Oleh :
FITRIA NINGSIH
NIM. P00320018021
Oleh :
FITRIA NINGSIH
NIM. P00320018021
RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Fitria Ningsih
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Andaroa, 9 Desember 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : Kel. Besulutu Kec. Besulutu
7. No. Telp/ Hp 085333616604
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri 01 Besulutu Tamat Tahun 2012
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Besulutu Tamat Tahun 2015
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Besulutu Tamat Tahun 2018
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Tahun 2018-2021
vi
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d : 11)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya” (An Najm : 39)
“Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang
ditunjukkan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia akan mendapatkan baunya surge nanti
pada hari kiamat (riwayat Abu Humirah radhiallahu anhu)”
vi
KATA PENGANTAR
tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Nn. N Dengan Diagnosa
Dari awal rencana penulisan hingga selsainya penulisan karya tulis ilmiah
ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan tantangan. Namun berkat bimbingan
dan saran berbagai pihak maka semua masalah dapat terselesaikan. Untuk itu pada
kepada :
studi kasus
6. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan moril dan metaril serta
dalam suka maupun duka dalam menuntut ilmu pada Jurusan Keperawatan
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga karya tulis ilmiah ini berguna baik bagi diri kami
Penulis
x
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Klasifikasi Nyeri …………………………………………… 20
Tabel 2.2 Skala Nyeri ………………………………………………… 27
Tabel 2.3 Pengelompokkan Skala Nyeri………………………………. 28
Tabel 2.4 Rencana Keperawatan Kebutuhan Rasa Nyaman……..…….. 37
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 4.1 Genogram 3 generasi ….………………………………… 54
xi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagian bawah dan diafragma pada bagian atas. Trauma abdomen terdiri atas
trauma tumpul abdomen dan trauma tembus abdomen. Angka kejadian trauma
sekitar 80% kejadian trauma tumpul abdomen dari kejadian trauma abdomen
Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi
klien mengelami beberapa keluhan salah satunya adalah nyeri. Pasien dapat
merasa berat akibat tindakan pembedahan tersebut dan dapat mengganggu rasa
tumpul abdomen.
1
2
bahwa sekitar 1,35 juta orang meninggal setiap tahun karena mengalami
kecelakaan lalu lintas dan trauma akibat kecelakaan yang dihubungkan sebagai
penyebab kematian yang cukup sering ditemukan (WHO, 2018; Costa, 2010
populasi anak muda di dunia, diperkirakan tahun 2020 sekitar 8,1 juta orang
pada kelompok usia 15–24 tahun. Di Indonesia penyebab trauma secara umum
yang terbanyak adalah jatuh (40,9 %) dan kecelakaan sepeda motor (40,6 %),
selanjutnya penyebab trauma karena terkena benda tajam atau tumpul (7,3%),
transport tasi darat lain (7,1%) dan kejatuhan (2,5 %) penyebab trauma
tahun 2019 sebanyak 4 kasus, tahun 2020 sebanyak 4 kasus dan tahun 2021
hingga bulan Juni sebanyak 6 kasus dan harus menjalani operasi pembedahan
Bahteramas, 2019).
3
gangguan pemenuhan rasa nyaman yakni nyeri akut (Andri & Wahid, 2016).
Dalam studi kasus ini penulis mengangkat masalah nyeri akut didasarkan pada
menyusun karya tulis ini yang bejudul “Asuhan Keperawatan pada Nn. N
B. Rumusan Masalah
Bahteramas?”.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sakit Bahteramas.
5
Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan pada penulis tentang
keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/Pasien
b. Bagi Institusi/Pendidikan
dan pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
kadang tidak memberikan kelainan yang jelas pada permukaan tubuh tetapi
Benturan pada trauma tumpul abdomen dapat menimbulkan cedera pada organ
berongga berupa perforasi atau pada organ padat berupa perdarahan (Andrew,
2014).
bergantung pada mekanisme cedera dan organ yang terlibat. Organ yang
atau organ berongga, terfiksir atau mobile. Berbagai macam mekanisme cedera
dapat dikaitkan dengan trauma tumpul, tetapi sebagian besar disebabkan oleh
6
7
dengan kecepatan tinggi atau jatuh dari ketinggian. Gaya deselerasi dibagi
3. Diagnosis
a. Anamnesis
dari paramedis, polisi atau yang mendampingi pasien saat transportasi dan
juga dari pasien sendiri jika pasien sadar baik (Wiargitha, 2017).
