komunikasi dan
Sejalan dengan upaya membangun
persahabatan, pemberian pertolongan serta
kembali modal sosial, Nawacita butir ke-8
bantuan kepada orang yang membutuhkan.
tentang Revolusi Karakter dalam kebijakan
Sub nilai karakter gotong royong antara
penataan kembali kurikulum pendidikan
lain tolong-menolong, menghargai kerja
nasional melalui Gerakan Penguatan
sama, solidaritas, komitmen atas keputusan
Pendidikan Karakter (PPK) menjadi
bersama, inklusif, musyawarah mufakat,
relevan. PPK merupakan program yang
empati, anti diskriminasi, anti kekerasan,
menekankan pentingnya nilai-nilai
dan sikap kerelawanan.1 Prinsip
karakter, termasuk nilai karakter gotong
implementasinya, PPK dilaksanakan
royong, bersama dengan religius,
dengan berbasis kelas, berbasis budaya
nasionalis, mandiri, dan integritas. Tujuan
sekolah, dan berbasis budaya masyarakat.
dari program PPK adalah menanamkan
nilai karakter gotong royong secara luas Menurut Muhaimin, proses
dan efektif melalui pembelajaran, internalisasi nilai melibatkan tiga tahap,
pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga yaitu transformasi, transaksi, dan
nilai karakter tersebut dapat mengubah transinternalisasi nilai. Dalam konteks
perilaku, pola pikir, dan tindakan sesuai internalisasi nilai karakter gotong royong
dengan nilai-nilai gotong royong. dalam pembelajaran IPS, tahapan tersebut
terdiri dari beberapa langkah penting,
Dalam konteks ini, penting untuk
yaitu:2
memahami bahwa penguatan nilai karakter
gotong royong tidak hanya sebatas pada 1. Tahap transformasi nilai, di mana
tingkat individu, tetapi juga dalam skala pendidik berperan dalam
yang lebih luas, yaitu masyarakat. Melalui menginformasikan nilai-nilai
pendidikan yang melibatkan nilai-nilai karakter gotong royong yang baik
gotong royong, kita dapat membangun dan menggambarkan dampak
1
kembali modal sosial yang kuat dan Kemendikbud. 2016. Konsep dan Pedoman
Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah
menciptakan masyarakat yang lebih Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, hal. 9.
2
Muhaimin. 2012. Paradigma Pendidikan Islam:
harmonis dan inklusif. Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal.
153.

3
negatif dari kurangnya nilai-nilai tentang nilai-nilai tersebut. Tentunya, hal
tersebut. Komunikasi verbal antara ini tidak sesuai dengan tujuan
guru dan peserta didik dalam pembelajaran IPS.
pembelajaran IPS memiliki
peranan penting dalam tahap ini.
2. Tahap transaksi nilai, di mana Dalam konteks ini, penting untuk

pendidik fokus pada pendidikan melakukan penelitian yang menarik

nilai karakter gotong royong tentang internalisasi nilai karakter gotong

melalui komunikasi dua arah antara royong dalam pembelajaran IPS sebagai

guru dan peserta didik. Interaksi upaya untuk membangun modal sosial

timbal balik tersebut terjadi melalui pada peserta didik SMP. Melalui penelitian

aktivitas pembelajaran yang sesuai tersebut, diharapkan dapat ditemukan

dengan rencana pelaksanaan strategi pembelajaran yang efektif untuk

pembelajaran yang telah disusun. menginternalisasi nilai-nilai tersebut

3. Tahap transinternalisasi, yang sehingga peserta didik dapat menghayati

merupakan tahap yang lebih dan menerapkan nilai-nilai karakter gotong

mendalam daripada tahap royong dalam kehidupan sehari-hari

transformasi dan transaksi. Tahap mereka.

ini melibatkan tidak hanya


komunikasi verbal, tetapi juga
Pembahasan
melibatkan komunikasi kepribadian
yang aktif. A. Penurunan Gejala Modal Sosial
Penurunan gejala modal
Proses internalisasi nilai karakter
sosial adalah fenomena yang
gotong royong dalam pembelajaran IPS
mengacu pada penurunan atau
memiliki tujuan untuk membangun modal
kelemahan dalam interaksi sosial,
sosial pada peserta didik SMP. Fenomena
saling percaya, solidaritas, dan
menurunnya modal sosial yang terlihat
partisipasi masyarakat dalam
pada pelajar belakangan ini menunjukkan
kegiatan bersama. Modal sosial
bahwa mereka belum sepenuhnya mampu
merupakan jaringan hubungan
menginternalisasi nilai-nilai karakter
sosial, norma, kepercayaan, dan
gotong royong agar menjadi bagian dari
nilai-nilai yang memfasilitasi kerja
hati nurani mereka dan mampu
sama dan koordinasi antara
memunculkan pemahaman mendalam

