Anda di halaman 1dari 18

Membangun Karakter Anak

Sejak Usia Dini


LESTARI KOESOEMAWARDHANI
WIDYAPRADA AHLI MADYA, KOORDINATOR BIDANG

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2020
Kita menekankan pentingnya penguatan karakter, apakah
memang masih ada persoalan dengan karakter bangsa kita?

Kekerasan
Penyimpangan seksual 119 koomunitas
1000 Kasus sepanjang
LGBT di Indonesia (UNDP, 2015)
Tahun 2016 (KPAI)

Radikalisme, Intoleransi, Terorisme Separatisme

Narkoba dan Miras Seks Bebas, HIV/AIDS


5,1 juta pengguna, 15.000 meninggal 178 bayi dibuang dijalan sepanjang 2017
pertahun (BNN, 2016) (Indonesia Police Watch)

Pornografi dan Cyber Crime 767 ribu Krisis Kepribadian Bangsa dan
situs Porno diblokier Kemenkominfo Melemahnya Kehidupan Berbangsa dan
selama tahun 2016 Bernegara
Pendidikan Karakter

Menurut Ki Hajar Dewantoro karakter adalah“ngerti-ngerasa-


ngelakoni” (menyadari, menginsyafi dan melakukan). Hal
tersebut mengandung pengertian bahwa Pendidikan
Karakter adalah bentuk pendidikan dan pengajaran yang
menitikberatkan pada prilaku dan tindakan siswa dalam
mengapresiasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai
karakter ke dalam tingkah laku sehari-hari.
Penguatan Pendidikan Karakter
PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan
pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM).
Mengapa dimulai sejak usia dini?

“ kunci perubahan adalah pembekalan sejak anak usia


dini, karena usia dini adalah kesempatan terbaik kita
membuat perbedaan dalam jangka panjang dan
permanen”.
Apa Tujuan PPK?
• Membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas
Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter
yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan;
• Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi Peserta Didik dengan dukungan pelibatan publik yang
dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal
dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia; dan
• Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga
kependidikan, Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam
mengimplementasikan PPK.
Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar
Pancasila
VISI PENDIDIKAN
Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan YME, dan
berakhlak mulia
Berkebinekaan
Global
“ mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
Mandiri
PELAJAR
PANCASILA
Bergotong-
Royong kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia, bergotong royong, dan

berkebinekaan global

Bernalar Kreatif
Kritis
Adakah indikator penguatan karakter?
Maksudnya adakah indikator bahwa karakter
seseorang kuat atau baik?
“Ketika karakter sudah menjadi habituasi dan membudaya,
sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain dilingkungannya”

habituasi

Dilatih Menjadi Menjadi Menjadi


Diajarkan Dibiasakan Konsisten Kebiasaan Karakter Budaya

Keteladanan
Penguatan karakter semestinya juga dilakukan di rumah dan di lingkungan,
oleh orang tua dan masyarakat. Bagaimana Kemendikbud atau Puspeka
mendorong orang tua dan masyarakat ikut serta membangun karakter bangsa.
memperkuat peranan orang tua sebagai
pemangku kepentingan utama pendidikan dan
Komite Sekolah sebagai lembaga partisipasi
01 masyarakat yang menjunjung tinggi prinsip
gotong royong;

melibatkan dan memberdayakan potensi


Pendekatan lingkungan sebagai sumber belajar seperti
keberadaan dan dukungan pegiat seni dan
berbasis 02 budaya, tokoh masyarakat, alumni, dunia
masyarakat usaha, dan dunia industri; dan

mensinergikan implementasi PPK dengan


berbagai program yang ada dalam lingkup
03 akademisi, pegiat pendidikan, lembaga
swadaya masyarakat, dan lembaga
informasi
Apa saja tantangan penguatan karakter kita?

2 4
Ada kontradiksi
6
Masih banyak Guru/pendidik
antara yang anggapan bahwa kurang mampu
diinginkan orang tua pendidikan karakter mengintegrasikan
1 Kurang keteladanan,
pembiasaan dan peran
dari orang tua dan orang
dan yang dilakukan. hanya sekedar
pengetahuan
nilai-nilai karakter
dalam proses
(kognitif) saja pembelajaran.
dewasa lainnya di dalam
dan sekitar rumah bahkan
dalam masyarakat yang
lebih luas untuk
menanamkan nilai
karakter
3 Pola kehidupan
yang berubah
membuat
5 Guru/pendidik kurang
mampu
mengembangkan
7 Paparan Budaya
global yang belum
tentu sesuai dengan
kelekatan orang kurikulum yang karakter bangsa
tua dan anak mengintegrasikan
berkurang nilai-nilai karakter.
Bagaimana pendidikan karakter diintegrasikan dalam kurikulum
PAUD?
Dalam Kurikulum 2013 PAUD, pembangunan karakter anak
dilakukan melalui pengembangan kompetensi sikap.

KI.1 Sikap
2 KD
Kompetensi Spiritual
Sikap dalam
Kurikulum 2013 KI.2 Sikap
14 KD
Sosial
Kompetensi Dasar Sikap dirumuskan dalam Kompetensi Dasar dari
Sikap Spiritual dan Kompetensi Dasar dari Sikap Sosial.
Knowing the Good
(Mengetahui)

Habituating Thinking the Good


Membiasakan) (Memikirkan)
STRATEGI
PENGEMBANGAN
KARAKTER DI
PAUD

Feeling the
Acting the Good
Good
(Melakukan) (Merasakan)
Contoh menanamkan karakter kepada anak dalam kegiatan pembelajaran

Pembiasaan antri Membiasakan bekerjasama

Bertanggung jawab mengembalikan


Merawat tanaman; sikap syukur Beribadah bersama tepat waktu ke tempat semula
KONSENSUS

KONSEKUENSI KOMITMEN
Pembudayaan
pengembangan
karakter di
Satuah PAUD

KONTINU KONSISTEN

Anda mungkin juga menyukai