1) Mekanisme cedera
b. Pemeriksaan fisik
abdomen terkadang sulit dilakukan dan tidak akurat, dan dapat ditemukan
pada sekitar 50% pasien yang mengalami trauma tumpul abdomen (Legome
hemoperitoneum dan variasi cedera dari berbagai variasi gejala cedera organ
(Indah, 2016).
Tanda dan gejala yang sering ditemukan pada pasien yang sadar baik
yaitu :
1) Nyeri perut
3) Perdarahan gastrointestinal
4) Hipovolemik
nyeri perut maupun nyeri tekan pada abdomen memiliki sensitifitas yang
yaitu :
3) Ekimosis pada daerah panggul (Grey Turner sign) atau umbilicus (Cullen
4) Distensi abdomen
diafragma
peritoneum
c. Pemeriksaan penunjang
dan sangat berguna untuk mendeteksi cedera diafragma. Selain itu, juga
Zidan, 2006).
mencapai 95% dan memiliki negative predictive value yang sangat tinggi
abdomen harus dirawat di rumah sakit selama paling sedikit 24 jam untuk
pada organ padat dapat menyebabkan keraguan dimana terdapat 25% lesi
tatalaksana konservatif.
CT scan, bahaya radiasi yang didaptkan, pasien dapat tidak koperatif atau
stabil
c) Jika dicurigai cedera pada rektum dan kolon distal dengan adanya
Eropa dan Jepang pada tahun 80-an yang kemudian diadopsi oleh
Pemeriksaan ini merupakan alat diagnosis yang aman dan cepat serta
berguna bagi pasien dengan hemodinamik tidak stabil dan tidak dapat
2016).
mengerjakan dan akan terutama pada pasien obesitas atau usus usus terisi
tanpa hemoperitoneum.
cairan ringer laktat (RL) hangat sebanyak 1000 mililiter (ml) dan
Zidan, 2006)
1
4) Laparotomi eksplorasi
e) Ruptur diafragma
f) Pneumoperitoneum
(NGT) atau rectum, perdarahan dari sumber yang tidak jelas, luka
tusuk dengan cedera vascular, bilier, dan usus (Richard dkk., 2007).
penggunaan CT abdomen
1
yang tidak perlu, paparan radiasi, dan biaya yang digunakan untuk
kelompok yaitu resiko rendah yaitu jika jumlah skor BATSS kurang dari 8,
resiko sedang jumlah skor BATSS 8-12, resiko tinggi jumlah skor BATSS
lebih dari
12. Pada kelompok pasien dengan risiko sedang diperlukan observasi dan
skoring yang ada saat ini yaitu Clinical Abdominal Scoring System (CASS)
Selain itu mengurangi waktu dan biaya yang tidak perlu (Afifi, 2008).
Hal ini juga didukung oleh Avini et al, dimana skoring tersebut memberikan
Nejad, Chardoli, & Movaghar, 2011). Sistem skoring CASS ini disusun
1
luas termasuk anak usia 2 tahun pada penelitian Afifi et al. Dimana angka
hipotensi pada rentang usia anak dan dewasa berbeda. Pemeriksaan fisik
2014).
berdasarkan sistem skoring ini sangat mirip dengan hasil yang didapatkan
dari CT scan.
(SDKI PPNI, 2016). Potter & Perry (2012) rasa nyaman merupakan
2. Definisi Nyeri
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI PPNI,
2016).
tubuh yang terjadi secara mendadak dengan intensitas dari ringan sampai
berat.
3. Fisiologi Nyeri
dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di
Abd.Wahid, 2016).
1
a. Gejala penyakit
d. Kurangnya privasi
PPNI, 2016).
2
5. Klasifikasi Nyeri
a. Reaksi fisiologis
sedang dan nyeri yang superfisial menimbulkan reaksi “flight atau fight”,
b. Reaksi psikologis
2015).