4
individu-individu dalam suatu mengalami penurunan akibat
masyarakat.3 penurunan modal sosial. Partisipasi
Salah satu indikator merupakan keterlibatan aktif
penurunan modal sosial adalah individu dalam kegiatan sosial,
berkurangnya rasa saling percaya seperti kegiatan komunitas,
antaranggota masyarakat. Ketika organisasi masyarakat, atau proyek
kepercayaan berkurang, individu bersama. Ketika modal sosial
cenderung menjadi lebih skeptis menurun, minat dan motivasi
terhadap niat dan motivasi orang masyarakat untuk berpartisipasi
lain. Hal ini dapat menghambat dalam kegiatan tersebut juga dapat
kerja sama dan kolaborasi yang menurun. Hal ini berdampak
efektif, serta menyebabkan negatif pada pembangunan
terjadinya perpecahan dan konflik masyarakat, karena partisipasi aktif
di dalam masyarakat. masyarakat sangat penting dalam
Selain itu, penurunan modal mencapai tujuan bersama dan
sosial juga ditandai dengan memperkuat ikatan sosial.
berkurangnya solidaritas Penurunan gejala modal
antarindividu. Solidaritas sosial merupakan tantangan yang
merupakan ikatan sosial yang kuat serius bagi suatu masyarakat.
antara anggota masyarakat, di Untuk mengatasi hal ini,
mana mereka saling mendukung diperlukan upaya kolektif dalam
dan membantu satu sama lain. membangun kembali modal sosial
Ketika solidaritas menurun, melalui pembangunan hubungan
masyarakat dapat menjadi lebih sosial yang kuat, penguatan norma-
individualistik dan kurang peduli norma sosial yang positif, dan
terhadap kebutuhan dan peningkatan nilai-nilai
kesejahteraan orang lain. kebersamaan. Melalui langkah-
Akibatnya, kerja sama dan langkah ini, diharapkan masyarakat
kebersamaan dalam mengatasi dapat memulihkan modal sosial
masalah bersama juga terhambat. yang diperlukan untuk membangun
Partisipasi masyarakat kerja sama yang produktif,
dalam kegiatan bersama juga dapat solidaritas yang kuat, serta
partisipasi yang aktif dalam
3
Thomas Santoso. 2020. Memahami Modal Sosial.
Surabaya: CV. Saga Jawadwipa, hal. 6 mencapai kesejahteraan bersama.

5
Ada beberapa faktor yang bergantung pada teknologi dan
dapat menyebabkan penurunan media sosial dapat mengurangi
gejala modal sosial:4 interaksi tatap muka dan
1. Perubahan Struktur Sosial: mengganggu pembentukan
Perubahan struktur sosial, hubungan sosial yang kuat.
seperti urbanisasi, migrasi 4. Ketidaksetaraan Sosial:
massal, dan pertumbuhan Ketidaksetaraan sosial yang
populasi yang cepat, dapat signifikan dapat menghambat
menghancurkan atau mengubah perkembangan modal sosial.
jaringan sosial yang sudah ada. Ketika ada kesenjangan
Ini bisa mengurangi hubungan ekonomi dan sosial yang besar
interpersonal dan kepercayaan antara kelompok-kelompok
antarindividu. dalam masyarakat, rasa saling
2. Perubahan Nilai dan Norma percaya dan keinginan untuk
Sosial: Perubahan nilai dan berpartisipasi dalam kegiatan
norma sosial dalam masyarakat bersama bisa menurun.
juga dapat mempengaruhi 5. Krisis dan Konflik: Krisis
modal sosial. Jika nilai-nilai ekonomi, konflik sosial, atau
yang mendasari kehidupan bencana alam dapat merusak
sosial berubah menjadi lebih modal sosial secara signifikan.
individualistik atau Masyarakat yang terpengaruh
materialistik, hal ini dapat oleh krisis atau konflik sering
mengurangi rasa saling mengalami pembagian sosial,
ketergantungan dan rasa hilangnya kepercayaan, dan
tanggung jawab terhadap orang hilangnya rasa solidaritas.
lain. Dampak penurunan gejala
3. Teknologi dan Media Sosial: modal sosial bisa sangat berbahaya
Meskipun teknologi dan media bagi masyarakat. Modal sosial
sosial dapat memfasilitasi yang kuat sangat penting untuk
konektivitas global, mereka menjaga keharmonisan sosial,
juga dapat mengurangi kestabilan politik, dan
interaksi sosial langsung di perkembangan ekonomi. Tanpa
tingkat lokal. Terlalu banyak modal sosial yang memadai,
4
Ibid. hal. 7. masyarakat dapat mengalami