2
c. Respons perilaku
7. Penanganan Nyeri
1) Analgesik narkotik
Abd.Wahid, 2016).
ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga memiliki efek anti
a) Distraksi
2017).
b) Relaksasi
atas
2
(Andarmoyo, 2017).
tubuh dan pikiran agar tercapai kondisi yang nyaman atau berada
meliputi :
aktifitas.
seseorang.
c) Imajinasi terbimbing
8. Pengukuran Nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala ini sangat efektif untuk digunakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
Dikelompokkan menjadi :
lain :
oleh nyeri tersebut. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi
b. Kecemasan
c. Umur
alamiah dari proses penuaan dan dapat diabaikan atau tidak ditangani
pada dewasa muda dapat dirasakan sebagai keluhan ringan pada dewasa
ambang nyeri. Selain itu, proses penyakit kronis yang lebih umum terjadi
mellitus dapat mengganggu transmisi impuls saraf normal (Le Mone &
Burke, 2008).
d. Jenis Kelamin
pada jenis kelamin tertentu, terutama yang berhubungan erat dengan alat
3
e. Sosial Budaya
lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam rnengkaji
f. Nilai Agama
tetap
3
rasa kecemasan dan ketakutan. Apabila keluarga atau teman tidak ada
anak yang mengalami nyeri kehadiran orang tua sangat penting (Potter &
Perry, 2012).
1. Pengkajian Keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
Pengkajian yang lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi
yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosis
a. Pengumpulan Data
1) Identitas pasien
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
Nyeri tersebut bias akut atau kronik tergantung dari lamanya serangan.
pasien digunakan :
presipitasi nyeri.
menusuk.
c) Region: radiation, relief : apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana
menyambung.
6) Riwayat Psikososial
dan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
ataupun masyaakat.
penggunaan
3
c) Pola Aktivitas
banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah
2. Diagnosa Keperawatan
abdomen adalah :
a. Nyeri akut
1) Definisi
3 bulan.
2) Penyebab
berlebihan).
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
Objektif
a) Tampak meringis
c) Gelisah
e) Sulit tidur
Subjektif : -
Objektif
e) Menarik diri
g) Diaphoresis
3
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
e) Glaukoma
3. Rencana Keperawatan
(2018) adalah :
Tabel 2.4
Rencana Keperawatan Kebutuhan Rasa Nyaman
Edukasi
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian
analgetik jika perlu
Sumber : SDKI (2018)
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
dan Griffin, 2014). Evaluasi formatif adalah evalusi yang dilakukan setelah
Evaluasi somatif terdiri dari SOAP (subjek, objektif, analisis dan planing).
Subjek berisi respon yang diungkapkan oleh pasien dan objektif berisi
perawat
3
sesuai kriteria hasil yang telah ditentukan, tujuan tercapai sebagian apabila
jika klien menunjukan perubuhan pada sebagian kriteria hasil yang telah
serta hipertensi baik pre hipertensi maupun yang termasuk dalam hipertensi.
a. Pasien yang mengalami nyeri nyeri akut tingkat ringan sampai dengan
a. Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam 3
dua, tiga).
4
hanya kaki dan telaopak kaki yang rilaks. Perawat meminta klien
Setelah seluruh tubuh klien rileks, ajarkan untuk bernafas secara perlahan-
lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas secara dangkal dan
cepat.
4
Dalam
napas dalam pada 2 orang pasien menunjukkan penurunan skala nyeri pada
2. Penelitian yang dilakukan oleh Aini dan Reskita (2018) tentang Pengaruh
BAB III
Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kasus
pada Nn. N dengan diagnosa medis trauma tumpul abdomen pada pemenuhan
Pada penelitian ini, peneliti mengambil satu klien untuk dijadikan subyek
studi kasus, yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu batasan
karakteristik umum subyek studi kasus dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3. Mampu membaca/menulis
49
4
E. Definisi Operasional
1) Pengkajian
kepearawatan
2) Diagnosa Keperawatan
3) Intervensi/Perencanaan Keperawatan
hasil :
b) Meringis menurun
d) Gelisah menurun
intensitas nyeri
terapi bermain
4) Implementasi Keperawatan
tindakan.
4
5) Evaluasi keperawatan
perubahan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
dibuat. Dalam studi kasus ini akan melakukan evaluasi terhadap data
status pasien dan keluhan pasien atau dari keluarga pasien sebagai
Sumber data yang digunakan pada studi kasus ini yaitu data primer dan
data sekunder. Adapun Studi kasus ini diawali dengan melakukan pengkajian
menggunakan buku catatan, pena, format pengkajian umum dan nyeri, dan
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer ini
a. Wawancara
b. Observasi
1) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
mengumpulkan data.
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
menggunakan stetoskop.
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian. Data
a) Studi dokumentasi
melainkan ke dokumen
5
b) Studi kepustakaan
1) Persiapan
penelitian.
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
1. Analisa data
observasi.
2. Penyajian data
Data pada studi kasus disajikan dalam bentuk tekstural, yaitu penyajian data
H. Etika Penelitian
penelitian atau studi kasus yang melibatkan berbagai pihak, yaitu pihak peneliti
dan pihak yang diteliti. dan masyarakat yang akan akan memperoleh dampak
studi kasus dilakukan Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil studi kasus yang akan disajikan. Untuk
menjaga kerahasiaan subyek studi kasus, maka pada lembar yang telah diisi
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2008). Peneliti
(Donsu J, 2016).
53
BAB IV
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
sebagai berikut.
Pada pengkajian identitas klien diperoleh data nama klien adalah Nn.
seorang pelajar, belum ada pekerjaan dan pendapatan, tanggal MRS 8-3-
2021. Penanggung jawab klien adalah Tn. Ridwan, jenis kelamin : laki laki,
pekerjaan petani, hubungan dengan klien : ayah dengan alamat di Desa Mata
mengatakan diperut dan skala nyeri 5, klien mengatakan mulai dan lamanya
keluhan sejak lebih dari 8 jam sebelum ke rumah sakit. Klien mengatakan
bergerak.
58
5
memiliki kebiasaan merokok, minum alcohol, minum kopi dan minum obat-
obatan.
X X X X
? 49
X ? ? 53
29 25 24 19
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
x : Meninggal
anggota keluarga yang menderita penyakit serupa dan tidak ada keluarga
berat badan 48 Kg dan Tinggi badan 159 Cm. Pada pengkajian kepala
nampak simetris, tidak ditemukan adanya edema kelopak mata, tidak ada
ptosis, sklera tidak ada kelainan, konjungtiva tidak anemis, nampak normal
dengan baik. Tidak ditemukan stomatitis warna lidah merah muda, tidak ada
tremor pada lidah, lidah nampa bersih, mulut berbau, gigi nampak lengkap
limfe dan pelebaran vena jugularis. Hasil pengkajian thoraks dan paru
retraksi dinding dada, tanda jejas, taktil fremitus, massa, dispnea, ortopnea
dan bunyi nafas tambahan, perkusi thoraks terdengar sonor, suara nafas
normal dan ada nyeri dada. Pengkajian pada jantung tidak dilakukan.
terdapat distensi abdomen, ostomy tidak ada dan massa. Terdapat tanda jejas
dan nyeri tekan pada perut bagian tengah. Suara peristaltic dan perkusi
dari putting susu, massa, kulit paeu d’orange, nyeri dan lesi. Pada genitalia
luka, tremor, varises, edema dan turgor kulit baik. Tidak terdapat
pergerakan nampak normal dan capillary refilling time (CRT) kurang dari 3
detik. Kekakuan sendi, kekuatan otot, tonus otot, kekuatan sendi nampak
data klien tidak batuk, tidak ada dyspnea, ortopnea, otot bantu pernafasan
dan sianosis, kemampuan mengeluarkan sputum baik dan tidak ada sputum.