6
penurunan kualitas hidup, dalam mencapai keberhasilan
meningkatnya konflik sosial, bersama. Selain itu, gotong royong
kurangnya kepercayaan terhadap juga mendorong terciptanya
institusi publik, serta kesulitan atmosfer yang positif di antara
dalam mencapai tujuan bersama. anggota masyarakat, yang
Untuk mengatasi penurunan melibatkan kerjasama,
gejala modal sosial, perlu kepercayaan, dan rasa saling
dilakukan upaya kolaboratif dari menghormati. Melalui gotong
pemerintah, lembaga masyarakat royong, individu belajar untuk
sipil, dan individu-individu dalam menghargai perbedaan dan
masyarakat. Beberapa langkah berkontribusi secara aktif dalam
yang dapat diambil termasuk membantu orang lain yang
mempromosikan nilai-nilai membutuhkan bantuan.5
solidaritas dan saling percaya, Gotong royong juga
membangun jaringan sosial yang mengandung nilai inklusif yang
kuat, mendorong partisipasi perlu dikembangkan dalam
masyarakat dalam kegiatan masyarakat. Sikap inklusif
bersama, dan mengurangi menunjukkan penghargaan
kesenjangan sosial serta ekonomi. terhadap keberagaman dan
memastikan bahwa semua orang
merasa diikutsertakan dalam proses
B. Internalisasi Nilai Karakter pengambilan keputusan dan
Gotong Royong kegiatan bersama. Dengan
Nilai gotong royong menerapkan nilai inklusif,
merupakan cerminan sikap masyarakat dapat menciptakan
menghargai dan semangat lingkungan yang adil, di mana
kerjasama dalam menyelesaikan setiap individu memiliki
persoalan bersama. Masyarakat kesempatan yang sama untuk
yang menerapkan nilai gotong berpartisipasi dan memberikan
royong akan saling bekerja bahu kontribusi. Hal ini tidak hanya
membahu untuk mencapai tujuan memperkuat hubungan antar
bersama. Tindakan ini
5
Yuver Kusnoto. 2017. Internalisasi Nilai-nilai
mengungkapkan penghargaan Kesatuan Karakter Pada Satuan Pendidikan. Sosial
Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial,
terhadap kontribusi setiap individu
Vol. 4, No. 2, hal. 252

7
anggota masyarakat, tetapi juga dan berkelanjutan. Dalam konteks
menciptakan rasa saling percaya gotong royong, musyawarah
dan keadilan. mufakat menjadi alat untuk
membangun konsensus dan
Komitmen atas keputusan
memperkuat solidaritas dalam
bersama merupakan salah satu nilai
masyarakat.
penting dalam gotong royong.
Dalam budaya ini, setiap individu Gotong royong juga
berkomitmen untuk menjalankan membawa nilai solidaritas yang
keputusan yang telah disepakati perlu dikembangkan. Solidaritas
bersama-sama. Komitmen ini mencerminkan ikatan yang kuat
mencerminkan kesadaran akan antara anggota masyarakat dalam
tanggung jawab kolektif dalam menghadapi tantangan bersama dan
mencapai tujuan bersama dan saling membantu saat ada
menjaga kesinambungan kegiatan kesulitan. Nilai solidaritas
yang dilakukan. Dengan adanya mengajarkan individu untuk
komitmen, masyarakat dapat bersama-sama menjaga
menciptakan kestabilan dan kebersamaan, memperkuat ikatan
konsistensi dalam tindakan mereka, sosial, dan mendukung satu sama
yang pada gilirannya berkontribusi lain dalam mencapai tujuan
pada kesuksesan dan bersama. Dengan mengembangkan
perkembangan yang berkelanjutan. nilainsolidaritas, masyarakat dapat
mengatasi kesulitan dengan lebih
Musyawarah mufakat
baik dan menciptakan lingkungan
menjadi prinsip penting dalam
yang saling peduli dan
budaya gotong royong. Melalui
mendukung.6
musyawarah, semua pihak
memiliki kesempatan untuk Internalisasi nilai karakter
menyampaikan pendapat dan gotong royong dalam pembelajaran
berpartisipasi dalam pengambilan IPS memiliki makna yang berbeda-
keputusan. Nilai musyawarah beda bagi subjek penelitian.
mufakat mencerminkan pentingnya Perbedaan makna tersebut
mendengarkan dan menghargai bergantung pada sudut pandang
perspektif orang lain, serta dan pengalaman mereka ketika
mencapai kesepakatan yang adil 6
Ibid.