Pengkajian kebutuhan istirahat dan tidur didapatkan jumlah jam tidur siang
klien sebelum sakit adalah 1-2 jam dan saat sakit adalah 1-3 jam. Jumlah
jam tidur malam sebelum sakit 7-8 jam dan saat sakit adalah 8 jam. Klien
maupun saat sakit. kegiatan pengantar tidur sebelum sakit adalah nonton tv
dan saat sakit berbaring, perasaan waktu bagun tidur sebelum sakit adalah
baik dan saat sakit kurang baik, penyebab gangguan tidur sebelum sakit
adalah tidak ada dan saat sakit adalah nyeri perut sebelah kanan dan
perasaan mengantuk sebelum sakit adalah dan saat sakit tidak ada.
sakit adalah pelajar dan saat sakit hanya berbaring, waktu senggang sebelum
Kemampuan
5
berjalan sebelum sakit baik dan saat sakit terbatas, Kemampuan merubah
posisi saat berbaring sebelum sakit baik dan saat sakit berkurang,
sebelum sakit adalah baik dan saat sakit berkurang, kemampuan berubah
posisi : duduk ke berdiri sebelum sakit baik dan saat sakit berkurang,
sakit berkurang.
dengan aliran yang cepat dan benda asing pada luka. Ada riwayat
urine dalam waktu lama, ada luka pada kulit / jaringan bagian perut dan ada
nyeri pada abdomen sebelah kanan, pencetus nyeri adalah benturan benda
tidak dapat beraktifitas dengan baik, pola interaksi dengan orang terdekat :
masalah
nyeri yang dirasakan dan perasaan yang dialami terkait aktivitas keagamaan
5,05 106/ul, Leukosit 12,1 103/ul, Hematokrit 43,8%, Trombosit 204, Gol
jam, Inj. Ketorolac 1Amp/12 jam 30mg, Inj. Ranitidn 1 amp/12 jam.
KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif :
- Skala nyeri 5
- Pergerakan lambat
- Terdapat tanda jejas dan nyeri tekan pada perut bagian tengah.
- Keadaan umum lemah
6
ANALISA DATA
2. Diagnosa Keperawatan
Data Obyektif :
- Skala nyeri 5
- Pergerakan lambat
- Terdapat tanda jejas dan nyeri tekan pada perut bagian tengah.
- Keadaan umum lemah
- Klien nampak pucat
- Klien nampak meringis
- Tekanan darah 140/90 mmhg
- Pernapasan 20 kali/menit
- Nadi 86 kali/menit, regular
6
3. Intervensi Keperawatan
No Rencana Keperawatan
Kode SDKI/Diagnosis Keperawatan Luaran Intervensi
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1.08238)
(D.0077) yang ditandai dengan keperawatan selama 3x24 Observasi
DS : jam maka tingkat nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(L.08066) menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
- Klien mengeluh nyeri pada perut kriteria hasil sebagai Identifikasi skala nyeri
- Klien mengatakan kecelakaan lalu lintas dan berikut : - Identifikasi respon nyeri non verbal
terbentur pada perutnya - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi faktor yang memperberat
- Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan skor 5 dan memperingan nyeri
DO : - Meringis menurun Terapeutik
- Skala nyeri 5 dengan skor 5 - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Pergerakan lambat - Sikap protektif menurun mengurangi
- Terdapat tanda jejas dan nyeri tekan pada perut dengan skor 5 dengan nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur,
bagian tengah. skor 5 terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
- Keadaan umum lemah - Gelisah menurun dengan aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
- Klien nampak pucat skor 5 kompres hangat/dingin, terapi bermain
- Klien nampak meringis - Kesulitan tidur menurun Edukasi
- Tekanan darah 140/90 mmhg dengan skor 5 - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
- Pernapasan 20 kali/menit - Frekuensi nadi normal mengurangi
Nadi 86 kali/menit, regular dengan skor 5 nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik jika
perlu
6
Diagnosa
Hari/Tgl/jam Implementasi Evaluasi Paraf
Kep.
Nyeri akut Rabu - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, S:
10/03/2021 kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri - Klien mengeluh nyeri pada area perut
08.00 Hasil : Klien mengeluh nyeri pada area perut seperti tertusuk-tusuk
seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5 - klien mengatakan nyeri bertambah bila
08.14 - Mengidentifikasi respon nyeri non verbal bergerak
Hasil : Klien nampak meringis - Klien memilih menggunakan teknik
08.22 - Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan relaksasi napas dalam
memperingan nyeri O:
Hasil : klien mengatakan nyeri bertambah bila bergerak - Skala nyeri 5
09.05 - Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi - Klien nampak meringis
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, - Klien sudah dapat melakukannya
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi secara mandiri setelah diajarkan
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain - Inj. Ketorolac 1Amp/12 jam
Hasil : Klien memilih menggunakan teknik relaksasi 30mg A :
napas dalam - Nyeri akut belum teratasi
09.30 - Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk P : Intervensi dilanjutkan
mengurangi nyeri
Hasil : Klien sudah dapat melakukannya secara mandiri
setelah diajarkan
10.00 - Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik jika
perlu
Hasil : Inj. Ketorolac 1Amp/12 jam 30mg
6
B. Pembahasan
dan tindakan tentang asuhan keperawatan pada Nn. N dengan diagnosa Trauma
1. Pengkajian
yang lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada
data subyektif klien yakni klien mengeluh nyeri pada perut, klien
mengeluh nyeri pada perut, klien mengatakan kecelakaan lalu lintas dan
terbentur pada perutnya, klien mengatakan nyeri hilang timbul, skala nyeri
tanda jejas dan nyeri tekan pada perut bagian tengah, keadaan umum lemah,
klien nampak pucat, klien nampak meringis, tekanan darah 140/90 mmhg,
pernapasan 20 kali/menit dan nadi 86 kali/menit, regular. Hal ini sesuai teori
dengan kasus bahwa Nn. N telah mengalami trauma tumpul abdomen dan
2. Diagnosa Keperawatan
rasa nyaman antara lain yaitu nyeri akut, nyeri kronis, nausea, nyeri
teori di atas dan hasil pengkajian pada kasus nyata tidak didapatkan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus dimana pada klien Nn.N dimana masalah
keperawatan yang muncul sesuai dengan konsep teori yang telah diuraikan
sebelumnya.
6
3. Intervensi Keperawatan
klien yaitu mulai dari kebutuhan paling mendasar yaitu kebutuhan fisologis,
rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, dihargai, serta aktualisasi
diri.
dalam studi kasus ini adalah tingkat nyeri (L.08066) dengan kriteria hasil
skala nyeri, identifikasi respon nyeri non verbal, identifikasi faktor yang
merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan. Hal ini karena dalam
4. Implementasi Keperawatan
maupun objektif pasien (Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin, 2014).
sesuai waktu yang telah ditetapkan yaitu 3 x 24 jam, secara umum semua
klien dan keluarga cukup kooperatif dan kerjasama yang baik antar penulis
dengan perawat ruangan, tim medis lainnya dan fasilitas kesehatan ruangan
5. Evaluasi Keperawatan
balik dan bagian kontrol proses keperwatan, melalui mana status pernytan
pada masalah keperawatan nyeri akut diperoleh bahwa keluhan nyeri mulai
berkurang, skala nyeri menurun yakni 4, saat klien begerak sudah tidak
napas dalam sebagai upaya menurunkan nyeri pada pasien trauma tumpul
berkurang dan skala nyeri 4 dan saat klien begerak sudah tidak terlalu nyeri
mengalami nyeri. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Aini (2018)
6
Palembang.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
mengeluh nyeri pada perut, klien mengatakan kecelakaan lalu lintas dan
tanda jejas dan nyeri tekan pada perut bagian tengah, keadaan umum lemah,
klien nampak pucat, klien nampak meringis, tekanan darah 140/90 mmhg,
pernapasan 20 kali/menit dan nadi 86 kali/menit, regular. Hal ini sesuai teori
dengan kasus bahwa Nn. N telah mengalami trauma tumpul abdomen dan
keluarga dalam kerja sama dengan penulis. Fokus perawatan pasien adalah
berdasarkan SDKI, SLKI dan SIKI terbitan PPNI dimana untuk mengurangi
B. Saran
1. Bagi masyarakat/pasien
sudah pulang seperti menasehati pasien untuk menjaga dan mendukung agar
4. Bagi penulis
Abbasi, S. H. et al. (2018) ‘Ethnic Differences in the Risk Factors and Severity of
Coronary Artery Disease: a Patient-Based Study in Iran’, Journal of
Racial and Ethnic Health Disparities. Journal of Racial and Ethnic Health
Disparities, 5(3), pp. 623–631. doi: 10.1007/s40615-017-0408-3.