8
mengikuti pembelajaran. Gotong yakini. Namun, perilaku
royong itu sendiri dimaknai sebagai berkarakter yang ditunjukkan oleh
interaksi sosial dalam membantu peserta didik tidak dapat muncul
orang lain yang melibatkan tujuan tanpa adanya proses internalisasi,
bersama untuk meringankan beban dan proses internalisasi tidak dapat
kerja dan mencapai keuntungan berjalan tanpa adanya penyampaian
bersama.7 informasi mengenai nilai karakter
Nilai karakter gotong gotong royong melalui
royong sangat penting bagi pembelajaran IPS. Proses
generasi muda dalam membangun internalisasi nilai karakter gotong
interaksi sosial yang sehat. Gotong royong dalam pembelajaran IPS
royong seharusnya dilandasi oleh dilakukan melalui keteladanan guru
semangat kerelaan, keikhlasan, dan pengalaman belajar melalui
kebersamaan, kepercayaan, dan model pembelajaran, metode
toleransi. Pada dasarnya, gotong pembelajaran, bahan ajar, dan
royong muncul dari kesadaran dan evaluasi pembelajaran. Perilaku
semangat untuk bekerja bersama berkarakter yang diaktualisasikan
tanpa memikirkan keuntungan oleh peserta didik dalam kehidupan
pribadi, melainkan untuk sehari-hari mereka sesuai dengan
kepentingan bersama. Gotong unsur-unsur modal sosial, yaitu
royong pada akhirnya merupakan kepercayaan (trust), jaringan
interaksi sosial yang didasari oleh (network), dan norma (norm)
motivasi non-ekonomi dan tujuan dengan subnilai kerjasama,
yang saling menguntungkan.8 musyawarah, diskusi pemecahan
Nilai karakter gotong masalah, tolong-menolong, empati,
royong dalam pembelajaran IPS anti diskriminasi, dan anti
penting untuk diinternalisasi pada kekerasan.9
diri peserta didik agar mereka
berperilaku berkarakter sesuai
dengan nilai-nilai yang mereka Kesimpulan

7
Eko Prasetyo Utomo. 2018. Internalisasi Nilai Penurunan gejala modal sosial
Karakter Gotong Royong dalam Pembelajaran IPS
untuk Membangun Modal Sosial Peserta Didik. terjadi ketika interaksi sosial, saling
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS Volume percaya, solidaritas, dan partisipasi
3, No. 2, hal. 99
8
Ibid. 9
Ibid. hal, 101.

9
masyarakat dalam kegiatan bersama Internalisasi nilai karakter gotong royong
melemah. Faktor-faktor yang berkontribusi berperan dalam membentuk perilaku
termasuk perubahan struktur sosial, berkarakter yang mencerminkan modal
pergeseran nilai dan norma sosial, dampak sosial seperti kepercayaan, jaringan, dan
teknologi dan media sosial, norma. Dengan demikian, pembelajaran
ketidaksetaraan sosial, serta krisis dan IPS dapat menjadi sarana penting untuk
konflik. Dampaknya sangat serius, karena membentuk interaksi sosial yang sehat dan
modal sosial yang kuat diperlukan untuk mempromosikan kolaborasi dalam
menjaga keharmonisan sosial, kestabilan masyarakat.
politik, dan kemajuan ekonomi. Untuk
mengatasi penurunan ini, diperlukan
kerjasama antara pemerintah, lembaga Daftar Pustaka

masyarakat sipil, dan individu. Pemerintah Kemendikbud. 2016. Konsep dan


dapat mendorong partisipasi masyarakat, Pedoman Penguatan Pendidikan
mengurangi kesenjangan sosial, dan Karakter Tingkat Sekolah Dasar
mempromosikan solidaritas. Lembaga dan Sekolah Menengah Pertama.
masyarakat sipil dapat membangun
Kusnoto, Yuver. 2017. Internalisasi Nilai-
jaringan sosial yang kuat dan mendorong
nilai Kesatuan Karakter Pada
kolaborasi antar kelompok. Individu juga
Satuan Pendidikan. Sosial
harus berperilaku proaktif, tolong-
Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
menolong, dan menghormati nilai-nilai
sosial yang saling menguntungkan. Muhaimin. 2012. Paradigma Pendidikan
Islam: Upaya Mengefektifkan
Pembelajaran IPS memiliki peran
Pendidikan Agama Islam di
penting dalam menginternalisasi nilai
Sekolah. Bandung: PT. Remaja
karakter gotong royong kepada generasi
Rosdakarya.
muda. Gotong royong melibatkan
kerelaan, keikhlasan, kebersamaan, Santoso, Thomas. 2020. Memahami Modal
kepercayaan, dan toleransi dalam Sosial. Surabaya: CV. Saga
membantu orang lain dengan tujuan Jawadwipa.
bersama. Melalui keteladanan guru,
Utomo, Eko Prasetyo. 2018. Internalisasi
pengalaman belajar, dan metode
Nilai Karakter Gotong Royong
pembelajaran, peserta didik dapat
dalam Pembelajaran IPS untuk
memahami dan mengadopsi nilai-nilai ini.
Membangun Modal Sosial Peserta

10
Didik. Jurnal Teori dan Praksis
Pembelajaran IPS.

11

Anda mungkin juga menyukai