Adelgais, K.M, Kupperman, N., Kooistra, J., Garcia, M., Monroe, D. J., Mahajan,
P., Menaker, J., Ehrlich, P., Atabaki, S., Page, K., Kwok, M., Holmes, J. F.
2014. Accuracy of the abdominal examination for identifiying children with
blunt intra-abdominal injuries. The Journal of Pediatrics, 165(6), 1230-1235
Andri & Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Surabaya : Mitra.
Wacana Media
Andrew B Peitzman, M. R. 2014. The Trauma Manual. diterjemahkan Jakarta:
Spiral Manual
Aini, L., Reskita, R. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap
Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur. Jurnal Kesehatan Volume 9, Nomor 2,
Agustus 2018 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK
Andarmoyo. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Media
Asshiddiqi, Mh. 2014. Hubungan Antara Skala Ruptur Lien Pada Trauma Tumpul
Abdomen Yang Memerlukan Pembedahan Dan Yang Tidak Memerlukan
Pembedahan Di Rsup Dr Kariadi Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro
Boutros SM, Nassef MA, Ghany AF. 2015. Blunt abdominal trauma: The role of
focused abdominal sonography in assessment of organ injury and reducing
the need for CT. Alexandria Journal of Medicine. 2015; 52: 35-41.
Dinkes Sultra. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Donsu, Jenita Doli. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Pustaka Baru
Haswita., dan Reni Sulistyowati. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
Timur : CV.Trans Info Media.
Indah J Umboh, H. B. 2016. Hubungan Penatalaksanaan Operatif Trauma
Abdomen dan Kejadian Laparatomi Negatif Di RSUP Prof. Dr. Kandou
Manado. Jurnal Biomedik , 55
LeMone, P, & Burke. 2008. Medical surgical nursing : Critical thinking in client
care.( 4th ed). Pearson Prentice Hall : New Jersey
Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan. Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Ntundu,S.H., Herman, A.M., Kishe, A., Babu, H., Jahanpour,O.F., Msuya,D.,
Chugulu, S.G., Chilonga, K. 2019. Patterns and outcomes of patients with
abdominal trauma on operative management from northern Tanzania: a
prospective single centre observational study. BMC Surgery (2019) 19:69
https://doi.org/10.1186/s12893-019-0530-8
Potter & Perry. 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,. Proses, dan
Praktik. 4th ed. EGC: Jakarta.
Radwan,M.M., Zidan,F.M.A. 2006. Focused Assessment Sonography Trauma
(FAST) and CT scan in blunt abdominal trauma: surgeon‟s perspective.
African Health Sciences, 6(3): 187- 190.
Rekam Medis RS Bahteramas. 2019. Kendari. RSU Bahteramas
Riskesdas. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta : Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP). 2015. Bangli. RSUP Sanglah
Salomone JA, Salomone JP. Blunt abdominal trauma. Available from: URL: http:
//emedicine.medscape. com/article/821995-overview, 2010
Shinta, DWB. 2020. Karakteristik Pasien Trauma Abdomen Di Rsup Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar Periode Januari-Desember 2018. Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Hasanuddin
Suwiyoga, K. Januari 2007. Kanker Serviks: Penyakit Keganasan Fatal yang
dapat di Cegah. Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Volume 31.
Nomor 1
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Wahyudi, Andri Setiya dan Abd. Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta: Mitra Wacana Media
Wiargitha, I. K. 2017. Prediktor Klinis Lesi Intaadomen Pada Penderita Trauma
Tumpul Abdomen Yang Dirawat Konservatif Di Rumah Sakit Sanglah
Denpasar. Jurnal Kesehatan, 13
WHO. 2018. Global status report on road safety 2018. Diakses pada tanggal 10 Mei
2021 dari https://www.who.int/publications/i/item/9789241565684
Yunus, F. 2014. The Asthma Control Test, A new tool to improve the quality of
asthma management. Surakarta: Indah Comp; 361
Zakiyah, Ana. 2015. Nyeri: Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik.
Keperawatan Berbasis Bukti. Jakarta: Salemba Medika.